Anda di halaman 1dari 47

Oleh :

Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes


• Pendahuluan
• Masalah Gizi Balita Balita
• Pemenuhan Kebutuhan Gizi
• MP-ASI dan Pola Makan Gizi
Seimbang
• Pengertian PMT
• Prinsip dan Syarat PMT
• Contoh menu PMT
(Riskesdas 2018)

• Masa anak-anak merupakan masa dimana anak mengalami pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat.

• Kebutuhan gizi anak harus dipenuhi agar pertumbuhan dan perkembangan optimal.

• Masalah gizi pada anak harus diatasi salah satunya dengan memberikan makanan
bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan gizinya
Penyebab
Masalah Gizi
Usia 0-2 tahun merupakan masa kritis perkembangan adipostas.
Komposisi tubuh berubah sesuai usia

Kekurangan atau kelebihan zat gizi pada periode usia 0-2 tahun
umumnya ireversibel dan akan berdampak pada kualitas hidup
jangka pendek dan jangka panjang. Stunting akan mempengaruhi
perkembangan otak jangka panjang yang selanjutnya berdampak
pada kemampuan kognitif dan prestasi Pendidikan

Pertumbuhan linear juga berpengaruh pada daya tahan tubuh


Hasil penelitian Angkat (2018) menunjukkan
bahwa jenis MP-ASIyang paling berpengaruh
terhadap kejadian stunting diikuti waktu
pemberian MP-ASI dan riwayat penyakit diare.

Jadi, pastikan MP-ASI yang diberikan adalah


MP-ASI yang bergizi seimbang dan sesuai
kebutuhan
Penelitian ini menyimpulkan hubungan yang
signifikan antara pemberian MP-ASI dini
dengan terjadinya stunting dengan nilai p-
value=0,001

Astuti dan Damayanti (2023)


• Gizi seimbang adalah • Asupan gizi seimbang dari
susunan makanan makanan memegang
sehari-hari yang peranan penting dalam
mengandung zat gizi proses pertumbuhan
dalam jenis dan jumlah anak.
yang sesuai dengan • Penerapan pola makan
kebutuhan tubuh, dengan dengan gizi seimbang
memerhatikan prinsip menekankan pola
keanekaragaman atau konsumsi yang beragam
variasi makanan, untuk mencegah masalah
aktivitas fisik, gizi.
kebersihan, dan berat
badan (BB) ideal.
• ASI adalah makanan yang
paling sempurna dan
mencukupi kebutuhan gizi bayi
sampai usia 6 bulan.

• Setelah bayi berusia 6 bulan


mulai terjadi penurunan
kuantitas dan kuliatas ASI
termasuk kandungan gizi
mikronya.

• Sehingga perlu di
sempunakan dengan
MAKANAN Pendamping ASI
yang di kenal dengan MPASI
60% praktik pemberian makan yang belum
tepat di Indonesia (BKKBN/BPS/Kemenks
2017)

40% anak baduta 23% belum


belum memenuhi terpenuhi minimal
minimal keragaman frekuensi
pangan makannya

Konsumsi pangan hewani, kacang- kacangan, sayur dan


buah rendah pada MP-ASI anak baduta <75%
Ketidakcukupan
(Sirait dan Achadi 2020)
Asupan Zat Gizi Mikro
6-11 bulan 12-23 bulan

60%
Kebutuhan ASI
Energi
ASI MP-ASI
(WHO 2009)
MP-ASI
• Oleh karena itu, pemberian MPASI yang optimal sangat penting
untuk menunjang tumbuh kembang anak

• Asupan makanan pada anak dengan komposisi gizi yang tepat


dari segi jumlah, jenis dan frekuensinya akan memperbaiki
status gizi

• Ketidak sempurnaan MPASI jika berlangsung lama akan


berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan anak serta berpontesi terhadap kejadian gizi buruk
Energi Total Energi (kkal)
Usia (bulan) Frekuensi dalam per hari dari
sehari MPASI

6-8 bulan 2-3 kali 615 200

9-11 bulan 3-4 kali 686 300


12-23 bulan 3-4 kali 894 550
Energi Total Energi (kkal) per Porsi Makanan
Usia (bulan) Frekuensi Konsistensi
dalam sehari hari dari MPASI Setiap Kali Makan

2-3 sendok
Tim saring, makan,
6-8 bulan 2-3 kali 800 240
lumat ditingkatkan
bertahap 125 ml

