KASUS 1
Nama anggota
• Esy Fatrisia 03013069
• Farras Noviarie 03013071
• Febby Astari 03013073
• Felda Andreane 03013075
• Ferra Astari 03013077
• Ferry Kusmalingga 03013079
• Galuh Merdiana P. 03013081
• Grace Hardiana 03013083
• Grenata Nanda Ustriyana 03013085
• Habbiburahman 03013087
• Hanum Asyiffa Rachma 03013089
Skenario-1
topik : pemeriksaan laboratorium
sub topik : urinalisis, makroskopis urin, carik celup dan
sedimen urin
Proses
Secara
pembentukan urin
makroskopis,
mikroskopis, dan
konvensional
Pembahasan Sementara
1. Urin normal mengandung : uroeritrin, zat
warna, dan phetalin, dan urin yang abnormal
mengandung : Hb, porfirin, profobilin, dll
2. Secara patologis bisa terjadi karena adanya
ISK sehingga warna urin merah karena darah
3. Secara non patologis bisa terjadi karena
pasien sebelumnya meminum obat sehingga
pagi harinya urinnya berwarna merah
4. Adanya penyempitan di uretra
5. Maka dari itu diperlukan urinalisis
Learning Objetive
• Mengetahui dan memahami anatomi traktus urinarius
• Mengetahui dan memahami Pembentukan urobilin
• Mengetahui dan memahami Jenis urinalisis dan tahap-
tahapannya
• Mengetahui dan memahami proses pembentukan urin
• Mengetahui faktor penyebab warna urin merah
• Mengetahui dan memahami apa saja organ yang dapat
di periksa oleh proses urinalisis
• Mengetahui kadar keton dalam urin
• Mengetahui dan memahami proses pemeriksaan
menggunakan carik celup mulai dari prinsip hingga
hasilnya
Lanjutan...
• Mengetahui dan memahami pemeriksaan
konvensional urin
• Mengetahui dan memahami pemeriksaan
sedimen urin dan apa hubungannya dengan
pemeriksaan carik celup
Learning Issue
• Anatomi traktus urinarius
• Proses katabolisme heme
• Mengetahui kadar keton dalam urin normal
dan patologis
• Prinsip dan hasil dari pemeriksaan carik celup
dan sedimen urin
• Pemeriksaan konvensional urin
Anatomi Traktus Urinarius
Katabolisme Heme
• Hb -> Biliverdin -> Bilirubin (hasil akhir pemecahan
heme pada manusia) -> Urobulinogen -> Urobilin
Prinsip :
Memakai glukosa sebagai pereduksi zat yang berada
dalam reagen (perubahan warna)
Bila positif glukosa dalam urin
Test Protein Urin
1. Cara dengan asam sulfosalisilat.
• 2 tabung reaksi kecil diisi 2 ml urn yang akan diperiksa.
• Tabung pertama sebagai kontrol dan tabung kedua
sebagai tabung berisi urin yang akan diuji.
• Pada tabung kedua ditetesi 8 tetes asam sulfosalisilat
20%, lalu dikocok perlahan-lahan bandingkan kedua
tabung, maka hasil tes proteinuria dilaporkan negatif dan
pemeriksaan selesai.
• Bila tabung tes lebih keruh dari tabung kontrol panaskan
diatas nyala api sampai mendidih lalu dinginkan.
• bila keruhnya masih ada , maka tes terhadap protein
hasilnya positif. Bila keruh hilang setelah dipanaskan dan
keruhlagi setelah didinginkan maka urin tersebut
kemungkinan berisi protein bence jones.
2. Cara dengan asam asetat
• Memakai tabung reaksi besar diisi urin yang akan
diperiksa sampai 2/3 bagian
• Bagian atas urin dipanaskan dengan api sehingga
mendidih
• Bila tampak keruh, ditetesi 3-5 tetes larutan asam
asetat 6 %
• Panaskan lagi lalu dinginkan
• Hasil tes dilaporkan secara semikuantitatif
berdasarkan derajat kekeruhan dibandingkan
dengan tabung kontrol
Cara menilai hasil
- (negatif) Tidak ada kekeruhan sedikit pun.
2. Bahan
- Urin kontrol Level 1 dan Level 2
- Sampel urin
- Reagen carik celup tujuh indikator
Carik Celup
Cara Kerja:
1. Leukosit : negative
2. Nitrit : negative
3. Urobilinogen : negatif atau 0,2 EU/dL
4. Protein : negative
5. PH : 5,0 – 8,5
6. Darah : negative
7. Berat jenis : 1.000-1.030
8. Keton : negative
9. Bilirubin : negative
10. Glukosa : negatif
Pemeriksaan Sedimen Urin
Paling baik urin pagi (pekat)
Cara :
1. Urin 10-12 ml
2. Sentrifuge (1500-2000rpm, 5 menit)
3. Buang cairan supernatant, sisa sediman 0,5 ml
4. Kocok tabung
5. Ambil 2 tetes sedimen, teteskan ke kaca objek.
6. Tutup dengan kaca penutup urin
7. Mikroskop: 10x (epitel dan silinder), 40x (eritrosit,
leukosit, jamur, hypha, bakteri, parasit, spora)
Unsur Sedimen
Organik:
-sel epitel -silinder
-Leukosit -Oval fat bodies
-Eritrosit -Benang lendir
-Sperma -Potongan jaringan
-Parasit -Bakteri
Anorganik:
-Bahan amorf (urat, fosfat)
-Kristal (kristal urat, calcium-oxalat,dll)
-Lemak
Test Terhadap Darah Samar
• Menggunakan sifat hemoglobin sebagai
peroxidase yang mencerai hidrogen peroxida
dan mengoxidasi benzidine atau guayac
menjadi zat berwarna biru.
1. Cara dengan benzidine basa
• Masaklah sejumlah urin dalam tabung reaksi dan
biarkan dingin kembali.
• Kedalam tabung reaksi lain dimasukan benzidine
basa sebanyak sepucuk pisau
• Tambahkan 3 ml asam asetat glacial, kocok
sampai benzidine larut, tanda sudah jenuh. Jika
perlu ditambah sedikit benzidine basa lagi,
sehingga jenuh
• Bubuhilah 2 ml urin yang dimasak tadi, campur.
• Berilah 1 ml larutan hidrogen peroxida 3 %,
campur
• Hasil dibaca dalam waktu 5 menit
2. Cara dengan benzidine dihidrochlorida dan
dengan tetrametilbenzidine