Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No.

1 (2013)

IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 DALAM PELAPORAN KEUANGAN


PADA YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ZAINUDDIN

Dewi Sulistiyoningsih
Dewiiwed23@yahoo.com
Ikhsan Budi Riharjo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the arrangement, the form and the content of financial report of the
foundation which refers to the provisions of PSAK no.45. The object of this research is the foundation of
Zainuddin educational institution. Based on the evaluation to the financial report which is prepared by the
Zainuddin Education Institution Foundation in 2011, the result of the research indicates that: (1) The
foundation only made balance report and lost profit report. (2) Balance report and lost profit report is presented
in appropriate with PSAK no.45, but there is some of account that have not been presented in accordance with
PSAK no. 45 which is the classification of net asset. (3) The foundation doesn’t have a cash flow report which
can give information about cash inflows and cash outflows. Because the foundation assume that the balance
report and lost profit report are compiled every end of the month and accumulated at the end of each year has
provided sufficient information for users of financial statments.
Keywords: the implementation of PSAK No. 45, foundation, financial report.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan, bentuk, dan isi laporan keuangan
pada yayasan dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan PSAK No. 45. Obyek penelitian ini adalah
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin. Berdasarkan evaluasi terhadap laporan keuangan yang
disusun oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin pada tahun 2011, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) Yayasan hanya menyusun laporan neraca dan laporan laba-rugi. (2) Laporan
neraca dan laporan laba-rugi telah disajikan sesuai dengan PSAK No. 45, namun terdapat sebagian
akun yang belum disajikan sesuai dengan PSAK No. 45 yaitu klasifikasi aset bersih. (3) Yayasan tidak
memiliki Laporan Arus Kas yang dapat memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar.
Hal ini disebabkan karena yayasan beranggapan bahwa laporan neraca dan laporan laba-rugi yang
disusun setiap akhir bulan dan diakumulasikan pada setiap akhir tahun telah memberikan informasi
yang cukup bagi pengguna laporan keuangan.

Kata Kunci: implementasi PSAK No. 45, yayasan, laporan keuangan.

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala nasional
maupun internasional. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tanpa pendidikan maka akan menimbulkan
kegagalan individu atau kegagalan suatu bangsa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan, karena pendidikanlah dapat merubah nasib bangsa di Indonesia. Organisasi
nirlaba yang bergerak dalam dunia pendidikan saat ini sangat penting peranannya. Situasi
masyarakat Indonesia yang kebanyakan tidak dapat merasakan pendidikan karena ekonomi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

yang tidak mencukupi, maka dengan kehadiran organisasi nirlaba membantu masyarakat
untuk dapat menikmati dunia pendidikan.
Kemunculan yayasan masih dianggap tabu oleh masyarakat, masih banyak
masyarakat belum mengetahui tentang organisasi yang bersifat nirlaba ini. Seperti yang
diketahui bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan
yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang mencari laba.
Sumber dana organisasi nirlaba ini biasanya tidak hanya dari pelayanan jasa yang
diberikan melainkan juga dari para donatur yang rela menyumbangkan penghasilannya
bagi orang lain. Secara garis besar tujuan organisasi nirlaba yang bergerak dalam dunia
pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: memperoleh laba (bisnis), sedangkan yang
lainnya adalah nirlaba. Baik itu lembaga pendidikan swasta maupun yang didirikan oleh
pemerintah.
Dalam organisasi nirlaba terdapat beberapa transaksi yang jarang atau bahkan tidak
ditemukan pada organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan (IAI, 2009: 45.1).
Namun dalam praktiknya, organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga
seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Para pengelola organisasi nirlaba harus mampu memberikan laporan keuangan yang
baik kepada para penyumbang. Pihak manajemen organisasi harus dapat memikirkan
bagaimana cara menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba kepada pihak internal dan
terutama kepada pihak eksternal agar para penyumbang tidak kehilangan kepercayaan dan
menghentikan sumber dana terhadap organisasi nirlaba yang dikelolanya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban organisasi nirlaba pada donatur atau penyedia
sumber daya maka organisasi nirlaba harus mengkomunikasikan pertanggungjawaban
tersebut melalui laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan bagi organisasi
nirlaba, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
Di dalam PSAK No. 45 diatur mengenai bagaimana bentuk format dari laporan
keuangan yang terdapat pada yayasan yang berisi mengenai laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Standar ini juga
mengatur bagaimana model pencatatannya dan pelaporannya.
Mengingat adanya tuntutan atas akuntabilitas dan transparansi pada sektor publik
serta pentingnya laporan keuangan yang disusun oleh organisasi nirlaba, maka pembahasan
secara mendalam mengenai laporan keuangan yang mengacu pada PSAK No. 45 perlu
untuk dianalisis secara lebih mendalam lagi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih
mendalam bagaimanakah penerapan PSAK No. 45 dalam pelaporan keuangan Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyusunan,
bentuk, dan isi laporan keuangan pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin dengan
mengacu pada ketentuan-ketentuan PSAK No. 45.

