Anda di halaman 1dari 4

PROTEIN URINE

TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat mamahami metode-metode pemeriksaan protein urine
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan protein urine
3. Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap pemeriksaan sesuai kompetensi
analis kesehatan

DASAR TEORI

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein
sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur
tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi
energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam
berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa
perlakuan lainnya.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.

Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh
tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak
melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai
proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal


(glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam,
hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi
saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat
setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
1. Metode Ewits
- Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam urine secara semikuantitatif.
- Prinsip : Protein dalam urine dipresipitatkan dengan asam sulfosalisil 20 % tanpa
pemanasan,
kekeruhan terjadi dinilai secara semikuantitatif.
- Alat dan Bahan :
a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pembakar spiritus
- Penjepit tabung
b. Bahan :
- Reagen asam sulfosalisil
- Urine segar / urine sewaktu
- Cara Kerja :
1. Dua tabung diisi urine masing masing 2 ml.
2. Pada salah satu tabung teteskan 8 tetes asam sulfosalisil 20 %.
3. Baca kekeruhan dan bandingkan dengan tabung kedua.
4. Jika keduanya jernih berarti protein negative, tetapi jika terjadi kekeruhan terjadi pada
tabung asam sulfosalisil maka panasilah hingga mendidih dan alirkan ke air dingin.
a. Pada saat pemanasan kekeruhan tidak hilang juga saat didinginkan berarti positive
protein.
b. Jika saat pemanasan kekeruhan hilang dan saat didinginkan muncul kekeruhan
berarti penyebab kekeruhan adalah protein Bence jones dan perlu diselidiki lebih
lanjut.
5. Interpretasi hasil :
a. Negative : tidak terjadi kekeruhan, kadar protein < 0,01 %.
b. Positive 1 : kekeruhan ringan, kadar protein 0,01 0,05 %.
c. Positive 2 : kekeruhan berbutir, kadar protein 0,05 0,2 %.
d. Positif 3 : kekeruhan berkeping, kadar protein 0,2 0,5 %.
e. Positif 4 : kekeruhan bergumpal, kadar protein > 0,5 %.

Nilai Normal : Negative (-)

2. Metode Purdys
- Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam urine secara semikuantitatif.
- Prinsip : Berdasarkan sifat protein, jika dipanaskan pada titik isoelektrik akan
terjadi denaturasi diikuti dengan koagulasi.
- Alat dan Bahan :
a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pembakar spiritus
- Penjepit tabung
b. Bahan :
- Reagen asam asetat 6%
- Urine segar / urine sewaktu

Cara Kerja :

1. Masukkan urine dalam tabung reaksi sebanyak tabung.


2. Peganglah tabung reaksi bagian atas dan panasilah lapisan atas tabung hingga
mendidih selama 30 detik.
3. Baca kekeruhan dan bandingkan bagian atas dan bagian bawah yang tidak dipanasi.
4. Jika terjadi kekeruhan tambah asam asetat 6% ( 3-5 tetes).
a. Baca kekeruhan , jika masih keruh berarti protein positif.
b. Jika kekeruhan hilang, timbul gelembung gas adanya carbonat.
c. Jika kekeruhan hilang tanpa gelembung gas adanya fosfat.
5. Interpretasi hasil :
f. Negative : tidak terjadi kekeruhan, kadar protein < 0,01 %.
g. Positive 1 : kekeruhan ringan, kadar protein 0,01 0,05 %.
h. Positive 2 : kekeruhan berbutir, kadar protein 0,05 0,2 %.
i. Positif 3 : kekeruhan berkeping, kadar protein 0,2 0,5 %.
j. Positif 4 : kekeruhan bergumpal, kadar protein > 0,5 %.

Nilai Normal : Negative (-)

3. Metode Osgood
- Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam urine secara kualitatif.
- Prinsip : Berdasarkan sifat protein akan muncul kekeruhan pada suhu 50o 60oC dan
hilang pada suhu 100oC muncul kembali pada suhu 65o-85oC.
- Alat dan Bahan :
a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pembakar spiritus
- Penjepit tabung
- Kaki tiga
- thermometer
b. Bahan :
- Urine segar / urine sewaktu
- Cara kerja :
1. Masukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi.
2. Masukkan tabung urine dan thermometer kedalam bekerglass yang berisi air dan
panaskan.
Lihat suhu thermometer.
3. Catat suhu saat timbulnya kekeruhan pertama kali dan suhu kekeruhan menjadi
maksimal.
4. Angkat tabung urine dari air dan panasilah diatas nyala api sampai isinya mendidih
selama 1 menit.
a. Jika presipitat lenyap biarkan urine mendingin lagi, catat suhu presipitat itu
muncul.
b. Jika presipitat itu tidak menghilang saat pemanasan, berilah 1 ml asam asetat 50%
tetes demi tetes dengan terus memanasi urine tersebut hingga mendidih, jika
kekeruhan menetap, maka presipitat itu setidak tidaknya mengandung albumin
dan globulin atau dudu duanya. Kalau begitu saringlah cairan keruh dalam
keadaan mendidih dan lihat filtrate yang terbentuk, jika kekeruhan timbul saat
cairan mendingin dan hilang lagi saat filtrate dipanaskan maka adanya protein
Bence jones terbukti.
5. Jika pada langkah 3 dan 4a terlihat adanya kekeruhan yang ditimbulkan antara 50o
65oC yang menghilang pada suhu 100oC adanya protein Bence jones terbukti juga.

Anda mungkin juga menyukai