Anda di halaman 1dari 95

URINALISA

BIMBINGAN PPDS
PATOLOGI KLINIK FK
UNAND
Pendahuluan
 Urinalisa : Pemeriksaan rutin /
Pemeriksaan penyaring
 Fungsinya : informasi mengenai organ

1. Ginjal
2. Saluran kemih
3. Hati
4. Saluran empedu
5. Pankreas
6. Korteks adrenal
PRE ANALITIK URINALISIS
PENGUMPULAN SAMPEL
A. Persiapan :
 Intruksi yang benar ttg prosedur pengumpulan
 Menghindari aktivitas fisik yg berlebihan 48 j sblmnya
 Menghindari berhubungan badan 24 j sblmnya
 Tidak mentruasi
B. Prosedur: Wadah, Label, Form pemeriksaan
uk 50 ml; mulut lebar; kantong flexibel; perekat
transparan, tutup ulir; bersih hipoalergenik
Jenis Sampel Urine

Urine Pertama Urine


Urine Sewaktu
pagi hari Tampung

Yg dikeluarkan Yg dikeluarkan
Yang dikumpulkan
setelah bangun tidur pada waktu yg tdk
slm interval ttn
slm 6-8 j ditentukan

Pemeriksaan kimia
Skrining, Skrining rutin, kuantitatif, uji
pemeriksaan sitologi pemeriksaan sitologi klirens, pemeriksaan
sitologi
Teknik Pengumpulan Urin
Teknik Pengumpulan Urin
Midstream Clean Catch ( Urine Porsi Tengah)
Teknik Pengumpulan Urin  Cateter
Teknik Pengumpulan Urin  Suprapubik
Urine 24 Jam
 Hari I : Mis: jam 7 pagi : Pasien
berkemih (mengosongkan kandung
kemih)  buang
 setelah itu sampel urine mulai
ditampung sampai jam 7 keesokan
hari nya.

 Hari II : Jam 7 Pagi : Pasien


Berkemih  tampung dan
ditambahkan pada urin yang
dikumpulkan sebelumnya
 Pengawet : timol (1 butir) atau
toluene 2 mL
PENGELOLAAN SAMPEL
 Homogenkan sampel urine
 pemeriksaan
makroskopis & Kimia :
tidak perlu Sentrifugasi
 Pemeriksaan
mikroskopis sedimen
urine : sentrifugasi
SENTRIFUGASI

Sentrifus dengan Sentrifus dengan Ultrasentrifus


Rotor jenis Swing- rotor jenis Angle
out atau Fixed

Urine : 1500 rpm


slm 5 mnt
ANALITIK URINALISIS

 Pemeriksaan Makroskopis/fisik
 Pemeriksaan Kimiawi
 Pemeriksaan Mikroskopis
PEMERIKSAAN FISIK DAN
KIMIAWI URINE

fisik kimiawi
•Berat Jenis
•Warna : kuning •PH
•Protein
muda-tua •Glukosa
•Keton
•Kejernihan : •Bilirubin
•Urobilinogen
jernih •Darah
•Leukosit Esterase
•Bau •Nitrit
TES CARIK CELUP
TES CARIK CELUP
Carik celup urine, yang harus diperhatikan:
 Sebaiknya urine segar <2 jam
 Carik celup disimpan pada suhu ruangan 150 – 30 0C
 Terlindung dari panas dan kelembapan
 Tidak boleh disimpan di kulkas
 Bila tabung kemasan carik dibuka segera tutup kembali rapat-
rapat setelah mengambil carik.
 Carik disimpan dalam botol kemasan asli
 Jangan mengeluarkan bahan pengering
 Jangan sentuh daerah uji carik
PRINSIP PEMERIKSAAN carik celup

BERAT JENIS PH Protein

• Berat jenis Urin • prot + indktr ->


• H + Methyl red,
dg Berat Jenis Air prot + H+
Phenolphthalein,
• Konsentrasi Ion
Bromothymol • (Indktr-H+ :
 Reagen Pada
blue perubahan warna)
berubah warna
PRINSIP PEMERIKSAAN carik celup

