Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022

e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:


https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

ANALISIS PENERAPAN ISAK 35 PADA GEREJA KRISTUS


RAHMANI INDONESIA (GKRI) SHALOM, KUBU RAYA

Fiter Hargen 1), Stephanus Wahyu Agusto 2), Susi Sartika3), Gita Desyana4) Kristina Yunita5)
1,2,3,4,5
Universitas Tanjungpura, Indonesia

*E-mail: 1b1031191126@student.untan.ac.id , 2stephanuswahyu@student.untan.ac.id,


3
susisartika@student.untan.ac.id, 4gita.desyana@ekonomi.untan.ac.id,
5
khristina.yunita@ekonomi.untan.ac.id

Abstrak
Jenis dan penyajian akun keuangan nirlaba merupakan perbedaan utama antara PSAK No. 45 dengan ISAK No.
35. Pelaporan keuangan berdasarkan ISAK 35 Meliputi laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan
aset neto atau aktiva bersih, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan dari Penelitian ini
adalah untuk memastikan bagaimana Penggunaan ISAK 35 dalam laporan keuangan Gereja GKRI Shalom.
Kata “Gereja” berasal dari dari Bahasa protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: ekklesia yang
berarti dipanggil keluar (ek = keluar; klesia dari kata kaleo = memanggil). Pada penelitian ini dilakukan di
Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Shalom, kubu raya yang merupakan salah satu Gereja Kristen
Protestan yang didirikan pada tanggal 15 oktober 2016. Metodologi penelitian kualitatif deskriptif digunakan
dalam riset ini. Penyajian laporan keuangan entitasnirlaba yaitu pada GKRI Shalom penyajian laporan
keuangan yang disusun belum berdasarkan ISAK No. 35 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Berorientasi
Nonlaba. Di GKRI Shalom, laporan keuangan masih disajikan secara manual dan dan Tata Kelola
Perbendaharaan GMIM. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan udah dipahami dan sesuai
dengan ISAK 35 makaG KRI Shalom harus melakukan penyesuaian.

Kata kunci: Gereja,Laporan Keuangan,ISAK 35

105
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

PENDAHULUAN
Laporan keuangan untuk organisasi bisnis, baik yang bertujuan mencari keuntungan
ataupun nonlaba laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting. Entitas akanmerasa
lebih mudah untuk menyajikan informasi keuangan pada periode tertentu dengan
menggunakan Laporan keuangan (Turangan et al., 2022).Entitas bisnis dan entitas nonlaba
memiliki perbedaan yang mendasar, yakni pada entitas bisnis fokus utama atau tujuan
utamanya adalah mencari keuntungan sedangkan entitas nonlaba fokus utamanya bukanlah
mencari keuntungan atau laba. Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntansi Indonesia (DSAK IAI) perbedaan utama antara organisasi bisnis laba dan nonlaba
dapat dilihat dengan bagaimana cara mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan untuk
kegiatan operasional mereka.
Jenis dan penyajian akun keuangan nirlaba adalah perbedaan utama antara PSAK No.
45 dan ISAK No. 35. Laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan
perubahan aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan adalah 5 bentuk
laporan keuangan yang termasuk dalam ISAK 35. Nantinya, laporan ini akan digunakan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas kepada pihak yang berkepentingan. Meskipun
organisasi nonlaba tidak berfokus pada mencari keuntungan tetapi, entitas nonlaba
berkewajiban melaporkan laporan pertanggungjawaban kepda para pemangku kepentingan
yang berupa laporan keuangan entitas. Akuntabilitas dan transparansi pelaporan keuangan
entitas nonlaba sangat penting untuk diterapkan. Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI),
di kubu merupakan lokasi dalam penelitian ini. GKRI merupakan salah satu Gereja Kristen
Protestan yang berdiri pada tanggal 15 oktober 2016. Penerapan ISAK 35 dalam penyajian
laporan keuangan Gereja GKRI dapat menjadi bentuk akuntabilitas dan transparansi gereja
dalam pelaporan keuangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Turangan et al., 2022) penyusunan Laporan Keuangan
pada GMIM Bethseda Tatelu masih disusun berdasarkan buku pedoman Pengawasan dan Tata
Kelola Perbendaharaan GMIM menunjukan bahwa GMIM belum menggunakan ISAK 35
untuk menghasilkaan laporan keuangan atau bisa dikatakan belum menerapakan ISAK 35.
Selain itu riset yang dilakukan oleh (Purba et al., 2022) mengungkapkan Gereja HKBP
Pangaribuan masih menggunakan pendekatan dasar dan belum mengadopsi ISAK 35 dalam
penyusunan laporan keuangannya.
Lokasi pada studi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Menurut informasi latar
belakang, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Gereja GKRI Kubu Raya
nenyusun laporan Keuangan dengan menggunakan ISAK 35 untuk pelaporan keuangannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan menerapkan ISAK 35 pada laporan keuangan
Gereja GKRI. Selain itu, untuk memastikan alasan mengapa gereja tidak dapat membuat
laporan keuangannya menggunakan ISAK 35.

106
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

LANDASAN TEORI
Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sekelompok orang yang saling bekerjasama dan memfokuskan
upaya mereka bersama-sama dengan maksud dan tujuan tertentu (Timotius Duha, 2014).
Pengertian Organisasi Nonlaba
Organisasi yang membeli sumber daya dari pemasok sumber daya ranpa
mengharapkan pembayaran atau imbalam finansial sebagai imbalan atas sumber daya yang
disediakan dikenal sebagai organisasi nirlaba (ISAK 35).
Ciri-ciri Organisasi Nonlaba
Ciri organisasi nirlaba adalah tidak berorientasi pada keuntungan atau mengejar
keuntungan dalam kegiatan operasionalnya. Hal ini mempengaruhi struktur, visi dan misi
organisasi nirlaba. Menurut ISAK No. 35, organisasi nirlaba dicirikan berikut:
a. Dana untuk organisasi nirlaba berasal dari donor yang tidak menggantisipasi menerima
penggantian atau imbalan finansial lainnya yang setara dengan kontribusi mereka.
b. Menghasilkan barang atau jasa tanpa menharapkan untuk menghasilkan keuntungan;
jika mereka melakukannya, pendiri atau pemilik organisasi nirlaba tidak menerima uang
apapun.
c. Tidak ada kepentingan utama dalam organisasi nirlaba dalam arti bahwa kepemilikan
tidak dapat dijual, ditransfer, atau ditebus oleh organisasi nirlaba dan tidak mewakili
saham dalam bagaimana sumber dayanya didistribusikan.

Perbedaan Organisasi Laba dan Organisasi Nonlaba


Menurut Mardiasmo (2004), dalam Buku V. Wiratna Sujarweni, perbedaan sektor
publik (nirlaba) dengan sektor privat (komersial) bisa ditinjau dengan melakukan
perbandingan berikut ini:
a) Tujuan organisasi, dimana tujuan utama swasta adalah berbisnis dengan mencari
keuntungan. Sedangkan sektor publik adalah penyediaan layanan publik.
b) Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan swasta berupa modal pribadi atau kelompok
perorangan. Pada saat yang sama, pembiayaan sektor publik berasal dari pajak,
pendapatan daerah, dll.
c) Model Akuntabilitas tanggung jawab sektor swasta adalah milik pemilik modal,
sedangkan sektor publik harus bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber
pembiayaan berasal dari masyarakat.
d) Struktur organisasi sektor swasta lebih fleksibel sesuai dengan keinginan manajemen dan
pemegang saham. Pada saat yang sama, sektor publik memiliki struktur organisasi
birokrasi.
e) Anggaran sektor swasta tidak dipublikasikan, sedangkan anggaran sektor publik harus
dipublikasikan.
f) Akuntansi swasta sebagian besar didasarkan pada periode, sedangkan di sektor publik
berbasis kas.

107
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

Gereja
Kata "gereja" berasal dari Portugis:igreja, yang berasal dari bahasa Yunani:ekklesia
artinya dipanggil (ek = keluar; klesia dari kaleo = memanggil); sekelompok orang yang
dipanggil keluar dari dunia memiliki beberapa arti:
1. Adalah "rakyat" atau lebih tepatnya "komunitas" umat Kristiani. Makna tersebut
diterima sebagai makna pertama umat Kristiani. Jadi gereja pada dasarnya bukanlah
sebuah bangunan.
2. Adalah pertemuan atau perkumpulan ibadah umat Kristiani. Dapat ditempatkan di
rumah, lapangan, kamar hotel atau tempat hiburan.
3. Adalah mazhab (sekte) atau sekte dalam agama Kristen. Gereja Katolik, Gereja Injili
dan lain-lain.
4. Adalah makna institusional (administratif) dari sekte Kristen.
5. Adalah "rumah ibadah" Kristen, di mana orang bisa berdoa atau beribadah.

Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35


Dewan Laporan Keuangan (2019) percaya bahwa perlu untuk memberikan interpretasi
standar laporan keuangan yang memandu penyajian laporan keuangan organisasi nirlaba. Hal
ini didukung karena PSAK 13 telah diterbitkan, yang memuat pernyataan pencabutan mosi
PSAK 45: Pelaporan keuangan organisasi nirlaba, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) meratifikasi ISAK 35 pada 11 April 2019: Presentasi akun
tahunan organisasi nirlaba. Namun, ISAK 35 berlaku untuk periode fiskal yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2020. Interpretasi Standar Pelaporan Keuangan (ISAK) 35, diterbitkan
dalam Instruksi DSAK untuk Organisasi Nirlaba tentang Penyajian Laporan Keuangan. ISAK
35 merupakan interpretasi dari PSAK 1: Presentasi laporan Pendanaan Bab 05, yang
memberikan contoh bagaimana organisasi nirlaba melakukan penyesuaian yang baik: 1.
koreksi uraian beberapa pos dalam laporan keuangan; dan 2. Koreksi uraian yang digunakan
dalam laporan keuangan itu sendiri.

Laporan Keuangan ISAK 35


Interpretasi Standar Akuntansi (ISAK) 35 adalah standar khusus untuk organisasi
nirlaba, termasuk gereja. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan karakteristik
organisasi korporasi nirlaba. Perbedaan mendasar terbesar adalah bagaimana organisasi
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai kegiatan
operasionalnya. Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi:
a) Laporan situasi keuangan
b) Laporan laba rugi komprehensif
c) Laporan Perubahan Aset Neto
d) Laporan arus kas
e) CALK.

108
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

METODE
Riset ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2022 di Gereja Kristus Rahmani
Indonesia (GKRI) Shalom Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya. Penelitian dengan
kualitatif deskriptif adalah penelitian yang digunakan. Laporan keuangan gereja GKRI shalom
digunakan sebagai sumber data penelitian. Metode pengambilan data dalam penelitian
dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi, dan studi lapangan dengan melakukan
pengumpulan data berupa laporan keuangan Gereja GKRI Shalom. Instrument pada penelitian
ini menggunakan hummant instrument atau peneliti itu sendiri untuk menganalisis penerapan
ISAK 35 pada Gereja GKRI Shalom.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data yang diperoleh, laporan keuangan jemaat GKRI Shalom di dalamnya
terdapat pengelompokkan akun pendapatan dan belanja
Berikut adalah olahan data keuangan Jemaat GKRI Shalom yang diterapkan dalam
bentuk Laporan Keuangan ISAK No. 35 :
1. Laporan Penghasilan Komprehensif
Laporan penghasilan komprehensif jemaat GKRI Shalom terdiri dari Pendapatan dan
Beban. Pendapatan Jemaat GKRI Shalom merupakan total dari persembahan-
persembahan dan diakonia tanpa batasan maupun dengan batasan. Sedangkan total
beban tanpa batasan atau dengan batasan merupakan totalan dari biaya-biaya
operasional gereja, kewajiban sentralisasi ke sinode dan wilayah serta diakonia dan
pembangunan. Total surplus atau defisit dalam laporan penghasilan komprehensif
merupakan total dari pendapatan dikurangi beban dan akan dimasukkan ke dalam
laporan perubahan aset neto.

109
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

2. Laporan Perubahan Aset Neto


Laporan perubahan aktiva bersih atau aset neto jemaat GKRI Shalom mencakup aktiva
bersih dengan dan tanpa kendala sumber daya pada awal periode, surplus atau defisit
untuk tahun berjalan, dan saldo akhir. Saldo awal pada laporan perubahan aset neto
merupakan jumlah dari aset bersih dengan batasan dan tanpa batasan. Sedangkan surplus
atau defisit tahun berjalan berasal dari laporan penghasilan komprehensif, dan saldo akhir
merupakan jumlah dari saldo awal yang dikurangi surplus atau defisit.
Penyajian aktiva bersih dibuat dalam laporan posisi keuangan. Aset jemaat GKRI Shalom

110
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

3. Laporan Posisi Keuangan


penyajian aktiva bersih dibuat dalam laporan posisi keuangan. Aset jemaat GKRI
Shalom terdiri dari dari barang-barang gereja,uang tunai dan setara keuangan.
Sedangkan inventaris gereja dalam bentuk real esta, struktur dan peralatan merupakan
aset tidak lancar. Perlu di ketahui bahwa jemaat GKRI Shalom tidak memiliki
Liabilitas dan hanya ada aset neto dengan batasan dan tanpa batasan yang jumlahnya
berasal dari laporan perubahan aset neto.

111
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

4. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas jemaat GKRI Shalom mencakup, aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi merupakan jumlah dari
pengeluaran kas yang terjadi selama periode 2021 terkait dengan aktivitas operasional
gereja berupa tunjangan dan biaya-biaya. Aktivitas inventasi berasal dari
pembangunan atau peralatan inventaris gereja, sedangkan aktivitas pendanaan pada
jemaat GKRI Shalom digunakan untuk sentralisasi ke sinode dan jemaat serta
diakonia.

112
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)


PSAK No. 1 Tahun 2022 menyatakan bahwa informasi tambahan mengenai penyajian
laporan keuangan, laporan laba rugi, dan penghasilan komprehensif lainnya, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
postingan yang tidak memenuhi persyaratan pengakuan dalam laporan keuangan
dipisahkan atau diberi deskripsi naratif dalam Catatan atas laporan keuangan.

Pembahasan
Penyajian Laporan Keuangan GKRI Shalom

113
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

Laporan keuangan di GKRI Shalom , dalam penyajian laporan keuangan tidak


mempunyai pedoman khusus pada penyusunan laporan keuangannya tetapi pengeluaran
dan pemasukan di laporan keuangan menyesuaikan dengan kegiatan jemaat di GKRI
Shalom . Hal ini menunjukan bahwa ISAK No. 35 tentang pelaporan keuangan entitas
yang berorientasi nirlaba belum diimplementasikan dalam penyajian laporan keuangan
GKRI Shalom.
Pertanggung Jawaban Laporan Keuangan Gereja GKRI Shalom
Pertanggung jawaban pada penyusunan laporan keuangan GKRI Shalom dilakukan
oleh bendahara umum GKRI Shalom . Dalam penyajian laporan keuangan GKRI Shalom
disusun dalam bentuk periode mingguan, bulanan, dan tahunan. Laporan keuangan dalam
periode mingguan disampaikan oleh bendahara umum kepada jemaat GKRI Shalom pada
setiap akhir kegiatan ibadah pada hari minggu. Untuk laporan keuangan periode bulanan
disampaikan kepada jemaat pada akhir bulan dan laporan keuangan tahunan disampaikan
pada setiap akhir tahun.
Pendapatan Jemaat Gereja GKRI Shalom
Sumber pendapatan GKRI Shalom adalah sebagai berikut :
1. Persembahan umum:
a. Persembahan Ibadah Umum
b. Persembahan Paskah
c. Persembahan Ibadah Misi
d. Persembahan Ibadah Kenaikan
e. Persembahan Ibadah Keluarga
f. Persembahan Ibadah Ulang Tahun GKRI
g. Persembahan Ibadah Natal
h. Persembahan Ibadah Tahun Baru.

