Anda di halaman 1dari 9

UAS

ETIKA BISNIS

CONTOH
KONTEKSTUAL
PELANGGARAN ETIKA
DALAM KEPROFESIAN
KELOMPOK G
• RAYMOND ADI TANNARA 111.19.035
• IVAN CORNELIUS 111.19.055
• SUSAN ANGGREK 111.19.039
• BAYU HARIANTO 111.19.036
PEMBAHASAN CONTOH KASUS
01
FAKTA YANG
TERJADI 02
ANALISA
03
REFLEKSI DAN
HAL YANG
DILAKUKAN
UNTUK 04
MEMPERBAIKINYA
Komisaris Bongkar Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan PT
Kereta Api
Komisaris PT Kereta Api mengungkapkan adanya manipulasi laporan
keuangan BUMN tersebut di mana seharusnya perusahaan merugi namun
dilaporkan memperoleh keuntungan. kata salah satu Komisaris PT Kereta Api,
Hekinus Manao. Ia menyebutkan, hingga kini dirinya tidak mau
menandatangani laporan keuangan itu karena adanya ketidakbenaran dalam
laporan keuangan BUMN perhubungan itu.
Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia Soemino Eko Saputro menyangkal
ada kekeliruan dan penyelewengan dalam laporan keuangan perusahaan tahun
2005. Laporan keuangan sudah dibuat sesuai syarat dan unsur akuntansi. "Kita
selalu membahas itu dengan baik, mungkin masalahnya adalah persepsi," kata
Soemino di Jakarta, belum lama berselang. Badan Pemeriksa Keuangan, saat
ini, sedang mengaudit laporan keuangan PT KAI secara menyeluruh sesuai
permintaan Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara.Tudingan
laporan keuangan PT KAI tidak beres diungkap Hekinus Manao, seorang di
antara komisaris BUMN pengelola transportasi publik itu. Hekinus
menyatakan, manajemen dan akuntan publik melakukan kekeliruan audit pada
penempatan status pajak pertambahan nilai (PPN) dan inventaris pengadaan
sehingga mengakibatkan posisi keuangan PT KAI jauh berbeda. Hekinus
menilai, seharusnya PT KAI merugi sekitar Rp 600 miliar. Namun hasil audit
justru mencatatkan PT KAI meraup laba Rp 6,9 miliar. Ucapan Hekinus
memancing kontroversi yang luas di kalangan akuntan.
FAKTA YANG TERJADI
Masalah yang terjadi dalam PT KAI ini menyangkut tentang suatu
pelanggaran etika terhadap masyarakat banyak atau masyarakat public,
selain itu juga para pemegang saham dalam perusahaan. Karena skandal –
skandal dalam perusahaan besar ini telah menipu masyarakat banyak, dan
merugikan publik. PT KAI telah memanipulasi laporan keuangan
perusahaan dimana terjadi perbedaan presepsi tentang pencataan piutang,
yang mengakibatkan laporan keuangan menjadi berbeda. PT KAI
mengalami kerugian sebesar Rp63 milyar apabila piutang pihak ketiga yang
tidak tertagih sebesar Rp 96 milyar itu tidak perlu dicatat seagai penerimaan
PT KAI. Sedangkan apabila piutang pihak ketiga yang tidak tertagih dicatat
sebagai penerimaan maka PT KAI mendapatkan keuntungan sebesar Rp6,9
milyar. Akibat dari masalah ini maka timbul pandangan dari pihak
pemegang saham bahwa PT KAI telah melakukan manipulasi laporan
keuangan selama beberapa tahun terakhir dan dapat mengurangi rasa
kepercayaan dari para pemegang saham ditambah lagi dengan pandangan
dari masyarakat yang telah mengetahui kasus ini terutama dari pihak
pemerintah.
ANALISA
Masalah yang terjadi dalam PT KAI ini menyangkut tentang suatu
pelanggaran etika terhadap masyarakat, selain itu juga para pemegang
saham dalam perusahaan. Pada kasus PT KAI, Akuntan ini justru
membuat suatu laporan keuangan yang menyesatkan dan tentu
akibatnya dapat merugikan publik. Karena dengan adanya manipulasi
laporan keuangan yang mengakibatkan ada 2 hal yang membingungkan
antara menerima keuntungan sebesar 6,9 milyar atau mengalami
kerugian sebesar Rp 63 milyar.Hal ini jika dikaitkan dengan teori etika
yang telah dipelajari yaitu seorang akuntan dari PT KAI ini masih belum
sepenuhnya menerapkan 8 prinsip seorang akuntan. Terutama di prinsip
integritas dan prinsip objektivitas. Di prinsip Integritas, Akuntan Internal
PT. KAI tidak melakukan tanggung jawab profesi yang memadai sehingga
berkurangnya integritas BUMN tersebut.Sedangkan di prinsip Objektifitas,
akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau tidak
memihak siapapun. Dalam kasus ini akuntan PT. KAI diduga tidak
obyektif karena diduga telah memanipulasi laporan keuangan sehingga
dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu yang berada di PT. KAI.
REFLEKSI DAN HAL YANG
DILAKUKAN UNTUK
MEMPERBAIKINYA
Dari kasus ini bahwa pihak perusahaan PT KAI melakukan manipulasi sehingga
terjadi perbedaan dalam laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan karena
masih kurangnya pengertian mengenai etika dari seorang akuntan.Hal yang paling
mendasar menjadi seorang akuntan yang professional, seharusnya haruslah
melakukan pekerjaan secara professional juga, yang tidak mengambil keuntungan
dari pekerjaannya, serta tidak memiliki tujuan – tujuan khusus dari pekerjaanya.
Selain itu menjadi seorang akuntan haruslah berpegang pada kode etik yang ada,
yang tidak tergoyah akan banyaknya uang, dan suapan dari bermacam – macam
pihak lain.Dan saran kita untuk mencegah hal ini terjadi lagi, yaitu dengan
dilakukan audit double untuk menghindari manipulasi Laporan Keuangan, agar
bisa di pairkan antara Audit eksternal dari KAP yang ditunjuk dengan Audit dari
BPK dan juga Pengungkapan data perusahaan harus secara real dan transparant
menyangkut data keuangan dengan tujuan agar diketahui secara luas oleh
masyarakat umum.
Link video Kelompok G :
• Raymond Adi Tannara
• https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=2844126592526140&id=100007864805543

• Ivan cornelius
• https://mobile.facebook.com/story.php?
story_fbid=2779713462241566&id=100006088180028&fs=
0&focus_composer=0

• Susan Anggrek
• https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=1104021913406533&id=100013962032185

• Bayu Harianto
• https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=3701157886589246&id=100000852141604&sfn
sn=wiwspmo
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai