Anda di halaman 1dari 8

HITUNG JUMLAH SEL EOSINOFIL

Dewi Astuti

Pendahuluan

Sel lekosit di dalam tubuh berperan pada proses pertahanan tubuh. Salah satu jenis sel
lekosit adalah sel eosinofil. Sel eosinofil merupakan sel lekosit yang berperan aktif ketika tubuh
terinfeksi parasit, khususnya kecacingan. Sel eosinofil juga teraktivasi ketika tubuh mengalami
reaksi alergi dengan cara mengeluarkan zat berupa histamin, oleh karena itu perhitungan
jumlah mutlak sel eosinofil seringkali dilakukan untuk membantu diagnosis infeksi kecacingan
ataupun reaksi alergi. Eosinofilia sering terjadi pada reaksi alergi, infeksi parasit dan paska
splenektomi. Eosinopenia dapat terjadi pada individu yang mengalami inflamasi akut dan
sindrome Cushing.
Sel eosinofil mempunyai granula yang bersifat basa, oleh karena itu dalam perhitungan
sel eosinofil, digunakan reagensia yang bersifat asam seperti eosin. Reagensia eosin yang
bersifat asam akan bereaksi dengan granula eosinofil yang bersifat basa hingga mengakibatkan
granula eosinofil terlihat kemerahan.
Perhitungan jumlah sel eosinofil dilakukan dengan melarutkan darah pada larutan pengencer
yang diperkenalkan oleh Dunger. Larutan tersebut terdiri dari :
• Zat warna yang bersifat asam seperti eosin atau phloxine.
• Aquadest yang berfungsi melisiskan eritrosit dan merusak membran sel lekosit (sel
eosinofil lebih kuat dibandingkan sel lekosit lain).
• Aceton yang berfungsi menghambat lisisnya sel lekosit oleh aquadest (konsentrasi yang
baik digunakan 5-10%).
Jumlah sel eosinofil dibandingkan sel lekosit lain didalam tubuh cukup sedikit yaitu 1-
3%. Untuk mengurangi faktor kesalahan ketika perhitungan maka digunakan bilik hitung
Fuchs Rosenthal yang volumenya lebih besar dibandingkan bilik hitung Improved Neubauer

Prinsip Pemeriksaan
Darah dengan penambahan larutan pengencer akan membuat granula sel eosinofil yang
bersifat basa terwarnai oleh larutan eosin yang bersifat asam sedangkan sel lainnya akan lisis
dikarenakan adanya aquadest dan aceton. Sel eosinofil diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 100x dan jumlah sel dihitung menggunakan faktor perk alian sesuai
pengenceran dan volume sampel yang dihitung.

Alat :
• Hemositometer fuchs-rosenthal
• Mikropipet 10 μL
• Mikropipet 20 μL
• Mikropipet 200 μL
• Tip kuning
• Cawan petri
• Mikroskop

Gambar 4. bilik hitung fuchs-rosenthal


Sumber :http://www.hausserscientific.com/products/fuchs-rosenthal.html

BAHAN
• Larutan eosin 2%
• Larutan aceton
• Aquadest
SAMPEL
• Sampel darah EDTA
PROSEDUR PEMERIKSAAN :
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi, aquadest sebanyak 180 μL, Larutan eosin 2%
sebanyak 10 μL dan aceton sebanyak 10 μL.
2. Campuran larutan tersebut dihomogenisasi lalu dikurangi sebanyak 20 μL.
3. Ke dalam 180 μL larutan campuran tadi, ditambahkan 20 μL darah sampel, lalu
dihomogenisasi.
4. Sampel yang sudah diencerkan dengan reagensia, dihomogenisasi kembali, lalu
dimasukkan ke dalam bilik hitung (satu aliran).
5. Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih dahulu selama 15 menit di dalam cawan petri
yang dialasi oleh tissue/kapas basah.
6. Sel eosinofil dihitung pada luas 16mm2 (Gambar 4) menggunakan mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 10x. Sel eosinofil dihitung dalam enam belas bidang besar,
dengan memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas” adalah sel eosinofil
yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan batas atas dihitung, sedangkan sel eosinofil
yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
7. Jumlah sel eosinofil yang ditemukan dikalikan dengan faktor pengenceran, kemudian hasil
perhitungan dilaporkan sebagai jumlah sel eosinofil sampel.

PENGHITUNGAN
Untuk menentukan jumlah sel eosinofil / µL darah atau / mm 3 darah, maka faktor penghitungan
harus ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah sel eosinofil / µL darah = jumlah sel eosinofil yang dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)

Pengenceran sampel (P) :


P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut

= 180 µL + 20 µL = 10
20 µL
Volume bilik hitung Fuch Rossental (V) :
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)

V = (1 mm2 x 16 kotak) X 2 mm = 32 mm3


10 10

Jika pengenceran 10 kali, maka faktor penghitungan adalah :


F= 10 = 100
32/10 32

Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 100


32

NILAI NORMAL :
Jumlah mutlak : 40 – 400 sel / uL

DISKUSI PRAKTIKUM :
Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada pemeriksaan hitung jumlah eosinofil
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

NAMA MAHASISWA :
HARI/TANGGAL :
KELAS :
DATA PASIEN :

HASIL PENGAMATAN :

PERHITUNGAN :
PEMBAHASAN :
CATATAN :
• Hitung sel eosinofil sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 30 menit, setelah
sampel dilarutkan.
• Pemipetan larutan aceton dilakukan dengan cepat dan dipipet terakhir ketika pemipetan
reagensia, karena aceton mempunyai sifat mudah menguap.
• Hitung jumlah sel eosinofil dapat juga dilakukan dengan menggunakan bilik hitung
Improved Neubauer. Apabila hitung jumlah eosinofil dilakukan menggunakan bilik hitung
Improved Neubauer. Maka perhitungan dilakukan dengan luas 9mm 2 (Gambar 2)
Berikut adalah perhitungan faktor apabila hitung jumlah sel eosinofil dilakukan
menggunakan bilik hitung Improved Neubauer :

Jumlah sel eosinofil / µL darah :


jumlah sel eosinofil yang dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)

Pengenceran sampel (P) :


P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut

= 180 µL + 20 µL = 10
20 µL

Volume bilik hitung Improved Neubauer (V) :


V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1 mm2 x 9) X 1 mm = 9 mm3
10 10

Jika pengenceran 10 kali, maka faktor penghitungan adalah :


F= 10 = 100
9/10 9

Jumlah sel eosinofil / µL darah = N X 100


9
DAFTAR PUSTAKA
1. Dacie John V., Lewis SM. Practical Haematology 8th edition. USA: Churchill
Livingstone; 1995. 62-63
2. Hendry John B., Clinical Diagnosis and Managment by Laboratory Methodes. US: W.B.
Sounders Company; 1996. 668-670
3. Kiswari Rukman. Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Erlangga; 2014.
4. http://www.hausserscientific.com/products/fuchs-rosenthal.html.

Anda mungkin juga menyukai