0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
372 tayangan5 halaman
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan mengamati preparat apus darah tikus putih dengan melakukan langkah-langkah pembuatan preparat dan pewarnaan menggunakan metode Romanowski. Hasil pengamatan menunjukkan eritrosit berbentuk bikonkaf sedangkan leukosit hanya terlihat satu jenis yaitu limfosit. Preparat apus darah tikus ini cukup baik untuk mengamati eritrosit meskipun kurang representatif untuk mengam
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan mengamati preparat apus darah tikus putih dengan melakukan langkah-langkah pembuatan preparat dan pewarnaan menggunakan metode Romanowski. Hasil pengamatan menunjukkan eritrosit berbentuk bikonkaf sedangkan leukosit hanya terlihat satu jenis yaitu limfosit. Preparat apus darah tikus ini cukup baik untuk mengamati eritrosit meskipun kurang representatif untuk mengam
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan mengamati preparat apus darah tikus putih dengan melakukan langkah-langkah pembuatan preparat dan pewarnaan menggunakan metode Romanowski. Hasil pengamatan menunjukkan eritrosit berbentuk bikonkaf sedangkan leukosit hanya terlihat satu jenis yaitu limfosit. Preparat apus darah tikus ini cukup baik untuk mengamati eritrosit meskipun kurang representatif untuk mengam
JUDUL : PREPARAT APUS DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
b. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Membuat preparat apus darah tikus putih (Rattus norvegicus) 2. Mengamati preparat apus darah tikus putih (Rattus norvegicus) di bawah mikroskop 3. Menganalisis hasil pembuatan preparat apus darah tikus putih (Rattus norvegicus)
c. DASAR TEORI Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira- kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. (Widman FK,1989 dalam digilib.unimus.ac.id/download.php?id=11251 ) Darah terdiri dari pada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darahterdiri dari: a. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%) Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 -1,0%), bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
b. Sel darah putih atau leukosit (0,2%) Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu sediaan hapus darah tipis dan sediaan hapus darah tebal. Sediaan hapus darah mempunyai kegunaan dalam bidang parasitologi dan hematologi. Preparat darah apus tipis yaitu preparat yang lebih sedikit membutuhkan darah untuk pemeriksaan dibandingkan dengan preparat darah apus tebal,morfologinya lebih jelas,dan perubahaan pada eritrosit dapat terlihat jelas. Preparat darah apus tebal yaitu preparat yang lebih banyak membutuhkan darah untuk pemeriksaan dibandingkan dengan preparat darah apus tipis, jumlah selnya lebih banyak dalam satu lapang pandang,dan bentuknya tidak sama seperti dalam preparat darah apus tipis. Ciri-ciri preparat darah apus yang baik: a. Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek glas, panjang 1/2 sampai 2/3 panjang kaca. b. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bangian itu eritrosit tersebar rata berdekatan dan tidak saling bertumpukan. c. Pinggir sediaan rata, tidak berlubang-lubang atau bergaris-garis. d. Penebalan eritrosit yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau ujung sedimen.
d. LANGKAH KERJA Langkah kerja pembuatan apus darah terdiri dari 2 tahapan. Tahapan pertama yaitu tahap pembuatan film darah tipis. Dalam tahap ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah tikus dengan cara memotong ekornya. Selanjutnya, darah tikus diteteskan pada gelas benda dengan jarak 1 cm dari sisi pendek/ tepi sebelah kanan. Gelas benda tersebut dipegang dengan tangan kiri dengan posisi jari terletak pada sisi pendek dan tidak pada sisi panjang karena dapat menghalangi ketika dilakukan pengapusan. Kemudian kaca penutup dipegang dengan tangan kanan dan menempelkannya pada gelas benda pada sisi yang ditetesi darah dengan kemiringan 45 %. Proses selanjutnya adalah menarik kaca penutup dengan cepat kearah tetesan darah (kanan) sehingga terjadi kapilaritas dan tetesan darah merata di ujung sisi pendek gelas benda. Selanjutnya mendorong kaca penutup kearah kiri/ ujung kiri sisi pendek gelas benda dengan kuat dan kecepatan konstan, sehingga terbentuk film darah yang abik yaitu tipis dan rata. Kemudian film darah dikeringanginkan pada rak pewarnaan datar yang bersih. Tahapan kedua adalah pewarnaan dengan metode Romanowski. Tahap ini dimulai dengan proses fiksasi semua permukaan film darah dengan cara mencelupkan gelas benda pada staining jar yang berisi metil alkohol 60 ml selama 5 menit. Kemudian dikeringanginkan sampai kering. Proses selanjutnya adalah pewarnaan semua permukaan film darah dengan cara mencelupkan gelas benda pada staining jar yang berisi zat warna giemsa 3 % selama 30 menit. Selanjutnya mencucinya dengan teetsan aquades dingin yang sebelumnya telah dididihkan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Kemudian melekatkan label sesuai identitas preparat pada ujung kanan gelas benda dengan posisis memanjang. Langkah terakhir adalah mengamati preparat dengan perbesaran kuat, memfoto kemudian menganalisis hasilnya.
e. HASIL PENGAMATAN No Perbesaran Gambar Keterangan 1 10 x 10
a = eritrosit b = leukosit (limfosit)
Eritrosit terlihat berbentuk bikonkaf Leukosit yang terlihat adalah jenis limfosit. Terlihat inti yang terwarna ungu kebiruan berbentuk bulat hamper memenuhi seluruh sel Masih terlihat ada kotoran Tidak ada gelembung udara 2 40 x 10
a = eritrosit b = leukosit (limfosit)
Eritrosit terlihat berbentuk bikonkaf Leukosit yang terlihat adalah jenis limfosit. Terlihat inti yang terwarna ungu kebiruan berbentuk bulat hampir memenuhi seluruh sel Masih terlihat ada kotoran Tidak ada gelembung udara Ada beberapa sel yang rusak
a b a b f. PEMBAHASAN Pada praktikum pembuatan apus darah ini digunakan darah tikus. Preparat apus darah tikus yang telah dibuat setelah diamati cukup terlihat jelas untuk pengamatan eritrosit, namun kurang representatif untuk pengamatan leukosit. Leukosit yang teramati hanyalah jenis limfosit dan itupun hanya satu serta kurang terlihat jelas. Eritrosit terlihat berbentuk bikonkaf dan limfosit. Limfosit terlihat berbentuk buat dengan inti yang terwarna ungu kebiruan, berbentuk bulat hampir memenuhi seluruh sel. Pada pembuatan preparat ini dilakukan proses fiksasi dengan fiksatif sederhana yaitu metil alkohol. Fungsi dari proses fiksasi ini adalah : 1. untuk mematikan sel tanpa merubah bentuk dan strukturnya. 2. untuk menghindari terjadinya autolisis yaitu penceraan jaringan oleh enzim di dalam sel. 3. mengubah sel mempunyai kemampuan mudah menyerap zat warna 4. menghindari terjadinya plasmolisis ketika pencucian dengan air. Air memiliki konsentrasi yang lebih rendah dibanding sitoplasma sel darah. Dengan kata lain tekanan osmotik air lebih besar dibanding sitoplasma sel darah sehingga memungkinkan air masuk kedalam sel darah dalam jumlah besar sehingga menyebabkan plasmolisis. Hal ini terjadi jika sel dalam keadaan hidup. Oleh karena itu proses fiksasi disertai pewarnaan dapat menghindari hal ini. Zat warna giemsa berfungsi untuk mewarnai inti sel. Oleh karena itu, pada hasil pengamatan terlihat bahwa eritrosit yang terwarnai jelas hanya bagian membran selnya karena eritrosit tidak memiliki inti sel. Sedangkan pada leukosit (limfosit), intinya terwarna jelas oleh giemsa sehingga intinya berwarna biru keunguan. Hasil pembuatan preparat dalam kelompok kami cukup baik, karena berdasarkan hasil pengamatan bentuk eritrositnya normal, ukuran eritrosit dan leukosit juga normal, meskipun untuk yang leukosit tidak terlihat jelas dan kurang representatif.Hal ini menunjukan kualitas zat warna cukup baik. Meskipun demikian, pada preparat masih ditemukan kotoran, hal ini disebabkan karena: 1. Proses pembuatan preparat yang kurang steril 2. Lensa mikroskop yang kurang bersih Oleh karena itu sebaiknya, sebelum melakukan praktikum dipastikan semua alat yang digunakan bersih, kemudian praktikan harus sudah siap dan paham dengan prosedur kerja praktikum yang akan dilaksanakan dan Alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum diusahakan dalam keadaan layak pakai. Oleh karena itu perlu adanya pengecekan alat sebelumm praktikum yang dilakukan oleh kelompok piket dengan di dampingi oleh asisten atau laboran.
g. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Preparat awetan darah dapat dibuat dengan metode apus dan metode pewarnaan Romanowski 2) Preparat apus darah memperlihatkan bentuk eritrosit yang bikonkaf dengan jelas. 3) Pewarnaan apus dengan zat pewarna giemsa mewarnai sel darah putih dengan kontras dan dapat membedakan bagian nukleus dengan bagian sel yang lain
b. Saran Sebaiknya, sebelum melakukan praktikum dipastikan semua alat yang digunakan bersih, kemudian praktikan harus sudah siap dan paham dengan prosedur kerja praktikum yang akan dilaksanakan dan Alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum diusahakan dalam keadaan layak pakai. Oleh karena itu perlu adanya pengecekan alat sebelum praktikum yang dilakukan oleh kelompok piket dengan di dampingi oleh asisten atau laboran.
h. Daftar Pustaka Tinjauan pustaka apus darah. Online at digilib.unimus.ac.id/download.php?id=11251