Anda di halaman 1dari 5

Bank Mega akan laporkan hakim PN Jaksel ke MA dan KY

JAKARTA: PT Bank Mega akan melaporkan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan ke hakim pengawas di Mahkamah Agung (MA) dan ke Komisi Yudisial
(KY). Pasalnya, menurut manajemen Bank Mega, majelis hakim tersebut mengeluarkan
putusan yang bertentangan dengan putusan perkara tindak pidana korupsi (Tipikor)
Bandung. “Isi putusan perdata majelis hakim itu bertentangan dengan bunyi amar putusan
pengadilan Tipikor Bandung yang mengadili perkara yang sama dengan putusan para
terdakwa bersalah dan dihukum untuk mengganti kerugian pada negara cq PT Elnusa
Tbk,” ungkap CorporateSecretary PT Bank Mega, Gatot Arismunandar dalam siaran pers
yang diterima Bisnis, Minggu 25 Maret 2012.
Putusan perkara perdata majelis hakim yang diketuai Ari Jiwantara, antara lain
menghukum PT Bank Mega Tbk untuk mengembalikan dana kepada PT Elnusa Tbk
sebesar Rp111 miliar yang disalahgunakan para terdakwa dalam kasus tersebut.
Gatot mengatakan putusan majelis hakim PN Jaksel itu bertentangan dengan putusan
Pengadilan Tipikor Bandung yang telah menghukum para terdakwa tindak pidana
korupsi.
Mereka adalah Santun Nainggolan, Itman Harry Basuki, Ivan CH Litta, Tengku
Zulham, Andy Gunawan, dan Richard Latief dengan pidana penjara dan membayar ganti
rugi kepada Negara cq. PT Elnusa Tbk.”Dalam putusannya, majelis hakim Tipikor tidak
menyebut-nyebut PT Bank Mega Tbk sebagai institusi yang bertanggung jawab,”
ujarnya. Hal itu, menurut dia, sudah cukup terbukti secara sah bahwa PT Bank
Mega tidak dapat dikategorikan telah melakukan perbuatan melawan hukum sesuai
ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata. “Dan juga yang membayar ganti kerugiannya
menjadi tanggung jawab para terdakwa berdasarkan putusan pidana tersebut,”katanya.
(lea)

Sumber : https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1624186/kronologi-pembobolan-deposito-
elnusa-rp-111-miliar-di-bank-mega
Analisis

Dalam kasus PT. Elnusa dicurigai terjadi pembobolan dana deposito


yang di simpan di Bank Mega KCP Bekasi dan deposito PT Elnusa yang
disimpan di Bank Mega telah raib. Pihak Elnusa mendatangi Bank Mega untuk
mencairkan dana deposito, tetapi pihak Bank menginformasikan bahwa dana
tersebut suda tidak ada karena telah dicairkan. Fraud dicurigai terjadi pada dana
deposito PT. Elnusa sebesar Rp. 111milliar yang telah raib yang disimpan di
Bank Mega.

Pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kasus ini adalah Direktur


Keuangan PT. Elnusa, Kepala Cabang Bank Mega Jababeka, Direksi PT.
Discovery, Komisaris PT. Har, dan staf dari PT. Har. Adanya pembobolan dana
deposito PT. Elnusa oleh sindikat yang didalamnya melibatkan direktur
keuangan Elnusa. Tindakan ini dilakukan secara berkolaborasi dengan beberapa
pihak terkait, dan Bank Mega digunakan sebagai lembaga tempat untuk
bertransaksi. Modus tindakan ini menggunakan dana perusahaan untuk
kepentingan pribadi dengan menginvestasikannya di pihak ketiga yang bergerak
dibidang pengelolaan investasi. Jumlah dana deposito yang telah hilang adalah
sebesar Rp. 111 milliar. Dana tersebut merupakan sisa dari simpanan dana
Elnusa yang semula ditempatkan sebesar Rp. 161 milliar, yang dilakukan secara
bertahap pada tanggal 7 September 2009- 16 Juli 2010. Dan pada tanggal 5
Maret 2010, PT. Elnusa hanya pernah mencairkan satu kali dananya sebesar Rp.
50milliar dari dana yang tersimpan sebanyak Rp. 161 milliar.

Fraud merupakan penipuan yang sengaja dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang sehingga menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak
yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.
Kecurangan umumnya terjadi karena tiga hal utama, yaitu: adanya tekanan
untuk melakukan penyelewengan, adanya kesempatan yang bisa dimanfaatkan
serta adanya pembenaran terhadap tindakan tersebut. Pada
prinsipnya fraudmemiliki tiga unsur, yaitu: adanya perbuatan yang melawan
hukum (illegal acts); dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan/atau dari luar
organisasi serta dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
kelompok sementara di lain pihak merugikan pihak lain baik langsung maupun
tidak langsung.

SOLUSI

Kasus Bank Mega dibawa ke jalur hijau oleh PT. Elnusa. Pegadilan
Tinggi Jakarta memutuskan bahwa pencairan deposito oleh Bank Mega kepada
PT Discovery Indonesia dan Harvestindo Asset Management tanpa
sepengetahuan dan seizin Elnusa selaku Terbanding semula Penggugat, adalah
perbuatan yang melanggar hukum. Adapun hasil putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta ini menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 22
Maret 2012 Nomor: 284/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL sebelumnya dan
mengharuskan Bank Mega untuk segera melakukan pencairan dana deposito
milik Elnusa senilai Rp111 miliar beserta bunganya sebesar 7% persen per
tahun dari jumlah dana Rp111 miliar tersebut terhitung sejak gugatan
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dilunasinya deposito
tersebut.

Bank Indonesia juga memberikan sejumlah sanksi kepada Bank Mega


sebagai tindak lanjut permasalahan dana PT Elnusa yang terjadi di PT Bank
Mega Tbk, Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bekasi Jababeka. Sanksi dan
instruksi yang diberikan kepada Bank Mega yakni:

1. Menghentikan penambahan nasabah DoC baru dan perpanjangan DoC lama, termasuk
untuk produk sejenis seperti Negotiable Certificate of Deposit (NCD), selama satu tahun,
menghentikan pembukaan jaringan kantor baru selama satu tahun. Sanksi tersebut
berlaku sejak 24 Mei 2011.
2. BI akan melakukan fit and proper test terhadap manajemen dan pejabat eksekutif Bank
Mega.
3. BI menginstruksikan Bank Mega untuk :
 mereview seluruh kebijakan dan prosedur, khususnya aktivitas pendanaan termasuk
penetapan target, limit dan kewenangan untuk kantor cabang, kantor cabang
pembantu, kantor kas dan individu, baik nominal maupun suku bunga, pengaturan
wilayah kerja kantor serta mekanisme inisiasi nasabah baru.
 memperbaiki fungsi internal control dan risk management, termasuk kecukupan
jumlah auditor di setiap kantor, proses check and balance baik melalui tahapan
kewenangan maupun sistem, fungsi pengawasan kantor pusat terhadap kantor-kantor
di bawahnya dan prinsip know your employee.
 memberhentikan pegawai di bawah pejabat eksekutif yang terlibat dalam kasus dana
nasabah atas nama PT Elnusa dan dana Pemkab Batubara, Sumatera Utara di KCP
Bekasi Jababeka.
 segera membentuk escrow account senilai dana PT. Elnusa dan Pemkab Batubara,
Sumatera Utara di KCP Bekasi Jababeka. Pencairan escrow account tersebut hanya
dapat dilakukan dengan persetujuan Bank Indonesia dalam hal sudah tidak terdapat
sengketa antara bank dengan nasabah, baik yang diselesaikan melalui keputusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau melalui kesepakatan para pihak.

Rekomendasi agar kasus serupa tidak terjadi yakni sebagai berikut:

1. Membenahi elemen-elemen utama sistem pengendalian intern bank


Tertuang dalam Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Elemen-elemen utama sistem pengendalian intern bank
meliputi Manajemen dan Kultur Pengendalian, identifikasi dan Penilaian Resiko,
kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi sistem akuntansi, informasi dan komunikasi
serta kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan atau kelemahan.
2. Semua lembaga keuangan pasti mempunyai pengendalian internal (audit internal) tapi
tidak semua internal kontrol ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang ada,
dalam sebuah lembaga pengendalian internal adalah ujung tombak agar tidak terjadi
suatu kecurangan dalam lembaga tersebut, pengendalian yang perlu dikakukan oleh Bank
Mega yaitu dari aspek SDM. Dalam merekrut harus dilakukan seleksi yang serius
memang banyak orang yang mempunyai kompetensi yang baik tetapi belum tentu semua
orang yang berkompetensi itu mempunyai perilaku baik. Sebagus apapun pengendalian
iternal suatu perusahaan kalau SDM nya sendiri tidak mampu menjaga komitmen
perusahaan maka sia-sia adanya pengendalian internal tersebut.
3. Peningkatan pengawasan dan memperketat prosedur pengambilan dana yang ada. Juga di
dalamnya termasuk peningkatan komunikasi antar nasabah dan pihak bank agar tidak
terdapat miss komunikasi dan tidak terdapat penyelewengan yang dilakukan oleh pihak
diluar wilayah nasabah.

Anda mungkin juga menyukai