Anda di halaman 1dari 42

FLEBOTOMI

KEADAAN KHUSUS

12 Juni 2017 D4 Binawan


Mahasiswa mampu memahami teknik
flebotomi pada keadaan khusus.
PENGERTIAN…..
Prosedur flebotomi adalah merupakan tindakan
yang biasa rutin dilakukan, tetapi ketika
berhadapan dengan situasi-situasi yang khusus,
maka tindakan flebotomi harus tetap dilakukan
secara profesional.
Oleh karena itu seorang flebotomis diharapkan
dapat menangani situasi tersebut sesuai dengan
pedoman yang ada di fasilitas kesehatannya
(Pendergraph & Pendergraph, 1998).
BEBERAPA FAKTOR YG DLM SITUASI KHUSUS

1. pasien anak
2. pasien orang tua
3. pasien yg sulit utk berkomunikasi
4. pasien yg menolak flebotomi
FAKTOR PENYULIT DLM FLEBOTOMI

1. pasien luka bakar


2. pasien yang terpasang gips
3. edema
4. hematoma
5. pasien post mastektomi
6. pasien dialysis
7. pasien yang sedang menerima transfusi
8. pasien yang terpasang infus
KONDISI PASIEN YG MEMPENGARUHI FLEBOTOMI

1. pasien dalam pengobatan


antikoagulan
2. pasien yang sedang menerima
antikoagulan.
Oleh karena itu perlu
menentukan tempat yg terbaik
untuk dilakukan flebotomi dan
memilih alat yg sesuai dengan
kondisi-kondisi tersebut.
A. PASIEN ANAK

Melakukan pungsi vena pd pasien anak merupakan


tantangan khusus dan membutuhkan keahlian serta
pengalaman yg cukup dari seorang flebotomis.
Karena itu segala usaha harus dilakukan utk dpt
mengambil sejumlah darah yg diperlukan utk
pemeriksaan, karena bayi dan anak kecil mempunyai
volume darah yg lebih sedikit dibandingkan remaja dan
dewasa (Mc Call & Tankersley, 2007).
Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan :
1. Berurusan dengan anak
2. Berurusan dengan orang tua/ penjaga
3. Cara pengambilan
1.BERURUSAN DENGAN ANAK

Pada pasien anak, penting utk mendapatkan


kepercayaan mereka sama seperti pd orang
dewasa. Bagaimanapun anak biasanya
mempunyai zona nyaman yg lebih dalam, yg
artinya kita tdk dapat terlalu dekat dg mereka
seperti pd orang dewasa tanpa merasa terancam.
Pendekatan ke mereka secara perlahan dan
kenali tingkat kecemasan atau ketakutan
mereka sebelum menyentuh lengan mereka
untuk mencari venanya.
2.BERURUSAN DG ORANG TUA (PENJAGA)

Jika orang tua atau pengasuh ada, hal penting bagi


flebotomis utk mendapatkan kepercayaan mereka
sebelum menjalankan prosedur tersebut. Seorang
flebotomis yg bersikap hangat dan ramah serta
lembut, percaya diri dan perduli akan lebih mudah
mendapatkan kepercayaan dan juga mengurangi
kecemasan/ketakutan pasien. Orang tua dpt
memberikan petunjuk sejauh mana anak dpt
kooperatif. Tanyakan pd mereka tentang pengalaman
anak dlm flebotomi untuk dpt memperkirakan sikap
anak dan pendekatan yg mungkin berhasil. Berikan
mereka pilihan, tetap tinggal di ruangan atau
menunggu di luar sampai flebotomi selesai dilakukan.
Kehadiran dan keterlibatan mereka seharusnya dpt
menenangkan. Penelitian menunjukkan mengurangi
kecemasan anak dan memberikan dampak positif
terhadap kelakuan anak.
3.CARA PENGAMBILAN