GLUKOSA KETON BILIRUBIN

• Rx enzim • Bilirubin urin +


• Asam Asetoasetat
beurutan ganda Diazonium salt 
+ Nitroprusin 
• Glukosa Oksidase Komplek Coklat
bewarna Ungu
dan Peroksidase sampai merah

Vit C, Keton, Asam


homogentisat
PRINSIP PEMERIKSAAN carik celup

UROBILINO
DARAH NITRIT LEUKOSIT
GEN

• Metoda • Nitrit urin


• Esterase
Ehrlich: • Peroksidase +
dlm Leu 
• Urobilinoge • Heme + tetrahidrobe
hidrolisis
n urin + Oxidized nzoquinolin
esternaftil +
Diazonium Chromogen e
diazonium
salt   bewarna Komplek
salt 
Warna hijau merah
warna violet
merah jambu
Pemeriksaan Protein urine (kualitatif) ( Cara
pemanasan dengan asam asetat)
 Prinsip
Urin direaksikan dengan asam asetat, kadar protein
urin berdasarkan kekeruhan yang terjadi.
 Alat dan bahan
• Tabung reaksi + rak
• Asam Asetat 6%
• Pembakar (Bunsen/spiritus)
Turbidimetri /Pemanasan dengan Asam Asetat
 Tuang urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh
 Panaskan bagian atas tabung selama kurang lebih 2 menit dan timbul kekeruhan.
 Bagian bawah tabung dipakai sebagai pembanding (kontrol). Kekeruhan yang timbul dapat disebabkan oleh protein, fosfat atau karbonat
 Tambahkan 2-5 tetes asam asetat 6% untuk melarutkan fosfat dan karbonat
 Panaskan lagi bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul adalah presipitasi protein
Interpretasi:
 NEG : Tidak ada kekeruhan
 1+ : Ada kekeruhan tapi tidak tampak berbutir-
butir, berawan (protein 0,01-0,05 g)
 2+ : Ada kekeruhan dan tampak berbutir-butir
(protein 0,05-0,2 gr%)
 3+ : Amat keruh dengan gumpalan berkeping-
keping (protein 0,2-0,5 gr)
 4+ : Kekeruhan tebal dan bergumpal-gumpal
(protein >0,5 gr%)
Protein Bence Jones
 Pasien MM :
• sel plasma menghasilkan Imunogobulin >>>
• rantai ringan imunoglobulin monoklonal / protein
bence jones melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus ->
ditemukan di urine
 Uji Skrining :
Protein Bence jones menggumpal pada suhu 40-60oC
dan larut pada suhu 100oC.
Protein Bence Jones
Pemeriksaan Glukosa urine (Cara Benedict)
 Prinsip

Glukosa Urin mereduksi kuprisulfat/larutan


Benedict menjadi kupru sulfat, kadar glukosa urin
berdasarkan perubahan warna urin.
 Alat dan Bahan

• Tabung reaksi + rak


• Larutan Benedict
• Pembakar Bunsen
 Cara Kerja:
1. Tuang 5 ml / 2,5 ml larutan Benedict ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan sampel urin sebanyak 5-8 tetes /3-4 tetes (jgn
lebih!!)
3. Didihkan sambil dikocok di atas nyala api bunsen selama 2
menit
4. Perhatikan adanya perubahan warna setelah isi tabung dikocok

 Interpretasi:
NEG : Cairan tetap biru, jernih, bisa agak hijau, atau sedikit keruh
1+ : Hijau kekuningan (glukosa 0,5-1,0 gr%)
2+ : Kuning kehijauan (glukosa 1,0-1,5 gr%)
3+ : Kuning (glukosa 1,5-2,5 gr%)
4+ : Jingga/merah (glukosa 2,5-4,0 gr%)
Glukosa di Urine
N : hampir semua glukosa di absorbsi ditubulus
ginjal
 Ambang batas Ginjal u Glukosa : 160-180 mg/dL
 Pemeriksaan Benedict dapat positif palsu jika
urine terdapat:
 pengawet formalin
 obat-obatan spt streptomycin, salisilat
 vitamin C
 albumin yg >>>> (pemanasan dg as asetat, saring, baru
dlakukan pem reduksi)
Pemeriksaan Bilirubin ( Cara Harisson)
 Prinsip

Bilirubin dipekatkan dengan cara mempresipitasikan fosfat yang


ada didalam urin. Bilirubin melekat pada fosfat tsb. Bilirubin di
Urin dioksidasi oleh reagen Fouchet --> Biliverdin (warna hijau
atau biru-hijau)
 Alat dan Bahan

• Tabung reaksi + rak


• Corong
• Kertas saring
• Reagen Fouchet
• Barium Chlorida (BaCl2 ) 10%
 Cara Kerja:
1. Campurkan 5 ml urin dan 5 ml BaCl2 dalam
tabung reaksi, kocok isi tabung
2. Saring dengan kertas saring untuk memisahkan
presipitatnya
3. Bentangkan kertas saring yang mengandung
presipitat ini di atas kertas saring yang lain kemudian
biarkan mengering
4. Tambahkan satu tetes reagen Fouchet ke atas
presipitat, perhatikan perubahan warna.

 Interpretasi:

- Positif : timbul warna hijau atau biru-hijau


- Negatif : tidak timbul warna hijau atau biru-hijau
Pemeriksaan Keton di urine
 Sampel urin segar
 Keton di urine tdd:

β hidroksi
butirat

mudah
menguap

Asam
Aceton asetoasetat
Pemeriksaan Keton (Cara Rothera)

Prinsip
rx Nitroprussida + As Aceto-acetat/Aceton ->
warna ungu
Alat dan Bahan
• Tabung reaksi
• Reagen rothera
• Lar. Amoniumhidroksi pekat (28%)
Cara :
5ml urin+1 gr (sepucuk pisau) Rg
Rothera->Kocok
miringkan tbg, Alirkan lar
amoniumhidroksi perlahan mll ddg tabung
letakan tabung posisi tegak, baca sth 3
mnt.
KONTROL KUALITAS PEMERIKSAAN URINE
 Kontrol Kualitas Interna dan Kontrol Kualitas Eksterna
 Terdapat dua tingkatan analisis : Normal dan Abnormal
 Dokumentasikan : tanggal, no lot tanggal kadaluarsa
Kontrol urinalisis liquid (cair)
 2 level kontrol :
- normal
- abnormal
 Siap pakai
 Lebih murah
 Mudah digunakan, bebas dari kesalahan
rekonstitusi
 Kurang stabil
 Setelah dibuka, tahan 30 hari, 2-8̊ C
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE

LPB Spesim
LPK (leu, erit, en
epitel,
(sili kristal,
tanpa
pewarn
bakteri,
nder yeast dan aan dpt
protozoa digunak
) ) an
Pewaraan berguna untuk mengidentifikasi unsur sedimen
secara lebih jelas

Pewarnaan yang sering digunakan: Steinheimer Malbin


HASIL PEWARNAAN
 Sel epitel skuamosa →ungu dengan inti ungu tua
 Sel renal→antara jingga dan ungu dengan inti ungu tua
 Eritrosit →tidak berwarna atau agak merah jambu
 Leukosit dari sal kemih distal→merah muda dgn inti ungu
 Leukosit dari ginjal(glitter cell) →besar dan biru muda
 Silinder hialin dan lilin tdk berwarna atau merah jambu
 Silnder granular merah jambu dengan granul ungu
 Silinder eritosit ungu merah
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Eritrosit
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Leukosit
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Sel Epitel
Sel epitel

Sel epitel skuamosa

paling sering ditemukan pada urine normal

lebih banyak pada urine wanita, berasal dari vagina, vulva


juga sepertiga distal uretra

bentuk ireguler, lebar, datar dengan inti kecil di tengah

meningkat pada ibu hamil dan pengumpulan sampel yang


jelek
Click icon to add picture
Sel epitel transisional

sel epitel yang berasal dari renal pelvis, ureter, kandung kemih hingga sepertiga
bawah uretra

berukuran lebih kecil dari sel epitel skuamosa, sekitar 40-200 µm, berbentuk bulat
lonjong dengan inti di tengah

meningkat pada infeksi traktus urinarius, pengumpulan sampel dengan kateter dan
keganasan
Sel epitel transisional
Sel epitel tubular renal

