Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT
INTERNAL
Perkembangan Internal
AUDIT

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Ekonomi dan Bisnis AKUNTANSI. S1 Hamrul,SE,Ak,MM

Abstract Kompetensi
1.Audit Internal sejarah dan Latar Mampu menjelaskan Audit Internal
Belakang. sejarah dan Latar Belakang.Standar
2.Standar Praktek Internal Audit. Praktek Internal Audit.Standar
3.Standar Profesional Audit Internal. Profesional Audit Internal. Contents Of
4.Contents Of IIA Standard. IIA Standard.Kode Etik: IIA
5.Kode Etik: IIA
1. Audit Internal Sejarah dan Latar Belakang
Audit internal telah berkembang dari sekadar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah-
masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah
bagi manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “Adik” dari profesi auditor
eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun
saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat
perhatian yang lebih luas.

Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas
control, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan public maupun privat. Aspek
keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal, Dulunya auditor
internal pernah dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor mencoba menjalin
kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah
bagi perusahaan. Karena pergeseran pandangan atas fungsi audit internal ini baru terjadi akhir-
akhir ini saja, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering disebut
sebagai audit internal modern.

Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal


Selama beberapa tahun, auditor eksternal terus memberikan pengaruh terhadap perkembangan
audit internal. Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika Ikatan Auditor Internal
(Institute of Internal Auditors (IIA)-dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas ruang
lingkup audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Sejak
saat itu profesi auditor internal setara dengan auditor eksternal.

Istilah auditor internal (internal auditor) dan audit internal (internal auditing) menimbulkan
perdebatan konotasi pada sebagian pendiri IIA. Mereka mencari istilah atau frase yang bisa lebih
baik, menjelaskan peranan auditor internal, namun tak satu pun istilah yang muncul. John B.
Thurston, salah seorang pendiri IIA tahun 1941 menyatakan:

Anda akan mengakui betapa tidak memadainya frase “auditor internal.” Beberapa tahun yang lalu
mungkin istilah tersebut sudah cukup untuk mendeskripsikan pendahulu-pendahulu kita di dalam
profesi ini. Tetapi saat ini, audit, dalam arti yang sebenarnya, hanyalah satu fungsi saja yang
diemban auditor internal, Anggota-anggota komite organisasi kita telah memikirkan kemungkinan
digunakannya beberapa frase atau yang lain dan akhirnya menyimpulkna bahwa kita harus tunduk
pada keputusan terdahulu.

‘13 Audit Internal


2 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Para psiendiri IIA berharap bahwa tindakan nyata akan lebih bermanfaat bagi profesi auditor
internal dalam mencapai jati dirinya ketimbangan mencari istilah yang mendekripsikan profesi
tersebut. Tahun 1941 dapat dikatakan tidak melahirkan profesi yang sama sekali baru seperti
kelahiran kota Athena yang dibangun oleh Zeus, namun memunculkan harapan bagi para pendiri
yang memimpikan audit internal sebagai sebuah profesi yang menyediakan penelaahan
independen atas semua aktivitas perusahaan tidak hanya berkenaan dengan verfikasi aspek-aspek
keuangan saja.

Auditor Eksternal dan Auditor Internal


Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal-hal seperti penelaahan
kecukupan control pada fungsi akuntansi,namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih
banyak dari pada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda. Pengalaman dibidang akuntasi
dapat membantu dalam penyusunan program audit, mengevaluasi system, menganalisis transaksi
mengidentifikasi kerusahan produk, dan mempersiapkan kertas kerja: sehingga banyak auditor
internal direktur dari profesi akuntansi public. Apalagi, banyak kantor publik (KAP) telah mulai
menawarkan jasa audit internal bagi perusahaan. Perlu dicatat bahwa akuntan yang menerapkan
teknik-teknik audit internal bisa melupakan hal-hal penting yang seharusnya dipertimbangkan oleh
seorang auditor internal.
Misi Auditor Eksternal dan Auditor Internal Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah
memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan Tujuan auditor eksternal adalah menentukan
kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk periode tersebut.
Juga, mereka harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan
“Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum” (generally accepted accounting principles-
GAAP): dan diterapkan secara konsiten dengan tahun sebelumnya: dan bahwa aset telah
diamankan dengan semestinya.
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung
jawan mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah
operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan
efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal
yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha.
Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Internal Penelaahan internal atas kontrol-kontrol di
bidang akuntansi merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini;
namun itu bukanlah misi utama mereka. Kerugian akibat proses produksi yang salah,
perekayasaan, pemasan, atau pengelolaan persedian bisa jadi lebih besar dibandingkan kerugian
akibat kelemahan dibidang keuangan. Kontrol manajemen atas aktivitas keuangan telah semakin
kuat selama beberapa tahun ini, namun masih ada beberapa hal yang mengandung kelemahan,

‘13 Audit Internal


3 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penggelapan dapat merugikan perusahaan: kesalahan manajemen dalam mengelola sumber daya
dapat membuat perusahaan bangkrut. Dari sini terlihat satu perbedaan mendasar antara audit
eksternal dan audit internal modern. Audit eksternal memiliki fakus yang sempit, sementara audit
internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif.
Auditor eksternal tidak terlalu memerhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki
dampak yang signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. DiLain pihak, auditor
internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil
apa pun jumlahnya. Perhatian ini bukanlah berasal dari pentingnys memeriksa setiap
penyimpangan yang kecil, namun lebih disebabkan oleh pemahaman bahwa penyimpangan-
penyimpangan kecil bisa menjadi besar sehingga dapat menggoyahkan pilar-pilar perusahaan.

Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disarikan pada tabel berikut ini. Posisi dann fakus
perhatian dari auditor internal modern dibandingkan dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek
keuangan.
Auditor Internal Auditor Eksternal
 Merupakan karyawan perusahaan, atau  Merupakan Orang yang independen di
bisa saja merupakan entitas independen luar perusahaan.
 Melayani kebutuhan organisasi,  Melayani pihak ketiga yang
meskipun fungsinya harus dikelola oleh memerlukan infromasi keuangan yang
perusahaan dapat diandalkan.
 Fakus pada kejadian-kejadian dimasa  Fakus pada ketepatan dan kemudahan
depan dengan mengevaluasi kontrol pemahaman dari kejadian-kejadian
yang dirancang untuk menyakinkan masa lalu yang dinyatakan dalam
pencapaian tujuan organisasi. laporan keuangan.
 Langsung berkaitan dengan pencegahan  Sekali-sekali memerhatikan
kecurangan dalam segala bentuknya pencegahan dan pendeteksian
atau perluasan dalam setiap aktivitas kecurangan secara umum. namun
yang ditelaah. akan memberikan perhatian lebih bila
kecurangan tersebut akan
memengaruhi laporan keuangan
secara material .
 Independen terhadap aktivitas yang  Independen terhadap manajemen dan
diaudit, tetapi siap sedia untuk dewan direksi baik dalam kenyataan
menanggapi kebutuhan dan keinginan maupun secara mental.
dari semua tingkatan manajemen.

 Menelaah aktivitas secara terus-menerus  Menelaah catatan-catatan yang


mendukung laporan keuangan secara

‘13 Audit Internal


4 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
periodik biasanya sekali setahun.

Menuju sebuah Definisi Auditor Internal Auditor internal di seluruh dunia melakukan pekerjaan
mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior.
Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor.

IIA memperkenalkan Standards of Profesional Practive of Internal Auditing (SPPIA): Audit internal
adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan
mengevaluasi aktivitas-aktivitas sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal
terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1)
informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi
perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan
prosedur internal yang bisa diterima telaah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah
dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisian dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi
telah dicapai secara efektif-semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif.

Profesi Audit Internal Banyak jabatan yang mencari identifikasi profesional. Identifikasi tersebut
berlaku untuk dokter pengacara, dan praktisi-praktisi serupa lainnya; namun juga digunakan untuk
mengidentifikasi orang-orang pada karier yang lain yang menerima dana atas kontribusinya. Jadi
berlaku juga untuk atlet penjahit, juru masak, atau seorang pengawas gedung. Tetapi dalam
mengevaluasi disiplin ilmu yang sedang dipelajari, kita mesti menerapkan kriteria lain yang berbeda.
Katalog kriteria berikut ini sedang digunakan untuk menilai kualitas profesional suatu jabatan;
1. Pelayanan kepada Publik. Auditor internal memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan
sumber daya secara efisien dan efektif. Kode etik profesi ini mensyaratkan anggota IIA
menghindari terlibat dalam kegiatan Ilegal. Auditor internal juga melayani publik melalui
hubungan kerja mereka dengan komite audit, dewan direksi, dan badan pengelola lainnya.
2. Pelatihan Khusus berjangka Panjang. Dalam beberapa kasus dan beberapa negara di dunia,
departemen audit internal menerima orang yang memiliki pendidikan atau pelatihan yang
bervariasi. Hanya orang-orang yang menunjukkan keahlian, lulus tes, dan mendapatkan
sertifikat yang dapat menyebut dirinya profesional.
3. Menaati Kode Etik. Anggota IIA harus menaati Kode Etik IIA. Mereka juga harus menaati
Standar Isi kode etik.

‘13 Audit Internal


5 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan-pertemuan. IIA memang sebuah
asosiasi profesional.
5. Publikasi Jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian paraktik, IIA
memublikasikan jurnal teknis, yang bernama Internal Auditor.
6. Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat.
7. Lisensi oleh negara atau sertifikai oleh dewan

Kemajuan Audit Internal Dibandingkan profesi dokter dan pengacara, profesi audit internal
internal masih relatif baru. Bahkan profesi akuntan publik, yang baru akhir-akhir ini dianggap
sebagai kaum profesional, lebih dulu berkembang dibandingkan audit internal,

2. Standar Praktek Internal Audit


Kegiatan audit internal haruslah membantu organisasi menerapkan kontrol yang efektif dengan
mengevaluasi atas efisiensi serta mendorong perbaikan yang terus-menerus.
a. Berdasarkan hasil penentuan risiko, aktifitas audit internal hasulah mengevaluasi kecukupan
dan efektifitas montrol yang mencakup tata kelola, operasi, dan sistem informasi organisasi.
Hal ini meliputi:
 Keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasinal.
 Efektivitas dan efisiensi operasi.
 Pengamanan aktiva.
 Kepatuhan terhadap hukum, regulasi, dan kontrak.
b. Auditor internal harus memastikan lingkup penetapan tujuan dan sasaran operasi dan program
yang harus sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
c. Auditor internal harus menelaah operasi dan program untuk memastikan kesesuaian hasil
dengan tujuan dan sasaran guna menentukan apakah operasi dan program dilaksanakan
sesuai yang diinginkan.
d. Kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi kontrol. Auditor internal harus
memastikan bahwa menajemen telah menetapkan kriteria yang memadai untuk menentukan
pencapaian tujuan dan sasaran. Jika memadai, maka auditor internal seharusnya menggunakan
kriteria tersebut dalam evaluasi mereka. Jika tidak memadai, auditor internal sayongyanya
bekerja sama dengan manajemen untuk membuat kriteria evaluasi yang layak.
e. Practice Advisory melengkapi standard ini untuk kriteria-kriteria kontrol dan memberikan lebih
banyak ketentuan khusus.
Auditor internal harus mengevaluasi target operasi dan ekspektifitas yang ditetapkan dan harus
menentukan apakah standard operasi tersebut dapat diterima dan dicapai. Jika target dan kriteria
manajemen tidak jelas, maka harus dicari interprestasikan yang meyakinkan. Apabila auditor

‘13 Audit Internal


6 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
internal diminta menginterprestasikan atau memilih standar operasi, mereka harus mencapai
kesepakatan dengan klien mengenai kriteria yang diperlukan untuk mengukur kinerja operasi.

3. Standar Profesional Internal Audit

Standar audit berikut ini merupakan ketentuan yang harus dipatuhi oleh Internal Auditor, yang
memuat :
Standar Umum Internal Auditor dan Unit Internal Audit
Internal Auditor harus melaksanakan tugas secara bebas dan obyektif. Unit Internal Audit dan
Internal Auditor harus independen secara organisasi dan independen secara pribadi dalam
sikap perilaku kenyataan dan penampilan. Internal Auditor dapat memberikan pendapat penting
yang tidak tendensius, tidak memihak kepada/ dipengaruhi oleh pihak manapun. Independensi
harus dicapai melalui status organisasi dalam Perusahaan dan obyektivitas Internal Auditor. Internal
Auditor tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan atau evaluasi atas kegiatan-kegiatan dimana
Internal Auditor ikut berperan sebagai pelaksana kegiatan tersebut.
1. Status Organisasi
Untuk mencapai tanggung jawab yang memadai, Unit Internal Audit berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama serta berkoordinasi dengan Komite Audit
melalui kegiatan berkala. Unit Internal Audit harus berada pada level serendah-rendahnya sama
dengan level tertinggi dalam organisasi diluar level Direktorat. Head of Internal Audit
(HOIA) adalah jabatan dengan posisi kepangkatan tertinggi didalam struktur kepangkatan
kepegawaian di Perusahaan. Sesuai dengan kebutuhan, di wilayah-wilayah
tertentu dapat dibentuk unit Representative Office (RO) yang bertanggung jawab langsung
kepada HOIA.

2. Pengangkatan dan Pemberhentian HOIA


Pengangkatan dan pemberhentian HOIA dilakukan dengan Surat Keputusan Direktur Utama
setelah mendapat persetujuan Komisaris Utama.

3. Obyektivitas
a) Dalam menjalankan tugas, setiap Internal Auditor harus memiliki sifat sifat :
Sikap mental independen, setiap individu Internal Auditor dalam menjalankan tugas
harus mampu dan berani menolak segala pengaruh/ intervensi dari pihak manapun,
Objektif dalam menjalankan tugas, setiap individu Internal Auditor harus hasil
kerjanya handal, dapat dipercaya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas, Internal Auditor

‘13 Audit Internal


7 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
harus berada dalam posisi dapat mengambil keputusan profesional secara bebas dan
obyektif.

b) Untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme dari setiap individu Internal


Auditor, diperlukan program/ usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan dari Unit
Internal Audit maupun individu Internal Auditor.
c) Program/ usaha yang diperlukan oleh Unit Internal Audit dalam meningkatkan kemampuan
profesionalisme Internal Auditor antara lain :
 Pemenuhan kebutuhan Unit Internal Audit untuk memiliki individu yang secara kolektif
mempunyai pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas.
 Susunan Tim yang akan diberi penugasan untuk melaksanakan audit, yang memenuhi
syarat kemampuan teknis dan pendidikan tertentu menurut jenis, luas, dan kompleksitas
penugasan.
 Supervisi secara seksama, terdokumentasi dan dapat diuji keefektifannya atas
pelaksanaan tugas secara berkelanjutan mulai dari perencanaan, penyusunan program
kerja, pelaksanaan tugas di lapangan, pelaporan, dan pemantauan tindak lanjut.
 Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya bagi Internal Auditor untuk mendapatkan
pendidikan berkelanjutan berupa training, seminar, studi banding dan sebagainya,
sehingga tetap dapat mengikuti dan memahami perkembangan terakhir mengenai
standar, prosedur, dan teknik audit serta dunia usaha Perusahaan,
 Bila pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dari Internal Auditor tidak memadai
untuk pelaksanaan tugasnya maka pimpinan Unit Internal Audit berwenang memperoleh
saran dan asistensi dari pihak yang kompeten.
d) Program/ usaha individu Internal Auditor dalam meningkatkan kecakapan
profesionalismenya, antara lain :
 Kepatuhan kepada Standar Profesional Internal Audit dan Kode Etik Internal Audit.
 Penguasaan atas pengetahuan, kecakapan, dan disiplin ilmu tertentu yang berkaitan
dengan tugasnya, termasuk kemampuan menerapkan standar, kemampuan
menerapkan pendekatan risk-based audit, prosedur dan teknik audit, praktek bisnis
yang sehat, pemahaman prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
 Keharusan memiliki pengetahuan tentang resiko dan pengendalian yang penting dalam
bidang teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis teknologi informasi.
 Kemampuan berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif dan baik dengan
manajemen Perusahaan maupun pihak terkait lainnya.