Anak duduk dipangku, tempatkan lengan orang


tua di sekeliling anak dan di atas lengan yg tidak
digunakan. Lengan yg lain membantu lengan yg
akan di pungsi vena dari belakang pd lekukan
siku. Ini akan membantu lengan anak tetap
diam dan mencegah anak menggerak-gerakkan
lengannya selama pengambilan darah.
Jika si anak berbaring, maka orang tua atau
flebotomis lain bersandar diatas anak pd sisi
sebelah tempat tidur. Satu lengan meraih lengan
anak yg akan di pungsi vena dari belakang,
tangan yg satu memegang anak melewati
tubuhnya agar lengan yg satunya aman
B. PASIEN ORANG TUA

Seiring dg proses penuaan maka pd orang tua akan


terjadi beberapa perubahan :
1. Perubahan pada kulit :
2. Pendengaran dan penglihatan mulai berkurang :
3. Memori mulai menurun :
4. Berkaitan dengan penyakit :
a. Stroke
b. Parkison
c. Arthritis
d. Diabetes
5. Biasanya memakai kursi roda :
1. PERUBAHAN PADA KULIT :

Perubahan pada kulit termasuk yaitu


berkurangnya kolagen dan lemak subkutan yg
menyebabkan berkurangnya elastisitas dan
penurunan kelembaban sehingga kulit menjadi
mudah utk terluka.
Pembuluh darah juga kehilangan elastisitasnya,
menjadi lebih rapuh dan mudah kolaps, sehingga
mudah sekali memar dan akibatnya sulit untuk
mendapatkan darahnya. (Mc Call & Tankersley,
2007).
Pada saat pungsi vena, untuk mengatasi
elastisitas kulit yg berkurang sebaiknya fiksasi
vena dg meregangkan kulit pasien atau bisa juga
menggunakanwing needle.
2. PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN MULAI
BERKURANG :

Pendengaran dan penglihatan mulai berkurang


sehingga sulit untuk mendengar dan menjawab
pertanyaan serta mengikuti instruksi. Oleh
karena itu berbicara dengan jelas, perlahan dan
lebih mendekat ke pasien. Jangan berteriak
kepada pasien. Berikan pasien waktu untuk
menjawab dan merespon instruksi yang
diberikan. Pada pasien yang berkurang
penglihatan, tuntun pasien ke tempat flebotomi
3. MEMORI MULAI MENURUN :

Penyakit alzheimer dan bentuk lain dementia


dpt menyebabkan pasien tdk dapat
berkomunikasi dg benar, oleh karena itu utk
berkomunikasi perlu saudaranya atau yg
menemani pasien tersebut.
Beberapa pasien alzheimer dpt bersikap normal
dan yg lain dpt bersikap gusar, karena itu jangan
diambil hati. Selalu lakukan pendekatan secara
lembut dan profesional. Gunakan kata-kata yg
jelas, sederhana dan jelaskan secara perlahan.
Kita mungkin memerlukan asisten untuk
memegang lengan pasien tersebut selama proses
pengambilan.
4.BERKAITAN DENGAN PENYAKIT :

a. Stroke
b. Parkison
c. Arthritis
d. Diabetes
A. STROKE :

Biasanya terjadi kekakuan sendi siku dan


pembengkakan tungkai sehingga akan sulit utk
melakukan flebotomi pd sisi ini. Hindari sendi
siku yg kaku dan bengkak tersebut. Sendi yg
kaku menyebabkan sulit menemukan vena dan
mendapatkan posisi yg tepat. Pengambilan pada
bagian yg bengkak dpt mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
B. PARKISON :

Parkinson dan stroke dapat mempengaruhi cara


bicara. Kesulitan ini menyebabkan pasien dan
flebotomis sulit untuk berkomunikasi secara
efektif. Berikan pasien waktu untuk berbicara
dan jangan memotong ucapannya. Tremor dan
pergerakan tangan pasien parkinson dapat
menyulitkan pengambilan darah dan pasien
membutuhkan bantuan untuk dipegang. Lebih
baik gunakan wing needle untuk pengambilan
darahnya.
C. ARTHRITIS :