9-11 bulan 3-4 kali 800 400 Cincang 125 ml

12-23 Makanan
3-4 kali 1350 945 150-250 ml
bulan keluarga
• Pada usia bayi 6 bulan, natrium yang kerkandung
dalam ASI cukup untuk mendukung tumbuh kembang
anak.
• Rata-rata konsentrasi natrium ASI telah dilaporkan
berkisar dari 7 mmol/L (160 mg natrium/0,4g
garam) pada awal laktasi hingga 5 mmol/L (120 mg
natrium/0,3 g garam) atau kurang pada laktasi
selanjutnya
Scientific advisory commite on nutrition (2003)
Komposisi kontribusi zat zat
gizi makro pada MPASI :
Karbohidrat 35-60%
Lemak 30-45%
Protein 10-15%

Karbohidrat Protein Lemak

Sumber : Abeshu 2016


Minimal konsumsi 5 jenis dari 8
(1) ASI; (2) biji-bijian, akar dan umbi; (3)
polong-polongan, kacang-kacangan dan
biji-bijian; (4) susu (susu, yoghurt, keju);
(5) makanan daging (daging, ikan,
unggas, dan daging hati atau jeroan); (6)
telur; (7) buah dan sayuran kaya vitamin
A (wortel, mangga, sayuran berdaun hijau
tua, labu kuning, ubi jalar oranye); dan (8)
buah dan sayuran lainnya

Anak kecil perlu mengonsumsi berbagai makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan memaparkannya pada
berbagai rasa dan tekstur. Anak-anak yang diberi makanan beragam lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan
mikronutrien mereka, termasuk kebutuhan vitamin A, zat besi, kalsium, tiamin, folat, seng, vitamin B6 dan B12.
Lanjutkan Berikan makanan
pemberian ASI pendamping ASI
sampai umur 2 (MP-ASI) mulai
tahun usia 6 bulan

Kemenkes 2014
1. Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin
meningkat.

2. Jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara


khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam memenangkan
pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang

3. Perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk penyakit infeksi dan


cacingan
Perbanyak
Biasakan makan 3 kali
mengonsumsi Perbanyak
sehari (pagi, siang
makanan kaya protein mengonsumsi sayuran
dan malam) bersama
seperti ikan, telur, dan buah-buahan.
keluarga
susu, tempe, dan tahu

Batasi mengonsumsi Biasakan bermain


makanan selingan Minumlah air putih bersama dan
yang terlalu manis, sesuai kebutuhan melakukan aktivitas
asin dan berlemak fisik setiap hari
Adalah makanan tambahan (di luar MP-ASI/ makanan keluarga
yang dikonsoumsi sehari-hari) yang diberikan kepada balita 6-59
bulan berbahan pangan loKal sebagai contoh makanan tambahan
yang baik untuk edukasi dalam perbaikan pola konsumsi sesuai gizi
seimbang dan mencegah munculnya masalah gizi.
Sasaran PMT Penyuluhan:
Balita 6-59 bulan, yang tidak memiliki gangguan gizi sebagai suatu
tindakan pencegahan.
*untuk balita yang memiliki masalah gizi diberikan makanan tambahan sesuai rekomendasi
Tenaga Kesehatan.

Tujuan PMT Penyuluhan:


• Sarana edukasi dalam pemberian makanan kepada balita sesuai
standar.
• Meningkatkan kehadiran sasaran setiap bulan di Posyandu.
• Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam
mempersiapkan dan menyediakan menu gizi seimbang makanan
lokal balita
Syarat Bahan Pangan yang digunakan Syarat Pemberian Bumbu pada Makanan
dalam pembuatan Makanan Tambahan: Tambahan Balita:
1. Terbuat dari pangan loKal yang mudah 1. Gunakan bumbu segar atau rempah
didapat. asli
2. Sumber pangan beragam, minimal 2. Batasi penggunaan garam dan gula
terdapat kelompok bahan makanan yang berlebihan (sesuai dengan usia).
pokok, pangan hewani, sayur, dan 3. Hindari penggunaan bumbu penyedap
buah-buahan. instan (MSG, kaldu instan, saus tiram,
3. Padat gizi, hindari penggunaan bahan saus tomat kemasan, dll)
makanan yang rendah zat gizi, seperti 4. Penambahan bahan perasa
snack makanan ringan. memperhatikan usia, misalnya madu
4. Keamanan pangan diperhatikan, tidak untuk usia 1 tahun ke atas, coklat untuk
mengandung zat berbahaya usia 2 tahun ke atas.
(pengawer, pewarna dan pemanis
buatan).
5. Harga terjangkau
Prinsip dan persyaratan Makanan Tambahan Lokal
1. Dapat diterima
2. Sesuai dengan norma dan agama
3. Mudah dibuat
4. Memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai kelompok umur
5. Terjangkau
6. Mudah didapat
7. Aman

