Anda di halaman 1dari 52

PENANGANAN GIZI PADA PASIEN

STUNTING DAN WASTING


DI RSUD. PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL
APA ITU
STUNTING?
STUNTING
Stunting adalah suatu keadaan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang,
yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang
ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan (Perpres No.72 th 2021
Percepatan Penurunan Stunting)
Balita stunting
2019 2020 2021

37,2% 30,8% 24,4%

RPJMN 2020-2024

2024

14%
PASIEN ANAK GIZI BURUK
DI RSUD.PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
TAHUN
BULAN
2020 2021 2022

Januari 3 2 12

Februari 11 1 5

Maret 13 1 3

April 3 1 17

Mei 1 7 5

Juni 0 3 9

Juli 3 1

Agustus 2 1

September 5 1

Oktober 1 5

November 6 3

Desember 4 7

Jumlah 52 33 51
Click icon to add picture

“Penanganan stunting
bersifat multisektoral,
sehingga dibutuhkan
kolaborasi dan komitmen
dari berbagai pihak”
Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit
diharapkan mampu meningkatkan akselerasi
pencapaian target RPJMN (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional)
bidang Kesehatan, sehingga upaya
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat
segera terwujud
Ciri-ciri Stunting

 Pertumbuhan terhambat
 Pertumbuhan gigi terlambat
 Wajah tampak lebih muda dari usianya
 Tanda pubertas terlambat
 Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Gejala anak stunting

 Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya


 Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih kecil
atau muda untuk usianya
 Berat badan yang rendah untuk anak usianya
 Pertumbuhan tulang yang terganggu
Penyebab stunting
Kurang gizi yang
1 kronis dalam jangka Pola asuh pemberian
waktu yang lama 4
ASI/MPASI
Tidak tercukupinya
2 asupan gizi yang baik
5 Kurangnya asupan
selama masa makanan bergizi
kehamilan
Sering menderita infeksi
3 diawal kehidupan
seorang anak
Dampak stunting
Jangka pendek

1. Terganggunya perkembangan otak


2. Berkurangnya kecerdasan
3. Gangguan pertumbuhan fisik
4. Gangguan metabolism dalam tubuh
Dampak stunting
Jangka panjang
1. Menurunnya kemampuan kognitif dan
prestasi belajar
2. Menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit
3. Risiko tinggi untuk munculnya penyakit
diabetes melitus, obesitas, penyakit
jantung, pembuluh darah, kanker, stroke,
dan disabilitas pada usia tua
Pencegahan Stunting
 Pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
 ASI Eksklusif 0-6 bulan
 Memantau pertumbuhan anak di posyandu
 Meningkatkan akses pelayanan kesehatan , fasilitas terhadap air bersih
dan kesehatan lingkungan
 Pola hidup sehat
ASI EKSKLUSIF
ASI EKSKLUSIF

ASI Eksklusif adalah ASI (Air Susu Ibu) yang diberikan pada bayi yang
berusia 0 sampai 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman tambahan,
karena gizi yang terkandung dalam ASI sudah mencukupi untuk 6 bulan
pertama kehidupan.
MANFAAT ASI EKSKLUSIF
Bagi Bayi
Menurunkan risiko riwayat
penyakit bayi Meningkatkan
Menurunkan risiko alergi
imunitas

Meningkatkan kognitif
Menurunkan risiko
Meningkatkan tumbuh bayi
obesitas
kembang bayi
Ukuran Lambung Bayi
MPASI
Pengertian

MPASI adalah memberikan makanan selain ASI


Ketika bayi sudah berusia 6 bulan, ASI tidak lagi
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizinya, oleh
sebab itu makanan lain harus diberikan bersama
dengan ASI untuk mencegah terjadinya stunting/gizi
buruk/ BGM
KOMPOSISI MPASI
Makanan pokok Lauk nabati

lauk hewani Buah dan sayur


Pemberian MPASI yang dianjurkan
Usia Frekuensi (per hari) Berapa banyak setiap Tekstur
kali makan

Mulai berikan MPASI 2-3 kali makan Mulai 2-3 sendok makan Bubur kental
Ketika anak berusia 6 dan secara bertahap
bulan

6-9 bulan 2-3 kali makan ditambah 1- 2-3 kali sendok makan Bubur kental / makanan
2 kali makanan selingan penuh tiap makan dan lumat
tingkatkan secara pertahap
sampai setengah mangkuk
ukuran 250 ml

9-12 bulan 3-4 kali makan ditambah 1- Setengah mangkuk ukuran Makanan yang dicincang
2 makan selingan 250 ml (125 ml) atau diiris

12-24 bulan 3-4 kali makan ditambah 1- Tiga perempat mangkuk Makanan keluarga
2 makanan selingan ukuran 250 ml (190 ml)
Contok Porsi MPASI Usia 6-9 bulan
Makan pagi Selingan Makan sore

ASI tetap diberikan sesering semau bayi

Nasi: 1 ½ sdm (20 g) Pisang : 4 ruas jari (20 g) Nasi : 1 ½ sdm (20 g)

Kuning telur : 1 butir (10 g) Hati : 2 ruas jari (5 g)

Tempe : 2 ruas telunjuk (10 Tahu : 4 ruas jari telunjuk


g) (20 g)
Sayur bayam & wortel : 1 Sayur bunga kol & wortel :
sdm (15 g) 1 ½ sdm (30 sdm)

Minyak : 1/3 sdt (1,5 g) Minyak : 1/3 sdt (1,5 g)


Kandungan Gizi

Energi : 209,1 kkal


Protein : 8,3 g
Lemak : 8 g
KH : 26,6 g
Fe : 4,4 g
Contoh Menu MPASI usia 9-11 bulan
Nasi tim dan snack bayi usia 9-11 bulan

Makan pagi selingan Makan siang Makan sore

ASI tetap diberikan sesering dan semau bayi

Nasi liwet: 3 sdm (30 g) Pisang : 4 ruas jari (20 Nasi : 3 sdm (30 g) Nasi : 3 sdm (30 g)
g)
Telur :1//2 butir (25 g) Biskuit : 2 keeping (10 Hati : 4 ruas jari (10 g) Ikan tongkol : 4 ruas jari
g) (15 g)
Tempe 2 ruas telunjuk Tahu (4 ruas telunjuk Tempe : 2 ruas telunjuk
(10 g) (20 g) (10 g)
Sayur bayam dan Sayur bunga kol dan Sayur sawi dan wortel :
wortel : 3 sdm (30 g) wortel : 30 sdm (30 g) 3 sdm (30 g)

Minyak :1/3 sdt (1,5 g) Minyak : 1/3 sdt (1,5 g) Minyak : 1/3 sdt (1,5 g)
Kandungan Gizi
Kandungan Gizi
Energi : 456 kkal
Protein : 19.8 gram
Lemak : 16 gram
Karbohidrat : 57.9 gram
Fe : 7.5 mg

Bahan makanan diolah hingga matang dan dicincang


Contoh menu MPASI Usia 12-24 bulan
Makanan dan Snack Bayi Usia 12-24 Bulan

Makan pagi Selingan Makan siang Makan sore

ASI tetap diberikan sesering dan semau bayi

Nasi liwet: 4 sdm (50 g) Pisang : 1 buah kecil (40 Nasi : 4 sdm (50 g) Nasi : 4 sdm (50 g)
g)

Telur : 1 butir (25 g) Biskuit : 2 keeping (10 g) Hati : 1 potong (25 g) Ikan tongkol : 6 ruas jari
(50 g)

Tempe : 4 ruas telunjuk Tahu : 6 ruas telunjuk (50 Tempe: 4 ruas telunjuk
(25 g) g) (25 g)
Sayur bayam dan wortel : Sayur bunga kol dan Sayur sawi dan wortel: 3
3 sdm (60 g) wortel : 3 sdm (30 g) sdm (30 g)

Minyak : ½ sdt (2 g) Minyak : ½ sdt (2 g) Minyak : ½ sdt (2 g


Kandungan gizi
Kandungan Gizi
Energi : 671.7 kkal
Protein : 44.2 gram
Lemak : 21.6 gram
Karbohidrat : 78.0 gram
Fe : 10.9 mg
Bahan makanan diolah hingga matang
Intervensi Gizi di Rumah Sakit Sesuai
Kondisi Medis Pasien

PERAN DIETESIEN
???
Keberhasilan tata laksana
masalah diet tergantung
pada derajat masalah,
kerjasama keluarga dan
tim multi disiplin kesehatan
(dokter anak, dietesien
anak, perawat ruang anak,
farmasi,
dll)
Asuhan Gizi

Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandart,


KemenkesRI.2014
Proses Asuhan Gizi Terstandar

Pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan


asuhan gizi yang berkualitas yang dilakukan oleh
tenaga gizi, melalui serangkaian aktivitas yang
terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi
sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi
kebutuhan gizi
PAGT/Proses Asuhan Gizi Terstandar ADIME
• Mengkaji hasil skrining gizi perawat
• Melakukan monitoring respon pasien
dan order diet awal dokter
terhadap intervensi gizi
• Melakukan assesmen/pengkajian gizi
• Melakukan evaluasi proses dan
lanjut pada anak dengan risiko
dampak asuhan gizi
malnutrisi atau gagal tumbuh
• Melakukan motivasi dan edukasi
• Mengidentifikasi masalah/diagnose
• Mencatat dan melaporkan hasil
gizi berdasarkan hasil assesmen
asuhan gizi
dan menetapkan prioritas diagnose
• Re assesmen bila tujuan belum
gizi
tercapai
• Merancang intervensi Gizi
• Ikuti visite/ronde bersama tim multi
• Koordinasi dengan dokter, perawat,
displin
nakes lain terkait dengan intervensi
• Berpartisipasi aktif dalam diskusi tim
gizi
STUNTING SETELAH PULANG RAWAT....?
Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen
serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit dengan kelas di
bawahnya dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya
dalam tata laksana stunting dan gizi buruk.
STUNTING SETELAH PULANG RAWAT....?
• Puskesmas dan Posyandu harus monitor BB/U, BB/TB dan
4 bulan kemudian monitor TB/U di KMS

• Monitoring pasien pasca rawat dengan stunting berarti


berusaha agar tumbuh kembang dan kecerdasan optimal
Contoh kegiatan terkait Program Nasional
Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting
Pengukuran
Panjang
badan dan
Tinggi badan
pasien
Penimbangan berat
badan pasien
Edukasi gizi di ruang
rawat inap
Konsultasi Gizi di Poli
Gizi
Menu diit pasien anak
Pangan olahan untuk
keperluan medis khusus

Formula WHO
Pangan olahan untuk
keperluan medis khusus

Susu Formula BBLR


 Edukasi ke
masyarakat dengan
sasaran pengunjung
rawat jalan
Edukasi di Poli
Anak
Edukasi di Poli
Obstetri Ginekologi
Konsultasi Gizi Massal
Edukasi Aksi Bersama
Cegah Stunting melalui
Podcast yang dapat di
akses melalui link
youtube RS Panembahan
Senopati
Thanks

Anda mungkin juga menyukai