Anda di halaman 1dari 13

Temuan Lapangan

Pemberian Makan Tambahan


Cegah balita underweight, wasting dan stunting

DR.dr.Tan Shot Yen, M.hum


Dr Tan & Remanlay Institute
Siapkah
Kader
Sebagai
Tombak
Paling
Depan?
Siapkah
Kader
Sebagai
Tombak
Paling
Depan?
PMT Posyandu: Sebaiknya Apa?
• Pemberian Makanan Tambahan sebenarnya contoh edukasi
Posyandu bagi para ibu. Biasanya tentang asupan pelengkap,
kudapan, selingan.
• Jadi: PMT tidak perlu seperti menu nasi kotak hajatan
(kebayang jika bayinya baru 8 bulan. Lalu buat apa PMT nya?
Salah sasaran dong ya)
• Jadi: jajanan warung BUKAN EDUKASI yang baik. Apalagi agar2
warna warni, kemasan tinggi gula garam dan lemak (termasuk
biskuit dengan trans fat), aneka susu kotak BERGULA
• Jadi: PMT sebaiknya dibedakan bagi bayi yang belum
mengunyah dan anak balita.
• Jadi: PMT mengacu pada buku KIA.
• Dari mana dana PMT? Bisa dari jimpitan (sumbangan sukarela),
dari pemerintah (dana operasional posyandu, dana desa, dsb
yang bahannya kerap harus dibeli melalui e katalog
LKPP/Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah:
yg baaanyak sekali pilihannya)
• Bikin PMT repot? Nggak juga. Hanya sebulan sekali. Banyak
menu sehat sederhana ASLI INDONESIA. Sesuaikan dengan
budaya lokal anda
@drtanshotyen
4 sehat 5 sempurna: SUDAH TIDAK ADA!
• Dengan berlakunya Permenkes no 41/2014, secara resmi
kita telah meninggalkan konsep lawas “4 sehat 5
sempurna”
• Kualitas dan kuantitas asupan memegang peran penting
dalam konsep GIZI SEIMBANG
• Gizi seimbang artinya: kecukupan makronutrien (karbo,
protein, lemak) dan mikronutrien (mineral, vitamin) yg
terdapat dlm keragaman pangan
• Posisi susu hanya bagian dari protein hewani yang juga
bisa tercukupi dari sumber pangan lain (telur, ayam,
ikan, daging serta olahannya)
• Penting untuk memahami bahwa lebih dari 80% etnik
melayu (jadi ini genetik ya!) mempunyai intoleransi
laktosa, artinya: tubuh tidak mampu mencerna susu dg
baik yg malah merugikan kesehatan
• Penting artinya bagi POSYANDU untuk menyediakan
PMT dengan konsep yang benar. Agar tidak berat
sebelah menguntungkan pihak-pihak tertentu
sementara kearifan pangan lokal justru terabaikan

@drtanshotyen
Kata Siapa SOSIS itu Sehat?
• Yang pasti produk olahan. Ultraproses.
• BUKAN DAGING
• Tinggi pengawet, tinggi garam dan MSG
• Tinggi lemak jenuh
• Tinggi imbuhan yg tidak dibutuhkan manusia
• “Pembungkus” (casing) kerap terbuat dr bahan
sintetik ketimbang usus hewan atau jerohan
seperti sosis klasik
• Meningkatkan risiko kanker usus besar
• Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit
jantung
• Meningkatkan risiko obesitas, bukan kenaikan BB
yg sehat
• Meningkatkan kolesterol yg merugikan LDL
• Posyandu anda ada yang bagi2 sosis? Ngeri @drtanshotyen
Drama Lepeh Berujung Stunting
• Asumsi “lepeh” yang dipahami org tua:
• Anak tdk doyan makanannya (pdhl
masalahnya anak belum cukup umur naik
tekstur)
• Anak menolak protein hewani (pdhl cara
olahnya salah. Gigi yg sdh tumbuh karies.
Sulit kunyah)
• Anak tidak siap naik tekstur (pdhl
stimulasi oromotornya buruk)
• Akibatnya di usia 1th anak masih tergantung
ASI (pdhal kebutuhan ASI tinggal 30%)
• BB seret dan faltering dianggap ASI sdh
tdk bergizi
• Disapih dini dialihkan ke sufor: ‘drama
baru’ dimulai: anak menolak sufor, diare,
ganti sufor lebih mahal
• Yang tetap TIDAK DIBAHAS: CARA
pemberian makan dan mengejar
KECUKUPAN makannya @drtanshotyen
Drama GTM Berujung Stunting
• Menyulut kepanikan orang tua
• Akhirnya diberi makan apa pun yang
anaknya mau
• Lingkaran keluarga ikut campur
• Awal pola asuh yang kisruh: diberi
tontonan gawai, diberi makan sambil
gendong dan keliling
• Saat bb seret dan faltering, orang tua
menyangkal:
• Dianggap bb seret karena ‘lagi
ngentengin badan’ mau pintar
• “Yang penting anaknya sehat dan aktip”
• Yang dibaca hanya grafik bb/tb (tertulis:
‘gizi baik/ normal’). Padahal anaknya
underweight dan berisiko stunting
@drtanshotyen
25 Kompetensi Kader

Anda mungkin juga menyukai