• Kebutuhan gizi anak harus dipenuhi agar pertumbuhan dan perkembangan optimal.
• Masalah gizi pada anak harus diatasi salah satunya dengan memberikan makanan
bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan gizinya
Penyebab
Masalah Gizi
Usia 0-2 tahun merupakan masa kritis perkembangan adipostas.
Komposisi tubuh berubah sesuai usia
Kekurangan atau kelebihan zat gizi pada periode usia 0-2 tahun
umumnya ireversibel dan akan berdampak pada kualitas hidup
jangka pendek dan jangka panjang. Stunting akan mempengaruhi
perkembangan otak jangka panjang yang selanjutnya berdampak
pada kemampuan kognitif dan prestasi Pendidikan
• Sehingga perlu di
sempunakan dengan
MAKANAN Pendamping ASI
yang di kenal dengan MPASI
60% praktik pemberian makan yang belum
tepat di Indonesia (BKKBN/BPS/Kemenks
2017)
60%
Kebutuhan ASI
Energi
ASI MP-ASI
(WHO 2009)
MP-ASI
• Oleh karena itu, pemberian MPASI yang optimal sangat penting
untuk menunjang tumbuh kembang anak
2-3 sendok
Tim saring, makan,
6-8 bulan 2-3 kali 800 240
lumat ditingkatkan
bertahap 125 ml
12-23 Makanan
3-4 kali 1350 945 150-250 ml
bulan keluarga
• Pada usia bayi 6 bulan, natrium yang kerkandung
dalam ASI cukup untuk mendukung tumbuh kembang
anak.
• Rata-rata konsentrasi natrium ASI telah dilaporkan
berkisar dari 7 mmol/L (160 mg natrium/0,4g
garam) pada awal laktasi hingga 5 mmol/L (120 mg
natrium/0,3 g garam) atau kurang pada laktasi
selanjutnya
Scientific advisory commite on nutrition (2003)
Komposisi kontribusi zat zat
gizi makro pada MPASI :
Karbohidrat 35-60%
Lemak 30-45%
Protein 10-15%
Anak kecil perlu mengonsumsi berbagai makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan memaparkannya pada
berbagai rasa dan tekstur. Anak-anak yang diberi makanan beragam lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan
mikronutrien mereka, termasuk kebutuhan vitamin A, zat besi, kalsium, tiamin, folat, seng, vitamin B6 dan B12.
Lanjutkan Berikan makanan
pemberian ASI pendamping ASI
sampai umur 2 (MP-ASI) mulai
tahun usia 6 bulan
Kemenkes 2014
1. Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin
meningkat.
Menu makan tambahan diberikan untuk satu kali makan yang mengandung 30-
50% kalori makanan tambahan sehari.
Prinsip Pemberian Makanan Tambahan Balita
• PMT Balita BB kurang dan Balita dengan BB Tidak Naik selama 2-4 minggu
dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penggunaan bahan lokal
• PMT di Posyandu, Fasyankes, Kelas Ibu Balita atau melalui kunjungan rumah
oleh kader/nakes/mitra
• Diberikan setiap hari dengan komposisi sedikitnya 1 kali makanan lengkap
dalam seminggu dan sisanya kudapan. Makanan lengkap diberikan sebagai
sarana edukasi implementasi isi piringku. PMT disertai dengan edukasi, dapat
berupa demo masak, penyuluhan dan konseling.
• Bagi baduta, pemberian makanan tambahan sesuai prinsip pemberian
makanan bayi dan anak (PMBA) dan tetap melanjutkan pemberian ASI
(diberikan secara on-demand sesuai kebutuhan anak)
Persyaratan Mutu :
1. Bahan
• Bahan-bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman
• Keamanan dan kecukupan kandungan zat gizi bahan yang digunakan untuk
pembuatan MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan harus terbukti secara ilmiah
dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan
• Dibuat dari salah satu atau campuran bahan-bahan utama berikut dan atau
turunannya: serealia, umbi-umbian, bahan berpati, kacang-kacangan, biji
bijian yang mengandung minyak, susu, ikan, daging, unggas, buah dan atau
bahan Pangan lain yang sesuai.
Persyaratan Mutu :
1. Bahan
• Dapat ditambahkan bahan lain dan atau turunannya yang sesuai seperti
minyak, lemak, gula, sirup gula, garam, sayuran, buah dan atau rempah
• Kakao hanya dapat digunakan pada produk untuk bayi berusia di atas 9
(sembilan) bulan dan batas -37- maksimum penggunaannya adalah 1,5
gram per seratus gram produk siap konsumsi
• Madu hanya dapat digunakan pada produk untuk anak berusia di atas 12
(dua belas) bulan.
• Produk yang menggunakan madu atau sirup gula (antara lain maple,
fruktosa, glukosa) harus diproses sedemikian rupa sehingga bebas (negatif)
dari Clostridium botulinum.
• harus memenuhi persyaratan mutu yang baku seperti warna, rasa, dan bau.
Persyaratan Mutu :
2. Kandungan Gizi
• Kadar air bentuk bubuk, biskuit, rusks dan produk instan tidak lebih dari 5
gram per 100 gram. Kadar air bentuk pasta atau bentuk lain yang harus
dimasak terlebih dahulu, tidak lebih dari 12,5 gram per 100 gram.
• Energi : Kanfungan gizi sesuai dengan anjuran kebutuhan gizi MP-ASI.
Densitas energi MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan tidak kurang dari 0,8
kkal/g (siap konsumsi).
• Protein : 6-12 bulan 1.9-5.5 g/100 kkal. Usia 12-24 bulan 0.8-5.5 g/100 kkal.
Mutu protein tidak kurang dari 70% mutu kasein.
• Lemak : Minyak dan lemak terhidrogenasi parsial tidak boleh digunakan Asam
lemak trans tidak boleh ditambahkan, namun jika ada maka kandungannya
tidak lebih dari 3% dari total asam lemak.
Persyaratan Mutu :
2. Kandungan Gizi
• Karbohidrat : Jumlah karbohidrat yang ditambahkan dari sukrosa, fruktosa,
glukosa, sirup glukosa atau madu tersebut tidak lebih dari 5 g/100 kkal; dan
Jumlah fruktosa tidak lebih dari 2,5 g/100 kkal.
• Serat pangan : MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan mengandung serat
pangan tidak lebih dari 1,25 g per 100 kkal.
• Vitamin dan Mineral :
Standar Makanan Tambahan Lokal Untuk Balita
Komposisi Makanan Tambahan Lokal bagi balita (6-59 bulan) dalam satu hari
Usia Balita
Zat Gizi
6-8 bulan 9-11 bulan 12-23 bulan 24-59 bulan
Jenis Pangan Satuan Penukar (SP) Berat Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Minyak 1 minyak = 5 ml 50 0 5 0
Total 446 21.3 13.5 55.3
Mengolah bahan
Penyimpan Pemorsian makanan sesuai
dengan resep
24-59 Bulan
✓ Lapis tamie ikan
✓ Udang ayam gulung Menu untuk usia lebih muda juga dapat diberikan untuk kelompok usia yang lebih
✓ Siomay ikan kuah tua,misalnya menu untuk usia 6-8 bulan juga boleh diberikan untuk usia 9 bulan ke
✓ Arem-arem isi abon ikan atas.Menu untuk usia lebih tua jika akan diberikan ke usia lebih muda harus disertai
✓ Otak-otak ikan edukasi kesesuaian tekstur, misalnya untuk usia 6-8 bulan disaring dan usia 9-11
✓ Baso rambutan ayam tahu bulan dicincang.
1. Merebus (Boiling) 2. Mengukus (Steaming)
WHO. Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child. World Heal Organ UNICEF. 2000;0(8):0-22.
Menkes RI. Permenkes RI No. 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Vol 8.; 2019:55.
Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices, and Adequacy of Homemade Complementary Food
Preparations in Developing Countries – Lessons from Ethiopia. Front Nutr. 2016;3(October). doi:10.3389/fnut.2016.00041
Fakultas Kedokteran UI. (2015). Penuntun Diet Anak. (S. S. Nasar, S. Djoko, S. B.. Hartati, & Y. E. Budiwiarti, Eds.). Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Menkes RI. 2018. Pedoman Proses Asuhan Puskesmas. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Angkat, Abdul Hairuddin. "Penyakit Infeksi dan Praktek Pemberian MP-ASI Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Simpang Kiri Kota
Astuti, R. W., & Damayanti, D. S. (2023). Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2022: The
Relationship of Early MP-ASI Giving to Stunting Incidents in Toddlers During the Covid-19 Pandemic in 2022. Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 291-295