Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KASUS PT SNP

Kelompok X
Siapa SNP Finance?
SNP FINANCE
 Sun Prima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance merupakan
perusahaan multi finance, anak perusahaan dari grup bisnis Columbia.
 Columbia adalah perusahaan retail yang menjual produk perabotan rumah
tangga seperti alat-alat elektronik dan furnitur.
 SNP Finance inilah yang menjadi partner Columbia dalam memfasilitasi
kredit dan cicilan bagi customer Columbia.
 SNP Finance memperoleh dana untuk mencukupi modal kerja yang
dibutuhkan melalui pinjaman Bank. Kredit yang diberikan bank kepada SNP
Finance terdiri dari dua jalur, yang pertama melalui joint financing, dimana
beberapa bank bergabung dan memberikan pinjaman, dan yang kedua
adalah secara langsung, dari sebuah bank kepada SNP Finance.
 Para kreditur mau memberikan pinjaman dari informasi laporan keuangan
yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Deloitte Indonesia yang
merupakan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) asing elit (disebut the Big
Four).
LATAR BELAKANG

 Dimulai pada saat bisnis retail Columbia yang merupakan induk dari SNP
Finance mengalami kemunduran karena perilaku pembelian customer
telah berubah,
 berdampak pada SNP Finance yaitu kredit SNP Finance kepada para bank
– bank/krediturnya tersebut menjadi bermasalah, dalam istilah keuangan
disebut Non Performing Loan (NPL).
Apa yang dilakukan SNP Finance untuk mengatasi
utangnya kepada bank tersebut?

 membuka keran pendanaan baru melalui penjualan surat utang jangka


menengah, disebut dengan MTN (Medium Term Notes). MTN ini sifatnya
hampir mirip dengan obligasi,
 MTN ini diperingkat oleh Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan kembali
lagi bahwa Pefindo juga memberikan peringkat salah satunya adalah
berdasarkan laporan keuangan SNP Finance yang diaudit oleh Deloitte
 Awalnya peringkat efek SNP Finance sejak Desember 2015 – 2017 adalah
A-, bahkan kemudian naik menjadi A di Maret 2018.
 Namun tidak lama kemudian, di bulan Mei 2018 ketika kasus ini mulai
terkuak, perikat efek SNP Finance turun menjadi CCC bahkan di bulan
yang sama tersebut turun lagi menjadi SD (Selective
Default). Default dalam bahasa sederhananya adalah gagal bayar.
 Berikutnya SNP Finance mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU), sebesar kurang lebih Rp 4,07 Trilyun yang terdiri dari kredit
perbankan 2,22 Trilyun dan MTN 1,85 Trilyun.
Identifikasi Masalah

 terjadi pemalsuan data dan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan


oleh manajemen SNP Finance. Diantaranya adalah membuat piutang fiktif
melalui penjualan fiktif.
 Deloitte sebagai auditornya gagal mendeteksi adanya skema kecurangan
pada laporan keuangan SNP Finance tersebut. Deloitte malah
memberikan opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan
SNP Finance.
Analisis Fraud dan Pengendalian
Internal pada SNP Finance
Fraud pentagon
1. Arogansi
2. Kompetensi
3. Peluang
4. Tekanan
5. Rasionalisasi
COSO
Fraud Pentagon
1. Arogansi
 99,998% saham SNP dimiliki oleh keluarga Leo Chandra dan 0,002% milik
Leo pribadi
 Dapat disimpulkan perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga. Ini
membuat mereka merasa dengan mudah melakukan kecurangan karena
berfikir laporan keuangan dapat dengan mudah di manipulasi untuk
kepentingan mereka Bersama.
Fraud Pentagon
2. Kompetensi
 SNP Finance memiliki kemampuan mendapatkan kredit dari beberapa
bank dengan menerbitkan uang jangka menengah atau MTN yang
berhasl diterbitkan karena laporan keuangan perusahaan telah diaudit
oleh KAP Deloitte.
 Dari sinilah kredit macet oleh SNP Finance kemudian dimulai
Fraud Pentagon
3. Peluang
 SNP Finance merupakan mitra kerja yang baik dalam bbrp tahun
sebelumya dengan bbrp Bank terutama Bank Mandiri , karena hubungan
baik ini Bank mandiri memasukkan SNP Finance dalam kelompok
kolektibilitas 2 atau dalam perhatian khusus.
 Track record yang baik selama 16 tahun menjadi nasabah Bank Mandiri
membuat bank berani restukturisasi kredit kepada SNP agar SNP bisa
mendapat kucuran dana dari bank lainnya
 Namun ternyata SNP justru melakukan tindakan penyalahgunaan kredit
yang merugikan berbagai pihak
Fraud Pentagon
4. Tekanan
 Kemampuan membayar hutang yang buruk mejadi tekanan bagi SNP
sehingga membuat SNP memanipulasi laporan keuangan agar terus
mendapat pinjaman dari berbagai sumber
 Tapi dengan memanipulasi ini masalah hutang bukannya selesai, malah
akhirnya laporan keuangan mereka dicurigai OJK
Fraud Pentagon
5. Rasionalisasi
 Keadaan mendesak untuk menyelesaikan atau setidaknya untuk menutupi
masalah hutangnya membuat SNP Finance membenarkan segala cara
untuk tetap mendapatkan kucuran dana dari pihak bank, termasuk
memanipulasi laporan keuangannya
COSO pada SNP

Komponen pengendalian iNternal menurut COSO ada 5:


 Pengendalian lingkungan
 Pengendalian resiko
 Aktivitas pengendalian
 Informasi dan komunikasi
 monitoring
1. Pengendalian lingkungan

 Manajemen puncak membuat kebijakan untuk mengajuakn restrukturisasi


kredit yang diperlukan bukan karena perusahaan menunggak
pembayaran, melainkan agar bias mendapat kucuran dana dari bank lain
dan juga manajemen perusahaan mengajukan pailit sukarela,
 padahal mereka memiliki kredit macet mencapai Rp1,2 trilliun
2. Pengendalian resiko

 PT SNP seharusnya bias melihat resiko apa yang akan dihadapi dalam
menjalankan kegiatan perusahaan sebagai memberikan pembiayaan
kepada berbagai macam produk.
 Hal ini akan membuat SNP suatu saat akan menghadapi kredit macet
 Sebelum kreditnya semakin menumpuk, seharusnya SNP telah menganalisis
dan memilkirkan bagaimana mengatasi masalah ini
3. Aktivitas Pengendalian

 Dalam hal ini, SNP tidak mengindikasikan adanya aktivitas pengendalian


tersebut.
 Auditor internal sebaiknya berperan dalam hal ini untuk mengontrol
jalannya prosedur perusahaan
 Namun, auditor internal tidak dapat mempertahankan integritas dan
objektifitasnya
4. Informasi dan Komunikasi

 Penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai dengan sebenarnya


sebagai dasar untuk mendapatkan keuntungan lain spt yang dilakukan
SNP, sehingga mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memberikan
informasi dan berkomunikasi secara baik kepada berbagai pihak
5. Monitoring

 Peran auditor internal juga sangat diperlukan


 Karena dalam perusahaan merekalah yang menjadi pengawas seluruh
kebijakan maupun prosedur perusahaan
 Seharusnya saat ada pemanipulasian laporan keuangan, auditor internal
mencegah hal tsb dan memberikan solusi terbaik

Anda mungkin juga menyukai