Anda di halaman 1dari 27

FRAUD DETECTION

Hannah Salamah Putri 1610112137


Lilla Deni Oktavia 1610112138
Lusiana 1610112154
Tanda Tanda Fraud

Fraud (kecurangan) merupakan


suatu tindakan yang dilakukan
secara sengaja untuk tujuan
pribadi atau kelompok, dimana Fraud dapat sedini mungkin
tindakan yang di sengaja terdeteksi jika manajemen atau
tersebut telah menyebabkan internal auditor jeli melihat tanda-
kerugian bagi pihak tertentu tanda fraud tersebut. Tanda-
atau instansi tertentu. tanda fraud tersebut beberapa
diantaranya yaitu :

• Terdapat perbedaan angka laporan keuangan yang mencolok dengan tahun tahun
sebelumnya.
• Seseorang menangani hampir semua transaksi yang penting.
• Transaksi yang tidak didukung oleh bukti yang memadai.
• Perkembangan perusahaan yang sulit.2
Kejanggalan
Akuntansi
Ada dua jenis kesalahan yang terjadi
dalam akuntansi, yaitu kekeliruan
(error) dan kecurangan (fraud),
perbedaan antara error dan fraud ini
Kejanggalan yang terjadi pada manajemen: terletak pada ada atau tidaknya unsur
■ Ketidak cocokan diantara orang – orang kesengajaan. Kekeliruan terjadi pada
yang berada pada manajemen puncak tahap pengelolaan transaksi, saat
■ motivasi serta moral karyawan yang terjadinya transakssi, dokumentasi,
tergolong rendah pencatatan jurnal, pencatatan debit
■ Kurangnya staff di dalam departemen kredit, dan laporan keuangan
akuntansi
■ Penjualan ataupun laba menurun dan di
sisi lain utang piutang dagang meningkat
■ Adanya kelebihan persediaan yang
signifikan
3

Kejanggalan yang terjadi pada karyawan atau
pegawai:
■ Adanya faktur ganda
■ pergantian mutu barang
■ Pencatatan yang salah atau tidak akurat di
dalam buku besar
■ Pengeluaran tanpa dokumen pendukung
. 4
Kelemahan Pada
Pengendalian Internal
Pengendalian internal
merupakan bagian yang sangat
penting agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Tanpa adanya
pengendalian internal, tujuan
tujuan perusahaan tidak dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Semakin besar perusahaan
semakin penting pula arti dari
pengendalian internal dalam
perusahaan tersebut.
Pelaksanaan struktur pengendalian internal yang efisien
dan efektif haruslah mencerminkan keadaan yang ideal.
Namun dalam kenyataannya hal ini sulit untuk dicapai,
karena dalam pelaksanaannya struktur pengendalian
internal mempunyai keterbatasan-keterbatasan. COSO
menjelaskan bahwa pengendalian internal tidak bisa
mencegah penilaian buruk atau keputusan, atau kejadian
eksternal yang dapat menyebabkan sebuah organisasi
gagal untuk mencapai tujuan operasionalnya.

6
Keterbatasan bawaan yang melekat dalam
setiap pengendalian internal sebagaimana
dikemukakan oleh mulyadi (2003) yaitu:
1. Kesalahan dalam pertimbangan
2. Gangguan
3. Kolusi
4. Pengabaian oleh manajemen
5. Biaya lawan manfaat
Mulyadi (1998) yang menyatakan bahwa terdapat empat
elemen pada pengendalian internal yang harus
diperhatikan, antara lain:
■ Struktur organisasi yang memisahkan tanggung
jawab fungsional dengan tegas
■ Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup kepada
harta, utang, pendapatan dan biaya
■ Praktik yang sehat dalam menjalankan tugas dan
fungsi dalam organisasi
■ Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggungjawab.
7
Red Flags

Red Flags merupakan suatu kondisi Ketika suatu kecurangan terjadi,


yang janggal atau berbeda dengan ada tanda-tanda/ jejak-jejak fraud
keadaan normal. Dengan kata lain, yang timbul akibat perbuatan
red flags adalah petunjuk atau fraudster. Red flags memiliki
indikasi akan adanya sesuatu yang berbagai sifat salah satunya adalah
tidak biasa. Dalam mendeteksi adanya anomali/keanehan/sesuatu
kemungkinan terjadinya fraud yang tidak biasa terjadi.
selain diperlukan pemahaman Contohnya,transaksi mencurigakan
mengenai karakteristik skema yang diduga fiktif, atau bukti-bukti
fraud, kita juga perlu mengetahui transaksi yang kemungkinan
tanda-tanda atau hal-hal tertentu dipalsukan.
yang menjadi red flags dalam fraud.
.
8
Red Flags pada Skema
Laporan Keuangan
■ Adanya anomali akuntansi
ran Keuangan
■ Lemahnya pengendalian internal perusahaan
■ Adanya tekanan dari manajemen untuk memenuhi permintaan
keuangan yang agresif
■ Adanya ancaman kepada stabilitas dan profitabilitas keuangan
yang timbul dari ekonomi, industry atau kondisi operasional
■ Adanya kepentingan-kepentingan terselubung dari pihak
eksekutif/ manajemen puncak
■ Pengawasan yang kurang efektif dari pihak eksekutif
manajemen
■ Adanya profit yang tidak biasa/ jauh di atas rata-rata
■ Adanya peningkatan gross margin yang bertolak belakang
dengan kondisi industri lain yang sejenis
■ Adanya transaksi yang tidak biasa
9
dan jumlahnya signifikan
Red Flags pada skema Corruption

1. Konflik kepentingan. Kecurangan konflik kepentingan


melibatkan seorang karyawan yang memiliki hubungan dengan
pihak ketiga dimana ia memperoleh keuntungan dari pihak
ketiga tersebut
2. Penyuapan, red flags nya meliputi :
○ gaya hidup karyawan yang berubah
○ penemuan adanya hubungan antara karyawan dan vendor
○ lemahnya pembagian tugas dalam penyetujuan vendor dan
invoices
3. Pemerasan. Pada dasarnya pemerasan adalah kebalikan dari
penyuapan. Dimana vendor tidak memberikan suap, tetapi
adanya permintaan dari karyawan kepada vendor. Red flags nya
hampir serupa dengan penyuapan
4. Kick backs, merupakan bentuk tindakan kolusi antara karyawan
dengan vendors dengan meninggikan harga kemudian
memberikan kelebihan tersebut kepada karyawan.
10
Red Flags pada skema Asset Misappropriation

Penyelewengan asset adalah tipe skema


kecurangan yang paling umum terjadi dan meliputi
pencurian atau penyalahgunaan asset, biasanya
uang kas. Skema kecurangan yang sering dijumpai
adalah pencucian uang. Pencucian uang

📖
merupakan pengambilan uang yang dilakukan
karyawan dan terjadinya setelah adanya
pencatatan di dalam jurnal, termasuk uang kas dan
cek.
Red flags nya dapat berupa :
○ penurunan jumlah uang deposit di bank
yang tidak biasa dan tidak dapat
dijelaskan
○ perbedaan antara catatan akuntansi
dengan bank statement
○ perubahan gaya hidup dari karyawan
pelaku pencucian uang 11
Kewajiban Auditor Mendeteksi Fraud

