Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOKIMIA GIZI

KLORIDA URIN
Dosen Pengampu : Yuwono Setiadi, SST, M.Gizi

DISUSUN OLEH
Putri Yunita Rahmawati (P1337431119007)
D III GIZI REGULER A
SEMESTER III
TAHUN AJARAN 2020/2021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JALAN WOLTER MONGINSIDI NO. 155

KOTA SEMARANG

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Biokimia Gizi dengan judul “Klorida
Urin”

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Ponorogo, 27 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH……………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………..4
A. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………4
BAB 2 ISI……………...…………………………………………………………………….5
A. FISIOLOGI KLORIDA……………………………………………………………….5
B. GANGGUAN KESEIMBANGAN KLORIDA……………………………………….5
C. TES ADANYA KLORIDA............................................................................................6
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………7
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies
yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra (Wilmar, 2000).
Menurut Wilmar (2000), dari urin yang terbentuk bisa memantau penyakit melalui
perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya
kita mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh
ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat
menunjukkan kelainan di dalam urin.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obatobatan
dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari
ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan
hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu
merupakan zat yang steril (Wilmar, 2000).
Jenis urine adalah sebagai berikut
a. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan
pemeriksaan. Urine sewaktu biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin
yang melengkapi pemeriksaan fisik badan.
b. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur. Urine
ini biasanya lebih pekat dan baik sekali untuk pemeriksaan kadar protein
sedimen, reduksi, reaksi biologi dari calli malnini dan sebagainya.
c. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan (kurang
lebih 1,5–3 jam sesudah makan). Urine ini biasanya dipakai untuk
pemeriksaan reduksi.
d. Urine 24 jam
Urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Urine ini akurat untuk analisa
kuantitatif.
(Tim DepKes RI, 1994)

4
BAB II
ISI

A. Fisiologi Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi
klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan
asam-basa, dan menghitung anion gap.
Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat
badan. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan
intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan
dewasa.
Keseimbangan Gibbs-Donnan mengakibatkan kadar klorida dalam cairan
interstisial lebih tinggi dibanding dalam plasma. Klorida dapat menembus membran sel
secara pasif. Perbedaan kadar klorida antara cairan interstisial dan cairan intrasel
disebabkan oleh perbedaan potensial di permukaan luar dan dalam membran sel.
Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang
masuk dan yang keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis makanan.
Kandungan klorida dalam makanan sama dengan natrium. Orang dewasa pada keadaan
normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari, dan ekskresi klorida bersama
feses sekitar 1-2 mEq perhari. Drainase lambung atau usus pada diare menyebabkan
ekskresi klorida mencapai 100 mEq perhari. Kadar klorida dalam keringat bervariasi,
rerata 40 mEq/L. Bila pengeluaran keringat berlebihan, kehilangan klorida dapat
mencapai 200 mEq per hari. Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal.1,4,20
Nilai Rujukan Klorida
- serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L
- serum anak : 98-105 mmol/L
- serum dewasa : 95-105 mmol/L
- keringat anak : <50 mmol/L
- keringat dewasa : <60 mmol/L
- urine : 110-250 mmol/24 jam
- feses : 2 mmol/24 jam

B. Gangguan Keseimbangan Klorida


1. Penyebab Hipoklorinemia
Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan.
Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis
metabolik dengan hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai defisit natrium.
Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan dengan retensi
bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal.
2. Penyebab Hiperklorinemia
Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan
mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama
dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis
tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare
yang lama dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus, hiperfungsi status

5
adrenokortikal dan penggunaan larutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik.
Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda pada gangguan tubulus ginjal yang
luas.

C. Tes Adanya Klorida

1 mL urine
Tabung reaksi

penambahan 2 tetes HNO3 pekat + 2 tetes larutan AgNO3

pengamatan perubahan warna

penambahan NH4OH berlebihan

pengamatan

hasil

Menurut teori, ion klorida yang terdapat dalam urin berasal dari makanan yang
mengandung garam (NaCl) dan juga terkandung dalam urin normal jadi untuk
mengetahuinya harus ditemukan klorida dengan cara mengikat ion – ion Cl-
menggunakan larutan AgNO3 1% yang akan membentuk endapan putih. (Wilmar,
2000).

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat
badan. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan
intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan
dewasa. Nilai rujukan Klorida pada urine : 110-250 mmol/24 jam
Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Sedangkan
Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme
homeostasis dari klorida.
Ion klorida yang terdapat dalam urin berasal dari makanan yang mengandung
garam (NaCl) dan juga terkandung dalam urin normal jadi untuk mengetahuinya harus
ditemukan klorida dengan cara mengikat ion – ion Cl- menggunakan larutan AgNO3 1%
yang akan membentuk endapan putih. (Wilmar, 2000).

7
DAFTAR PUSTAKA

Arsyadi, Ahmad. 2014. Pemeriksaan Urin. Laporan Praktikum. Yogyakarta : Universitas


Islam Negeri Sunan Kalijaga
Pangeran, Khrisna. 2017. Urine : Identifikasi Senyawa Dalam Urine. Laporan Praktikum.
Semarang : Universitas Diponegoro
Yaswir, Rismawati dan Ira Ferawati. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium,
Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal. Padang : Universitas
Andalas

Anda mungkin juga menyukai