Anda di halaman 1dari 6

URINE

kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati,
saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat.
Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai dengan
pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.
Jenis sampel urine :
Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak
ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau
hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel
skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk
pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan
sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam
mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsurunsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk
pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan
berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam
terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini
biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine,
misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu
botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet,
misalnya toluene.

Wadah Spesimen
Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan
plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml
urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering,
tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang

terdapat dalam urine.

Prosedur Pengumpulan
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali
dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan
spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara
pengambilan yang benar.
Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di
mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung
dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum
aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel
dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.
Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan
dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain
yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital
sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon
yang bersih sebelum menampung spesimen.
Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis.
keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu
mengenai cara pengumpulan sampel urine; mereka harus mencuci
tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel; menampung
urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu
dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi
dipasang kantung penampung urine pada genitalia.
Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan
khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah,
diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini
menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan
kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi
pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi
urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 12 ml. Masukkan urine
ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke
laboratorium.
Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine

biasanya diperlukan sampel urine 24 jam. Cara pengumpulan urine 24 jam


adalah :
Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama.
Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode
selanjutnya ditampung.
Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan
terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi
feses pada sampel urin wanita.
Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah,
pengumpulan urin dihentikan.
Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.
Biakan Urine
Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai
diagnostic yang besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari
urethra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran. Sampel
urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila specimen urine
acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat
digunakan.
Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch.
Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara
teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila
lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine clean-catch adalah
spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan
meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes
biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus
membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan
gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke
dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume
direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk
anak-anak.
Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran
kemih dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat
diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan
tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung drainase.
Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila

diduga terjadi infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik


merupakan cara penampungan yang paling baik.
Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman,
dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang
menetap.
Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :
Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari
depan ke belakang
Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan
jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar
urine tidak membasahi bagian luar wadah.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :
Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran
urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam
wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum
aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan
cara mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine
aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.
Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine
10% kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%

Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit


Diambil urine sebanyak 20 ml dengan cara aseptik/suci hama
(dilakukan oleh petugas yang berkompenten)
Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.
Segera dikirim ke laboratorium.

Glukosa Urine
Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil
penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (mis. urea), elektrolit (mis. natrium,
kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke tubulus
ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk
glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan kembali diekskresikan ke
dalam urin.

Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam urin (kurang
dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai
ambang ginjal terlampaui (kadar glukosa darah melebihi 160-180 mg/dl atau 8,9-10
mmol/l), atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.

Prosedur
Uji glukosa urin konvensional menggunakan pereaksi Benedict atas dasar sifat
glukosa sebagai zat pereduksi. Cara ini tidak spesifik karena beberapa pereduksi
lain dapat mengacaukan hasil uji. Beberapa gula lain bisa menyebabkan hasil uji
reduksi positif misalnya fruktosa, sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, dsb.
Beberapa zat bukan gula yang dapat mengadakan reduksi seperti asam
homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat.Pengaruh obat : streptomisin, salisilat
kadar tinggi, vitamin C, dsb.
Metode carik celup (dipstick) dinilai lebih bagus karena lebih spesifik untuk glukosa
dan waktu pengujian yang amat singkat. Reagen strip untuk glukosa dilekati dua
enzim, yaitu glukosa oksidase (GOD) dan peroksidase (POD), serta zat warna
(kromogen) seperti orto-toluidin yang akan berubah warna biru jika teroksidasi. Zat

warna lain yang digunakan adalah iodide yang akan berubah warna coklat jika
teroksidasi.
Prosedur uji yang akan dijelaskan di sini adalah uji dipstick. Kumpulkan spesimen
acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urin. Tunggu
selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan
warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk
memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji dipstick adalah :


Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi (hidrogen
peroksida, hipoklorit, atau klorin) dalam wadah sampel urin, atau urine yang sangat
asam (pH di bawah 4)
Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh : pengaruh obat (vitamin C, asam
hogentisat, salisilat dalam jumlah besar, asam hidroksiindolasetat), berat jenis urine
> 1,020 dan terutama bila disertai dengan pH urine yang tinggi, adanya badan keton
dapat mengurangi sensitivitas pemeriksaan, infeksi bakteri.
Nilai Rujukan
Uji glukosa urin normal = negatif (kurang dari 50mg/dl)

Masalah Klinis
Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak
sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah; oleh karena itu glukosuria
tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Jika nilai
ambang ginjal begitu rendah bahkan kadar glukosa darah normal menghasilkan
kondisi glukosuria, keadaan ini disebut sebagai glycosuria ginjal.

Anda mungkin juga menyukai