Anda di halaman 1dari 23

OLEH:

ARUM ARDIANINGSIH SE, Ak, M.Acc, CA


Sistematika pembahasan

 Pendahuluan
 Isu-isu Etika Bisnis
 Mitos bisnis Amoral
 Sasaran dan lingkup Etika Bisnis
 Prinsip-prinsip Etika bisnis
 Bentuk-bentuk Substansi Etika
Pendahuluan

 Istilah Bisnis sudah muncul sejak tahun 1960-


an.
 Isu etika bisnis kemudian menjadi kajian
diberbagai universitas di Amerika pada tahun
1970-an.
BISNIS.....?.

 BISNIS SEKARANG DAN DULU


 BERBASIS IT (ONLINE) DAN OFFLINE
 PASAR MODERN DAN TRADISIONAL
Isu-isu etika bisnis secara umum
dikategorikan menjadi lima yaitu:

1. Bribery (suap)
2. Coercion (paksaan)
3. Deception (penipuan)
4. Thieft (pencurian)
5. Unfair discrimination
1. Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan,
memberi, menerima atau meminta sesuatu yang berharga
dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat
dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan
untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh.
‘Pembelian’ itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan
sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali’
setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah
dikenali. Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat
dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi
pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai
suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan
oleh pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan,
dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan
jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa
ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan,
pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang
individu.

3. Penipuan (Deception), adalah tindakan


memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang
bukan hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan
pemiliknya. Properti tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.

5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil


atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras,
jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk
memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang
beralasan antara mereka yang ‘disukai’ dan tidak.
Mitos Bisnis Amoral

 Menurut mitos ini, kegiataan orang berbisnis


adalah melakukan bisnis sebaik mungkin
untuk mendapatkan keuntungan, sehingga
yang menjadi perhatian orang bisnis adalah
bagaimana memproduksi, mengedarkan,
menjual dan membeli barang dengan
memperoleh keuntungan.
Argumen-argumen terkait bisnis
amoral
 Argumen yang memperlihatkan tidak ada
hubungan antara etika dan bisnis (bisnis
Amoral)
 Argumen yang membantah bahwa bisnis
merupakan bisnis Amoral
Dewasa ini Etika dalam bisnis
dipandang memberikan banyak keuntungan
diantaranya karena:
1. Bisnis modern dewasa ini para pelaku bisnis dituntut
untuk menjadi orang-orang yang profesional
dibidangnya.
2. Bisnis modern menyadari bahwa pembeli adalah raja
3. Adanya sistem pasar terbuka
4. Perusahaan-perusahaan modern semakin menyadari
bahwa karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk
diekploitasi demi mengeruk keuntungan sebesar-
besarnya namun karyawan dianggap sebagai subyek
utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya
perusahaan tersebut.
Sasaran dan lingkup etika bisnis

Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis


 Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip,
kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang
baik dan etis.
 Etika bisnis menyadarkan kepada masyarakat khususnya
konsumen, buruh atau karyawan serta masyarakat luas pemilik
aset umum semacam lingkungan hidup akan hak dan
kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek
bisnis siapapun juga.
 Etika bisnis berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis atau tidaknya suatu praktek bisnis.
Etika dan Bisnis yang dijalankan

 Etika berkenaan dengan suatu pedoman yang


bersifat sacral, sopan, baik, dihormati, penuh
tata karma, bermoral, tidak mempecundangi,
tidak merugikan, tidak menyusahkan orang
lain dan sebagainya.
 Etika bisnis dimengerti sebagai suatu tatanan
perbuataan baik yang harus diacu dan
dijadikan pedoman untuk melakukan bisnis.
Kenapa Beretika menjadi sulit?.

Menurut Maxwell(2004) ada tiga alasan


mengapa orang memilih tindakan-tindakan tidak
etis yaitu:
1. Orang akan berbuat apa yang paling leluasa bisa
diperbuatnya.
2. Orang akan berbuat demi kemenangan
3. Orang selalu mencoba merasionalisasikan
pilihan-pilihannya dengan relativisme.
Prinsip-prinsip Etika
bisnis
 Prinsip otonomi
 Prinsip keadilan
 Prinsip kejujuran
 Prinsip saling menguntungkan
 Prinsip integritas moral
Bentuk-bentuk substansi mitos
Etika bisnis dalam dunia bisnis
1. Etika bersifat personal
2. Bisnis dan etika jangan dicampuradukkan
3. Etika dan bisnis saling berhubungan
4. Bisnis yang baik berarti mempunyai etika yang
baik
5. Etika dalam bisnis berada dalam wilayah
kelabu(grey area)
Cakupan Etika Bisnis

Individual
Etika Karyawan
Code of Conduct
Kebijakan Internal

Etika Usaha Stakeholders

Societal
Etika terhadap stakeholders
 Customer
 Komitment untuk memberikan produk atau jasa yang
bermutu tinggi, harga yang pantas dan transaksi yang
jujur
 Merebut pelanggan berdasarkan nilai kompetitif dan
bukan berdasarkan suap
 Supplier
 Pemilihan berdasarkan fair competition, jujur dan
terbuka tanpa diskriminasi, tidak tergantung besar
kecilnya perusahaan
 Pembelian hanya berdasarkan kualitas, jasa, harga,
delivery dan nilai terbaik
Etika terhadap stakeholders

 Etika terhadap perusahaan


 dalam bisnis kepentingan perusahaan diatas
kepentingan pribadi
 menjaga kerahasiaan perusahaan
 Etika terhadap kompetitor
 bersaing secara sehat berdasar produk dan jasa
yang dihasilkan
 mendapatkan informasi dengan cara-cara yang
patut dan tidak melanggar hukum
Etika terhadap Stakeholders
 Terhadap karyawan
 Bertindak adil, tanpa perbedaan suku, agama, warna
kulit, usia atau jenis kelamin
 Menghormati kerahasiaan pribadi
 Menjaga kesusilaan
 Komitmen atas kesehatan dan keamanan tempat kerja
 Komunitas
 Anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab
(good and responsible corporate citizen)
 Komitment lokasi, kota dimana perusahaan beroperasi
menjadi lebih baik
 Aktif dalam sosial dan donasi
Kode etik dagang
menurut Islam
 Sesungguhnya Allah suka melihat hamba-Nya berusaha dalam
mencari yang halal (H.R.Thabarani dan Dailami)
 Mencari yang halal itu wajib bagi setiap muslim (H.R.Thabarani)
 Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba
(Q.S.2 al-Baqarah: 275)
 Bahwa Nabi SAW ditanyai: “Mata pencaharian apakah yang paling
baik?”
Jawabnya: “Seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap
jual-beli yang bersih” (H.R.al-Bazaar)
 Pedagang yang jujur lagi terpercaya, adalah bersama-sama para Nabi,
orang-orang yang benar dan para syuhada (H.R.Tirmidzi dan Hakim)

Dr.H.Hamzah Ya’cub, Kode Etik Dagang Menurut Islam


Skema keterkaitan Etika Bisnis
dan Visi Perusahaan
MISI dan VISI

NILAI-NILAI
ORGANISASI

TERMINAL VALUE INSTRUMENTAL VALUE


Kondisi & hasil akhir yang ingin Perilaku yg diinginkan (CODE
dicapai (kuantifikasi visi), mis. OF CONDUCT) sebagai
perusahaan terkemuka di Asia, instrumen dalam mencapai
produk terbaik di dunia, etc. hasil akhir yg diinginkan
(Terminal Value)

Kebijakan-kebijakan (GCG Code, Kebijakan


Pengelolaan Keuangan, SDM, Pengadaan dll)

Peraturan, prosedur, ritual dan ketentuan lain


untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan
mencegah perilaku yang tidak diinginkan
SELESAI……………
MATUR NUWUN......

Anda mungkin juga menyukai