Oleh Kelompok C4
Anggota kelompok :
1. Rahmadini Hamdi Putri (2209511123)
2. Komang Yogaswara Restu Subhakti (2209511127)
3. I Wayan Syafei Hasannoesi (2209511129)
4. I Putu Rai Wira Asmara Nata (2209511130)
5. Arine Rayka Khaniya (2209511133)
6. Muhammad Edwin Aldrin (2209511134)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kuasanya, sehingga dapat diselesaikannya tulisan laporan praktikum Fisiologi
Veteriner I ini dengan baik. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas atas
selesainya dilakukannya praktikum di laboratorium fisiologi veteriner, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari
tulisan ini, dan tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..3
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………...4
V. BAHASAN……………………………………….………………………………12
VI. SIMPULAN………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..14
3
I. PENDAHULUAN
Bila membran eritrosit tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam
sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke
dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang
hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju medium luar eritrosit (yaitu
plasma), akibatnya eritrosit akan kekurangan cairan sehingga menjadi keriput
(krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan
isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
Fragilitas adalah lemah atau kurangnya daya tahan terhadap faktor yang
bisa menyebabkan pecahnya kesinambungan atau integritas. Fragilitas eritrosit
adalah kuranganya daya tahan eritrosit terhadap faktor-faktor yang bisa
menyebabkan hemolisis.Seperti yang disebutkan sebelumnya eritrosit akan
membengkak apabila berada pada larutan hipotonis (larutan yang
tekananosmotiknya lebih rendah) dan akan mengkerut apabila berada pada larutan
hipertonis (larutan yang tekanan osmotiknya lebih tinggi). Namun eritrosit akan
utuh apabila berada pada larutan isotonis (larutan yang tekanan osmotiknya sama
dengan tekananosmotik eritrosit). Fragilitas eritrosit bisa meningkat ataupun
menurun pada keadaan tertentu. Peningkatan fragilitas bisa terjadikarena sel
kekurangan ATP, sehingga apabila ada seseorang yang memiliki glukosa rendah
fragilitasnya akan meningkat karenaglukosa yang terdapat di dalam tubuh
nantinya akan menjadi energi ATP bagi sel.
4
II. MATERI DAN METODE
Metode :
5
III. TATA KERJA
sampai 6.
NaCl 5% sebanyak 0.8; 0,7; 0.6; 0.5; 0.4; dan 0.3 ml menggunakan pipet
3) Kemudian pada tiap tabung tsb. (1-6) ditambahkan aquades 4.2; 4.3; 4.4;
tabung.
goncangan padatabung).
6) Tunggu sampai 1 jam, amati pada lapis atas di setiap tabung. Dari tabung
no. 1 lrt. Tampak 2 lapis, dimana lapis atas berwarna jernih (ini berarti
pada tabung manakah yang lapis atas mulai berwarna merah (disinilah
no. 6 terjadi hemolisis total yang ditandai warna merah transparan pada
senua bagian.
eritrosit.
6
B. Hemolisis dan keriput.
1) Ambil 3 tabung reaksi dan beri label A, B, dan C, lalu masing-masing
gelas arloji, taruh di atas benda hitam (perhatikan pada gelas arloji mana
yang benda hitam tadi tampak). Sekarang taruh diatas benda putih(kertas
yang ada tulisannya), perhatikan gelas arloji mana yang tulisannya bisa
dibaca.
3) Ambil masing-masing setetes contoh darah dengan lidi dari gelas arloji
tadi di atas gelas benda dan tutupdengan gelas cover. Lihat di bawah
tabung C, taruh pada tubung kosong1 ml, tambah 3 ml NaCi 3%, campur
(diatas benda hitam dan putih). Apa yang saudara lihat!. Bila selesai,
7
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Uji Fragilitas
1. 0,8
Pada lapisan atas cairan
berwarna bening,
sedangkan pada lapisan
bawah berwarna merah
berkabut. Tidak terjadi
hemolisis.
2. 0,7
Pada lapisan atas cairan
berwarna bening,
sedangkan pada lapisan
bawahnya mulai
terdapat endapan warna
merah kabut. Tidak
terjadi hemolisis/pecah
membran.
8
3. 0,6
Pada lapisan atas cairan
berwarna bening sedikit
kemerahan, pada bagian
bawah endapan merah
sedikit terang. Titik
fragilitas terjadi di sini.
4. 0,5
Pada lapisan atas cairan
berwarna bening sedikit
kemerahan, pada bagian
bawah endapan merah
lebih terang. Titik
fragilitas juga terjadi di
sini.
5. 0,4
Pada lapisan atas
berwarna merah
kegelapan dan terdapat
endapan merah
berkabut. Terjadi
hemolisis/ fragilitas
eritrosit.
9
6. 0,3
Keseluhuran dari cairan
sudah mengalami
fragilitas total dan tidak
memiliki endapan.
Keseluruhan dari cairan
berwarna merah pekat.
● Pada tabung 2 :
N1V1 = N2V2
5 x 0,7 = N2 x 5
5 𝑥 0,7
N2 = 5
= 0.7%
● Pada tabung 3 :
N1V1 = N2V2
5 x 0,6 = N2 x 5
5 𝑥 0,6
N2 = 5
= 0.6%
● Pada tabung 4 :
N1V1 = N2V2
5 x 0,5 = N2 x 5
5 𝑥 0,5
N2 = 5
= 0.5%
10
● Pada tabung 5 :
N1V1 = N2V2
5 x 0,4 = N2 x 5
5 𝑥 0,4
N2 = 5
= 0.4%
● Pada tabung 6 :
N1V1 = N2V2
5 x 0,3 = N2 x 5
5 𝑥 0,3
N2 = 5
= 0.3%
B. Uji Hemolisis
11
C Aquades 1ml +
3 tetes darah + Jernih Lisis
1ml NaCl 3%
V. BAHASAN
12
bentuk semula, dan menjadi eritrosit utuh, hal ini dikarenakan sifat aquades
yang hipotonis.
Adapun pada tabung C yang telah dicampur dengan aquades sebanyak
1ml, larutan berwarna merah sepenuhnya yang sudah mengalami hemolisis dan
jika dilihat secara mikroskopis tidak ada satupun eritrosit yang terlihat karena
sudah mengalami lisis. Hal ini disebabkan karena aquades yang bersifat
hipotonis jika dicampurkan dengan darah akan mengalami hemolisis. Lalu
ketika ditambahkan 1ml NaCl 3%, larutan tidak mengalami perubahan sama
sekali karena eritrosit sudah mengalami lisis dan tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Hal ini terjadi karena eritrosit telah rusak sepenuhnya, sehingga ketika
dicampur dengan larutan apapun tidak akan membuatnya kembali ke bentuk
semula.
VI. SIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Faruq, Zulfikar Husni. 2018. Analisis Darah Lisis Terhadap Nilai Trombosit
Menggunakan Metode Electrical Impedance. Jurnal Labora
Medika Volume 2 (1) :12-13.
Mescher, Anthony L. 2017. Histologi Dasar JANQUIEIRA Teks & Atlas.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, Lauralee. 2001. Sistem Pernapadan. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
14