Dalam menjalankan tugas auditnya, internal


auditor harus waspada terhadap setiap hal
yang menunjukkan adanya peluang atau
kemungkinan terjadinya kecurangan. Dalam
kenyataannya, kewaspadaan dan sifat
Internal auditor berada dalam posisi yang penting
skeptic yang pada tempatnya, mungkin
untuk memonitor secara terus menerus struktur
merupakan dua keterampilan yang penting
pengendalian intern perusahaan melalui
bagi inernal auditor. Penyelidikan yang kritis
identifikasi dan deteksi atas tanda-tanda (red
terhadap kemungkinan kecurangan, harus
flags) yang mengindikasikan adanya suatu
diikuti oleh penilaian terhadap pengendalian
kecurangan. Internal auditor berada pada posisi
yang ada, praktik pengendalian dan seluruh
yang tepat untuk memehami seluruh aspek
lingkup pengendaliannya yang potensial.
tentang struktur organisasi, tempat pelatihan
Untuk menyelidiki kecurangan yang terjadi
yang tepat, pemahaman mereka tentang sumber
dalam suatu perusahaan/organisasi, sering
daya manusia yang ada, memahami kebijakan
kali dibutuhkan kombinasi keahlian seorang
dan prosedur operasi, dan memahami kondisi
auditor terlatih dan penyelidik criminal.
bisnis dan lingkungan pengendalian intern yang
. memungkinkan untuk mengidentifikasi dan
menilai tanda-tanda atau gejala (symptom
ataupun red flag) kemungkinan terjadinya
12
kecurangan.
SIAS N0.3 menjelaskan tanggungjawab internal auditor
dalam mendeteksi kecurangan yang mencakup :

■ Pertama, internal auditor harus memperoleh


pengetahuan dan pemahaman yang memadai atas
kecurangan agar dapat mengidentifikasi kondisi yang
menunjukkan tanda-tanda fraud yang mungkin akan
terjadi.
■ Kedua, internal auditor harus mempelajari dan menilai
struktur pengendalian perusahaan untuk
mengidentifikasi timbulnya kesempatan terjadinya
kecurangan, seperti kurangnya perhatian dan
efektivitas terhadap system pengendalian intern yang
ada.
13
Dalam kaitannya dengan pendeteksian kecurangan yang
efektif, internal auditor harus mampu melakukan, antara
lain hal-hal berikut :
■ Mengkaji system pengendalian intern untuk menilai
kekuatan dan kelemahannya.
■ Mengidentifikasi potensi kecurangan berdasarkan
kelemahan yang ada pada sistem pengendalian intern.
■ Mengidentifikasi hal-hal yang menimbulkan tanda
tanya dan transaksi-transaksi diluar kewajaran (non
procedural).
■ Membedakan factor kelemahan dan kelalaian manusia
dari kesalahan yang bersifat fraud.
■ Berhati-hati terhadap prosedur, praktik dan kebijakan
manajemen.
14
Skema Fraud dalam Laporan Keuangan

Keuangan
1. Timing Perbedaan (Perlakuan tidak tepat Penjualan)
Salah satu cara ran Keuangan
adalah untuk mendorong kelebihan persediaan
untuk penjual atau konsinyasi dimana persediaan diperlakukan
sebagai penjualan, tahu benar bahwa banyak dari itu akan
dikembalikan-tetapi pada periode berikutnya. Metode ini dikenal
sebagai saluran isian (channel stuffing). Penjualan juga dapat
dipesan dalam pelanggaran lain dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP) (misalnya, pengakuan pendapatan awal).
2. Pendapatan fiktif
Pendapatan fiktif diciptakan hanya dengan mencatat penjualan
yang tidak pernah terjadi. Dapat melibatkan pelanggan nyata atau
palsu. Hasil akhirnya adalah peningkatan pendapatan dan
keuntungan, dan biasanya aset.

15
3. Kewajiban tersembunyi (Pencatatan yang tidak benar dari kewajiban)
Salah satu cara untuk memperbuat skema fraud ini adalah hanya menunda
pencatatan kewajiban di bulan kedua belas tahun fiskal sehingga tahun berjalan
akan memiliki biaya kurang, dan mencatat kewajiban yang di bulan pertama
dari tahun fiskal berikutnya. Cara lain untuk melakukan penipuan ini adalah
untuk memindahkan kewajiban di tempat lain. Jika perusahaan besar dan
memiliki anak perusahaan, tujuan ini dapat dicapai dengan memindahkan
tanggung jawab untuk anak perusahaan.
4. Pengungkapan yang tidak tepat
Salah satu prinsip fraud adalah bahwa hal itu selalu klandestin. Fraudster akan
mencoba untuk menutupi frauds dalam buku-buku. Ini menutup-nutupi meluas
ke pengungkapan. Kasus Enron membuat pengungkapan seperti yang
diperlukan, tetapi mereka begitu dikaburkan bahwa bahkan para ahli keuangan
tidak bisa membacanya dan mengerti persis konsekuensi keuangan. Sebuah
pengungkapan yang tidak memadai dapat menjadi cara untuk
menyembunyikan bukti penipuan. 16
ran Keuangan
5. Penilaian Tidak Benar terhadap Asset (Improper Asset
Valuation)
Dengan menggelembungkan jumlah aktiva (piutang umum,
persediaan, dan aset jangka panjang), memanfaatkan biaya,
atau mengempis akun kontra (penyisihan piutang ragu-ragu,
depresiasi, amortisasi, dll), keuangan akan menunjukkan lebih
tinggi dari ekuitas dan keuntungan. Dalam kasus WorldCom
laporan keuangan fraud, sewa saluran telepon yang jelas beban.
Namun CEO WorldCom yakin akuntan internal dan auditor
keuangan eksternal untuk memperlakukan mereka sebagai
aset. Jadi dengan memindahkan jutaan dolar dari biaya ke
dalam neraca, laporan laba rugi tiba-tiba tampak jauh lebih
baik.

17
Metode Deteksi Fraud

1. Penggunaan teknik-teknik pemeriksaan laporan keuangan.


Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai kewajaran penyajian laporan
keuangan. Ada tujuh langkah pemeriksaan laporan keuangan ini, yaitu:
a. Memeriksa Fisik dan Mengamati
b. Meminta Informasi dan Konfirmasi.
c. Memeriksa Dokumen.
d. Review Analitikal
Review analitikal dapat disajikan melalui beberapa teknik, yaitu:
1) Membandingkan anggaran dengan realisasi
2) Analisis vertikal dan horizontal
3) Analisis Regresi dan Trend
4) Membandingkan data keuangan atau komparasi
5) Analisis Time Series.
6) Menggunakan Indikator Ekonomi Makro.
e. Menghitung Kembali 18
Metode Deteksi Fraud

2. Pemanfaatan teknik perpajakan.


Ada dua macam teknik pemeriksaan perpajakan yaitu Net Worth Method
dan Expenditure Method
Net Worth Method adalah metode yang digunakan untuk menelusuri
penghasilan yang belum dilaporkan oleh wajib pajak. Sedangkan
Expenditure Method adalah metode yang digunakan untuk memeriksa
wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tapi dia mempunyai
pengeluaran pengeluaran besar (mewah).
3. Penelusuran jejak-jejak arus uang.
Penelusuran jejak-jejak arus uang ini lebih dikenal dengan istilah follow
the money. Follow the money secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak
yang ditinggalkan dalam suatu arus uang atau arus dana.
4. Penerapan teknik analisis hukum.
Dalam hal ini akuntan forensik harus mempunyai pemahaman tentang
hukum pembuktian sesuai dengan masalah yang dihadapi, seperti tindak
pidana umum, tindak pidana khusus,
19
serta pencucian uang
5. Pemanfaatan teknik audit investigatif dalam pengadaan barang.
Pemeriksaan pengadaan barang ini merupakan suatu upaya untuk
memastikan bahwa dana publik dibelanjakan dengan baik guna
meningkatkan efektivitas operasional serta sesuai peruntukkannya.

6.) Penggunaan Computer Forensic.

Ada dua pokok utama dalam computer forensic. Pertama, segi-segi teknis
yang berkenaan dengan teknologi (komputer, internet dan jaringan) dan
alat-alat (Windows, Unix, serta Disk drive imaging). Kedua, adalah segi-
segi teknis hukum seperti penggeledahan dan penyitaan barang bukti.

