NPM : 0518024121
Berikut kronologi kasus PT. Timah Tbk yang merevisi laporan keuangan
tahun 2018 :
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018, terdapat kurang catat beban
pokok pendapatan atas penjualan logam timah sebesar Rp 640 miliar. Salah
satu sebabnya adalah TINS kurang melakukan pencatatan atas biaya jasa
kompensasi bijih timah dan biaya jasa penglogaman bijih timah yang
dilakukan oleh mitra usaha perusahaan.
2. Saldo properti investasi yang tidak tepat Manajemen TINS menyebutkan,
pada tanggal 31 Desember 2018 saldo properti investasi kurang catat sebesar
Rp119 miliar dan aset tetap kelebihan catat sebesar Rp 25 miliar. Selain itu,
pada tahun 2018 keuntungan atas revaluasi properti investasi dalam laba rugi
beserta penghasilan komprehensif lainnya, juga kurang catat masing-masing
sebesar Rp 45 miliar dan Rp 53 miliar. Demikian pula beban lainnya kurang
catat sebesar Rp 4 miliar. Hal tersebut terjadi, salah satunya disebabkan
keuntungan atas revaluasi tanah di Kota Legenda Mustikasari, Bekasi,
berdasarkan laporan penilai independen yang dicatat lebih rendah sebesar Rp
87 miliar pada tahun 2018. Selain itu terdapat tanah dan bangunan di
Pangkal Pinang yang sudah disewa oleh PT Trans Retail Indonesia (TRI) di
tahun 2019. Manajemen TINS melakukan penelaahan ulang atas perjanjian
dan dokumen yang ada dan berkesimpulan bahwa peruntukan dari atas tanah
dan bangunan telah berubah sejak ditandatanganinya letter of intent antara
TINS dengan TRI per Maret 2018. Oleh karena itu, tanah yang sebelumnya
dicatat sebagai aset tetap seharusnya direklasifikasi dan disajikan sebagai
properti investasi dan diukur ke nilai wajarnya sejak Maret 2018. Kenaikan
atas revaluasi tersebut seharusnya dicatatkan sebagai penghasilan
komprehensif lainnya.
Dengan adanya kasus revisi terhadap laporan keuangan tahun 2018 yang
cukup signifikan. Bila sebelumnya laba bersih TINS per 31 Desember 2018
berjumlah Rp 531,35 miliar, kini nilainya direvisi menjadi Rp 132,29 miliar.
Revisi itu menyebabkan laba bersih TINS tahun 2018 turun 73,67 persen
jika dibandingkan perolehan tahun 2017 yang sebesar Rp 502,43 miliar.
Pencatatan Laba bersih yang tidak sesuai dengan interpretasi atas fakta,
keadaan dan perlakuan akuntansi yang relevan berdasarkan pertimbangan
yang telah disebutkan tadi. telah menipu investor dan pemegang saham,
karena investor sebelum menginvestasikan uangnya ke perusahaan PT timah
tbk pasti akan melihat dulu kinerja laporan keuangan nya, dan ternyata
setelah di audit menunjukkan kekeliruan pencatatan atau manipulasi laporan
keuangan. Bagi pemegang saham Hal ini merugikan karena ditipu oleh
laporan keuangan yang dipoles agar terlihat menarik dan hasilnya setelah
diaudit laba bersih menjadi turun dan otomatis harga saham turun juga
dividennya.
3. Negara
PT timah tbk merupakan bagian dari Badan usaha milik negara ( BUMN)
yang bergerak di bidang pertambangan dan timah. Terjadinya kasus revisi
laporan keuangan pada tahun2018 yang mengakibatkan laba bersih turun
menjadi 132,29 miliar atau turun 73,67 persen menjadi suatu kerugian bagi
negara karena penerimaan negara juga harus turun dan Hal ini menambah
Citra buruk BUMN mengenai manipulasi Laporan keuangan yang selama ini
banyak dilakukan oleh perusahaan negara.
4. Mitra Perusahaan
5. Lembaga keuangan
1. Akuntan manajemen
Akuntan manajemen adalah pihak yang bertanggung jawab
menyusun laporan keuangan. Apabila terjadi kesalahan berkaitan
dengan laporan keuangan, Akuntan manajemen lah yang pertama
dicurigai.
2. Jajaran direksi
Jajaran direksi merupakan pihak yang menjalankan aktivitas
perusahaan. Direksi menjadi pihak yang memegang kekuasaan dalam
menjalankan perusahaan. Direksi mempunyai andil dalam pembutan
keputusan pada kasus ini yang pada akhirnya terjadi revisi laporan
keuangan.
3. Akuntan publik
Akuntan publik menjadi selaku pihak yang mengaudit laporan
keuangan milik PT. Timah Tbk.
Tanggung jawab Akuntan publik hanya terdapat Pada Penyampaian
Opini berdasarkan bukti-bukti Audit, jika semua prosedur Audit
sesuai dengan Standar Audit yang berlaku, Maka Auditor tidak
bersalah.
Kemudian dari kasus ini bisa kita analisis bahwa terjadinya kasus
tersebut terdapat prinsip dasar etika yang dilanggar, diantaranya :
A. Integritas
Akuntan harus mematuhi prinsip integritas yang mensyaratkan
Akuntan untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
profesional dan bisnis. Dalam kasus ini terjadi kesalahan dalam
penyajian laporan keuangan perusahaan. Kesalahan ini bisa
menyesatkan secara material. Menurut saya dalam kasus ini,
Akuntan kurang hati-hati dalam membuat laporan keuangan.
Serta adanya pengaburan informasi yang seharusnya
diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.