Anda di halaman 1dari 29

Pemeriksaan Kimia

Urine

Presented By
Zulfikar Ali Hasan S.ST.,M.Kes
Pemeriksaan Pada Urinalisis

Makroskopik Kimiawi Urine Mikroskopik

• Warna • Protein • Eritrosit


• Volume • Glucose • Lekosit
• Kejernihan • Keton • Epitel
• Bau • Lekosit Esterase • Selinder
• Busa • Darah • Kristal
• pH • Bilirubin • Sedimen
• BJ • Urobilinogen lainnya
• Nitrit
• Urobilin
Chemical Analysis
Urine Dipstick
Glucose
Bilirubin
Ketones
Specific Gravity
Blood
pH
Protein
Urobilinogen
Nitrite
Leukocyte Esterase
The Urine Dipstick:
Protein
Prinsip kerja: Chemical Principle
“Protein Error of Indicators Method”
Pr
Reaksi antara albumin H
H Pr Pr
H
dalam urin dengan
Pr
reagensia akan H
H
H
Pr
Pr

melepaskan ion H+ Tetrabromphenol Blue +


H+ H H
+

→ perubahan warna. (buffered to pH 3.0)


H+ H +
H+
Pr Pr
Indikator : Pr
Pr Pr
tetrabromphenolblue Pr
Read at 60 seconds
RR: Negative
Jenis Protein Dalam Urine

Albumin (Majority)
Globulin
Haemoglobin
Fibrinogen
Nucleoprotein
Bence Jones Protein
Sensitif untuk mendeteksi
albumin

Positif palsu : mengandung


Negative
senyawa NH4, urin alkali
,warna urin oleh karena obat Trace

+ (30 mg/dL)
Negatif palsu : bila protein
++ (100 mg/dL)
dalam urin selain albumin
→ perlu konfirmasi tes asam +++ (300 mg/dL)

sulfosalisil ++++ (2000 mg/dL)


Causes of Proteinuria

Functional Renal
❖ Severe muscular exertion - Glomerulonephritis
❖ Pregnancy - Nephrotic syndrome
❖ Orthostatic proteinuria - Renal tumor or infection

Pre-Renal Post-Renal
❑ Fever - Cystitis
❑ Renal hypoxia - Urethritis or prostatitis
❑ Hypertension - Contamination with vaginal
secretions
Proteins in “Normal” Urine

Protein % of Total Daily Maximum

Albumin 40% 60 mg
Tamm-Horsfall 40% 60 mg
Immunoglobulins 12% 24 mg
Secretory IgA 3% 6 mg
Other 5% 10 mg

TOTAL 100% 150 mg


Pemeriksaan Laboratorium Protein Urin

 Pemeriksaan Protein Metode Dipstik


 Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam
Sulfosalisil
 Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam
Asetat
 Pemeriksaan Protein Urin Metode Didih
Bang
 Pemeriksaan Protein Esbach
 Pemeriksaan Protein Bence Jones
Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam
Sulfosalisil
 Prinsip Pemeriksaan
Protein akan membentuk endapan bila dipanaskan dalam
suasana asam
Cara Kerja
➢ 2 tabung reaksi diisi masing-masing dengan 2 ml urin jernih
➢ Tambahkan 8 tetes asam sulfosalicyl 20% kedalam salah satu
tabung lalu kocok
➢ Bandingkan kedua tabung, jika tetap sama jernihnya, maka
hasil tes negatif
➢Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung
kedua, maka panasi tabung tersebut diatas nyala
api sampai mendidih lalu dinginkan kembali
dengan air mengalir
➢Jika kekeruhan tetap ada saat pemanasan dan
tetap ada juga setelah didinginkan kembali, maka
tes terhadap protein positif. Protein itu mungkin
albumin, mungkin globulin atau mungkin kedua-
duanya
➢Jika kekeruhan hilang saat pemanasan tetapi
timbul kembali setelah dingin, lanjutkan dengan
tes terhadap protein bence jones. Jika tes protein
dengan asam sulfosalisilat negatif, maka protein
bence jones pasti tidak ada.
Interpretasi Hasil
 Negatif :
tidak ada kekeruhan sedikit juga / tetap jernih dibandingkan dengan
urine kontrol
 1+ :
Tampak kekeruhan minimal, dimana huruf cetak pada kertas masih dapat
terbaca, menembus kekeruhan ini
 2+ :
Kekeruhan nyata dengan butir-butir halus, garis tebal dibaliknya masih
dapat terlihat
 3+ :
Urine jelas keruh, dan kekeruhan itu berkeping-keping
 4+ :
Urin sangat keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping besar atau
bergumpal -gumpal
Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Asetat

❖ Prinsip Pemeriksaan
Protein dalam suasana asam, yaitu dengan
pemberian asam acetat dengan tujuan untuk
mencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein.
Pemanasan dilakukan hingga protein mengalami
denaturasi sehingga terjadilah presipitasi
❖ Cara Kerja
 Masukkan urine jernih kedalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
 Miringkan tabung reaksi kemudian lapisan atas urine itu dipanasi diatas
nyala api sampai mendidih selama 30 detik
 Perhatikan terjadinya kekeruhan dilapisan atas urine itu, dengan
membandingkan jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi.
Jika terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein, tetapi
mungkin juga oleh non protein seperti calcium fosfat atau calcium
carbonat
 Teteskanlah kemudian kedalam urin yang masih panas itu 3 – 5 tetes
larutan asam acetat 6%. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh calcium
fosfat kekeruhan itu akan lenyap. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh
calcium carbonat, kekeruhan akan hilang juga tetapi dengan
pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh
lagi maka tes terhadap protein adalah positif
 Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian
berilah penilaian semi kuantitatif kepada hasilnya
Interpretasi Hasil
 Negatif :
tidak ada kekeruhan sedikit juga / tetap jernih dibandingkan dengan
urine kontrol
 1+ :
Tampak kekeruhan minimal, dimana huruf cetak pada kertas masih dapat
terbaca, menembus kekeruhan ini
 2+ :
Kekeruhan nyata dengan butir-butir halus, garis tebal dibaliknya masih
dapat terlihat
 3+ :
Urine jelas keruh, dan kekeruhan itu berkeping-keping
 4+ :
Urin sangat keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping besar atau
bergumpal -gumpal
Pemeriksaan Protein Urin Metode Didih Bang

❖ Prinsip Pemeriksaan
Protein urine dalam suasana asam akan
membentuk kekeruhan sampai endapan bila
dipanaskan

Berbeda dengan metode asam asetat, metode


dengan reaksi didih bang menggunakan larutan
penyangga (reagen BANG) sehingga urin terjamin
berada dalam suasana asam karena pH larutan
penyangga 4,5
❑ Cara Kerja
 Pipet 5 ml urine pada tabung reaksi
 Pipet 0,5 ml reagen bang dan masukkan dalam tabung urine tersebut
 Didihkan tabung tersebut diatas nyala api selama 30 detik
 Letakkan tabung diatas rak tabung perhatikan dan catat hasilnya.
 Perhatikan terjadinya kekeruhan dilapisan atas urine itu, dengan membandingkan
jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin
disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga oleh non protein seperti calcium fosfat
atau calcium carbonat. Tetapi jika tidak terjadi kekeruhan maka protein urine negative.
 Bila urine positif teteskanlah kemudian kedalam urin yang masih panas itu 3 – 5 tetes
larutan asam acetat 6%. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh calcium fosfat kekeruhan
itu akan lenyap. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh calcium carbonat, kekeruhan akan
hilang juga tetapi dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi
lebih keruh lagi maka tes terhadap protein adalah positif
Pemeriksaan Protein Esbach

❖ Tujuan Pemeriksaan
Untuk menguji kadar protein dalam urine secara
kuantitatif

❖ Prinsip Pemeriksaan
Asam pikrat dapat mengendapkan protein dan
endapan ini dapat diukur secara kuantitatif
Uji Esbach merupakan pemeriksaan untuk menilai kadar
protein dalam urin (proteinuria). Pada uji ini, pemeriksaan
kuantitatif albumin dalam urine dengan cara mencampurkan
larutan asam pikrat 1% dalam air dan larutan asam sitrat 2%
dalam air dengan urine. Asam sitrat ini hanya digunakan
untuk tujuan menjaga keasaman cairan. Hasil positif dilihat
dengan adanya kekeruhan dan tingkat kekeruhan
sesuai dengan jumlah protein.

Cara esbach berbeda sedikit dari modifikasi tsuchiya dimana


pada cara esbach tidak menggunakan serbuk batu apung dan
hasil penetapan baru boleh dibaca setelah 24 jam. Sedangkan
modifikasi tsuchiya menggunakan serbuk batu apung sehingga
hasil penetapan dibaca setelah 1 jam
❖ Cara Kerja

 Sampel urine 24 jam dikumpulkan dan diukur volumenya.


