Anda di halaman 1dari 3

4.

Review jurnal PROFIL KIMIA URIN TIKUS PUTIH SETELAH DIBERI


EKSTRAK ETANOL LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet) SELAMA 28 HARI.

Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) adalah salah satu tumbuhan yang tumbuh di
Indonesia yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan, yaitu digunakan untuk mengobati
sakit perut, demam, bengkak dan diare, diabetes, serta memiliki manfaat lain sebagai anti-
inflamasi dan anti-tumor. Bahkan diteliti memiliki khasiat sebagai antikanker pada sel T47D
(sel kanker payudara). Bagian tanaman ini yang biasa dimanfaatkan adalah rimpangnya.
Ekstrak Zingiber zerumbet berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal terstandar,
sehingga perlu diketahui keamanannya jika digunakan secara terus menerus selama 28 hari.

Tujuan penelitian ini adalah untuk pengaruh pemberian ekstrak etanol lempuyang
gajah (Zingiber zerumbet) setiap hari dalam jangka waktu tertentu terhadap profil kimia urin
tikus putih. Ekstrak etanol lempuyang gajah diberikan secara peroral dan diberikan dengan
tingkatan dosis yang berbeda tiap kelompok perlakuan. Hewan uji sejumlah 30 ekor tikus
dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol, tiap kelompok terdiri 5 jantan
dan 5 betina. Setelah 28 hari dilakukan analisis dengan cara membandingkan profil kimia urin
sebelum dan setelah perlakuan. Penetapan profil urin menggunakan reagen kit untuk
ditetapkan parameter berat jenis, pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, urobilinogen, nitrit
dan leukosit.
1. pH
Salah satu dari fungsi ginjal adalah untuk menjaga keseimbangan asam-basa tubuh, pH
urin merupakan salah satu parameter apakah ginjal masih berkerja normal atau tidak. Rata-
rata pH urin sebelum pemberian berkisar antara 6-7 dan setelah perlakuan selama 28 hari
terjadi sedikit kenaikan pH urin yaitu berkisar 6-8. Namun walau terjadi sedikit peningkatan
pH urin masih pada rentang normal (4,6-8).
2. Berat Jenis
Berat Jenis pada urin normal yaitu berkisar antara 1,005 -1,025 yang lebih berat
dibanding dengan air. Hasil penetapan kimia urin berat jenis baik sebelum dan sesudah
perlakuan selama 28 hari rata-rata 1,020-1,030 ini masih bisa dibilang dalam rentang normal.
3. Warna Urin
Dalam Pemeriksaan ini bersifat subyektif karena hanya berdasarkan pengamatan dan
kondisi kebersihan dari metabolit cage. Warna urin normal ialah kuning jernih. Pada
penetapan warna urin ini dikategorikan menjadi 4 warna, yaitu kuning jernih, kuning agak
keruh, kuning agak pekat dan kuning kecoklatan. Hasil rata-rata warna urin urin yang
diperoleh sudah normal walau agak sedikit keruh.
4. Volume Urin
Volume urin setelah perlakuan rata-rata mengalami penurunan, jadi dikatakan bahwa
pemberian ekstrak etanol lempuyang gajah mampu menghambat keluarnya urin.
5. Darah / Eritrosit
Terdeteksinya darah pada urin itu menandakan bahwa terjadi kerusakan pada organ
ginjal yang gagal untuk memfiltrasi darah. Seluruh sampel sebelum dan sesudah perlakuan
tetap tidak terdeteksi adanya darah dalam urinnya.
6. Leukosit
Sama seperti pada eritrosit atau sel darah merah, pada ginjal yang normal leukosit juga
seharusnya tidak terdapat pada urin hewan uji. Terdeteksinya leukosit dalam urin dikarenakan
adanya kerusakan di dalam tubuh maka salah satu cara mengeluarkannya adalah melalui urin.
7. Glukosa
Glukosuria (glukosa dalam urin) umumnya berarti diabetes mellitus. Namun, glukosuria
dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu
glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Jika nilai
ambang ginjal begitu rendah bahkan kadar glukosa darah normal menghasilkan kondisi
glukosuria, keadaan ini disebut sebagai glukosuria ginjal.
8. Protein
Nilai normal ekskresi protein dalam urin tidak melebihi 20 mg/dL untuk dikatakan tidak
mengganggu patologi ginjal, jika melebihi nilai normal protein didefinisikan sebagai
proteinuria.
9. Bilirubin
Secara normal bilirubin tidak dijumpai dalam urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian
hemoglobin dan ditranspor ke hati, tempat berkonjugasi dan diekskresikan dalam bentuk
empedu. Bilirubin mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu seperti pada ikterus
parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar). Urin yang mengandung bilirubin yang
tinggi tampak berwarna kuning pekat dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa.
10. Urobilinogen
Empedu yang sebagian besar terbentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area
duodenum, tempat bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Ekskresi
urobilinogen kedalam urin berkisar 1-4 mg/24 jam. ekskresi mencapai puncak pada pukul
14.00-16.00, sehingga pengambilan sampel dilakukan pada pukul tersebut. Hasil dari
penetapan urobilinogen, ekstrak lempuyang gajah mempengaruhi profil urin tikus. Pemberian
ekstrak etanol lempuyang gajah mengakibatkan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi,
karena fungsi sel hepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran
gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.
11. Keton
Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis, benda keton yang dijumpai di urine
terutama adalah aseton dan asam asetoasetat. Pemeriksaan keton dengan regen strip dapat
mendeteksi 100 mg/100mL. Hasil positif palsu bisa didapatkan karena hewan uji dalam
keadaan kekurangan karbohidrat atau berpuasa. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan
metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus urin didapatkan jumlah keton yang
tinggi.
12. Nitrit
Nitrit merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Terdeteksinya nitrit dalam urin
dikarenakan terdapatnya bakteri yang dapat mereduktase yang ada disaluran kemih tikus,
yang ditunjukkan dengan warna urin yang pekat dan keruh.
Hasil yang diperoleh setelah pemberian ekstrak lempuyang gajah selama 28 hari
memberikan pengaruh pada profil kimia urin tikus yaitu pada parameter volume urin yang
berkurang, terdeteksinya keton, bilirubin dan nitrit setelah perlakuan mungkin adanya
gangguan pada organ ginjal dan hati pada tikus.

Anda mungkin juga menyukai