7.) Penggunaan Teknik Interogasi.

Teknik interogasi ini dilakukan secara persuasif. Akuntan biasanya


menggunakan taktik “membuat penyataan” dan bukan “mengajukan
pertanyaan”. 20
8. PenggunaanUndercover Operations.

Undercover Operations adalah suatu kegiatan yang berupaya


mengembangkan barang bukti secara langsung dari pelaku kecurangan
dengan menggunakan samaran (disguise) dan tipuan (deceit).

9. Pemanfaatan Whistleblower.

Whistleblower diterjemahkan secara harfiah dengan istilah peniup peluit.


Maknanya adalah orang yang mengetahui adanya bahaya atau ancaman
dan berusaha menarik perhatian dengan meniup peluitnya .Meniup
peluit disini digunakan dengan kiasan yang artinya adalah membuka aib
dan membocorkan rahasia. Atau dalam istilah lain adalah pelapor
pelanggaran.
21
Identifikasi Pelaku Fraud

■ Dalam upaya menemukan dan memberantas kecurangan, kita perlu


mengetahui profil pelaku. Profil berbeda dengan foto yang
menggambarkan fisik seseorang. Profil memberi gambaran mengenai
berbagai ciri dari suatu kelompok orang, seperti : umur, jenjang
pendidikan, kelompok sosial (kelas atas, menengah, bawah), bahkan
kelompok etnis, dan seterusnya.
■ Upaya untuk mengidentifikasi profil, dalam bahasa Inggris disebut
profiling. Profiling dalam memberantas kejahatan bukanlah upaya yang
baru. Dalam kriminologi Cesare Lombroso dan rekan-rekannya
penganut criminal anthropology percaya bahwa faktor keturunan
merupakan penyebab tingkah laku kriminal. Profiling juga berkembang
sampai kepada ciri psikologis dan psikiatris.
■ Profiling yang dilakukan di Indonesia menemukan bahwa penerima
suap adalah pejabat, pegawai negeri sipil dan militer, di pemerintah
pusat atau daerah. Profil pemberi suap adalah pengusaha.
22
Profiling dalam Kejahatan Terorganisasi
Beberapa ciri penjahat dari etnis Asia. Menurut Manning :
■ Mereka menyepelekan dan tidak menganggap penegak hukum
sebagai abdi masyarakat. Di Asia, penegak hukum diadakan untuk
melindungi yang berkuasa dan partai mereka, bukan untuk
melindungi masyarakat.
■ Mereka menciptakan "mata uang bawah tanah" (underground
currency) dengan mempertukarkan komoditas. Mereka
menanamkan uang mereka dalam emas, permata, dan intan
berlian. Mereka lebih suka menyimpan barang berharga di rumah
atau tempat usaha, daripada menggunakan jasa perbankan.
■ Mereka menyelenggarakan "perkumpulan simpan pinjam"
yang sangat informal. Perkumpulan ini terdiri dari atas 10 sampai
20 orang, umumnya wanita. Dalam setiap pertemuan, terjadi
tawarmenawar untuk penggunaan uang dalam periode tertentu.
■ Kebanyakan orang Asia yakin bahwa setiap pejabat mempunyai
harga, setiap pejabat dapat dibeli. Suap sangat biasa di Asia.
23
■ Profil Korban Fraud
Profiling umumnya dilakukan terhadap pelaku kejahatan tetapi dapat
juga dapat dilakukan untuk korban kejahatan. Tujuannya berbeda.
Kalau profiling terhadap pelaku kejahatan dimaksudkan untuk
memudahkan menangkap pelaku, maka profiling terhadap korban
kejahatan dimaksudkan untuk memudahkan target penyebaran
informasi. Ini adalah bagian dari disiplin ilmu yang disebut viktimologi.
■ Profiling Terhadap Perbuatan (Kejahatan, Fraud, dan Lain-lain)
Profiling dapat juga dilakukan dalam upaya mengenal perbuatannya
atau cara melaksanakan perbuatannya (modus operasi). Profil dari fraud
disebut juga tipologi fraud. Direktorat Jenderal Pajak mengkompilasi
tipologi kejahatan perpajakan. Bank Indonesia melakukan hal yang
sama untuk kejahatan perbankan. Dengan mengumpulkan tipologi
fraud lembaga-lembaga ini, misalnya, dapat mengantisipasi jenis fraud
yang memanfaatkan perusahaan di Negara surga pajak (tax heaven
countries). Atau komisaris bank yang aktif menjalankan usahanya, atau
pemegang saham tidak tercatat sebagai pemegang saham, atau
pegawai rendahan yang menjadi pemegang saham boneka.
24
Terbukti Palsukan Laporan Keuangan, CEO Toshiba Minta Maaf

