1 (2013)
Dewi Sulistiyoningsih
Dewiiwed23@yahoo.com
Ikhsan Budi Riharjo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the arrangement, the form and the content of financial report of the
foundation which refers to the provisions of PSAK no.45. The object of this research is the foundation of
Zainuddin educational institution. Based on the evaluation to the financial report which is prepared by the
Zainuddin Education Institution Foundation in 2011, the result of the research indicates that: (1) The
foundation only made balance report and lost profit report. (2) Balance report and lost profit report is presented
in appropriate with PSAK no.45, but there is some of account that have not been presented in accordance with
PSAK no. 45 which is the classification of net asset. (3) The foundation doesn’t have a cash flow report which
can give information about cash inflows and cash outflows. Because the foundation assume that the balance
report and lost profit report are compiled every end of the month and accumulated at the end of each year has
provided sufficient information for users of financial statments.
Keywords: the implementation of PSAK No. 45, foundation, financial report.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan, bentuk, dan isi laporan keuangan
pada yayasan dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan PSAK No. 45. Obyek penelitian ini adalah
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin. Berdasarkan evaluasi terhadap laporan keuangan yang
disusun oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin pada tahun 2011, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) Yayasan hanya menyusun laporan neraca dan laporan laba-rugi. (2) Laporan
neraca dan laporan laba-rugi telah disajikan sesuai dengan PSAK No. 45, namun terdapat sebagian
akun yang belum disajikan sesuai dengan PSAK No. 45 yaitu klasifikasi aset bersih. (3) Yayasan tidak
memiliki Laporan Arus Kas yang dapat memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar.
Hal ini disebabkan karena yayasan beranggapan bahwa laporan neraca dan laporan laba-rugi yang
disusun setiap akhir bulan dan diakumulasikan pada setiap akhir tahun telah memberikan informasi
yang cukup bagi pengguna laporan keuangan.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala nasional
maupun internasional. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tanpa pendidikan maka akan menimbulkan
kegagalan individu atau kegagalan suatu bangsa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan, karena pendidikanlah dapat merubah nasib bangsa di Indonesia. Organisasi
nirlaba yang bergerak dalam dunia pendidikan saat ini sangat penting peranannya. Situasi
masyarakat Indonesia yang kebanyakan tidak dapat merasakan pendidikan karena ekonomi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
yang tidak mencukupi, maka dengan kehadiran organisasi nirlaba membantu masyarakat
untuk dapat menikmati dunia pendidikan.
Kemunculan yayasan masih dianggap tabu oleh masyarakat, masih banyak
masyarakat belum mengetahui tentang organisasi yang bersifat nirlaba ini. Seperti yang
diketahui bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan
yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang mencari laba.
Sumber dana organisasi nirlaba ini biasanya tidak hanya dari pelayanan jasa yang
diberikan melainkan juga dari para donatur yang rela menyumbangkan penghasilannya
bagi orang lain. Secara garis besar tujuan organisasi nirlaba yang bergerak dalam dunia
pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: memperoleh laba (bisnis), sedangkan yang
lainnya adalah nirlaba. Baik itu lembaga pendidikan swasta maupun yang didirikan oleh
pemerintah.
Dalam organisasi nirlaba terdapat beberapa transaksi yang jarang atau bahkan tidak
ditemukan pada organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan (IAI, 2009: 45.1).
Namun dalam praktiknya, organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga
seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Para pengelola organisasi nirlaba harus mampu memberikan laporan keuangan yang
baik kepada para penyumbang. Pihak manajemen organisasi harus dapat memikirkan
bagaimana cara menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba kepada pihak internal dan
terutama kepada pihak eksternal agar para penyumbang tidak kehilangan kepercayaan dan
menghentikan sumber dana terhadap organisasi nirlaba yang dikelolanya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban organisasi nirlaba pada donatur atau penyedia
sumber daya maka organisasi nirlaba harus mengkomunikasikan pertanggungjawaban
tersebut melalui laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan bagi organisasi
nirlaba, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
Di dalam PSAK No. 45 diatur mengenai bagaimana bentuk format dari laporan
keuangan yang terdapat pada yayasan yang berisi mengenai laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Standar ini juga
mengatur bagaimana model pencatatannya dan pelaporannya.
Mengingat adanya tuntutan atas akuntabilitas dan transparansi pada sektor publik
serta pentingnya laporan keuangan yang disusun oleh organisasi nirlaba, maka pembahasan
secara mendalam mengenai laporan keuangan yang mengacu pada PSAK No. 45 perlu
untuk dianalisis secara lebih mendalam lagi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih
mendalam bagaimanakah penerapan PSAK No. 45 dalam pelaporan keuangan Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyusunan,
bentuk, dan isi laporan keuangan pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin dengan
mengacu pada ketentuan-ketentuan PSAK No. 45.
TINJAUAN TEORETIS
Organisasi Nirlaba
“Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda,
yang saling tergantung antara satu dengan lainnya, yang berusaha untuk mewujudkan
kepentingan bersama mereka, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya” (Mulyadi dan
Setyawan, 2001:1).
Sesuai dengan namanya, organisasi nirlaba adalah organisasi yang dalam menjalankan
aktivitasnya tidak berorientasi untuk menghasilkan keuntungan bisnis (not for Profit
Organization). Ukuran keberhasilan yang hendak dicapai organisasi nirlaba bukan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
keuntungan secara materi, tetapi hal tersebut bukan berarti organisasi nirlaba tidak boleh
menghasilkan keuntungan.
Menurut PSAK No. 45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009: 45.1). Namun dalam
perkembangan selanjutnya, organisasi nirlaba dapat menerima sumber daya lain dari hasil
pendapatan atas jasa yang diberikan pada publik dan atau investasi yang dilakukan.
“Organisasi nirlaba adalah suatu institusi yang dalam menjalankan operasinya tidak
berorientasi untuk mencari laba” (Widodo dan Kustiawan, 2001: 3). Namun hal demikian
tidak sepenuhnya berarti organisasi nirlaba tidak diperbolehkan menerima atau
menghasilkan keuntungan dalam setiap kegiatan opresionalnya, jika memperoleh
keuntungan akan dipergunakan untuk menutup biaya operasional serta disalurkan kembali
untuk berbagai kegiatan utama lainnya.
Pendapatan Organisasi
Jenis pendapatan yang terdapat pada organisasi nirlaba sangat tergantung kepada
jenis dan karakteristik dari organisasi nirlaba. Menurut Mahsun (2007: 201) secara umum
bila dilihat dari ada atau tidaknya pembatasan dari penyumbang, maka jenis pendapatan
yang terdapat pada organisasi nirlaba dapat dibagi menjadi:
a. Pendapatan tidak terikat
Pendapatan tidak terikat misalnya pendapatan dari unit usaha komersial yang dimiliki,
pendapatan dari sumbangan yang mengikat, penjualan asset dan sejenisnya, pendapatan
dari investasi.
b. Pendapatan terikat secara permanen
Pendapatan terikat secara permanen misalnya, pendapatan berupa hibah atau grant yang
diperoleh dengan mengirimkan proposal kegiatan yang direncanakan. Bila grant
diperoleh, maka harus digunakan sesuai dengan program yang tercantum dalam
proposal tadi.
c. Pendapatan terikat temporer
Pendapatan terikat temporer misalnya diperoleh dari sumbangan untuk program
tertentu, ketika sudah lewat waktuu masih tersedia dananya, maka dapat dialihkan ke
kegiatan lain.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
Yayasan
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian
yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu : (a) Perkumpulan yang
berbentuk badan hukum, seperti perseroan terbatas, koperasi, dan perkumpulan saling
menanggung. (b) Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan
perdata, CV, dan firma (Bastian, 2007: 1).
Menurut (Bastian, 2007: 2) sebagai organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan yang
spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat
kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan
organisasi, dan produktivitas. Sementara tujuan kualitatif dapat disebutkan sebagai efisiensi
dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang
tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan.
Laporan Aktivitas
Di dalam PSAK No. 45 (2009) disebutkan bahwa tujuan utama laporan aktivitas adalah
menyediakan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih.
2. Hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain.
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
Di dalam yayasan menurut Nainggolan (2005: 81) pendapatan yayasan terbagi atas
tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan Tidak Terikat: Pendapatan yayasan yang masuk dalam kategori tida terikat
merupakan pendapatan yang sama dengan pendapatan dalam perusahaan komersial.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
3. Aktivitas pendanaan:
a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang.
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.
4. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai PSAK No. 45 pernah dibahas sebelumnya oleh Budirahardjo
(2009) dari STIE Perbanas Surabaya dengan judul “Penerapan Pelaporan Keuangan Pada
Yayasan Nurul Hayat yang Sesuai dengan PSAK No. 45”. Akan tetapi terdapat perbedaan
yaitu penggunaan satuan kajian atau unit of analysis pada penelitian kualitatif deskriptif ini.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi mengenai
keuangan yang dimiliki oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin apakah sudah
menerapkan pelaporan keuangan organisasi nirlaba yang sesuai dengan PSAK No. 45.
Melakukan proses analisis terhadap data dan informasi yang telah dimiliki oleh Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin antara lain mengenai kebijakan akuntansi, jurnal
pendukung dan catatan yang diperlukan, serta laporan keuangan yayasan. Serta menilai
hasil dari proses analisis dan menarik suatu kesimpulan dari hasil akhir penelitian yang
telah dilakukan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Objek Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma kualitatif positivisme dengan
pendekatan deskriptif, yaitu bentuk pendekatan yang menghimpun fakta tanpa pengujian
hipotesis dengan metode statistik terhadap obyek penelitian yang besifat ilmiah dimana
manusia menjadi instrumen yang mempunyai peran penting dalam menentukan kebijakan
penyusunan laporan keuangan.
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah maka penelitian ini dibatasi
oleh subyek maupun obyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah organisasi nirlaba
yang akan diteliti, yaitu Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin yang merupakan sebuah
organisasi nirlaba yang berlokasi di Jalan Raya Ngeni Kepuh Kiriman, Waru-Sidoarjo.
Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah penerapan pelaporan keuangan organisasi
nirlaba menurut PSAK No. 45, dimana pengungkapan praktik dalam penyusunan laporan
keuangan akuntansi yang berbeda dari setiap organisasi nirlaba dengan organisasi nirlaba
yang lain, serta mengetahui penerapan Standar Akuntansi yang berlaku sebagai pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan yayasan, dalam hal ini apakah laporan keuangan yang
dibuat telah sesuai dengan PSAK No. 45.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
Satuan Kajian
Satuan kajian atau unit of analysis merupakan satuan terkecil objek penelitian yang
diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data. Untuk itu satuan kajian yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah (a) Laporan Posisi Keuangan; (b) Laporan Aktivitas;
(c) Laporan Arus Kas; (d) Catatan atas Laporan Keuangan; (e) Evaluasi kelemahan yang
terjadi di dalam sistem pelaporan keuangan yayasan; (f) Memberikan pemahaman kepada
yayasan tentang manfaat yang akan diperoleh apabila yayasan menyusun laporan keuangan
sesuai dengan PSAK No. 45.
10
dengan PSAK No. 45; (b) Memahami Pernayataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
45 beserta literatur yang berkaitan; (c) Memahami latar belakang yayasan, kebijakan yang
ada dalam yayasan, aturan pencatatan akuntansi, perhitungan akuntansi, pengakuan dan
kebijakan akuntansi yang diterapkan pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin sesuai
dengan PSAK No. 45 atau metode pelaporan keuangan yang ada baik dari hasil wawancara
maupun dokumentasi; (d) Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan untuk kemudian memberikan saran-saran kepada pihak manajemen yang dapat
membantu untuk kemajuan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin.
11
Laporan Neraca
Laporan posisi keuangan atau neraca disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset bersih dan informasi mengenai hubungan
diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Laporan neraca disusun setiap akhir bulan dan diakumulasikan pada setiap akhir
tahun dengan menggunakan metode cash basis, yaitu pemasukan dan pengeluaran kas akan
dicatat jika terjadi realisasinya dalam bentuk uang nominal.
Sebagaimana juga diutarakan oleh Kepala Bagian Anggaran atau Bendahara Bapak H.
Mansur Suud yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan yayasan sebagai
berikut: “Kesulitan dalam menerapkan laporan posisi keuangan pada Yayasan Lembaga
Pendidikan Zainuddin adalah tidak menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan
aset bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu. Hal ini dikarenakan pihak yayasan menganggap bahwa sumbangan yang diberikan
oleh donator tidak perlu penggolongan sumbangan yang disebabkan terbatasnya
sumbangan yang diberikan kepada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin”.
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin tidak mengklasifikasikan akun-akun
tersebut, dimana terdapat akun modal awal yang seharusnya adalah akun aktiva bersih.
Untuk bangunan tidak terdapat akun akumulasi penyusutan bangunan yang seharusnya
menjadi nilai pengurang untuk perolehan bangunan, begitu juga peralatan yang seharusnya
dikurangi dengan akun akumulasi penyusutan peralatan.
Aktiva pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin mempunyai 3 pos penting,
yaitu:
1. Aktiva Lancar
Pada pos ini dicatat segala bentuk aset organisasi yang tingkat likuiditasnya tinggi. Akun-
akun pada pos ini di golongkan dalam akun Kas dan Setara Kas, yaitu dalam bentuk Kas
di tangan dan Kas di Bank.
2. Piutang
Pada pos ini mencatat segala pengeluaran organisasi dalam bentuk hutang yang harus
dilunasi pihak ketiga pada organisasi. Akun yang terdapat pada pos ini adalah Piutang
SPP, yaitu untuk pencatatan penunggakan SPP yang mencatat piutangnya tidak mencatat
kebuku piutang SPP tetapi dapat menghitungnya dari daftar penerimaan SPP.
3. Aktiva Tetap
Aset-aset organisasi yang termasuk di dalam Aktiva Tetap antara lain, bangunan dan
peralatan. Dan tidak ada aktiva tetap yang berupa sumbangan dari donatur untuk dicatat
sebagai aktiva tetap organisasi, karena selama ini tidak ada donatur yang menyumbang
berupa aktiva tetap.
Pada sisi passiva terdapat pos kewajiban dan ekuitas, yaitu:
1. Kewajiban
Pada pos ini Yayasan Lembaga pendidikan Zainuddin tidak pernah memiliki kewajiban
dalam bentuk hutang jangka pendek kepada pihak luar. Dimana hanya terdapat hutang
jangka panjang, yaitu pada penerimaan dimuka yang dapat dihitung dari daftar
penerimaan SPP.
2. Ekuitas
Pada pos ini terdapat akun modal awal dan laba tahun 2011, yaitu:
a. Modal
Pada pos ini merupakan jumlah nominal yang dimasukkan ke dalam akun ini adalah
jumlah penyertaan penanaman modal awal pemilik. Sehingga bertambahnya modal
awal bukan dari perolehan laba, tetapi dari besarnya jumlah modal yang
diinvestasikan oleh pemilik dari sejak berdirinya yayasan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
12
Tabel 1
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Laporan Neraca
31 Desember 2011
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Kewajiban
Kas 7.850.000 Penerimaan dimuka 1.970.300
Bank BRI 53.341.000
Piutang SPP 400.000
Jumlah Aktiva Lancar 61.591.000 Jumlah Kewajiban 1.970.300
Ekuitas
Aktiva Tetap Modal Awal 200.000.000
Bangunan 147.400.000 Sumbangan-donatur 18.000.000
Peralatan 33.027.300 Surplus/Defisit Tahun 22.048.000
Berjalan
Jumlah Aktiva Tetap 180.427.300 Jumlah Modal 240.048.000
Total Aktiva 242.018.300 Total Passiva 242.018.300
Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Laporan Laba-Rugi
Tujuan dari laporan laba-rugi adalah untuk mengukur perkembangan yayasan
dalam suatu periode tertentu, yaitu berupa penghasilan dari penjualan jasa dan biaya yang
dikeluarkan yayasan dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Laporan laba-rugi disusun
pada setiap akhir tahun dengan menggunakan metode cash basis untuk penerimaan atau
pendapatannya.
Berdasarkan PSAK No. 45 tahun 2009 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
seharusnya Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin menyusun laporan aktivitas. Di dalam
PSAK No. 45 dijelaskan pada sisi pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain-lain
disebutkan mengenai sumbangan serta jasa layanan. Sedangkan laporan laba-rugi yang
disusun oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin tidak mengklasifikasikan sumbangan
yang diterima.
Sebagaimana juga diutarakan oleh Kepala Bagian Anggaran atau Bendahara Bapak H.
Mansur Suud yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan yayasan sebagai
berikut: “Kesulitan dalam menerapkan laporan aktivitas pada Yayasan Lembaga Pendidikan
Zainuddin adalah tidak tersedianya informasi yang akurat mengenai perbedaan antara aset
neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat pada awal tahun. Hal ini
dikarenakan adanya kesalahan yang mendasar pada kebijakan akuntansi pada Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin”.
Pada sisi penerimaan atau pendapatan untuk akun lembaga pendidikan dibedakan
jenis pendapatan antara pendapatan usaha, pendapatan program, dan pendapatan donator.
Adapun perbedaan pendapatan tersebut antara lain: (a) Pendapatan Usaha adalah segala
bentuk pendapatan yang diperoleh dan dikelola oleh tiap-tiap departemen atau divisi.
Sehingga nilai pada laporan keuangan adalah nilai bersih atau nilai dari pendapatan usaha
setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional yang terjadi untuk usaha tersebut; (b)
Pendapatan Program adalah pendapatan dari pihak eksternal yang menggunakan jasa
program yayasan untuk kepentingan pihak eksternal dengan tujuan yang tidak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
13
menyimpang dari tujuan yayasan; (c) Pendapatan Donatur ini program yang dijalankan
adalah program yang bertujuan untuk kepentingan pihak ketiga yang nantinya akan
langsung dialokasikan pada program yang berkaitan dengan pihak ketiga yang
membutuhkan dana bantuan atau sumbangan tersebut.
Pada sisi pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh Yayasan terbagi menjadi
beberapa penggolongan biaya, yaitu: (a) Biaya Pendidikan adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk pengelolaan pendidikan. Seluruh biaya yang terjadi sudah termasuk
biaya operasional, sarana dan prasarana, serta biaya gaji yang semuanya terkait dengan
pengembangan Yayasan; (b) Biaya Operasional Sekolah adalah biaya yang dikeluarkan
untuk kebutuhan operasional yayasan, di dalamnya termasuk biaya gaji, biaya ATK, serta
biaya-biaya yang berkaitan dengan operasional yayasan; (c) Biaya Program Yayasan adalah
biaya-biaya yang terjadi untuk menjalankan program yayasan. Pada laporan laba-rugi
pencatatan nilai pada pos ini hanya dicatat sebesar nilai total, sedangkan rincian
pengeluaran dilakukan oleh masing-masing departemen program. Sehingga seluruh
pengelolaan dana bantuan atau sumbangan dari donatur keseluruhan, dialokasikan ke tiap-
tiap departemen sesuai dengan kebutuhan untuk pengelolaannya.
Tabel 2
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2011
Pendapatan:
Uang Spp 66.545.000
Penjualan Buku Paket 76.164.000
Donatur 15.000.000
Warung Sekolah 3.500.000
Jumlah Pendapatan 161.209.000
Biaya-biaya:
Biaya Pendidikan 28.600.000
Biaya Seragam 2.201.000
Perlengkapan Seragam 4.800.000
Kaos Olahraga 480.000
Perlengkapan Sekolah 10.940.000
Jumlah Biaya Pendidikan 46.541.000
Biaya Operasional Sekolah
Honor Guru 60.341.000
Biaya ATK 950.000
Air Minum 1.400.000
Biaya Listrik 480.000
Jumlah Biaya Operasional Sekolah 63.171.000
Biaya Program Yayasan
Program Les 9.135.000
Program Mengaji 3.045.000
Program Ekstrakurikuler 2.554.000
Fotocopy Soal-soal Les 1.010.000
Gaji Guru 10.620.000
Konsumsi 705.000
Insentif Penyelenggara 2.300.000
Cetak LJK 80.000
Jumlah Biaya Program Yayasan 29.449.000
Laba/Rugi Tahun 2011 22.048.000
Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
14
15
Keterbatasan
Adanya keterbatasan dalam memperoleh data laporan keuangan yang terbatas
mengenai aset bersih karena tidak dijelaskan oleh bagian keuangan.
Saran
Setelah mempelajari cara penyusunan laporan keuangan Yayasan Lembaga
Pendidikan Zainuddin, maka yayasan diharapkan: (1) Dapat mengklasifikasikan aset bersih
yang dimiliki ke dalam tiga kategori yaitu aset bersih tidak terikat, terikat temporer, dan
terikat permanen; (2) Yayasan dapat membuat laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan dimana laporan arus kas memberikan penjelasan mengenai arus pemasukan dan
pengeluaran kas yang dibagi ke dalam tiga jenis aktivitas, yaitu aktivitas operasional,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Hal ini semakin memberikan kejelasan
informasi mengenai laporan keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin dan juga
memberikan kemudahan untuk memberikan penilaian terhadap kinerja manajer yayasan.
DAFTAR PUSTAKA
●●●