Menu makan tambahan diberikan untuk satu kali makan yang mengandung 30-
50% kalori makanan tambahan sehari.
Prinsip Pemberian Makanan Tambahan Balita

• Berupa makanan lengkap siap santap atau kudapan kaya sumber


protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang; lauk hewani
diharapkan dapat bersumber dari 2 macam sumber protein yang
berbeda. Misalnya telur dan ikan, telur dan ayam, telur dan daging. Hal
ini bertujuan untuk mendapatkan kandungan protein yang tinggi dan
asam amino esensial yang lengkap
• Berupa tambahan dan bukan pengganti makanan utama
• PMT Balita gizi kurang diberikan selama 4-8 minggu,
Prinsip Pemberian Makanan Tambahan Balita

• PMT Balita BB kurang dan Balita dengan BB Tidak Naik selama 2-4 minggu
dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penggunaan bahan lokal
• PMT di Posyandu, Fasyankes, Kelas Ibu Balita atau melalui kunjungan rumah
oleh kader/nakes/mitra
• Diberikan setiap hari dengan komposisi sedikitnya 1 kali makanan lengkap
dalam seminggu dan sisanya kudapan. Makanan lengkap diberikan sebagai
sarana edukasi implementasi isi piringku. PMT disertai dengan edukasi, dapat
berupa demo masak, penyuluhan dan konseling.
• Bagi baduta, pemberian makanan tambahan sesuai prinsip pemberian
makanan bayi dan anak (PMBA) dan tetap melanjutkan pemberian ASI
(diberikan secara on-demand sesuai kebutuhan anak)
Persyaratan Mutu :
1. Bahan
• Bahan-bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman
• Keamanan dan kecukupan kandungan zat gizi bahan yang digunakan untuk
pembuatan MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan harus terbukti secara ilmiah
dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan
• Dibuat dari salah satu atau campuran bahan-bahan utama berikut dan atau
turunannya: serealia, umbi-umbian, bahan berpati, kacang-kacangan, biji
bijian yang mengandung minyak, susu, ikan, daging, unggas, buah dan atau
bahan Pangan lain yang sesuai.
Persyaratan Mutu :
1. Bahan
• Dapat ditambahkan bahan lain dan atau turunannya yang sesuai seperti
minyak, lemak, gula, sirup gula, garam, sayuran, buah dan atau rempah
• Kakao hanya dapat digunakan pada produk untuk bayi berusia di atas 9
(sembilan) bulan dan batas -37- maksimum penggunaannya adalah 1,5
gram per seratus gram produk siap konsumsi
• Madu hanya dapat digunakan pada produk untuk anak berusia di atas 12
(dua belas) bulan.
• Produk yang menggunakan madu atau sirup gula (antara lain maple,
fruktosa, glukosa) harus diproses sedemikian rupa sehingga bebas (negatif)
dari Clostridium botulinum.
• harus memenuhi persyaratan mutu yang baku seperti warna, rasa, dan bau.
Persyaratan Mutu :
2. Kandungan Gizi
• Kadar air bentuk bubuk, biskuit, rusks dan produk instan tidak lebih dari 5
gram per 100 gram. Kadar air bentuk pasta atau bentuk lain yang harus
dimasak terlebih dahulu, tidak lebih dari 12,5 gram per 100 gram.
• Energi : Kanfungan gizi sesuai dengan anjuran kebutuhan gizi MP-ASI.
Densitas energi MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan tidak kurang dari 0,8
kkal/g (siap konsumsi).
• Protein : 6-12 bulan 1.9-5.5 g/100 kkal. Usia 12-24 bulan 0.8-5.5 g/100 kkal.
Mutu protein tidak kurang dari 70% mutu kasein.
• Lemak : Minyak dan lemak terhidrogenasi parsial tidak boleh digunakan Asam
lemak trans tidak boleh ditambahkan, namun jika ada maka kandungannya
tidak lebih dari 3% dari total asam lemak.
Persyaratan Mutu :
2. Kandungan Gizi
• Karbohidrat : Jumlah karbohidrat yang ditambahkan dari sukrosa, fruktosa,
glukosa, sirup glukosa atau madu tersebut tidak lebih dari 5 g/100 kkal; dan
Jumlah fruktosa tidak lebih dari 2,5 g/100 kkal.
• Serat pangan : MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan mengandung serat
pangan tidak lebih dari 1,25 g per 100 kkal.
• Vitamin dan Mineral :
Standar Makanan Tambahan Lokal Untuk Balita
Komposisi Makanan Tambahan Lokal bagi balita (6-59 bulan) dalam satu hari
Usia Balita
Zat Gizi
6-8 bulan 9-11 bulan 12-23 bulan 24-59 bulan

Energi (kkal) 175-200 175-200 225-275 300-450


Protein (gr) 3.5-8 3.5-8 4.5-11 16-8
Lemak (gr) 4.4-13 4.4-13 5.6-17.9 7.5-29.3

Kontribusi energi terhadap


21.9 -25.0 21.9 -25.0 16.7 - 20.4 21.4-33.3
kebutuhan gizi sehari

Kementerian Kesehatan 2022


Anjuran Porsi Usia 6-11 Bulan
Satuan Penukar Karbohidrat
Sumber Pangan Berat Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g)
(SP) (g)
Beras = 15 gr. Nasi =30
sumber karbohidrat 0.3 52,5 1,2 0,0 12,0
gr
Lauk Hewani lemak ikan = 20 gr. daging
0.5 25,0 3,5 1,0 0,0
rendah ayam = 20 gr
Lauk Hewani lemak Daging sapi = 17.5 gr.
0.5 37,5 3,5 2,5 0,0
sedang hati ayam = 15 gr
tempe = 12.5 gr. tahu =
Lauk Nabati 0.25 20,0 1,5 0,8 2,0
25 gr
wortel. bayam. buncis =
Sayuran 0.1 2,5 0,1 0,0 0,5
10 gr
jeruk = 10 gr. pisang=
Buah & gula 0.1 5,0 0,0 0,0 1,0
10 gr. melon = 10 gr
minyak = 5 ml. santan
Minyak 1 50,0 0,0 5,0 0,0
30 ml
Total 193 9,8 9,3 15,5
Kementerian Kesehatan 2022
Anjuran Porsi Usia 12-23 Bulan

Satuan Penukar Energi Karbohidrat


Sumber Pangan Berat Protein (g) Lemak (g)
(SP) (kkal) (g)
Beras = 25 gr. Nasi
Sumber karbohidrat 0.5 87,5 2,0 0,0 20,0
=50 gr
ikan = 20 gr. daging
Lauk hewani lemak rendah 0.5 25,0 3,5 1,0 0,0
ayam = 20 gr
Daging sapi = 17.5 gr.
Lauk hewani lemak sedang 0.5 37,5 3,5 2,5 0,0
hati ayam = 15 gr
tempe = 12.5 gr. tahu =
Lauk nabati 0.25 20,0 1,5 0,8 2,0
25 gr
wortel. bayam. buncis =
Sayuran 0.1 2,5 0,1 0,0 0,5
10 gr
jeruk = 10 gr. pisang=
Buah & gula 0.1 5,0 0,0 0,0 1,0
10 gr. melon = 10 gr
minyak = 5 ml. santan
Minyak 1 50,0 0,0 5,0 0,0
60 ml
Total 228 10,6 9,3 23,5

Kementerian Kesehatan 2022


Anjuran Porsi Usia 24-59 Bulan

Jenis Pangan Satuan Penukar (SP) Berat Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

sumber karbohidrat 1 Beras = 50 gr. Nasi =100 gr 175 4 0 40

ikan = 40 gr. daging ayam =


Lauk Hewani lemak rendah 1 50 7 2 0
40 gr
Daging sapi = 35 gr. hati
Lauk Hewani lemak sedang 1 75 7 5 0
ayam = 30 gr

Lauk Nabati 0.5 tempe = 25 gr. tahu = 50 gr 40 3 1.5 4

wortel. bayam. buncis = 25


Sayuran 0.25 6.25 0.25 0 1.25
gr

jeruk = 50 gr. pisang= 50


Buah & gula 1 50 0 0 10
gr. kurma =15 gr

Minyak 1 minyak = 5 ml 50 0 5 0
Total 446 21.3 13.5 55.3

Kementerian Kesehatan 2022


Pilih menu yang akan
Tetapkan kelompok disiapkan atau Hitung kebutuhan
sasaran (kelompok menyesuaikan dengan bahan pangan sesuai
umur dan jumlahnya) anjuran porsi dan jumlah sasaran
kandungan gizi

Mengolah bahan
Penyimpan Pemorsian makanan sesuai
dengan resep

Kementerian Kesehatan 2022


Menurut Kelompok Umur

6-8 Bulan 9-11 Bulan 12-23 Bulan


✓ Puding telur tahu ✓ Mie kukus telur puyuh ✓ Bola nasi isi abon ikan
✓ Barongko telur ayam santan ✓ Baso kuah tahu ayam ✓ Dimsum ayam udang
✓ Puding kentang daging ✓ Nuget bihun ayam ✓ Nugget tempe ayam wortel
✓ Puding telur jagung ✓ Talam pisang ✓ Tekwan ikan tahu
✓ Puding telur ubi ungu ✓ Talam ubi ungu abon ✓ Lemper mie isi sayur ayam
✓ Lumpia kulit dadar telur isi tahu dan sayur cincang ✓ Rolade daging isi wortel

24-59 Bulan
✓ Lapis tamie ikan
✓ Udang ayam gulung Menu untuk usia lebih muda juga dapat diberikan untuk kelompok usia yang lebih
✓ Siomay ikan kuah tua,misalnya menu untuk usia 6-8 bulan juga boleh diberikan untuk usia 9 bulan ke
✓ Arem-arem isi abon ikan atas.Menu untuk usia lebih tua jika akan diberikan ke usia lebih muda harus disertai
✓ Otak-otak ikan edukasi kesesuaian tekstur, misalnya untuk usia 6-8 bulan disaring dan usia 9-11
✓ Baso rambutan ayam tahu bulan dicincang.
1. Merebus (Boiling) 2. Mengukus (Steaming)

Boiling adalah proses memasak makanan di Steam adalah proses memasak


dalam air mendidih, atau memasak makanan lembab/basah, dengan memanfaatkan panas
berbasis/pada media cairan seperti air, kaldu, dari uap air atau dikenal dengan istilah
santan atau susu yang direbus. mengukus. Proses pematangan lauk pauk
menggunakan teknik steaming bertujuan
untuk mempertahankan rasa asli makanan
dan bumbu-bumbunya.
3. Dipanggang 4. Menggoreng (Frying)

Frying adalah metode memasak makanan


Bentuk memasak makanan yang melibatkan
dalam minyak atau lemak. Lemak yang
panas langsung. digunakan untuk memasak pada umumnya
diambil dari minyak kelapa sawit yang telah
mengalami hidrogenasi sehingga menjadi
padat seperti margarine. Butter merupakan
jenis lemak padat yang diambil dari lemak
susu hewan.
5. Menumis 6. Deep Frying

Metode memasak makanan dengan Deep-frying adalah metode menggoreng


menggunakan sedikit minyak. Contoh menu : dengan minyak berjumlah banyak sehingga
orak arik telur, ikan masak tauco, udang semua bagian makanan yang digoreng
bumbu balado, telur bumbu bali, dan terendam di dalam minyak panas.
sebagainya.
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Seimbang,. Pedoman Gizi Seimbang. Published online 2014:1-99.

WHO. Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child. World Heal Organ UNICEF. 2000;0(8):0-22.

Menkes RI. Permenkes RI No. 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Vol 8.; 2019:55.

Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices, and Adequacy of Homemade Complementary Food

Preparations in Developing Countries – Lessons from Ethiopia. Front Nutr. 2016;3(October). doi:10.3389/fnut.2016.00041

Fakultas Kedokteran UI. (2015). Penuntun Diet Anak. (S. S. Nasar, S. Djoko, S. B.. Hartati, & Y. E. Budiwiarti, Eds.). Jakarta: Badan Penerbit FK UI.

Menkes RI. 2018. Pedoman Proses Asuhan Puskesmas. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Angkat, Abdul Hairuddin. "Penyakit Infeksi dan Praktek Pemberian MP-ASI Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam." Jurnal Dunia Gizi 1.1 (2018): 52-58.

Astuti, R. W., & Damayanti, D. S. (2023). Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2022: The

Relationship of Early MP-ASI Giving to Stunting Incidents in Toddlers During the Covid-19 Pandemic in 2022. Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 291-295

Anda mungkin juga menyukai