ran Keuangan
Jakarta, CNN Indonesia -- CEO sementara Toshiba, Masashi Muromachi
mengajukan permohon maaf ke kantor Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe,
Rabu (5/8) menyusul adanya pemalsuan laporan keuangan perusahaan yang
dipimpinnya. Menurut juru bicara Toshiba, Muromachi bertemu dengan
perwakilan Abe dan meminta maaf atas "ketidaknyamanan yang mereka
sebabkan."
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan komite independen bulan lalu tercatat,
Toshiba terbukti memalsukan laporan keuangan dengan meningkatkan
keuntungan sebesar US$ 1,2 miliar selama beberapa tahun. Skandal ini
terungkap setelah pemerintah Abe berusaha meningkatkan kepercayaan
investor asing terhadap Jepang dengan memberi pedoman mengenai tata
kelola perusahaan yang baik. Apalagi, Toshiba bisa disebut sebagai
perusahaan tua yang punya hubungan sangat dekat dengan pemerintah.
Kepala Peneliti di Nomura Research Institute, Sadakazu Osaki mengatakan,
permintaan maaf yang dilontarkan Toshiba mencerminkan sejauh mana para
eksekutif Toshiba dekat dengan pemerintah. "Ini dilakukan karena mereka
Toshiba. Saya tidak berpikir perusahaan lain akan melakukan itu," kata Osaki.
25
Akibat insiden ini, CEO Toshiba sebelumnya yakni Hisao Tanaka
mengundurkan diri dari jabatannya. Sejumlah eksekutif Toshiba, termasuk
wakil ketua Norio Sasaki dan mantan ketua komite audit Makoto Kubo juga
dikabarkan telah hengkang dari perusahaan itu. Posisi Tanaka sementara
digantikan oleh Direktur Masashi Muromachi. Tim penyelidik independen
menemukan bahwa Tanaka mengetahui bahwa perusahaan memanipulasi
laporan keuntungannya dengan nilai mencapai US$ 1,2 miliar selama beberapa
tahun terakhir.
"Saya melihat ini sebagai hal yang paling mencoreng merek kami sepanjang
sejarah 140 tahun berdiri," kata Tanaka dalam sebuah konferensi pers. Pada
bulan depan perusahaan berencana untuk mengumumkan laporan bisnis yang
tertunda, untuk tahun buku yang berakhir pada bulan Maret 2015. Tentu saja,
laporan keuangan yang akan diumumkan tersebut merupakan laporan
keuangan tanpa manipulasi. Pendahulu Tanaka, Wakil direktur Norio Sasaki,
dan penasihat Atsutoshi Nishida, juga akan mundur setelah laporan tim
independen menunjukkan mereka juga telibat dalam skandal keuntungan
untuk Tahun Buku 2008. Tanaka, dan Sasaki ditekan divisi bisnis untuk
memenuhi target yang sulit, dan mereka melebih-lebihkan laba dan menunda
laporan kerugian, di tengah budaya tidak akan melawan keinginan atasan.
26
Thanks!
Any questions?

27

Anda mungkin juga menyukai