- berasal dari tubulus distal dan proksimal renal

- berbentuk datar, kuboid atau kolumnar, inti ditengah,14-60 µm

- meningkat pada pielonefritis, nekrosis tubular akut, intoksikasi salisilat dan


penolakan transplantasi ginjal
Sel epitel tubulus ginjal
Sel epitel tubulus ginjal

Sel epitel skuamous


Oval fat bodies

- sel epitel tubular renal yang telah menyerap lipoprotein, kolesterol dan trigliserida

- bentuk lipiduria, pada Sindroma Nefrotik dan disertai proteinuria


KRISTAL
 terbentuk dari presipitasi garam di urine
 dipengaruhi perubahan berbagai faktor (pH,
temperatur, konsentrasi )
 presipitat dapat muncul dalam bentuk kristal
atau benda amorf
Nama Kristal Deskripsi pH Urine

Asam Netral Alkali


Berwarna kuning, coklat-merah, coklat. berbentuk berlian,
Asam urat flat 4 sisi, lemon,prisma,rossete.ditemukan pada gout, + - -
nefritis kronis, Lesh-Nyhan syndrom.
Amorf urat Tidak berwarna atau kuning-coklat,
(kalsium, magnesium, Berbentuk amorf, presipitat granul + + -
sodium, potasium) Tidak bermakna secara klinis

Kalsium oksalat Tidak berwarna, berbentuk oktahedron atau


amplop,ditemukan pada gagal ginjal kronis, keracunan + + -
metilenglikol dan metoksifluran, diabetes melitus
Amorf fosfat Tidak berwarna, berbentuk presipitat granul seperti pasir,
sering muncul setelah urine disimpan dengan pendinginan - + +

Tripel fosfat Tidak berwarna, prisma segi 3-6, seperti tutup peti mayat. -
(amonium, Bisa ditemukan pada urine normal, atau pada pielitis dan + +
magnesium) sistitis kronis, pembesaran prostat, urine tertahan lama di
kandung kemih
Amonium biurat Berwarna kuning tua-coklat, berbentuk spheris dengan -
tanduk atau spikula, biasa ditemukan pada urine yang tidak + +
segar
Cystine Tidak berwarna, bentuk heksagonal, sering terlipat, mirip +
dengan asam urat - -
Ditemukan pada cystinuria kongenital dan dapat
membentuk kalkulus
Nama Kristal Deskripsi pH Urine

Asam Netral Alkali


Leucine Berwarna kuning, tampak berminyak, +
Berbentuk spheris dengan garis konsentris dan radial. - -
Ditemukan pada maple syrup disease, oasthouse urine
disease, bersama tyrosine ditemukan pada penyakit hati
berat.
Tyrosine Kuning atau tidak berwarna, berbentuk jarum +
halus,ditemukan pada penyakit hati berat - -

Kolesterol Tidak berwarna, lebar, datar dengan sudut berlekuk, +


ditemukan pada chyluria (ruptur pembuluh limfatik yang + -
disebabkan tumor, filariasis)
Bilirubin Coklat kemerahan, berbentuk amorf seperti jarum, granul. +
Ditemukan pada bilirubinuria berat - -

Sulfonamid Berwarna coklat atau tidak berwarna, bentuk bervariasi +


tergantung obat sulfa yang dipakai - -

Zat warna Tidak berwarna, berbentuk jarum berujung panjang, atau +


Radiografi rektangular - -
(meglumine
diatrizoate)
SILINDER

 Dibentuk di lumen tubulus, matriks berasal dari


protein Tamm-Horsfall
 Membentuk jalinan fibril → memerangkap sel,
fragmen sel atau granular
 bentuk, ukuran, stabilitas bervariasi
 terbentuk pada pH rendah, konsentrasi tinggi,
stasis atau obstruksi di nefron, dan proteinuria
a. Silinder Hialin

- paling sering ditemukan

- normalnya 0-2 silinder hialin / LPK

-tidak berwarna, homogen, transparan, tidak berisi, ujung bulat

-pada dehidrasi, demam, postur tegak, stres emosional, penyakit ginjal ringan. pada
stasis lama, gagal ginjal kronik beberapa silinder akan memadat, disebut silinder lilin
63

Presipitasi Protein di dalam tubuli Tamm-horsfall


mucoprotein
Silinder yang jernih
Dinding paralel dan ujung yang bersudut
( Squared ends )
b. Silinder Eritrosit

- hematuria renal, patologik

-berwarna coklat, berisi eritrosit yang intak

-pada glomerulonefritis akut, nefropati IgA, nefritis lupus, endokarditis bakterial sub
akut, pielonefritis berat, gagal jantung kongestif, trombosis vena renal dan poliartritis
nodosa

-stasis lama→ degenerasi →silinder hemoglobin berwarna merah kecoklatan


c. Silinder Leukosit

- adalah silinder hialin yang berisi leukosit, dengan inti yang berlobus

- biasa ditemukan pada kondisi patologik seperti pielonefritis akut, nefritis intersisial
dan nefritis lupus
d.Silinder Granular

-berasal dari degenerasi silinder selular, atau pembentukan langsung granul dari
agregasi protein plasma di matriksTamm-Horsfall

-granul awalnya kasar→silinder berwarna kehitaman, pada stasis lama, granul halus
→silinder abu-abu atau kuning pucat

-muncul pada aktifitas fisik yang berat, juga pada penyakit ginjal
e. Silinder Epitel

-berasal dari stasis dan deskuamasi sel epitel tubulus renal

-sukar dibedakan dengan silinder leukosit. -biasa ditemukan pada nekrosis tubular
akut, infeksi virus (citomegalovirus, hepatitis), eklampsia, paparan zat-zat
nefrotoksik, dan penolakan transplantasi ginjal
f. Silinder Lemak

-Lemak didalam silinder bisa berbentuk butiran lemak bebas atau oval fat bodies

-biasa ditemukan pada sindroma nefrotik


Nama Deskripsi
Bakteri Dapat ditemukan akibat kontaminasi atau infeksi saluran kemih (ISK). Biasanya
ditemukan dalam bentuk batang karena 94 % ISK disebabkan bakteri batang gram negatif
(E.Coli, Poteus Mirabilis, Klebsiella Pneumoniae). Ukuran bervariasi.

Jamur Berukuran 5-7µm, tidak berwarna, berbentuk oval, dan budding. paling banyak adalah
Candida Albicans.mirip dengan eritrosit namun tidak larut dalam asam asetat dan KOH.

Trichomonas Berbentuk bundar atau lemon dengan inti ditengah. Berukuran 15µm. mirip dengan
Vaginalis leukosit dan epitel tubulus renal, namun memiliki motilitas karena undulasi membran dan
flagela. Dapat ditemukan pada vaginitis, urethritis atau kontaminasi fekal.

Spermatozoa Berbentuk oval dengan ekor panjang yang halus. ditemukan pada urine pria setelah
epilepsi konvulsi, emisi nokturnal, penyakit genital. Dapat ditemukan pada urine pria dan
wanita setelah koitus.
Mukus Berbentuk benang panjang seperti pita, halus. Ditemukan pada iritasi dan inflamasi traktus
urinarius. Mirip dengan silinder hialin.
Lemak Dapat berbentuk droplet, oval fat bodies, atau silinder lemak. droplet lemak berwarna
kuning-coklat, berbentuk globular, ukuran bervariasi. Pada sindroma nefrotik, DM,
eklampsia, glomerulonefritis kronik.
Artefak atau Dapat ditemukan dalam bentuk pati, serat, kaca atau plastik. Bervariasi dalam ukuran.
Kontaminan Serat mirip dengan silinder sedangkan plastik atau kaca mirip dengan kristal.
Torak /silinder(cast)
84

Kristal pada
Urine Asam
85

Kristal Dalam
Urine Alkalis
Kristal urine

Kalsium oksalat Na-Urat Triple


phosphat
Jamur/ragi/fungi di urine
bentuk : budding
Bakteriuria
Trichomonas
Telur cacing
Kristal amonium bilirubin
Kalsium karbonat Uric acid
Kalsium oxalat monohidrat
Kalsium oksalat
(jarang)
Magnesium amonium sistin
fosfat (struvite)
Telur Entamoeba histolytica

Hyfa candida albicans


PELAPORAN PEMERIKSAAN
URINE
Fisik :
MAK Sel
SEDI
Warna,
ROS Epitel
MEN
Kejern
KOPI & non
ihan
K epitel
dan Silind
Bau er
Mikro
Kimia organi
wi : sme
Semik Parasit
uantita Kristal
tif
negatif
, 1+, 2
+3+
dan 4
+.
PELAPORAN PEMERIKSAAN
URINE
PELAPORAN PEMERIKSAAN
URINE
PELAPORAN PEMERIKSAAN
URINE
PELAPORAN PEMERIKSAAN
URINE
S-Y Double Grids Microscopic Slide
System
Double Grids Quantitative
Counting Slide Centrifugal
10 Tube

1 ml plastic
dropper
S-Y Double Grids Microscopic Slide
System
1 mm
3 mm
                 
           
                 
                 
3 mm                   1 mm            
                 
                 
                             

           

Tinggi
0,1 mm Tinggi 0,05 mm
S-Y Double Grids Microscopic Slide
System
tabung sentrifus
Sampel urine porsi
sampai ke angka 12 ml
tengah dalam
atau tabung 10,
kontainer bersih
sampai angka 10 ml
Tuang supernatan.
Sedimen akan
Sentrifus 5 mnt 1.500
terperangkap
rpm (450 RCF)
(JGN KOCOK
SECARA KASAR)
Pindahkan sedimen ke
Campur sedimen
lubang kamar
secara gentle dengan
menggunakan
dropper plastik 1 ml.
dropper.

Hitung sel di
mikroskop dengan
pembesaran 400x.
(100x, utk silinder)
METODE KALKULASI
KALKULASI MENGGUNAKAN 81 KOTAK PERSEGI
 Untuk Sedimen urine (dari 12 ml urine menjadi 0,6 ml
sedimen urine) atau (dari 10 ml urine menjadi 0,5 ml sedimen
urine), jumlah rerata sel per kotak kecil dikali 4,5 = ….
cell/µL (Faktor 4,5 dihitung dari x9x10÷20)
 Untuk sedimen urine menggunakan 81 kotak persegi (dari 10
ml urine menjadi 0,6 ml sedimen urine) jumlah rerata sel per
kotak kecil x 9 x 10 ÷ 16,6 = …. cell/µL (Faktor 5,4 dihitung
dari x9x10÷16,6)
KALKULASI MENGGUNAKAN 81 KOTAK
PERSEGI

 Untuk sampel tanpa sentrifugasi atau murni


(contoh: LCS, urine berdarah, urine purulen)
jumlah rerata sel per kotak kecil x 9 x 10 = ….
cell/µL
 Untuk sampel yang diencerkan (diluted) seperti
ascites, efusi pleura, dan sperma jumlah rerata sel
per kotak kecil x 9 x 10 x faktor dilusi = ….
cell/µL
METODE KALKULASI
KALKULASI MENGGUNAKAN 24 KOTAK PERSEGI
PANJANG (Platform lebih tipis)
 Untuk Sedimen urine (dari 12 ml urine menjadi 0,6 ml
sedimen urine) atau (dari 10 ml urine menjadi 0,5 ml sedimen
urine), jumlah total sel dalam satu kotak besar = …. cell/µL.
 Untuk sedimen urine (dari 10 ml urine menjadi 0,6 ml
sedimen urine) jumlah total sel dalam satu kotak besar x 1,2 =
…. cell/µL (Faktor 1,2 dihitung dari 12÷10)
KALKULASI MENGGUNAKAN 24 KOTAK
PERSEGI PANJANG (Platform lebih tipis)

 Untuk sampel tanpa sentrifugasi atau murni (contoh:


LCS, urine berdarah, urine purulen) jumlah total sel
dalam satu kotak besar x 20 = …. cell/µL (Faktor 20
dihitung dari 1÷0,050 ---> 0,050 mm merupakan
tinggi (kedalaman/depth) kamar hitung.
 Untuk sampel yang diencerkan (diluted) seperti
ascites, efusi pleura, dan sperma jumlah total sel
dalam satu kotak besar x 20 x faktor dilusi = ….
cell/µL
Nilai Rujukan

Sampel Normal Dicurigai Abnormal

< 3 /µl
RBC 4-8 /µl > 8 /µl
0-2 / HPF

< 10 / µl
Male : 0-3 / HPF
WBC 10-20 / µl > 20/ µl
Female : 0-5 /
HPF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai