DUTASARI CITRA
LARAS (DCL)
PENDAHULUAN
1. Profil Perusahaan
PT. DCL didirikan pada tanggal 24 April 1992. Mereka melakukan berbagai
kegiatan seperti kontraktor, pemborong, perencana, perdagangan umum, dan lain-lain.
Perusahaan ini menjadi bagian dari proyek Hambalang sebagai subkontraktor.
Sebagian besar saham dimiliki oleh Machfud Suroso dan Munadi Herlambang.
Athiyyah Laila, istri dari Anas Urbaningrum, dulunya menjadi komisaris perusahaan
hingga tahun 2008.
Machfud juga menjabat direktur utama di perusahaan itu. Sementara Athiyyah
menjadi komisaris. Akta PT. DCL kembali diubah pada 10 Maret 2008. Saham
Machfud tetap 2.200. Saham Roni dan Athiyyah turun menjadi 1.100. PT MSONS
menjadi pemegang saham baru dengan mengantongi 1.100 saham.
KESIMPULAN
Dari kasus pelanggaran audit internal pada PT. DCL, dapat disimpulkan bahwa
pelanggaran tersebut terjadi karena adanya rekayasa laporan keuangan yang disengaja oleh
Direktur Umum, Audit Internal, dan pihak terlibat lainnya. Dalam konteks ini, seorang
auditor internal memiliki tanggung jawab profesional untuk menjalankan semua kegiatan
dengan integritas dan kehati-hatian yang tinggi.
Audit internal tidak bertanggung jawab dan gagal melaksanakan kehati-hatian
profesionalnya karena tidak melakukan penelusuran yang memadai terhadap bukti-bukti
audit yang ada. Hal ini menyebabkan mereka tidak mengetahui adanya rekayasa dalam
pencatatan laporan keuangan. Mereka hanya mengandalkan bukti-bukti yang diberikan oleh
perusahaan dan tidak menggali informasi tentang faktur pembelian yang fiktif.
Dalam kasus ini, tindakan rekayasa laporan keuangan merupakan bentuk penipuan
yang berpotensi merugikan negara dan para pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu,
penting bagi auditor internal untuk menjalankan tanggung jawab profesional mereka dengan
sungguh-sungguh dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau korporat yang tidak
etis.
SARAN
Pada kasus ini, Auditor Internal seharusnya bertindak dengan profesionalisme dan
jujur sesuai dengan prinsip-prinsip kode etik profesi. Seorang auditor internal memiliki
tanggung jawab profesional terhadap semua kegiatan yang dilakukannya, termasuk dalam
melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Selain itu, sebagai seorang auditor
internal yang profesional, mereka harus menunjukkan objektivitas dalam semua tindakan
yang dilakukan.
Objektivitas mengharuskan seorang auditor internal untuk bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan
atau pengaruh pihak lain. Dengan demikian, mereka dapat memberikan penilaian yang
independen dan akurat terhadap keadaan keuangan perusahaan.
Pengendalian internal di perusahaan ini perlu dijalankan dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomisitas dalam mencegah dan memperbaiki
penipuan terkait laporan keuangan. Dengan menjalankan pengendalian internal yang kuat,
perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya pelanggaran.