 Dilakukan pengukuran pH urine dengan menggunakan kertas
lakmus
 Jika diketahui urine sudah bersifat asam, maka tidak perlu
penambahan asam asetat 6%
 Diisi tabung esbach dengan urine sampai tanda U dan reagen
esbach sampai tanda R
 Sumbatlah tabung dan bolak-balikkan 12 kali (jangan dikocok)
 Letakkan tabung esbach dalam sikap tegak dan biarkan selama
24 jam pada suhu kamar
 Baca tingginya endapan yang terjadi setelah 24 jam dalam
satuan g/l
Interpretasi Hasil

Makna Protein dalam urine


Proteinuria minimal ( < 0,5g/hari )
 Setelah olah raga atau pada urine yang sangat
pekat, pada orang sehat
 Infeksi saluran kemih
 Disfungsi tubulus ginjal, termasuk akibat obat
atau genetik
Proteinuria sedang ( 0,5 – 3 g/hari )
 Gagal jantung kongestif
 Nefropati diabetic ringan
 Multiple myeloma
 Glomerulonefritis kronis sedang
 Pre-Eklamsia
Proteinuria berat ( > 3 g/hari )
 Glomerulonefritis akut
 Glomerulonefritis kronis berat
 Nefropati diabetic berat
Nilai normal protein esbach = < 0,5 g/l

Contoh Hasil :
Volume urine 24 jam : 1500 ml
Setelah didiamkan 24 jam : 0,6 g/l = 600 mg/l
Perhitungan Protein Loss
Protein Loss : a g/l x V l/24 jam
: 0,6 x 1,5
: 0,9 g/24 jam
Pemeriksaan Protein Bence Jones
 Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan
memantau multipel myeloma dan penyakit lain sejenisnya, Protein
Bence Jones berasal dari plasma sel, dari sel darah putih.
Terdapatnya protein Bence Jones di dalam urin seseorang berkaitan
dengan malignansi

 Prinsip Pemeriksaan
Protein bence jones bila dipanaskan sampai suhu 50 – 65ºC terjadi
presipitat dan pada saat pemanasan diteruskan sampai mendidih
presipitat hilang, hal dikarenakan sifat dari protein bence jones
yaitu larut dalam suhu didih urin. Ketika didinginkan protein bence
jones akan menjadi presipitat kembali.
❑ Cara Kerja Metode Osgood

 Masukkan kira-kira 5 ml urin dan sebatang termometer


kedalam tabung reaksi dan masukkanlah tabung itu ke dalam
gelas kimia berisi air.
 Panasilah berhati-hati air dalam gelas kimia itu dan
perhatikanlah suhu yang ditunjuk oleh termometer
 Catatlah suhu timbulnya kekeruhan pertama-tama dan juga
suhu kekeruhan itu menjadi maksimal
 Angkatlah tabung itu dari air dan panasilah di atas nyala apai
sampai isinya mendidih selama 1 menit.
✓ Jika presipitat lenyap, biarkan urin itu mendingin lagi, catatlah suhu
presipitat muncul lagi
✓ Jika presipitat tidak mau menghilang waktu dipanasi, berilah 1 ml
asam asetat 50% tetes demi tetes dengan terus memanasi urin itu
hingga mendidih. Jika kekeruhan menetap, maka presipitat itu
setidak-tidaknya mengandung albumin atau globulin atau dua-
duanya. Kalau begitu saringlah cairan keruh dalam keadaan
mendidih dan filtratnya ditinjau. Jika kekeruhan timbul dalam
filtrat itu pada waktu cairan mendingin dan hilang lagi kalau
dipanasi, maka adanya protein bence jones terbukti positif.
✓ Jika pada langkah c dan d 1) terlihat adanya kekeruhan yang timbul
pada suhu antara 50ºC - 65ºC dan menghilang pada suhu 100ºC,
adanya protein bence jones terbukti juga
Interpretasi Hasil
Negatif :
 Jika pada saat pemanasan tidak timbul presipitat
 Jika pada saat pemanasan timbul presipitat, dan hasil filtrat yang sudah disaring
dipanaskan kembali dan timbul presipitat lagi maka protein bence jones tidak ada
pada urine tersebut

Positif :
 Jika pada saat pemanasan suhu 50ºC - 65ºC timbul presipitat dan presipitat itu
menghilang pada suhu 100ºC (suhu didih urin) kemudian muncul kembali presipitat
pada saat didinginkan. Berarti protein bence jones terbukti ada
 Jika pada saat pemanasan timbul presipitat, dan hasil filtrat yang sudah disaring
dipanaskan kembali, kemudian presipitat menghilang pada suhu didih urin, lalu dan
muncul kembali setelah cairan didinginkan. Berarti protein bence jones juga
terbukti ada pada urine tersebut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai