Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian besar
pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika mengindahkan prinsip-
prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan iklim
persaingan usaha sehat yang kondusif.
Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat. Kondisi ini
semakin sulit dan kompleks, karena banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para
pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan
melalui hukum karena sifatnya yang tidak terikat menurut hukum.
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan
konsumen. Indicator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga pasar
yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang sama rari setiap usaha
dalam bidang industry dan perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan
semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan
menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu.
Tanpa kepastian hukum, maka mekanisme pasar akan terancam. Adanya hukum yang
pasti akan memelihara ketertiban dan menjamin transparasi pasar. Makalah ini bertujuan untuk
mengkaji relevansi etika bisnis dengan persaingan usaha di Indonesia.
Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha. Terdapatnya aspek
hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam
bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang kadang – kadang menyebabkan pelaku bisnis
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan persaingan.
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang dilupakan banyak
orang, padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat memahami suatu bisnis persaingan
yang sulit sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun, berpakaian yang baik
sampai bertutur kata semua itu ada “meaning” nya. Bagaimana era global ini dituntut untuk
menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikannya tujuan dengan
baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, kongkalikong menjadi suatu hal yang biasa dalam
tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip menguasai medan dan menghalalkan segala cara
untuk memenangkan persaingan menjadi suatu hal yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu.
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi
serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa,
modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari
satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya
penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global
dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi
perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Etika Bisnis
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya
ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku,
dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis
lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita
temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum (Barten, 2000).
Menurut (Mustika, 2010) etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada
dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka
menengah maupun jangka panjang, karena :
 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
2.2 Perusahaan
Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau
jasa. Hal ini disebabkan karena ‘ kebutuhan ‘ manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan
harus melewati sebuah ‘ proses ‘ di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah ‘ tempat
melakukan proses ‘ sampai bisa langsung digunakan oleh manusia. Untuk menghasilkan barang
siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan – bahan dan faktor pendukung lainnya, seperti
bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan
bahan pembantu serta tenaga kerja dikeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya produksi
(Abiyoga, 2012).
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan
dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan
sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang
dikeluarkan maka perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam
menghasilkan barang perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi
tujuan yaitu keuntungan (Ramdhan, 2010).
Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa.
Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor –
faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan
usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Lembaga yang melakukan usaha pada
perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha berusaha dibidang usaha yang beragam
(Anonim , 2012).

2.3 Peran dan Manfaat Etika


Seorang manusia akan menyelaraskan segala tindak-tanduk dan tingkahlaku menurut
etika yang berlaku di lingkup dia bertempat tinggal dan atau bekerja. Tidak ada satupun manusia
yang dapat hidup sebebas-bebasnya karena manusia hidup dalam suatu konstelasi tingkahlaku
standar, religi, norma, nilai moralitas, dan hukum yang mengatur bagaimana seseorang harus
bertindak dan mengendalikan semangat kebebasan (freedom) serta tunduk terhadap etika yang
disepakati secara luas.
Standar moral yang dikenakan atas orang per orang dianggap menghalangi kebebasan
individu (Lukes, 1973). Menurut paham sosialis, kebebasan dianggap sebagai pemerataan
pembagian kekuasaan dan tentunya juga kebebasan. Istilahnya, kebebasan tanpa kesetaraan
adalah serupa dengan penjajahan oleh mereka yang berkuasa.
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik-buruk.
Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan moral yang dibuat untuk dipatuhi
guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat berjalan dengan semestinya sesuai dengan
yang telah diharapkan.
Peran etika bisnis bagi perusahaan dapat diliha pada :
· Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi
perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam
merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari
masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya,
adil dan jujur.

· Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam
melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan
perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan
penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan
pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
· Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis
perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris
dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota
Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan
kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun
pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak
lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan
kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; Pemegang saham yang
mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam RUPS sesuai dengan
keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki
wewenang pengambilan
keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan
terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku
yang ditetapkan oleh perusahaan.
· Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat
Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra
bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Donasi oleh perusahaan ataupun
pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota
badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal
dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan
diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima
sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
· Kepatuhan terhadap Peraturan
Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan
karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan;
Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
· Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus
menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris dan
Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang
berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-
alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham;
Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta
pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang
menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham
di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai
dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan.
· Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku
Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang
pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses secara wajar dan
tepat waktu; Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap
individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku
perusahaan. Dalam pelaksanannya, Dewan Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite
yang membidangi pengawasan implementasi GCG.
Berikut ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh perusahaan-perusahaan
maupun organisasi :
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan
moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.

III. PEMBAHASAN
3.1 Etika Bisnis di Era Globalisasi
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai
oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi.
Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin
semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari
ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak
Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi
juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas.
Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem
yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi
nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor
demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang
mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan
tingkatan ekonomi, terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang
yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor
barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai penanam
dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam
mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk mendapatkannya.
Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk meraih
keberhasilan:
a) Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih
murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki
keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia
dapat menjual minyak lebih murah.
b) Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih efisien atau
lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama. Contohnya produsen
mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.
Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan. Terdapat beberapa
halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti perbedaan sosial dan
budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum dan politik. Perusahaan harus mampu
menyikapi barrier tersebut
Selain social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan
kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa,
pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah:
1. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2. Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
3. Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4. Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial
adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan
sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab
sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada
pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan
semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis
dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.
3.2 Etika Bisnis dalam Persaingan
Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan
pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi
persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang
banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang
sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika
bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya.
Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai
moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan bisnis, ia
harus mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan etika bisnis makin penting artinya dalam
upaya menegakkan iklim persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing
bisnis yang sudah jauh dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar moral. Para
pelaku bisnis sudah berani menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi mengindahkan
sopan-santun berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai akibat dari sikap Pemerintah yang
memberi peluang kepada beberapa perusahaan untuk menguasai sektor industri dari hulu ke hilir.

3.3 Persaingan usaha dalam Bisnis

Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan faktor yang
paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam bahasa Inggris persaingan disebut
“competition” , Marshaal Howard berpendapat bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg
dapat digunakan untuk segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya
perekonomian pasar bebas.
Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang lebih efisien dan
mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya. Produsen akan memperoleh
keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen secara efisien, dan sebaliknya
apila ia tidak mampu, maka ia akan mengalami kerugian dan kebangkrutan.
Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para pesaing bisnis untuk
menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan efisien
akan memperoleh keuntungan yang besar dan tetap hidup. Sedangkan perusahaan yang tidak
efisien akan mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan bangkrut.
Adanya persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar bebas, dimana tidak ada
larangan-larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar atau masuk dari pasar.
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah terbentuknya
harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk pilihan maupun
kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member
kontribusi pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh
permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual sama dengan jumlah
pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi
negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan
hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.
Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan hasil
pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya. Dalam hal ini para
pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu
sampai industri hilir.
Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat. Disini
persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur, ditambah dengan tidak
adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya
era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan mengandalkan profesionalisme.

3.4 Jenis Persaingan


Persaingan bisnis dapat berbentuk persaingan yang sehat atau sempurna dan persaingan
yang tidak sehat.
1. Persaingan sehat
Persaingan sehat dalam arti positif, adalah sarana atau motivasi dalam bidang industry untuk
menumbuhkan gairah, untuk menciptakan kualitas dan barang dari segi mutunya. Persaingan
sehat bertujuan untuk meningkatkan daya saing dengan menggunakan cara-cara efisien,
meningkatkan produktivitas, mutu dan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Para pengusaha
diisyaratkan berpsikap ksatria dalam menghadapi persaingan sehat. Ini dilakukan dalam praktik
bisnis dengan tidak melanggar etika bisnis.
Dalam struktur persaingan sempurna ada cirri-ciri khusus, yaitu:
a) Terdapat banyak pembeli dan penjual
b) Produk yang ditawarkan banyak dan homogeny
c) Tidak ada larangan masuk pasar.
d) Perolehan yang cukup terhadap informasi pasar.
2. Persaingan tidak sehat
Sekarang masih banyak perusahaan yang melakukan praktik kartel, monopoli, pengendalian
harga dan praktik bisnis tidak sehat lainnya. Upaya pemerintah untuk mewujudkan persaingan
sehat belum terlaksana karena banyaknya hambatan dalam praktik persaingan bisnis di
Indonesia.
Pengusaha besar yang memiiki kekuatan ekonomi untuk sebagian besar tergoda untuk
berbuat salah. Kesalahan itu bisa berupa penetapan harga yang seenaknya, menghalangi arus
perusahaan baru yang masuk atau menghempaskan pesaing.
Perusahaan yang anti persaingan adalah perusahaan yang memegang monopoli murni yang
ditandai keadaan dimana ciri hanya ada satu pengusaha. Pengusaha yang memegang monopoli
murni ini biasanya mampu mengontrol tingkat struktur harga, dan memblokir adanya usaha baru.
Persaingan yang tidak sehat ini, yang ditandai dengan pemusatan kekuatan ekonomi pada
seseorang atau beberapa orang adalah tidak sehat, dan ditinjau dari berbagai sudut mempunyai
sisi negative, karena itu harus dicegah supaya tidak merusak system perekonomian dan system
hukum nasional. Persaingan yang tidak sehat membawa dampak yang tidak baik bagi
perlindungan mesyarakat, dan perkembangan dunia usaha itu sendiri.Persaingan tidak sehat
bertentangan dengan UUD’45 pasal 33 dan cita-cita keadilan social. Karena itu praktek
persaingan yang tidak sehat harus dihindari dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi yang
berazaskan kekeluargaan, keserasian, dan keseimbangan.

3.5 Keuntungan dan Etika


Perlu digaris bawahi bahwa sejak semula tujuan utama bisnis adalah mengejar
keuntungan, atau lebih tapat, keuntungan adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis,
walaupun bukan tujuan satu-satunya. Sebagaimana dianut oleh pandangan bisnis yang ideal,
maka dari sudut pandang etika, keuntungan bukan hal yang buruk. Bahkan secara moral,
keuntungan merupakan hal yang baik, dan diterima karena, pertama, keuntungan memungkinkan
suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa memiliki keuntungan, tidak
ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu tidak akan menjadi
aktivitas ekonomi demi memacu pertumbuhan ekonomi. Ketiga, keuntungan memungkinkan
perusahaan tidak hanya bertahan tetapi juga untuk menghidupi karyawan-karyawannya, bahkan
pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik. keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat terus
mengembangkan usahanya yang berarti menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisa sadar betul bahwa perusahaan yang
unggul bukan karena perusahaan mempunyai kinerja bisnis manajerial financial yang baik,
melainkan perusahaan juga mempunyai kinerja etis dan etos yang baik.
Kedua, dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisnis yang modern sangat sadar
bahwa konsumen adalah raja. Oleh karena itu, hal yang paling pokok untuk bisa untung dan
bertahan dalam pasar yang penuh persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut
dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Ini bukan merupakan hal yang mudah.
Karena dalam pasar yang penuh dengan persaingan dan pasar yang bebas dan terbuka,
dimana ada beragam barang dan jasa ditawarkan dengan harga dan mutu yang kompetitif, sekali
konsumen dirugikan, maka mereka akan berpaling dari perusahaan tersebut.
Yang paling pokok, adalah para pelaku bisnis modern sadar betul bahwa kepecayaan
konsumen hanya mungkin dijaga dengan memperhatikan citra bisnisnya sebagai bisnis yang baik
dan etis. Termasuk didalamnya adalah pelayanan, tanggapan terhadap keluhan konsumen, hormat
pada hak dan kepentingan konsumen, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang baik dan
harga yang sebanding., tidak menipu konsumen dengan iklan bombastis dan seterusnya.
Hal ini kini benar-benar oleh perusahaan-perusahaan yang memang ingin membangun
sebuah kerajaan bisnis bertahan lama, mereka sadar bahwa kini konsumen sangat kritis dan tidak
mudah dibohongi.
Ketiga, dalam system pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral dan
berpihak tetapi secara efektif menjaga agar kepentingan dan hak dari semua pihak dijamin. Para
pelaku bisnis berusaha sebaik mungkin untuk menghindarkan campur tangan pemerintah, karena
baginya akan mengganggu kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif untuk
keperluan itu adalah dengan cara menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu dengan
menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa sengaja merugikan kepentingan semua pihak yang
terkait dalam bisnisnya. Asumsinya adalah, jika sampai terjadi ia menjalankan bisnisnya dengan
merugikan pihak tertentu, maka pemerintah yang tuhasnya adalah menjaga dan menjamin hak
dan kepentingan semua pihak tanpa terkecuali, dan ini kita andaikan dijalankan secara
konsekuen akan serta merta turun tangan mengambil tindakan tertentu untuk menertibkan
praktek bisnis yang tidak baik itu. Termasuk dalam tindakan tersebut, adalah larangan atau
pencabutan ijin usaha perusahaan tersebut yang mana akan fatal bagi nasib perusahaan tersebut.
Jadi, dari pada melakukan bisnis yang melanggar kepentingan, para pelaku bisnis berusaha
sedapat mungkin untuk secara proaktif berbisnis secara baik dan etis. Paling kurang ini adalah
tuntutan dari dalam perusahaan tersebut demi kelangsungan perusahaan itu, demi mendapat
keuntungan yang menjadi tujuan pokok bisnis.
Keempat, perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga
yang siap dieksploitasi demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Justru sebaliknya,
karyawan dianggap sebagai subyek utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat
memungkinkan berhasil tidaknya perusahaan tersebut.
Dalam bisnis yang penuh persaingan ketat, karyawan adalah orang-orang professional
yang tidak mudah diganti. Karena penggantian tenaga professional akan merugikan perusahaan
dari segi financial, waktu, energy, irama kerja perusahaan, team work dan seterusnya. Dengan
demikian yang paling ideal bagi perusahaan modern adalah bagaimana menjaga dan
mempertahankan tenaga kerja professional yang ada daripada membiarkan mereka pergi dan
mengundurkan diri.
IV. PENUTUP
· Kesimpulan
Dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal nilai-nilai dan norma-norma etis. Begitu juga pada
dunia bisnis pada umumnya. Bisnis perlu mengenal dan memperhatikan etika. Dalam dunia
persaingan yang ketat, bisnis yang berhasil adalah bisnis yang memprhatikan nilai-nilai moral.
Jadi antara etika dan bisnis ada relevasinya. Adanya persaingan yang ketat antara pelaku usaha
dan adanya prinsip ekonomi untuk memperoleh kaentungan sebesar-besarnya, membuat para
pelaku bisnis bertindak tidak jujur.
Upaya perlindungan konsumen masih terdapat kendala-kendala antara lain karena rendahnya
kesadaran konsumen akan hak-haknya. Guna melindungi konsumen dan produsen terhadap
perdagangan dalam dan luar negeri, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

· Saran
1. Perlu adanya pendidikan atau penyuluhan tentang etika bisnis kapada para pelaku bisnis.
Demikian pula penyuluhan tentang kehidupan berbisnis yang berlandaskan etika yang
merupakan keadilan ekonomi, serta hasil dari penerapan keadilan, yaitu terwujudnya keadilan
sosial
2. Pemerintah perlu mengembangkan dan menumbuhkan aparatyang mempunyai kemampuan,
kepekaan, serta kewibawaan untuk melaksanakan pengawasanserta pembinaan kepada pelaku
bisnis, agar praktek-praktek yang meninggalkan etika bisnis tidak dilakukan lagi.

Anda mungkin juga menyukai