Oleh
Aries Arslan Kamil P1337420819001
Galih Mahendra P1337420819006
Nur Afni Suid P1337420819008
Tri Nova A prianti P1337420819013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya,penulis dapat menyelesaikan Makalah
ini.
Makalah dengan judul “RENSTRA (Rencana Strategi) Penanganan
Tuberkulosis Paru ” disusun untuk memenuhi kebijakan kesehatan magister
terapan keperawatan
Pada proses penyusunan makalah ini, berbagai upaya telah penulis
lakukan,namun tentu saja masih banyak terdapat kekurangan,oleh karena itu saran
dan masukan demi penyempurnaan makalah ini akan penulis terima dengan
tangan terbuka.Tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, khususnya kepada :
1. Marsum, BE, S. Pd.,MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Prof. Dr. Soeharyo Hadisaputro, Sp.PD – KPTI, FINASIM., selaku Ketua
Program Magister Terapan Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
3. Mardiyono. BNS., MNS., Ph. D., selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Magister Terapan Kesehatan
4. Dr. Masrifan Djamil. M. Kes., selaku dosen pengampu mata kuliah kebijakan
kesehatan
5. Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi dorongan moral
dan semangat belajar.
6. Rekan-rekan seperjuangan di Magister Terapan Kesehatan
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan penulis, makalah yang cukup singkat dan sederhana ini dapat
bermanfaat bagi para rekan-rekan dan dunia pendidikan pada umumnya.
Amin.
Semarang, …. Desember 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis paru merupakan salah satu jenis penyakit tropis infeksi
yang menyerang paru dan disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis,
sampai saat ini tuberculosis diklaim sebagai salah satu penyakit yang sudah
menyerang sepertiga dari penduduk dunia (Wulandari, Nurjazuli & Adi, 2015).
Beberapa contoh tanda dan gejala yang diakibatkan oleh TB paru diantaranya
adalah batuk – batuk, sakit dada, nafas pendek, hilangnya nafsu makan, berat
badan turun, demam, kelelahan dan kedinginan (Rafflesia, 2014).
Menurut WHO (World Health Organization) dalam Rafflesia, (2014),
berdasarkan data tahun 2007 Indonesia menempati urutan ketiga dengan
jumlah penduduk yang terjangkit TB paru setelah negara India dan Cina.
Sementara itu, dalam tatanan nasional angka TB paru di Indonesia mencapai
0,42 % dari penduduk Indonesia atau sekitar 1.017.290 penduduk Indonesia
menderita TB paru. Jawa Barat mejadi provinsi dengan jumlah kasus
terbanyak, yaitu mencapai 186.809 dan disusul dengan provinsi Jawa Timur
dengan 151.878 kasus. Sementara itu kasus paling sedikit terjadi di provinsi
Kalimantan Utara dengan 2.733 kasus.
Meningkatnya angka TB Paru di lapangan juga didukung dan diperparah
oleh adanya meningkatnya penyakit HIV / AIDS di lapangan. Hal tersebut
menjadi salah satu factor yang memperbesar angka Tb Paru dilapangan karena
dengan adanya penyakit yang masalah imun tersebut daya tahan tubuh akan
melemah sehingga sangat sulit untuk sembuh karena imunitasnya sendiri
terganggu (Rafflesia, 2014)
Untuk mengatasi terjadinya persebaran dan meluasnya penyakit Tb Paru
maka perlu dilakukan pengendalian penyakit TB paru tersebut secara
berkualitas dan berkesinambungan. Oleh sebab itu perlu dilakukannya
penyusunan dokumen perencanaan program pengendalian TB Paru dalam
strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis. (Permenkes Nomor 565, 2011)
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk
mencoba menyusun rencana strategis dalam mengatasi masalah TB paru di
lapangan.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum yang dipakai dalam penanganan TB diantaranya adalah
1. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/ Menkes/ SK/
V/ 2009.
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 565/ Menkes/ PER/
III/ 2011 Tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011
– 2014.
3. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberkulosis
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan rumusan rencana strategi nasional program pengendalian
tuberkulosis
2. Tujuan Khusus
a. Menciptakan strategi nasional program pengendalian tuberkulisis
b. Mendeskripsikan tantangan dan peluang pelayanan pelayanan kepada
penderita tuberkulosis
c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pengendalian tubuerkulosis
d. Menciptakan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan program
pengendalian tuberkolusis
e. Menjelaskan Rencana Program Dan Kegiatan berdasarkan isu strategis,
visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang telah dibuat
D. Sistematika Penulisan
Rencana Strategi penanganan TB ini disusun dalam sitematika sebagai
berikut :
1. BAB 1. PENDAHULUAN
Pada BAB ini berisi tentang Latar Belakang, Landasan Hukum,
Tujuan Penulisan, serta Sistematika penulisan.
2. BAB II. GAMBAR PELAYANAN KESEHATAN
Pada bab ini menjelaskan Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Sumber Daya.
3. BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan, Telaah Visi, Misi Dan Program
Kepada Negara Terpilih, Telaah Renstra Kementrian Kesehatan, Telaah
Renstra Kementrian Kesehatan.
4. BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi,
Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan.
5. BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai Rencana Program Dan Kegiatan,
Kelompok Sasaran, Sumber Pendanaan.
6. BAB VI. INDIKATOR KINERJA
Pada bab ini menjelaskan Indikator Kinerja.
7. BAB VII. PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN
A. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Sistem Kesehatan Nasional menyatakan bahwa segala upaya dalam
kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, hal ini dikenal transisi
sewaktu dengan dua slide BTA positif adalah 324/100.000 penduduk, dimana
tahun 2007 dan 2013 tidak berbeda (0,4%). Penduduk yang didiagnosis TB
oleh tenaga kesehatan, 44,4 persen diobati dengan obat program. Adapun
A. Indikator Kinerja
Dalam pelaksanaannya program penanggulangan TB diharapkan dapat
meningkatkan capaian penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit
70% dari perkiraan dan menyembuhkan 85% dari semua pasien serta
mempertahankannya selain itu juga pada sasaran lain seperti masyarakat,
Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi dan kematian
akibat TB hingga separuhnya pada tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan
mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.
KONDI
SI
KONDISI
KINERJ
KINERJA
A PADA
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN PADA
AWAL
AKHIR
PERIO
PERIODE
DE