Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Nama Anggota Kelompok (13) : Hana Rihab Radhiyah

Mata Kuliah : Audit Internal

Materi : Employee and Managament Fraud

Pertemuan Ke- : 15 (Lima Belas)

A. Pokok Pikiran

Definisi Kecurangan

Fraud atau kecurangan menurut The Institute of Internal Auditor (IIA) adalah “An array of
irregularities and illegal acts characterized by intentional deception” yang artinya kecurangan
merupakan sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai
dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.

International Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider


Fraud in an Audit of Financial Statement paragraph 6 mendefinisikan fraud sebagai “…tindakan
yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam governance
perusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan / penipuan untuk
memperoleh keuntungan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil yang tidak adil atau
illegal”.

Unsur-Unsur Kecurangan

 Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);


 Dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);
 Fakta bersifat material (material fact);
 Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly);
 Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;
 Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut Yang
merugikannya (detriment).
Investigasi Kecurangan dalam Internal Audit

Sesuai dengan  practice  practice guide  “ Internal  Internal Auditing Auditing and Fraud ”
yang dikeluarkan oleh IIA Desember 2009 lalu, peran Aktivitas Audit Internal dalam investigasi
tidaklah kaku dan tidak tunggal. Menurut IIA, Aktivitas Audit Internal dimungkinkan untuk
memikul tanggung jawab utama investigasi kecurangan. Selain itu, Aktivitas Audit Internal dapat
juga bertindak sekadar sebagai penyedia sumber daya untuk investigasi, atau sebaliknya, dapat
juga tidak dilibatkan dalam investigasi. Aktivitas Audit Internal dapat tidak terlibat dalam
investigasi di antaranya karena harus bertanggung jawab untuk menilai efektivitas investigasi.
Sebab lainnya adalah karena tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk terlibat dalam
investigasi.

Faktor-Fakor yang Berhubugan dengan Kecurangan

Penyebab Kecurangan:

1. Kelemahan pengandalian intern

2. Konflik kepentingan dari pejabat perusahaan

3. Tidak menyukai kebijkana tertulis mengenai “fair dealing”

4. Pegawai dan pejabat yang tidak jujur

5. Ketidak tegasan sanksi yang diberikan

6. Terlalu yakin dengan orang kepercayaan

7. Target yang berat dari Top Management

8. Bonus yang di dasarkan performance

9. Ambisi terlalu besar dari manager

B. Contoh Kasus
Permasalahan

PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada
audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih
sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM).
Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar
dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan
yang cukup mendasar. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena
nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur
produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3
Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar
penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan
kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda
atas penjualan.. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit
laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal
mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu
manajemen melakukan kecurangan tersebut.

Penyelesaian

Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di


PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam
laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan
Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus huruf m
– Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:
“Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam
penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.

Solusi

Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus
diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk
periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum
periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode.

Anda mungkin juga menyukai