Anda di halaman 1dari 15

Usia 16-18 thn

Nama Kelompok

Putri Yunita Zulfa Camilah Nikita Alexandra


(P1337431119007) (P1337431119021) (P1337431119027)
Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa sebanyak
26,9% remaja usia 16-18 tahun memiliki status gizi pendek dan sangat
pendek. Selain itu terdapat sebanyak 8,1% remaja usia 16-18 tahun
dengan kondisi kurus dan sangat kurus. Remaja kurus usia 16-18 tahun
prevalensinya yakni 6,7% sedangkan remaja gemuk prevalensinya
sebesar 9.5%. prevalensi remaja gemuk di Indonesia mengalami
peningkatan jika dibandingkan dari data Riskesdas tahun 2013. Prevalensi
gemuk remaja usia 16-18 tahun meningkat sebanyak 2,2% dan remaja
kurus relative mengalami penurunan dibandingkan dengan 2013.
Menurut data Riskesdas 2018 proporsi penduduk umur >10 tahun
yang mengonsumsi buah dan sayur secara nasional yaitu >95,5% dari
anjuran . Masalah gizi, yaitu gizi kurang maupun gizi lebih akan
meningkatkan kerentanan terhadap berbagai macam penyakit,
khususnya akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular

Sebagai contoh, ibu hamil yang memiliki anemia dan kurang energy
kronik (KEK) akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR), stunting, komplikasi pada saat proses melahirkan,
menderita penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit
jantung di kemudian hari.
Berdasarkan baseline survey UNICEF pada tahun
2017, ditemukan adanya perubahan pola makan dan aktivitas
fisik pada remaja. Pola makan yang terbentuk berhubungan
dengan factor ekonomi, social budaya, agama, pendidikan,
dan lingkungan.
Aktivitas fisik pada remaja juga sangat
mempengaruhi perubahan pola makan dikarenakan sebagian
besar remaja menggunkana waktu luang mereka untuk
kegiatan yang tidak aktif. Sepertiga remaja menggunakan
waktu luangnya untuk makan camilan buatan pabrik atau
makanan olahan, sedangkan sepertiganya lagi rutin
mengonsumsi kue basah,roti basah, gorengan,dan kerupuk.
Perubahan gaya hidup juga terjadi akibat dari semakin
terhubungnya remaja dengan akses internet.
Cara Mencegah
Perbaikan gizi pada remaja melalui intervensi gizi
spesifik seperti pendidikan gizi dapat membantu
meningkatkan status gizi remaja. Salah satu
pendidikan gizi yang dapat diajarkan adalah
tentang porsi makan sehari-hari atau biasa disebut
dengan Isi Piringku. Isi piringku tersusun atas
makanan pokok, lauk nabati, lauk hewani, sayur,
dan buah. Makanan pokok didalam isi piringku
memiliki bagian 2/3 dari ½ piring. Lauk pauk yang
terdiri dari lauk hewani dan nabati memiliki bagian
1/3 dari ½ isi piring. Sayur dalam Isi Piringku
mengambil bagian 2/3 dari ½ isi piring, sedangkan
buah-buahan sebanyak 1/3 dari ½ piring.
Dengan mengonsumsi makanan yang lengkap dan
beragam sesuai dengan Pedoman Isi Piringku (PIP)
maka akan dapat meningkatkan status gizi dalam
masyarakat, memutus rantai intergenerasi
masalah gizi, dan masalah penyakit tidak menular.
Dengan mengonsumsi makanan yang lengkap dan
beragam sesuai dengan Pedoman Isi Piringku (PIP)
maka akan dapat meningkatkan status gizi dalam
masyarakat, memutus rantai intergenerasi masalah gizi,
dan masalah penyakit tidak menular.
Memantau berat badan secara teratur termasuk salah
satu tanda keseimbangan zat gizi di dalam tubuh
adalah tercapainya berat badan normal, yaitu berat
badan yang sesuai untuk tinggi badan, yang biasa
dikenal sebagai Indeks Masa Tubuh (IMT). Pada anak
usia sekolah dan remaja, penentuan status gizi
berdasarkan IMT harus disesuaikan dengan usianya.
Sama halnya jika kita dengan rutin memantau berat
badan dan tinggi badan, maka kita dapat mengetahui
status gizi kita, dan mencegah atau melakukan tindakan
penanganan bila berat badan menyimpang dari yang
seharusnya
Porsi Isi Piringku
Lauk nabati :
Porsi Isi Piringku ±700 kalori
• 1 potong tahu ukuran besar
Makanan pokok (1/3 piring)
(100gr)
150gr nasi :
• 2 potong tempe ukuran sedang
• 3 centong nasi (50gr)
• 3 buah kentangukuran sedang
• 1½ gelas mie kering Sayuran (1/3 piring)
• 1 mangkuk besar (150gr)
Lauk pauk (1/6 piring)
Lauk hewani : Buah- buahan (1/6 piring)
• 2 potong ayam ukuran sedang • Pepaya 2 potong ukuran sedang
tanpa kulit (150gr)
• 1 butir telur ayam ukuran • 2 buah jeruk ukuran sedang
besar
(110gr)
• 2 potong daging sapi ukuran • 1 buah pisang ambon ukuran kecil
sedang (70gr)
(50gr)
Contoh Menu Sesuai PIP
Satu kali makan untuk usia 16-18 tahun

Makan pagi

• Nasi putih 3 centong nasi (100gr)


• 1 ekor ikan kembung goreng (75gr)
• 2 potong tempe bacem ukuran sedang (50gr)
• 1 mangkuk besar sayur bayam (100gr)
• 2 potong pepaya ukuran sedang (100gr)
Contoh Menu Sesuai PIP

Snack Pagi

• Putu ayu
Contoh Menu Sesuai PIP

Makan Siang

• Nasi (100gr)
• Ayam bakar (50gr)
• Sambal goreng tahu (100gr)
• Capcay sayur (100gr)
• Melon (100gr)
Contoh Menu Sesuai PIP

Snack Siang

• Pastel
Contoh Menu Sesuai PIP

Makan Malam

• Mie goreng (100gr)


• Telur balado (60gr)
• Rolade tahu (50gr)
• Lalapan tomat,kol,timun,selada (50gr)
Daftar pustaka
Hasil riskesdas 2018
Leaflet Isi Piringku
P2PTM Kemenkes RI. 2018. Isi piringku Sekali Makan, (Online), (
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/14/isi-piringku-sekali-makan)
diakses tanggal 23 Januari 2021
Repository poltekkes tkj. 2019. Gambaran pola makan, (online),
(https://www.google.com/url?q=http://repository.poltekkes-
tjk.ac.id/217/1/BAB%2520I%2520g.pdf&usg=AFQjCNGnc3tTDtPyawEBHeGMKYk3t-EI7w) diakses
tanggal 24 Januari 2021
https://www.kemkes.go.id/article/view/20012600004/gizi-saat-remaja-tentukan-kualitas-
keturunan.html (diakses tanggal 24 Januari 2021
GizidanKesehatanRemaja. BukuPegangandan Kumpulan Rencana Ajar untuk Guru
SekolahMenengahPertama. 2016. SEAMEO
RECFONKementerianPendidikandanKebudayaanRepublik Indonesia
PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia nomor 41 tahun 2014
tentangPedomanGiziSeimbang (http://kesmas.kemkes.go.id/perpu/ konten/permenkes/pmk-no.-
41-ttg-pedoman-gizi-seimbang)

Anda mungkin juga menyukai