2. Belanja Jemaat Gereja GKRI Shalom


Sumber pengeluaran belanja Jemaat GKRI Shalom :
a. Rekening Listrik, Air Minum, PDAM
b. Pembangunan / Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan / Inventaris Gereja Berupa
Pembelian
c. Biaya Pelayanan Pembicara dan Pemusik
114
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN
Prosiding Konferensi Akuntansi Khatulistiwa 2022
e-ISSN: 2988-3563 p-ISSN:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/prosidingKAK/index
Hal: 105-115

d. Transportasi berupa BBM, Pajak Kendaraan, dan Biaya Perjalanan Kegiatan Rohani
e. Biaya Kelengkapan Ibadah berupa Roti dan Anggur
f. Bantuan Bencana Alam dan Duka

KESIMPULAN DAN SARAN


Pelaporan keuangan yang dilaporkan tidak berdasarkan dengan norma umum yang
belaku di Indonesia mengenai ISAK 35 mengenai Pelaporan Keuangan Entitas Berorientasi
Nirlaba, menurut studi pada GKRI Shalom. Pelaporan keuangan di GKRI Shalom masih
mengikuti buku Pedoman Pengawasan dan Tata Kelola Perbendaharaan GMIM. Faktor yang
menjadi kendala dalam penerapan ISAK 35 di GKRI Shalom yaitu sumber daya manusia
yang belum berkompeten dan pemahaman akan pelaporan berdasarkan ISAK 35 belum
jemaat pahami. Oleh karena itu, GKRI Shalom harus menyesuaikan penyajian laporan
keuangan yang bersangkutan dan dapat dipenuhi untuk memenuhi standar Indonesia dalam
Penafsiran Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 35.

DAFTAR PUSTAKA
Purba, S., Tobing, D., Tambunan, H., Siagian, L., & Elmawati, R. (2022). Penyajian Laporan
Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 Di Gereja HKBP
Pangaribuan. ABDIKAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan
Teknologi, 1(1), 01-09.
Warastuti, Y., Susilawati, C., Butar-Butar, S., & Murniati, M. P. (2022). Studi Kualitatif
Persepsi Pengurus Gereja Terhadap Pelaporan Keuangan Berbasis Isak 35. Jurnal
Ekonomi, Manajemen Akuntansi dan Perpajakan (Jemap), 5(1), 88-108.
Mamesah, M. (2013). Penerapan PSAK no. 45 pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya
dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(4).
Damanik, L. S., Situmeang, K. S., & Sembiring, Y. C. B. (2022, October). ANALISIS
PENERAPAN ISAK 35 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ENTITAS BERORIENTASI NONLABA PADA RUMAH SAKIT X. In Seminar
Nasional Manajemen Dan Akuntansi (Vol. 1, No. 1, Pp. 132-140).
Purba, S., Elisabeth, D. M., Tobing, D., Elmawati, R., Siagian, L., Tambunan, H., ... &
Nadeak, A. (2022). Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Non
Laba Berdasarkan ISAK 35 Pada Panti Asuhan Gelora Kasih Sibolangit. Dinamisia:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(2), 531-539.
Turangan, G. J., Putong, I. H., & Tangon, J. N. (2022). Implementasi ISAK No. 35 Atas
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus pada GMIM
Bethesda Tatelu). Jurnal Kewarganegaraan, 6(2), 3753-3762.

115
Publish by Jurusan Akuntansi FEB UNTAN

Anda mungkin juga menyukai