Biasanya terjadi sejalan dg proses penuaan dan


juga akibat dari trauma sendi. Pinggul dan lutut
sering terjadi arthritis menyebabkan pasien sulit
untuk duduk atau bangun dari kursi
pengambilan darah. Peradangan yg berkaitan dg
arthritis ini dpt menyebabkan pembengkakan di
sendi dan sakit sehingga pergerakan pasien
terbatas. Hal ini menyebabkan pasien tdk dpt
meluruskan lengannya atau membuka
tangannya. Gunakan lengan lain yg tdk terkena
penyakit ini. Jika tdk ada pilihan, biarkan pasien
memilih posisi mana yg lebih nyaman.
Gunakan wing needle utk pengambilan sampel
pd posisi yg sulit/janggal tersebut.
D. DIABETES :

Banyak pasien orang tua yg mengidap diabetes.


Diabetes mempengaruhi sirkulasi dan
penyembuhan, khususnya pd ekstremitas bawah,
oleh karena itu hindari pungsi vena di vena
paha, tungkai dan kaki serta skin puncture (Mc
Call & Tankersley, 2007). Tindakan aseptik
sebelum flebotomi sangat penting dilakukan
untuk mencegah timbulnya infeksi.
5. BIASANYA MEMAKAI KURSI RODA :

Banyak pasien orang tua yg tergantung pd kursi


roda atau begitu lemah sehingga butuh kursi
roda untuk dibawa ke laboratorium. Berhati-
hatilah dlm mendorong kursi roda dari tempat
menunggu sampai tempat pengambilan darah.
Ingatlah untuk mengunci rodanya ketika
mengambil darah pasien di kursi roda. Jangan
memindahkan pasien dari kursi roda untuk
mengambil darahnya karena dapat melukai
pasien, flebotomis itu sendiri atau keduanya (Mc
Call & Tankersley, 2007)
C. PASIEN YG SULIT UTK BERKOMUNIKASI

1. Keterbatasan bahasa
a. Jangan gunakan istilah medis
b. Gunakan kata yang sederhana dan simple
c. Lihat ekspresi wajahnya sehingga kita mengetahui apakah pasien
mengerti atau tidak
d. Jika memberikan lengannya berarti pasien mengerti dan bersedia
untuk dilakukan flebotomi.

2. Pasien yang bisu dan tuli


a. Jika pasien dapat membaca, kita dapat menulis instruksi di kertas
b. Gunakan bahasa isyarat

3. Pasien yang koma


Selama sisi yang akan digunakan untuk flebotomi tidak terpasang
alat apapun, maka pungsi vena dapat dilakukan seperti biasanya.

4. Pasien dengan gangguan emosional, agresif maupun kelainan jiwa


yang lain :
a. Kita memerlukan asisten untuk membantu memegang pasien tersebut.
b. Gunakan wing needle untuk mengantisipasi pergerakan pasien.
D. PASIEN YG MENOLAK FLEBOTOMI

1. Apabila pasien menolak karena takut jarum maka kita bisa


menyiasatinya dgcara pasien dianjurkan utk tdk melihat ketika
prosedur sdg dilakukan, gunakan jarum yg kecil atau analgetik
topikal.

2. Ingatkan pasien tersebut bahwa dokternya memerlukan hasil


laboratoriumnya utk menentukan terapi terhadap pasien tersebut.

3. Jangan pernah beradu argumentasi atau marah kpd pasien (atau


kepada keluarga pasien).

4. Jangan pernah menyentuh pasien tanpa persetujuan mereka.

5. Jika pasien tetap menolak, laporkan bahwa pasien tdk mengijinkan


pungsi vena dilakukan kepada supervisor yg berwenang.

6. Catat penolakan pasien pada formulir penolakan tindakan


(Pendergraph & Pendergraph, 1998).
FAKTOR PENYULIT DALAM FLEBOTOMI

Beberapa situasi khusus yang berpotensial menyebabkan


pungsi vena yang sulit atau dapat menjadi sumber yang
potensial preanalitik eror :
A. Pasien dengan luka bakar atau jaringan parut
B. Pasien yang terpasang plaster of paris atau gips
C. Edema
D. Hematoma
E. Pasien post mastektomi
F. Pasien dialisa
G. Pasien yang sedang menerima transfusi
H. Pasien yang terpasang infus
A. PASIEN DG LUKA BAKAR ATAU JARINGAN
PARUT :

Pd daerah terjadi luka bakar atau jaringan


parut vena sulit diraba. Pada luka bakar juga
mudah terkena infeksi karena epidermis sebagai
barrier pelindung telah rusak. Gunakan sisi lain
yg tdk terbakar atau melalui pembuluh darah
kapiler (Mc Call & Tankersley, 2007; Turgeon,
2007)
B. PASIEN YG TERPASANG GIPS :

Terjadi pd pasien-pasien fraktur. Utk


pengambilan darah cari tempat dimana terdapat
vena yg tidak tertutup gips tersebut atau
gunakan wing needle agar dpt mengambil darah
dari vena-vena dg posisi atau sudut yg sulit dlm
pengambilan.
C. EDEMA :

Edema adalah akumulasi cairan yg abnormal


dlm ruang intraseluler jaringan. Pungsi vena
sebaiknya tdk dilakukan pd daerah yg oedem
karena cairan abnormal tersebut menyebabkan
vena sulit untuk diraba dan spesimen dpt
terkontaminasi cairan tersebut sehingga
menyebabkan hasil pemeriksaan yg tdk akurat
(Garza & Mc Bride, 1999; Mc Call & Tankersley,
2007; Turgeon, 2007).
D.HEMATOMA :

Hematoma adalah kumpulan darah di jaringan


akibat kebocoran pembuluh darah. Dpt terjadi pd
saat flebotomi atau setelah flebotomi. Pungsi
vena yg dilakukan di tempat yg terjadi
hematoma akan terasa menyakitkan bagi pasien
dan spesimen yg diambil dpt terkontaminasi dg
darah yg telah keluar dari pembuluh darah
tersebut dan menyebabkan hasil yg tdk akurat.
Oleh karena itu hindari pengambilan darah dari
area yg tdpt hematoma. Jika tdk terdapat
tempat lain maka ambillah darah dari sisi distal
hematoma (Garza & Mc Bride, 1999; Mc Call &
Tankersley, 2007; Turgeon, 2007).
E.PASIEN POST MASTEKTOMI :

Wanita yg telah menjalani mastektomi dapat terjadi


limfostasis (tidak adanya aliran limfe) karena
pengangkatan kelenjar limfe yang berdekatan
dengan mammae. Dengan tdk adanya aliran limfe
menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap
infeksi. Oleh karena itu jangan melakukan pungsi
vena pada sisi yg sama dilakukan mastektomi
(Pendergraph & Pendergraph, 1998; Garza & Mc
Bride, 1999; Mc Call & Tankersley, 2007; Turgeon,
2007).
Jika pasien mengalami mastektomi pd kedua
payudara, metoda yg dianjurkan sebagai alternatif
adalah punggung telapak tangan atau finger
stick. Dokter yg merawat haruslah terlibat dalam
menentukan sisi mana yg paling tepat (Turgeon,
2007).
F. PASIEN DIALISA :

Pasien dialisa menjadi masalah tersendiri ketika


akan diambil darahnya akibat dari seringnya
pengambilan darah untuk pemeriksaan dan
terbatasnya akses vena. Jangan mengambil
darah dari vena pd lengan yg terpasang kanul
atau fistul. Lebih baik mengambil darah dari
lengan atau vena yg jauh dari kanul atau fistul
tersebut (Garza & Mc Bride, 1999)
G.PASIEN YG SEDANG MENERIMA TRANSFUSI

Pengambilan darah selama transfusi hanya


akan memberikan sedikit informasi kecuali pd
kasus-kasus trauma dimana kondisi pasien dpt
berubah dg cepat dan perlu di monitor dg ketat.
Pengambilan darah pd pasien yg sedang
menerima transfusi sebaiknya dilakukan pd
vena yg jauh dari vena yg sedang dipakai utk
menerima transfusi tersebut. Menurut penelitian
Wiesen et al,, 1994. tdk ada perbedaan yang
bermakna nilai Hb yang diperiksa 15 menit, 1
jam dan 2 jam setelah transfusi.
H.PASIEN YANG TERPASANG INFUS :

 Pasien yang terpasang infus merupakan masalah


yang sering bagi flebotomis. Lengan atau tungkai
yang terpasang infus sebaiknya tidak digunakan
untuk pungsi vena karena menyebabkan kontaminasi
spesimen yang diambil. Gunakan lengan atau tempat
lain untuk pungsi vena. Jika tidak ada alternatif lain,
hentikan dulu aliran infusnya selama 2 menit
kemudian baru diambil darahnya dari bawah sisi
infus tersebut (Mc Call & Tankersley, 2007). Buang
darah yang diambil pertama kali (3-10 cc) karena
mungkin masih mengandung cairan infusnya. Darah
yang diambil kedua kalinya yang dipakai untuk
pemeriksaan. Setelah selesai pungsi vena alirkan
kembali infus tersebut. Jenis cairan infusnya dicatat
(Garza & Mc Bride, 1999; Mc Call & Tankersley,
2007)
KONDISI PASIEN DALAM PENGOBATAN

Pasien dalam pengobatan khusus :


A. Antikoagulan
B. Kemoterapi
A. ANTIKOAGULAN :

Pasien yg mempunyai masalah pembekuan atau


sedang dlm pengobatan dg antikoagulan berisiko
utk terjadinya hematoma atau perdarahan pd
saat pengambilan darah.
Pastikan utk memberikan tekanan yg adekuat
pd tempat pengambilan darah setelah
pengambilan sampai darahnya berhenti.
Jangan terlalu kuat menekan karena akan
menyebabkan memar atau luka
(Mc Call & Tankersley, 2007)
B. KEMOTERAPI

Pada pasien-pasien kanker, hemofilia dan lain-


lain biasanya vena menjadi sklerosis dan rapuh
akibat seringnya pengambilan darah utk
pemeriksaan dan proses transfusi. Vena yg
sklerosis dan rapuh mudah bergeser dan kolaps.
Karena itu sebaiknya gunakan wing needle atau
jarum yg kecil pd saat pengambilan darah.
PEMILIHAN ALAT

Yg terbaik dlm memilih alat adalah setelah kita menemukan


tempat yg terbaik utk dilakukan flebotomi sehingga kita dpt
memilih alat mana yg sesuai dg ukuran, kondisi dan lokasi vena.
Metoda yg terbaik utk mendapatkan spesimen pd pungsi vena
adalah metoda tabung vakum/evacuate.
Sistem tabung vakum ini terdiri dari 3 komponen yaitu tabung
vakum utk sampel, jarum pd dua titik (satu utk masuk ke vena,
ujung yg satu utk ke dlm tabung vakum) dan plastik pemegang.
Tabung tersedia dlm berbagai ukuran (berdasarkan diameter dan
panjang tabung), terbuat dari bahan kaca atau plastik.
Tabung ada yg mengandung zat tambahan (additive) dan ada yg
tdk (non additive). Zat tambahan tersebut berupa berbagai
macam antikoagulan atau senyawa kimia sesuai dg kebutuhan
pemeriksaan dan dpt dilihat dari warna tutup tabung
(Garza & Mc Bride, 1999; Mc Call & Tankersley, 2007).
PEMILIHAN ALAT

Menurut standar Clinical and Laboratory Standards


Institute (CLSI), pengambilan darah dengan
menggunakan jarum dan syringe harus dihindari
demi alasan keamanan. Namun wing
needle dan syringe kadang digunakan ketika pasien
memiliki vena yang sangat kecil, rapuh atau lemah.
Tekanan vakum pada tabung evacuate mungkin
terlalu besar untuk vena-vena tersebut dan
menyebabkan vena-vena tersebut mudah kolaps. Ini
sering terjadi pada kasus-kasus pasien usia lanjut
dan bayi baru lahir. Ketika menggunakan syringe,
jumlah tekanan dapat dikurangi dengan
menarik plunger kembali secara perlahan-lahan (Mc
Call & Tankersley, 2007).
PEMILIHAN ALAT

Metoda lain yang digunakan pada pungsi vena


dengan penyulit adalah wing needle system.
Tersedia dalam ukuran diameter 21 sampai
25. Wing needle digunakan dengan syringe atau
sistem tabung vakum. Biasanya ukuran 21 atau
23 lebih baik dari ukuran 25 karena diameter
yang kecil dapat menyebabkan hemolisis ketika
spesimen diambil, tetapi untuk bayi ukuran 25
adalah pilihan yang paling baik karena venanya
yang kecil
(Garza & Mc Bride, 1999).
PENUTUP

Dapat disimpulkan disini, walaupun flebotomi


merupakan prosedur yang rutin dilakukan tetapi ada
situasi-situasi khusus yang dihadapi oleh seorang
flebotomis yang memerlukan penanganan khusus.
Oleh karena itu perlu adanya pedoman dari masing-
masing fasilitas kesehatan untuk menangani situasi-
situasi khusus tersebut.

Adanya pelatihan-pelatihan khusus bagi seorang


flebotomis perlu dilakukan secara berkala untuk
meningkatkan kemampuan flebotomis di masing-
masing laboratorium sehingga dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara optimal dan
profesional.
TUGAS…..
Design alat pelindung diri untuk seorang
flebotomis, dan jelaskan fungsi setiap
asesorisnya….
DAFTAR PUSTAKA
 Garza. D., Mc Bride B.K., 1999, Phlebotomy Handbook, Blood Collection Essential,
6thEdition., Pearson Prentice Hall, New Jersey. pp. 185-275
 Garza. D., Mc Bride B.K., 2005, Phlebotomy Handbook, Blood Collection Essential,
7thEdition., Upper Saddle River, New Jersey. pp. 272-275
 Mc Call. R.E, Tankersley. C.M, 2007, Phlebotomy Essential 4th Edition., Lippincot Williams
& Wilkins, Philadelphia. pp. 311-333
 Needle Stick Safety, 2010. Available at http://needlesticksafety.org/?cat=3 (download, 7
November 2011)
 Pendergraph.G.E, Pendergraph.C.B, 1998, Handbook of Phlebotomy and Patient Service
Techniques 4th Edition., Williams & Wilkins, Baltimore. pp. 139-142
 Syringe, Analisis Laboratorium Kesehatan, 2010. Available
athttp://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/07/syringe.html (download, 7
November 2011)
 Turgeon. M.L, 2005, Clinical Hematology Theory and Procedures 4th Edition., Elsevier
Mosby, Maryland heights. pp. 29-30
 Wiesen, A., Hospenthal. D., Byrd, J., Glass, K., Howard, R., Diehl, L. 1994. Equilibration of
Hemoglobin Concentration after Transfusion in Medical Inpatients Not Actively
Bleeding.Annals of Internal Medicine, 121 :278-280
 Winged Infusion Set 196 x 3/4" (3 ½ " Tubing), Amazon.com, 2010. Available
athttp://www.amazon.com/Winged-Infusion-Set-8220-Tubing/dp/B004H6HH86 (download,
7 November 2011)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai