Anda di halaman 1dari 18

EMPLOYEE AND

MANAGEMENT
FRAUD
Kelompok 7

Deasy Komalasari
Revi Nanda
Roy Al-Amin
APA ITU
Fraud menurut The Institute of
Internal Auditor (IIA)
Kecurangan merupakan sekumpulan

KECURANGAN?
tindakan yang tidak diizinkan dan
melanggar hukum yang ditandai adanya
unsur kecurangan yang disengaja

International Standards of Auditing


seksi 240 –The Auditor’s
Responsibility to Consider Fraud in an
Audit of Financial Statement pgh 6
Fraud adalah tindakan yang disengaja
oleh anggota manajemen perusahaan,
pihak yang berperan dalam governance
perusahaan, karyawan, atau pihak
ketiga yang melakukan pembohongan/
enipuan untuk memperoleh keuntungan
yang tidak adil atau illegal
FAKTOR UTAMA TINDAK
KECURANGAN ADALAH
MANUSIA DENGAN BERBAGAI ALASAN DARI
DALAM DIRINYA UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
TERCELA
Para "Kriminal Bisnis" dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu:
Kecurangan atau kejahatan yang dilakukan oleh mereka yang
berada dalam struktur jabatan memiliki kewenangan strategis,
well educated, skillfull, atau biasa dikenal sebagai
“kejahatan kerah putih” (white collar crime).

Kecurangan yang dilakukan oleh mereka yang berada di level


structural bawah, frontliners yang bisa berinteraksi dengan
pihak luar, karyawan non permanent (kontrak dan outsourced),
atau biasa dikenal sebagai “blue collar crime”.
KEJAHATAN TUNGGAL
DAPAT DIBEDAKAN KEDALAM 2 KATEGORI

Pelaku menganut “aji mumpung” secara negatif.

Niat curang timbul karena memiliki kesempatan dibalik


otoritas (kepercayaan) yang ada dalam genggamannya.
Pelaku adalah risk taker yang cukup berani sekaligus
ceroboh karena tidak memikirkan konsekuensi
terburukapabila kecurangannya diketahui.

Contohnya: kasir keuangan, petugas konter


penjualan,kolektor tagihan

Pelaku yang memiliki prinsip anti gotong


royong atau yang bertipe silent is gold

Pelaku ini bekerja professional dan secara diam-diam. Biasanya


mereka menguasai keterampilan di bidang Iptek, memiliki akses
vital ke area kerja tertentu, serta memahami berbagai isu
sekitar system security. Tipe ini merancang “road map” secermat
mungkin untuk menghapus jejak dan bukti yang mengarah pada
dirinya. Contoh: Programmer IT, hacker transaksi online
KEJAHATAN KOLEKTIF
DAPAT DIBEDAKAN KEDALAM 2 KATEGORI

Faktor Kesetaraan / kedekatan (Horizontal / Close Relationship)


Antar pelaku kecurangan terbangun suasana saling
menguntungkan (simbiosis mutualisme) atau pelaku
terjebak pada benturan kepentingan (conflict of
interest).

Kondisi conflict of interest mencakup rekan kerja


yang harus dilibatkan karena dinilai sudah “mencium”
kejahatan yang dilakukan, bawahan yang takut dengan
ancaman kehilangan pekerjaan atau rekan kerja yang
ikut merasakan hasil kejahatan.
Relasi Hierarkis (Vertical / Hierarchical
Reason)
Antar pelaku terjalin hubungan atasan-bawahan, senior-junior
yang dimana penuh dengan tenggang rasa. Sebagai contoh,
kebutuhan dari bawah untuk menyiasati sekat otoritas diatasnya
(seperti menyuap atasan), sehingga atasan menutupi aib tim yang
dipimpinnya atau malah terlibat dengan kejahatan tim.
INVESTIGASI KECURANGAN
DALAM INTERNAL AUDIT
Sesuai dengan practice guide “Internal Auditing and Fraud ” yang dikeluarkan
oleh IIA Desember 2009 lalu, peran Aktivitas Audit Internal dalam investigasi
tidaklah kaku dan tidak tunggal. Menurut IIA, Aktivitas Audit Internal
dimungkinkan untuk memikul tanggung jawab utama investigasi kecurangan.

Selain itu, Aktivitas Audit Internal dapat juga bertindak sekadar sebagai
penyedia sumber daya untuk investigasi, atau sebaliknya, dapat juga tidak
dilibatkan dalam investigasi. Aktivitas Audit Internal dapat tidak terlibat
dalam investigasi di antaranya karena harus bertanggung jawab untuk menilai
efektivitas investigasi. Sebab lainnya adalah karena tidak memiliki sumber
daya yang memadai untuk terlibat dalam investigasi.

Dalam beberapa kasus, audit internal juga dapat menggunakan staf nonaudit dari
unit lain didalam organisasi untuk membantu penugasan. Hal ini sering terjadi
bila keahlian yang diperlukan beragam dan tim harus dibentuk dengan segera
INVESTIGASI KECURANGAN
DALAM INTERNAL AUDIT
Dalam hal di mana tanggung jawab utama untuk fungsi investigasi tidak
ditugaskan kepada Aktivitas Audit Internal, Aktivitas Audit Internal masih
dapat diminta untuk membantu penugasan investigasi dalam mengumpulkan
informasi dan membuat rekomendasi untuk perbaikan pengendalian internal. Peran
Internal Auditor Dalam Investigasi Kecurangan adalah:

Melakukan pemeriksaan intern dengan kemahiran jabatannya


Memperhatikan kemungkinan terjadinya keurangan, kesalahan, manipulasi,
inefesiensi, pemborosan, ketidakefektifan, dan conflict of interest
Ditemukannya indikasi kecurangan, maka auditor memberitahukan kepada top
managemet dan melakukan investigasi.
Manajemen membentuk tim (internal auditor, lawyer, investigator, security,
dan spesialis).
FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECURANGAN

Kelemahan pengandalian intern


Konflik kepentingan (conflict of interest) dari pejabat perusahaan
Tidak menyukai kebijkana tertulis mengenai “fair dealing”
Pegawai dan pejabat yang tidak jujur
Ketidak tegasan sanksi yang diberikan
Terlalu yakin dengan orang kepercayaan
Target yang berat dari Top Management
Bonus yang di dasarkan performance
Ambisi terlalu besar dari manager.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR INTERNAL
DALAM AREA PENGENDALIAN KECURANGAN

Dalam penelaahan sistem membantu menilai sejauh mana pencegahan


dan penemuan kecurangan dipertimbangkan dengan wajar;
Berjaga – jaga terhadap kemungkinan kecurangan dalam penelaahan
aktivitas operasional dan penilaian konstruktif atas kemampuan
manajerial;
Membantu pihak lain yang diberi tanggung jawab penyelidikan
kecurangan actual; dan
Melaksanakan penugasan khusus yang berhubungan dengan
kecurangan bila diminta.
Mendeteksi kecurangan adalah
DETEKSI
KECURANGAN
upaya untuk mendapatkan
indikasi awal yang cukup
mengenai tindak kecurangan,
sekaligus mempersempit ruang
gerak pelaku kecurangan MENURUT VALERY G KUMAAT
(yaitu ketika pelaku
menyadari praktiknya telah
diketahui, maka sudah
terlambat untuk mengelak.
Upaya ini bisa berlangsung
dalam waktu relatif cepat,
tetapi terkadangharus
membutuhkan kesabaran hingga
berbulan-bulan (Kumaat,
2011:156).

BEBERAPA CARA MENDETEKSI


KECURANGAN
MENURUT VALERY G KUMAAT

Audit Berbasis Risiko (Risk-Based Audit )


Pengembangan Jaringan Informan (Audit Intelligence) untuk
Deteksi Kecurangan
Indikasi Awal dan Audit Investigasi
PENCEGAHAN
KECURANGAN
Kecurangan yang mungkin terjadi harus
dicegah antara lain dengan cara–cara
berikut:

Pengendalian Intern yang Baik


Mengefektifkan aktivitas pengendalian
Meningkatkan kultur organisasi
Mengefektifkan fungsi internal audit
KECURANGAN
MANAJEMEN
Gejala-gejala kecurangan manajemen dapat berupa:

Laporan yang selalu terlambat

Manajer yang secara rutin mengerjakan tugas bawahannya

Manajer tidak patuh terhadap aturan dan prosedur

Pembayaran kepada kreditor tidak didukung dokumen asli melainkan

dokumen salinan

Adanya memo debit negatif

Komisi yang tidak sejalan dengan peningkatan penjualan


SKANDAL
MANIPULASI
LAPORAN
KEUANGAN PT.
KIMIA FARMA TBK.
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di
Indonesia.
Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen PT. Kimia Farma melaporkan
adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh
Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam
menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur
rekayasa.
Pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali
(restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada
laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56
miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal
yang dilaporkan.
Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa
overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa
overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated
penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang
ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan.
PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar
harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar
harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar
penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan
dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut
dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak
berhasil dideteksi.
Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit
laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku,
namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut.
Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan
kecurangan tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan
bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik
Pemerintah di PT. KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan
keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002.
Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus huruf m –Perubahan
Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3 yaitu Kesalahan Mendasar, sebagai
berikut:

“Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis,


kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta
dan kecurangan atau kelalaian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau
koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan
melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan
sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian
sebagaisuatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan
apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan
masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai