PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah adalah salah satu bagian tubuh yang paling perhatian dan penghargan yang
tinggi.demikian tinggi penghargaan tesebut,sehingga darah seringkali dihubungkan dengan
berbagai hal yang sebenarnya di luar fungsi darah itu sendiri.berbagai ungkapan seperi.
Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental,berwarna merah dan tidak
tranparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai sistem pembuluh
darah.uraian yang demikian tentang darah lebih bersifat deskriptif,hanya menyebutkan apa
yang dilihat,dari pada bersifat definitif.
Sedian apusan darah tepi ialah menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti,eritrosit
dan trombosit dan mencari adanya parasit seperti malaria.sedian apusan yang dibuat dan
dipulas dengan baik merupakan syarat multak untuk mendapat hasil pemeriksaan yang
baik.sedian yang akan dipulas hendaknya yang segar,sedian yang disimpan tanpa difiksasi
tidak dapat dipulas sebaik sedian segar,kebanyakan cara memulas sedian darah
menggunakan prisip romanowsiki.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menilai bebagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit,leukosit dan trombosit dan
mencari adanya parasit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan
tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai sistem
pembuluh darah. Uraian yanng demikian tentang darah lebih bersifar deskriptif, hanya
menyebutkan apa yang dilihat, dari pada bersifat definitif, yang bersifat menguraikan secara
analitis tetapi ringkas tentang hakikat sesuatu yang didefinisikan tersebut. Dalam uraian
tentang darah tersebut. Dalam uraian tentang darah tersebut misalnya, tidak terlihat sifat dan
fungsi darah. Batasan yang lebih tepat adalah sebagai berikut ini :
Darah adalah jaringan tubuh yanng berbeda jaringan tubuh lain, berada dalam
konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh
darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta funngsi homeostatsis.
Prinsip pewarnaan darah berdasarkan pada sifat kimiawi dalam sel, zat warna yang
bersifat asam akan bereaksi dengan komponen sel yang bersifat alkalis, demikian pula
sebaliknya. Pewarnaan sediaan apus menggunakan prinsip Romanowsky yaitu menggunakan
dua zat warna yang berbeda, teridiri dari Azure B (trimethylthhionim) yang bersifat basa dan
Eosin Y (tetrabromofluorescein) yang bersifat asam seperti dianjurkan the internasioanl
council for standadization in haemotology (ICSH) dan pewarnaan yang dianjurkan
khususnya apusan darah tepi (ADT) adaalah Wright-Giemsa dan May Grunwald-Giemsa
(MGG).
Romanosky, pada tahun 1891, Romanosky dan malachowsky pertama kali
melakukan pewarnaan menggunakan campuran methylene blue dengan eosin untuk apusan
darah. Sepuluh tahun kemudian, leisham menyempurnakannya dengan menambahkan
alkohol untuk menghilangkan presipitat yang timbul dan larutan tersebut. Saat ini, terdapat
modifikasi pewarnaan berdasarkan cara Romanosky, seperti Wright, Giemsa, atau May
Grunwald. Pawarnaan Romanosky telah umum dipakai untuk pewarnaan apusan darah tepi
dengan hasil yang memuaskan.
1. Azure B, yang akan mengikat anion sehingga memberi warna biru terhadap
asam nukleat (DNA/RNA), nukleoprotein granula basofil, dan granula
eosinofil.
2. Eosin Y, yang akan mengikat kation sehingga memberi warna merah-oranye
terhadap hemoglobin dan granula eosinofil.
3. Jenner-Giemsa, pewarnaan Jenner bisa digunakan untuk mengganti May
Grunwald, tetapi hasilya sedikit kurang memuaskan. Larutan digunakan
dengan pengenceran 4 volume air terbufer. Setelah difikasi dengan metanol,
dicelupkan selama kurang kebih 4 menit sebelum direndam ke pewarna
Giemsa selama 7-10 menit
4. Leisham, prosedurnya adalah genangi apusan dengan pewarna. Setelah 2
menit, tambahkan dua kali volume air dengan pewarna apusan selama 5-7
menit. Kemudian, dibersihkan dalam aliran air terbufer sampai menunjukan
warna merah muda (sekitar 2 menit). Setelah bagian belakang slide telah
dibersihkan, dibiarkan tegak sampai kering.
5. Wright. Zat pewarna wright terdapat dalam bentuk serbuk atau cairan yang
siap pakai. Untuk membuat larutan koloid yang siap pakai, serbuk dilarutkan
ke dalam metil alkohol. Sebanyak 0,1 g serbuk digerus dalam mortar dengan
metil alkohol yang ditambahkan sedikit demi sedikit sampai tanda 60 mL.
Simpan larutan tersebut dalam botol berwarna yang diisi sampai hampir
penuh. Kocoklah isinya setiap hari. Larutan yang telah lewat 10 hari cukup
matang untuk dipakai. Botol larutan Wright harus dijauhkan dari uap asam
atau basa dan selalu ditutup rapat-rapat agar udara lembap tidak masuk.
6. Pulasan giemsa.zat pulasan giemsa,biasanya dibeli dalam keadaan
larut.pakailah reagensia yang khusus di buat untuk hematologi dan bahan-
bahan lain yang murni.Susunan larutan ialah sbb.:azur II-eosin 3,0 g; azur II
0,8 g; glycerin 250 ml; metilalkohol 250ml. Sebelom dipakai, larutan pokok
ini harus diencerkan 20 kali penyanggah pH 6,4 {atau dengan aqua dest pH
6,4}: 1 tetes giemsa pokok untuk tiap 1 ml penyanggah. Zat pulas Giemsa
ysng telah diencerkan tidak tahan lebih lama dari satu hari.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B.Cara kerja
1. Pilihan kaca objek yang bertepi betul-betul rata untuk digunakan sebagai kaca
penghapus
2. Letakan 1 tetes kecil darah pada + 2-3 mm dari ujung kaca objek didepan tetes darah
3. Tarik kaca pengapus ke belakang sehingga menyetuh tetes darah, tunggu sampai
darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerak yang mantap doronglah kaca pengapus sehingga terbentuk apusan
darah sepenjang 3-4 cm pada objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis, tidak
boleh terlalu tebal
5. Biarkan apusan darah mengering.
C.Pulasan Giemsa
1. Letakan sediaan apus pada dua batang gelas diatas bak tempat pewarna
2. Fiksasi sediaan apus dengan matano absolut selama 2-3 menit
3. Genangi sediaan apus dengan zat warna giemsa yang telah diencerkan dengan air
dapur. Biarkan selama 20-30 menit.
4. Bilas dengan air ledeng , mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebik kuat
dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan apus
dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
BAB IV
B. PEMBAHASAN
Hematologi ialah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah, organ pembulu
darah, dan jaringan limforetikuler serta kelainan-kelainan yang timbul darinya.
Hematologi mempelajari keadaan fisiologi maupun patologi organel-organel tersebut
diatas sehingga hematologi meliputi bidang ilmu kedokteran dasar maupun bidang
kedoktera klinik
Darah merupakan komponen essensial mahluk hidup berada dalam ruang pembuluh
darah tertutup (vasculer).Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan
tubuh lainnnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu vasculer
menjalankan fungsi transport berbagai bahan metabolik, system imunologik serta
fungsi hemostatis dan mengatur sistem homeostatik. Darah pada umumnya sebagai
cairan tubuh yang kental (koloid), berwarna merah, tidak transparan berada dalam
ruang tertutup (vasculer). Penggolongan darah sebagai jaringan, didasarkan atas
definisi jaringan yaitu sekelompok atau beberapa jenis sel-sel yang mempunyai
bentuk sama dan menjalankan fungsi tertentu.
Pada pemeriksaan apusan darah ialah untuk menggetahui unsur sel darah tepi seperti
eritrosit,leukosit,dan trombosit dan untuk mencari adanya parasit seperti
malaria,tripanaoma,mikrofilaria.sedian apusan dengan 2 pulasan yaitu:apusan wright
dan apusan giemsa.
Perwarnaan apusan darah dengan prinsip Romanowsky seperti wrigh,giemsa,may
grunwald giemsa.Romanowsky adalah penggunaan dua zat warna yang berbeda
dengan azur B (trimetiltion) yang bersifat basa dan eosin Y (tetrabromo-flurecein)
yang bersifat asam.dalam azur B mewarnai komponen sel yang bersifat
asam,sedangkan eosin Y akan mewarnai komponen sel yang bersifat basa.
BAB V
KESIMPULAN
1. Sedian darah apusan tepi adalah untuk mengetahui unsur sel darah tepi seperti
eritrosit,leukosit dan trombosit dan parasit.
2. Sedian darah apusan tepi menggunakan metode plusan wright dan metode
apusan giemsa
3. Pada perwarnaan apusan darah menggunakan prinsip Romanowsky seperti
wright,giemsa,may grunwald giemsa.
4. Pada apusan darah tepi menggunakan metode pulasan giemsa yang dimana di
fiksasi menggunakan metanol absolut selama 2-3 menit.
DAFTAR PUSTAKA