TINJAUAN TEORETIS
Organisasi Nirlaba
“Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda,
yang saling tergantung antara satu dengan lainnya, yang berusaha untuk mewujudkan
kepentingan bersama mereka, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya” (Mulyadi dan
Setyawan, 2001:1).
Sesuai dengan namanya, organisasi nirlaba adalah organisasi yang dalam menjalankan
aktivitasnya tidak berorientasi untuk menghasilkan keuntungan bisnis (not for Profit
Organization). Ukuran keberhasilan yang hendak dicapai organisasi nirlaba bukan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

keuntungan secara materi, tetapi hal tersebut bukan berarti organisasi nirlaba tidak boleh
menghasilkan keuntungan.
Menurut PSAK No. 45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009: 45.1). Namun dalam
perkembangan selanjutnya, organisasi nirlaba dapat menerima sumber daya lain dari hasil
pendapatan atas jasa yang diberikan pada publik dan atau investasi yang dilakukan.
“Organisasi nirlaba adalah suatu institusi yang dalam menjalankan operasinya tidak
berorientasi untuk mencari laba” (Widodo dan Kustiawan, 2001: 3). Namun hal demikian
tidak sepenuhnya berarti organisasi nirlaba tidak diperbolehkan menerima atau
menghasilkan keuntungan dalam setiap kegiatan opresionalnya, jika memperoleh
keuntungan akan dipergunakan untuk menutup biaya operasional serta disalurkan kembali
untuk berbagai kegiatan utama lainnya.

Ciri-ciri Organisasi Nirlaba


Karakteristik organisasi nirlaba dalam menjalankan operasinya tidak bertujuan untuk
menghasilkan laba atau keuntungan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur, visi,
serta misi dari organisasi nirlaba. Dalam ruang lingkup PSAK No. 45 (2009: 45.2), dikatakan
bahwa sebuah organisasi nirlaba harus memenuhi karakeristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

Pendapatan Organisasi
Jenis pendapatan yang terdapat pada organisasi nirlaba sangat tergantung kepada
jenis dan karakteristik dari organisasi nirlaba. Menurut Mahsun (2007: 201) secara umum
bila dilihat dari ada atau tidaknya pembatasan dari penyumbang, maka jenis pendapatan
yang terdapat pada organisasi nirlaba dapat dibagi menjadi:
a. Pendapatan tidak terikat
Pendapatan tidak terikat misalnya pendapatan dari unit usaha komersial yang dimiliki,
pendapatan dari sumbangan yang mengikat, penjualan asset dan sejenisnya, pendapatan
dari investasi.
b. Pendapatan terikat secara permanen
Pendapatan terikat secara permanen misalnya, pendapatan berupa hibah atau grant yang
diperoleh dengan mengirimkan proposal kegiatan yang direncanakan. Bila grant
diperoleh, maka harus digunakan sesuai dengan program yang tercantum dalam
proposal tadi.
c. Pendapatan terikat temporer
Pendapatan terikat temporer misalnya diperoleh dari sumbangan untuk program
tertentu, ketika sudah lewat waktuu masih tersedia dananya, maka dapat dialihkan ke
kegiatan lain.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Yayasan
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian
yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu : (a) Perkumpulan yang
berbentuk badan hukum, seperti perseroan terbatas, koperasi, dan perkumpulan saling
menanggung. (b) Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan
perdata, CV, dan firma (Bastian, 2007: 1).
Menurut (Bastian, 2007: 2) sebagai organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan yang
spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat
kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan
organisasi, dan produktivitas. Sementara tujuan kualitatif dapat disebutkan sebagai efisiensi
dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang
tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan.

Sumber Pembiayaan Yayasan


Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk uang atau barang. Menurut (Bastian, 2007: 4) yayasan juga memperoleh sumbangan
atau bantuan yang tidak mengikat, seperti berupa: (a) Wakaf adalah kekayaan yang
diserahkan untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Yayasan menerima
wakaf barang atau hal lainnya supaya bisa dikelola dengan maksimal. (b) Hibah umumnya
bersifat pengajuan dari yayasan. Hal ini biasanya berasal dari instansi atau yayasan yang
lain. Selain itu hibah memiliki konsekuensi pertanggungjawaban berupa laporan terkait
dengan penerimaan dan realisasi hibah tersebut. (c) Hibah wasiat adalah bantuan yang
diberikan seseorang atau instansi kepada yayasan karena wasiat dari seseorang yang telah
meninggal sebelumnya. (d) Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar
yayasan dan/atau peraturann perundang-undangan yang berlaku.

Struktur Organisasi Yayasan


Struktur organisasi yayasan merupakan turunan dari fungsi, strategi, dan tujuan
organisasi. Menurut UU No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai organ yang terdiri dari
pembina, pengurus, dan pengawas. Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai
kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh undang-undang
tersebut atau anggaran dasar. Pihak yang dapat diangkat menjadi anggota pembina adalah
individu pendiri yayasan dan/atau mereka yang, berdasarkan keputusan rapat anggota,
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.
Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan, dan
pihak yang dapat diangkat menjadi pengurus adalah individu yang mampu melakukan
perbuatan hukum. Pengurus tidak boleh merangkap sebagai pembina atau pengawas.
Pengurus yayasan diangkat oleh pembina berdasarkan keputusan rapat pembina untuk
jangka waktu selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan.
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi
nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Yayasan memiliki sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur
dalam anggaran dasar. Mereka yang dapat diangkat menjadi pengawas adalah individu
yang mampu melakukan perbuatan hukum.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Lingkungan Dunia Pendidikan


Peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan adalah: “Menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, agar berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi dalam entitas pendidikan (Bastian, 2006: 56)”. Menurut Bastian (2007: 56) peran dan
fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan, yaitu:
a. Kepala sekolah: Kepala sekolah menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan
sekolah yang dipimpinnya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai
tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.
b. Guru dan karyawan: Guru dan karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di institu pendidikan (sekolah).
c. Orang Tua Siswa: Para orang tua siswa yang berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup institu pendidikan, terutama perjanjian jangka panjang dan tingkat
ketergantungan sekolah.
d. Pemerintah: Pemerintah dan berbagai lembaga yang berda dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan aktivitas sekolah. Informasi dasar ini dibutuhkan untuk
mengatur aktivitas sekolah, menetapkan kebijakan anggaran, dan mendasari penyusunan
anggaran untuk tahun-tahun berikutnya.

Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45


Ikatan Akuntan Indonesia (2009) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dari pengertian tentang laporan keuangan dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang
laporan keuangan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan (neraca),
hasil usaha dan terjadinya perubahan dalam posisi keuangan dalam perusahaan.
2. Laporan keuangan merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan.
3. Agar memberikan gambaran yang lebih jelas, laporan keuangan tersebut perlu
diperbandingkan antara satu periode dengan periode sebelumnya.

Tujuan Pelaporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45


Pelaporan keuangan organisasi nirlaba dalam PSAK No. 45 betujuan agar laporan
keuangan dapat menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya
bagi organisasi nirlaba (IAI, 2009).
Secara terperinci tujuan laporan keuangan disebutkan dalam Accounting Principles
Board oleh Belkaoui (2006: 212) adalah:
1. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
2. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah:
a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi
dan kewajiban dari perusahaan bisnis.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam
sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk
memperoleh laba.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Komponen Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba


Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan (statement of financial position) atau biasa disebut neraca pada
organisasi bisnis ini memiliki tujuan sebagaimana yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi No. 45 adalah untuk menyediakan informasi keuangan mengenai aktiva,
kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur
tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
1. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
2. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal (IAI, 2009: 45.5).
Klasifikasi aktiva bersih menurut PSAK No. 45 adalah sebagai berikut:
1. Aktiva Bersih Pembatasan Permanen
Diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan, yaitu:
a. Pembatasan permanen terhadap aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual.
b. Pembatasan permanen terhadap aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang
mendatangkan pendapatan secara permanen. Pembatasan permanen ini berasal dari
hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).
2. Aktiva Bersih Pembatasan Temporer
Pembatasan temporer dilakukan pada sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu,
investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu di masa
depan, atau perolehan aktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat
berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
3. Aktiva Bersih Tidak Terikat
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat
berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum
dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan
pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai batasan-batasan
tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan Aktivitas
Di dalam PSAK No. 45 (2009) disebutkan bahwa tujuan utama laporan aktivitas adalah
menyediakan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih.
2. Hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain.
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
Di dalam yayasan menurut Nainggolan (2005: 81) pendapatan yayasan terbagi atas
tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan Tidak Terikat: Pendapatan yayasan yang masuk dalam kategori tida terikat
merupakan pendapatan yang sama dengan pendapatan dalam perusahaan komersial.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Dengan demikian, penggunaan pendapatan ini tergantung pada kebijakan manajemen


atau internal
yayasan. Termasuk dalam pendapatan yang tidak terikat dan pendapatan usaha sendiri.
2. Pendapatan Terikat Sementara: Pendapatan ini umumnya barasal dari sumbangan yang
diperoleh donor yang secara khusus menyebutkan tujuan penggunaannya serta jangka
waktu penggunaannya. Jadi, semisal yayasan memiliki suatu program lalu terdapat
donatur yang memberikan sumbangan untuk program tersebut dalam jangka waktu yang
ditentukan oleh donatur tersebut. Dan jika dalam kurun waktu tersebut telah selesai,
ternyata masih terdapat sisa dana yang diperoleh dari donatur tersebut. Maka sisa
tersebut dapat dialihkan atau dialokasikan untuk program yang lain atau sejenis. Tetapi
ada kemungkinan juga tujuan sumbangan terikat temporer yang ditetapkan semula oleh
donatur diubah sesuai dengan keadaan atau sesuai dengan jadwal, tetapi dengan
persetujuan donatur.
3. Pendapatan Terikat Permanen: Sumber dana ini biasanya diperoleh dengan batasan yang
jelas untuk penggunaannya dan diasumsikan bahwa waktu penggunaan selamanya. Jadi
pihak manajemen yayasan hanya diperbolehkan mengelola sumbangan tersebut oleh
donatur sendiri. Dan pihak yayasan tidak berkepentingan untuk merubah tujuan
sumbangan tersebut.

Laporan Arus Kas


Di dalam PSAK No. 45 (2009) disebutkan bahwa tujuan utama laporan arus kas adalah
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan
para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK No. 2 tentang laporan arus kas. Tetapi
terdapat tambahan yang disajikan oleh organisasi nirlaba dalam laporan arus kasnya seperti
yang tertera dalam PSAK No. 45, yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas Operasi:
a. Hasil surplus atau defisit lembaga
b. Biaya depresiasi atau biaya amortisasi yang dibebankan dalam periode yang
bersangkutan karena biaya ini dianggap sebagai biaya nonkas sehingga perlu
dikoreksi karena menambah biaya namun tidak mengurangi saldo kas.
c. Perubahan pada perkiraan tagihan/piutang, bila terjadi pelunasan tagihan dengan
pembayaran sehingga dianggap terjadi uang kas masuk sebesar pelunasan tersebut.
d. Persediaan: penurunan saldo persediaan dianggap sebagai terjadinya penjualan
hingga mengakibatkan arus kas masuk. Begitu pula sebaliknya jika terdapat kenaikan
saldo berarti terjadi pembelian persediaan yang menggunakan uang kas sehingga
menambah arus kas keluar.
e. Utang jangka pendek: bila terjadi pelunasan utang yang ditunjukkan dengan adanya
pengurangan saldo utang dari awal tahun yang lebih besar dari akhir tahun yang lebih
besar dari akhir tahun maka terjadi pengeluaran kas.
2. Aktivitas Investasi
Termasuk dalam kelompok investasi adalah semua transaksi yang terkait dngan investasi
lembaga berupa pembelian aktiva tetap atau aktiva lainnya. Dengan demikian perkiraan
yang terlibat adalah perkiraan aktiva tetap dan aktiva lain.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

3. Aktivitas pendanaan:
a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang.
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.
4. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan sangat berguna karena penjelasan maupun uraian
tambahan tidak dapat dicantumkan secara langsung pada Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Aktivitas, maupun Laporan Arus Kas, mencakup pengungkapan tentang resiko an
kewajiban yang tidak dapat dicantumkan dalam bagian laporan keuangan yang lain. (IAI,
2009: 45.19).

Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai PSAK No. 45 pernah dibahas sebelumnya oleh Budirahardjo
(2009) dari STIE Perbanas Surabaya dengan judul “Penerapan Pelaporan Keuangan Pada
Yayasan Nurul Hayat yang Sesuai dengan PSAK No. 45”. Akan tetapi terdapat perbedaan
yaitu penggunaan satuan kajian atau unit of analysis pada penelitian kualitatif deskriptif ini.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi mengenai
keuangan yang dimiliki oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin apakah sudah
menerapkan pelaporan keuangan organisasi nirlaba yang sesuai dengan PSAK No. 45.
Melakukan proses analisis terhadap data dan informasi yang telah dimiliki oleh Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin antara lain mengenai kebijakan akuntansi, jurnal
pendukung dan catatan yang diperlukan, serta laporan keuangan yayasan. Serta menilai
hasil dari proses analisis dan menarik suatu kesimpulan dari hasil akhir penelitian yang
telah dilakukan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Objek Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma kualitatif positivisme dengan
pendekatan deskriptif, yaitu bentuk pendekatan yang menghimpun fakta tanpa pengujian
hipotesis dengan metode statistik terhadap obyek penelitian yang besifat ilmiah dimana
manusia menjadi instrumen yang mempunyai peran penting dalam menentukan kebijakan
penyusunan laporan keuangan.
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah maka penelitian ini dibatasi
oleh subyek maupun obyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah organisasi nirlaba
yang akan diteliti, yaitu Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin yang merupakan sebuah
organisasi nirlaba yang berlokasi di Jalan Raya Ngeni Kepuh Kiriman, Waru-Sidoarjo.
Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah penerapan pelaporan keuangan organisasi
nirlaba menurut PSAK No. 45, dimana pengungkapan praktik dalam penyusunan laporan
keuangan akuntansi yang berbeda dari setiap organisasi nirlaba dengan organisasi nirlaba
yang lain, serta mengetahui penerapan Standar Akuntansi yang berlaku sebagai pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan yayasan, dalam hal ini apakah laporan keuangan yang
dibuat telah sesuai dengan PSAK No. 45.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Teknik Pengumpulan Data


Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini dibedakan atas dua bagian yaitu
sebagai berikut:
a. Data kuantitatif, adalah data yang berkaitan dengan jumlah angka, maupun prosentase
yang biasanya dipergunakan untuk lebih lanjut oleh penulis sesuai dengan kebutuhan.
b. Data kualitatif, merupakan data-data yang bersifat uraian dan penjelasan terhadap suatu
objek penelitian, yaitu Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin, misalnya data tentang
gambaran umum yayasan.
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya
dan dapat berupa kalimat tertulis atau lisan, yaitu berupa gambaran proses penyusunan
laporan keuangan yayasan yang dilakukan memalui wawancara dan observasi tentang
proses penyusunan laporan keuangan yayasan kepada orang-orang yang terlibat dalam
proses tersebut.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi langsung, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dari obyek
penelitian secara langsung.
b. Teknik wawancara, melakukan wawancara dengan narasumber terkait yang
berkompeten dalam yayasan yang mengetahui tentang permasalahan yang akan diteliti.
Bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh informasi yang lebih detail dan akurat
sehubungan dengan akuntansi keuangan yayasan. Wawancara dilakukan dengan bagian
keuangan yayasan dan pimpinan yayasan.
c. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen resmi yayasan yang
bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari bagian akuntansi dan
keuangan pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin.

Satuan Kajian
Satuan kajian atau unit of analysis merupakan satuan terkecil objek penelitian yang
diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data. Untuk itu satuan kajian yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah (a) Laporan Posisi Keuangan; (b) Laporan Aktivitas;
(c) Laporan Arus Kas; (d) Catatan atas Laporan Keuangan; (e) Evaluasi kelemahan yang
terjadi di dalam sistem pelaporan keuangan yayasan; (f) Memberikan pemahaman kepada
yayasan tentang manfaat yang akan diperoleh apabila yayasan menyusun laporan keuangan
sesuai dengan PSAK No. 45.

Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini seluruh data-data yang diperoleh, diolah dan disusun sedemikian
rupa, kemudian peneliti akan melakukan perbandingan antara teori-teori yang diperoleh
dari hasil kepustakaan dengan penyusunan anggaran yang sedang dilakukan yayasan
sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada pada yayasan.
Kemudian hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang dijadikan
tolak ukur dalam penelitian kali ini, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Adapun teknik analisisnya adalah (a)
Membandingkan penerapan akuntansi dalam menyusun laporan keuangan organisasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

10

dengan PSAK No. 45; (b) Memahami Pernayataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
45 beserta literatur yang berkaitan; (c) Memahami latar belakang yayasan, kebijakan yang
ada dalam yayasan, aturan pencatatan akuntansi, perhitungan akuntansi, pengakuan dan
kebijakan akuntansi yang diterapkan pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin sesuai
dengan PSAK No. 45 atau metode pelaporan keuangan yang ada baik dari hasil wawancara
maupun dokumentasi; (d) Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan untuk kemudian memberikan saran-saran kepada pihak manajemen yang dapat
membantu untuk kemajuan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Profil Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Jauh sebelum berdirinya Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin pada tanggal 26
November 1995, tepatnya di daerah Ngeni telah ada organisasi Ta’mir Masjid yang memiliki
remaja masjid dan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Berangkat dari tekad untuk
mengembangkan idenya dan berdasarkan realitas tersebut, maka para remaja, toko-tokoh
masyarakat dan para sesepuh mengadakan pertemuan untuk membahas secara intensif
tentang pendidikan Taman Kanak-Kanak Zainuddin. Berangkat dari tekad untuk
mengembangkan idenya dan berdasarkan realitas tersebut, maka para remaja, toko-tokoh
masyarakat dan para sesepuh mengadakan pertemuan untuk membahas secara intensif
tentang pendidikan Taman Kanak-Kanak Zainuddin.
Pertemuan tersebut akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk mendidik sebuah
pendidikan formal dengan nama Taman Kanak-Kanak Zainuddin pada tahun 1996. Setelah
berjalan 2 tahun, lembaga pendidikan Islam Zainuddin sangat diakui keberadaannya oleh
masyarakat luas. Dengan banyaknya minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam
Zainuddin, maka pengurus Yayasan Masjid Zainuddin dan Tokoh-tokoh masyarakat yang
dipelopori oleh H. Abdul Masjid, Bapak M. Chozin, Bapak Drs. H. Suhartono, MM. Mereka
sepakat untuk mendirikan sebuah pendidikan yaitu, Sekolah Dasar Zainuddin dalam rangka
ikut berpacu dalam peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas pelaksanaan pendidikan,
maka tahun 1998 berdirilah sebuah pendidikan formal, yaitu Sekolah Dasar (SD) Zainuddin
dengan tujuan untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang berkepribadian islami, yaitu menghantarkan peserta didik mewujudkan diri sebagai
hamba Allah yang memiliki kemantapan Aqidah, kekhusu’an ibadah (Spiritual Question),
berakhalaqul karimah (Emotional Question), disiplin yang tinggi, mempunyai ilmu
pengetahuan yamg luas (Integency Question), sehingga dapat berpartisipasi dalam
bermasyarakat atau mengemban tugas sebagai kholifatullah di muka bumi ini yang dapat
menjadi rahmatan lil ‘alamin.
Sampai saat ini SD zainuddin telah mendapatkan status akreditasi “A” dengan
NSS/NIS/NSM: 102350571407, dan semua perbaikan dan perkembangan dalam segi
pembelajaran maupun sarana dan prasarana akan terus diperbaiki hingga menciptakan
siswa-siswi dan tenaga pendidik yang maju dan berkembang.

Laporan Keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin


Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.Bentuk laporan keuangan Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin hanya memuat Neraca dan Laporan Laba-Rugi yang
diharapkan kedua laporan tersebut dapat memberikan informasi yang cukup bagi pengguna
laporan keuangan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

11

Laporan Neraca
Laporan posisi keuangan atau neraca disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset bersih dan informasi mengenai hubungan
diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Laporan neraca disusun setiap akhir bulan dan diakumulasikan pada setiap akhir
tahun dengan menggunakan metode cash basis, yaitu pemasukan dan pengeluaran kas akan
dicatat jika terjadi realisasinya dalam bentuk uang nominal.
Sebagaimana juga diutarakan oleh Kepala Bagian Anggaran atau Bendahara Bapak H.
Mansur Suud yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan yayasan sebagai
berikut: “Kesulitan dalam menerapkan laporan posisi keuangan pada Yayasan Lembaga
Pendidikan Zainuddin adalah tidak menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan
aset bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu. Hal ini dikarenakan pihak yayasan menganggap bahwa sumbangan yang diberikan
oleh donator tidak perlu penggolongan sumbangan yang disebabkan terbatasnya
sumbangan yang diberikan kepada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin”.
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin tidak mengklasifikasikan akun-akun
tersebut, dimana terdapat akun modal awal yang seharusnya adalah akun aktiva bersih.
Untuk bangunan tidak terdapat akun akumulasi penyusutan bangunan yang seharusnya
menjadi nilai pengurang untuk perolehan bangunan, begitu juga peralatan yang seharusnya
dikurangi dengan akun akumulasi penyusutan peralatan.
Aktiva pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin mempunyai 3 pos penting,
yaitu:
1. Aktiva Lancar
Pada pos ini dicatat segala bentuk aset organisasi yang tingkat likuiditasnya tinggi. Akun-
akun pada pos ini di golongkan dalam akun Kas dan Setara Kas, yaitu dalam bentuk Kas
di tangan dan Kas di Bank.
2. Piutang
Pada pos ini mencatat segala pengeluaran organisasi dalam bentuk hutang yang harus
dilunasi pihak ketiga pada organisasi. Akun yang terdapat pada pos ini adalah Piutang
SPP, yaitu untuk pencatatan penunggakan SPP yang mencatat piutangnya tidak mencatat
kebuku piutang SPP tetapi dapat menghitungnya dari daftar penerimaan SPP.
3. Aktiva Tetap
Aset-aset organisasi yang termasuk di dalam Aktiva Tetap antara lain, bangunan dan
peralatan. Dan tidak ada aktiva tetap yang berupa sumbangan dari donatur untuk dicatat
sebagai aktiva tetap organisasi, karena selama ini tidak ada donatur yang menyumbang
berupa aktiva tetap.
Pada sisi passiva terdapat pos kewajiban dan ekuitas, yaitu:
1. Kewajiban
Pada pos ini Yayasan Lembaga pendidikan Zainuddin tidak pernah memiliki kewajiban
dalam bentuk hutang jangka pendek kepada pihak luar. Dimana hanya terdapat hutang
jangka panjang, yaitu pada penerimaan dimuka yang dapat dihitung dari daftar
penerimaan SPP.
2. Ekuitas
Pada pos ini terdapat akun modal awal dan laba tahun 2011, yaitu:
a. Modal
Pada pos ini merupakan jumlah nominal yang dimasukkan ke dalam akun ini adalah
jumlah penyertaan penanaman modal awal pemilik. Sehingga bertambahnya modal
awal bukan dari perolehan laba, tetapi dari besarnya jumlah modal yang
diinvestasikan oleh pemilik dari sejak berdirinya yayasan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

12

b. Surplus/Defisit Tahun Berjalan


Surplus/Defisit Tahun Berjalan ini adalah nilai yang didapat pada laporan laba rugi
tahun yang bersangkutan dengan tahun pelaporan saat ini. Adapun perubahan yang
terjadi akan berdampak pada akun laba tahun lalu untuk tahun berikutnya.

Tabel 1
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Laporan Neraca
31 Desember 2011
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Kewajiban
Kas 7.850.000 Penerimaan dimuka 1.970.300
Bank BRI 53.341.000
Piutang SPP 400.000
Jumlah Aktiva Lancar 61.591.000 Jumlah Kewajiban 1.970.300

Ekuitas
Aktiva Tetap Modal Awal 200.000.000
Bangunan 147.400.000 Sumbangan-donatur 18.000.000
Peralatan 33.027.300 Surplus/Defisit Tahun 22.048.000
Berjalan
Jumlah Aktiva Tetap 180.427.300 Jumlah Modal 240.048.000
Total Aktiva 242.018.300 Total Passiva 242.018.300
Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin

Laporan Laba-Rugi
Tujuan dari laporan laba-rugi adalah untuk mengukur perkembangan yayasan
dalam suatu periode tertentu, yaitu berupa penghasilan dari penjualan jasa dan biaya yang
dikeluarkan yayasan dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Laporan laba-rugi disusun
pada setiap akhir tahun dengan menggunakan metode cash basis untuk penerimaan atau
pendapatannya.
Berdasarkan PSAK No. 45 tahun 2009 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
seharusnya Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin menyusun laporan aktivitas. Di dalam
PSAK No. 45 dijelaskan pada sisi pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain-lain
disebutkan mengenai sumbangan serta jasa layanan. Sedangkan laporan laba-rugi yang
disusun oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin tidak mengklasifikasikan sumbangan
yang diterima.
Sebagaimana juga diutarakan oleh Kepala Bagian Anggaran atau Bendahara Bapak H.
Mansur Suud yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan yayasan sebagai
berikut: “Kesulitan dalam menerapkan laporan aktivitas pada Yayasan Lembaga Pendidikan
Zainuddin adalah tidak tersedianya informasi yang akurat mengenai perbedaan antara aset
neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat pada awal tahun. Hal ini
dikarenakan adanya kesalahan yang mendasar pada kebijakan akuntansi pada Yayasan
Lembaga Pendidikan Zainuddin”.
Pada sisi penerimaan atau pendapatan untuk akun lembaga pendidikan dibedakan
jenis pendapatan antara pendapatan usaha, pendapatan program, dan pendapatan donator.
Adapun perbedaan pendapatan tersebut antara lain: (a) Pendapatan Usaha adalah segala
bentuk pendapatan yang diperoleh dan dikelola oleh tiap-tiap departemen atau divisi.
Sehingga nilai pada laporan keuangan adalah nilai bersih atau nilai dari pendapatan usaha
setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional yang terjadi untuk usaha tersebut; (b)
Pendapatan Program adalah pendapatan dari pihak eksternal yang menggunakan jasa
program yayasan untuk kepentingan pihak eksternal dengan tujuan yang tidak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

13

menyimpang dari tujuan yayasan; (c) Pendapatan Donatur ini program yang dijalankan
adalah program yang bertujuan untuk kepentingan pihak ketiga yang nantinya akan
langsung dialokasikan pada program yang berkaitan dengan pihak ketiga yang
membutuhkan dana bantuan atau sumbangan tersebut.
Pada sisi pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh Yayasan terbagi menjadi
beberapa penggolongan biaya, yaitu: (a) Biaya Pendidikan adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk pengelolaan pendidikan. Seluruh biaya yang terjadi sudah termasuk
biaya operasional, sarana dan prasarana, serta biaya gaji yang semuanya terkait dengan
pengembangan Yayasan; (b) Biaya Operasional Sekolah adalah biaya yang dikeluarkan
untuk kebutuhan operasional yayasan, di dalamnya termasuk biaya gaji, biaya ATK, serta
biaya-biaya yang berkaitan dengan operasional yayasan; (c) Biaya Program Yayasan adalah
biaya-biaya yang terjadi untuk menjalankan program yayasan. Pada laporan laba-rugi
pencatatan nilai pada pos ini hanya dicatat sebesar nilai total, sedangkan rincian
pengeluaran dilakukan oleh masing-masing departemen program. Sehingga seluruh
pengelolaan dana bantuan atau sumbangan dari donatur keseluruhan, dialokasikan ke tiap-
tiap departemen sesuai dengan kebutuhan untuk pengelolaannya.

Tabel 2
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2011

Keterangan Jumlah Total

Pendapatan:
Uang Spp 66.545.000
Penjualan Buku Paket 76.164.000
Donatur 15.000.000
Warung Sekolah 3.500.000
Jumlah Pendapatan 161.209.000
Biaya-biaya:
Biaya Pendidikan 28.600.000
Biaya Seragam 2.201.000
Perlengkapan Seragam 4.800.000
Kaos Olahraga 480.000
Perlengkapan Sekolah 10.940.000
Jumlah Biaya Pendidikan 46.541.000
Biaya Operasional Sekolah
Honor Guru 60.341.000
Biaya ATK 950.000
Air Minum 1.400.000
Biaya Listrik 480.000
Jumlah Biaya Operasional Sekolah 63.171.000
Biaya Program Yayasan
Program Les 9.135.000
Program Mengaji 3.045.000
Program Ekstrakurikuler 2.554.000
Fotocopy Soal-soal Les 1.010.000
Gaji Guru 10.620.000
Konsumsi 705.000
Insentif Penyelenggara 2.300.000
Cetak LJK 80.000
Jumlah Biaya Program Yayasan 29.449.000
Laba/Rugi Tahun 2011 22.048.000
Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

14

Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK
No. 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut ini: (a) aktivitas pendanaan
disajikan antara lain untuk penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang, penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap,
atau peningkatan dana abadi (edowment) serta bunga dan deviden yang dibatasi
penggunaannya untuk jangka panjang; (b) pengungkapan informasi mengenai aktivitas
investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin tidak menyusun laporan arus kas sehingga
tidak ada informasi yang rinci tentang arus kas masuk maupun keluar dari yayasan yang
berguna memberikan gambaran tentang alokasi kas ke dalam berbagai kegiatan yayasan.
Sebagaimana diutarakan oleh Ketua Yayasan Bapak H. Aminulloh sebagai berikut:
“Hal tersebut disebabkan karena pihak yayasan menganggap bahwa laporan neraca dan
laporan laba-rugi dapat memberikan informasi laporan keuangan kepada para penyumbang
agar tidak menghentikan sumber dana terhadap organisasi nirlaba yang dikelolanya”.

Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan yang
menyajikan informasi tambahan mengenai kebijakan yang tidak dicantumkan dalam
laporan keuangan lainnya. Catatan atas laporan keuangan tidak disajikan dalam laporan
keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin sehingga tidak diketahui kebijakan
akuntansi yang diterapkan yayasan.

Evaluasi Kelemahan Pada Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin


Adapun evaluasi kelemahan yang berkaitan dengan temuan hasil penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Yayasan hanya mengenal dua bentuk umum laporan keuangan, yaitu Laporan Neraca
dan Laporan Laba-Rugi.
2. Tidak adanya penggolongan sumbangan dalam laporan posisi keuangan atau neraca.
3. Tidak adanya penggolongan aset bersih juga terlihat pada laporan laba-rugi yayasan.
4. Tidak terdapat laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Manfaat Menyusun Laporan Keuangan Sesuai Dengan PSAK No. 45


Dari hasil penelitian yang didapat adapun manfaat yang diperoleh yayasan apabila
yayasan menyusunan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 agar dapat menyajikan
laporan keuangan organisasi nirlaba dengan benar, yaitu:
1. Para pengelola organisasi nirlaba mampu memberikan laporan keuangan yang baik
kepada para penyumbang agar para penyumbang tidak kehilangan kepercayaan dan
menghentikan sumber dana terhadap organisasi nirlaba yang dikelolanya.
2. Mengetahui nilai perubahan kas dan distribusinya. Berdasarkan laporan arus kas,
pengelola yayasan akan mengetahui berapa kenaikan ataupun penurunan kas dalam satu
periode. Selain itu pengeola yayasan dapat mengetahui darimana sajakah sumber kas
berasal, akan dikeluarkan kemana saja pengalokasiannya dan berapakah jumlah
penerimaan dan pengeluaran kas, baik yang berasal dari kegiatan operasi maupun yang
berasal dari pendanaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

15

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Yayasan belum
melakukan pencatatan jumlah nilai aset bersih sebagai penggolongan dalam nilai ekuitas,
selebihnya yayasan telah melakukan pencatatan sesuai dengan ketentuan yang tercantum di
dalam PSAK; (2) Yayasan telah memberikan pengukuran secara tepat dan diperbolehkan
oleh aturan di dalam PSAK tetapi yayasan tidak melakukan perhitungan yang sesuai dengan
PSAK No. 45 khususnya dalam hal yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya; (3)
Yayasan tidak mengungkapkan nilai aset bersih sebagai salah satu faktor utama dalam
pembuatan laporan keuangan yayasan yang sesuai dengan PSAK No. 45; (4) Yayasan tidak
memiliki Laporan Arus Kas sebagai bentuk laporan yang memberikan informasi mengenai
arus kas masuk dan keluar.

Keterbatasan
Adanya keterbatasan dalam memperoleh data laporan keuangan yang terbatas
mengenai aset bersih karena tidak dijelaskan oleh bagian keuangan.

Saran
Setelah mempelajari cara penyusunan laporan keuangan Yayasan Lembaga
Pendidikan Zainuddin, maka yayasan diharapkan: (1) Dapat mengklasifikasikan aset bersih
yang dimiliki ke dalam tiga kategori yaitu aset bersih tidak terikat, terikat temporer, dan
terikat permanen; (2) Yayasan dapat membuat laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan dimana laporan arus kas memberikan penjelasan mengenai arus pemasukan dan
pengeluaran kas yang dibagi ke dalam tiga jenis aktivitas, yaitu aktivitas operasional,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Hal ini semakin memberikan kejelasan
informasi mengenai laporan keuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Zainuddin dan juga
memberikan kemudahan untuk memberikan penilaian terhadap kinerja manajer yayasan.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.


. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga.
Belkaoui, A. 2006. Accounting Theory. Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia Oleh Yulianto, A.A
dan R. Dermauli. Buku Satu. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45.
Salemba Empat. Jakarta.
Mahsun, Sulistyowati dan Heribertus. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi dan J. Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem
Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.
Nainggolan, P. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan Dan Lembaga Nirlaba Sejenis. PT Raja
Grafindo. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001. Yayasan. 6 Agustus 2001.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112. Jakarta.
Widodo, H dan T. Kustiawan. 2001. Akuntansi Manajemen Keuangan Untuk Organisasi
Pengelola Zakat. Institute Manajemen Zakat. Jakarta.

●●●

Anda mungkin juga menyukai