‘13 Audit Internal


8 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Keharusan memelihara kemampuan teknis audit melalui pendidikan berkelanjutan
berupa training, seminar dan sebagainya, sehingga tetap mengikuti dan paham tentang
perkembangan terakhir standar, prosedur, dan teknik audit serta dunia usaha
Perusahaan.
 Keharusan menjaga tingkat kecermatan dan kewaspadaan terhadap kemungkinan
penyimpangan, ketidakhematan, ketidakefektifan dan kelemahan pengendalian internal
dengan melakukan pengujian dan verifikasi yang memadai dan dapat
dipertanggungjawabkan.
 Keharusan menggunakan kemahiran dan kecermatan profesional Internal Auditor
dengan memperhatikan :
1) Lingkup penugasan.
2) Tingkat materialitas atau signifikansi masalah,
3) Tingkat keandalan dan efektivitas pengendalian internal.
4) Biaya penugasan dibandingkan dengan potensi manfaat yang diperoleh.
5) Standar operasi yang ada.
6) Penggunaan teknik-teknik bantuan komputer dan teknik–teknik analisis lainnya.

4. Contents Of IIA Standar

Standar Profesi Internal Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas
kinerja Internal Auditor dan hasil audit. Standar audit sangat menekankan kualitas profesional
auditor serta cara auditor mengambil pertimbangan dan keputusan sewaktu melakukan
pemeriksaan dan pelaporan. Hasil audit yang memenuhi standar akan sangat membantu
pelaksanaan tugas Board of directions (BOD, Board of Commissioner dan Unit Bisnis serta Unit
kerja yang diaudit.

Hasil kerja Internal Auditor sangat bermanfaat bagi Pimpinan dan Unit Kerja untuk meningkatkan
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil audit akan dapat dipakai dengan penuh keyakinan,
jika pemakai jasa mengetahui dan mengakui tingkat profesionalisme Internal Auditor. sehingga
diperlukan syarat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh Internal Auditor sebagai standar perilaku
yang menuntut disiplin diri Internal Auditor.

Kode Etik mengatur prinsip dasar perilaku Internal Auditor, yang dalam pelaksanaannya
memerlukan pertimbangan yang seksama dari masing-masing Internal Auditor. Pelanggaran
terhadap Kode Etik merupakan pelanggaran terhadap disiplin Perusahaan yang dapat

‘13 Audit Internal


9 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengakibatkan Internal Auditor diberi peringatan, diberhentikan dari tugas di lingkungan
Internal Audit dan atau dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran
yang dilakukan.

5. Kode Etik
PRINSIP
Auditor internal diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip berikut:
1. Integritas
Integritas auditor internal membentuk keyakinan dan oleh karenanya menjadi dasar kepercayaan
terhadap pertimbangan auditor internal.
2. Objektivitas
Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional pada level tertinggi dalam memperoleh,
mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang diuji. Auditor
internal melakukan penilaian yang seimbang atas segala hal yang relevan dan tidak terpengaruh
secara tidak semestinya oleh kepentingan pribadi atau pihak lain dalam memberikan
pertimbangan.
3. Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak
mengungkap informasi tersebut tanpa kewenangan yang sah, kecuali diharuskan oleh hukum
atau profesi.
4. Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman yang diperlukan dalam
memberikan jasa audit internal.

DAFTRA PUSTKA
1) Lawrence B.Sawyer,JD,CIA,PA, Internal Auditing Buku 1 Salemba Empat tahun 2005.

‘13 Audit Internal


10 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai