Anda di halaman 1dari 14

A. Pendahuluan i.

Latar Belakang Mahasiswa sebagai generasi muda pemimpin bangsa dituntut memiliki integritas, dan kepribadian yang sesuai dengan norma-norma yang dituangkan dalam perundangundangan. Dengan integritas dan kepribadian yang baik, mahasiswa mampu menjadi calon-calon pemimpin bangasa yang diidamkan masyarakat. Intinya, Kepribadian generasi muda sebagai tiang pokok tegaknya indonesia yang merdeka seutuhnya. Oleh karena itu, perlu dikembangkannnya pendidikan karakter di Universitas untuk

menciptakan calon-calon pemimpin bangsa yang berkualitas. Pendidikan karakter ini dapat dilaksanakan melalui adanya mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas telah dilaksanakan sebagai mata kuliah umum yang harus dikuasai oleh setiap Mahasiswa, tidak terbatas oleh program studi yang diambil. Pendidikan kewarganegaraan telah mampu meningkatkan pengetahuan Mahasiswa mengenai kewarganegaraaan.Namun pada kenyataannya, sebagian besarhasil dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terbatas pada penguasaan teori belaka, sedangkan implementasinya kurang. Misalnya, pada implementasi Hak dan Kewajiban warga negara, sebagian besar Mahasiswa berdemo dengan alasan mensejahterakan rakyat kecil namun pada saat berdemo, mereka justru merusak sarana dan prasarana yang ada sehingga merugikan masyakat. Selain itu, budaya mencontek dan budaya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali masih merajalela. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi Mahasiswa tidak seimbang dengan penguasaan teori yang dikuasai. Padahal, untuk mampu membangun masyarakat, tidak cukup dengan bekal penguasaan teori tetapi juga kepribadian yang memadai. Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan belum mampu membentuk mahasiswa yang berkarakter,berdedikasi tinggi dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, perlu adanya perombakan teori pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas. ii. a. b. Rumusan Masalah Apa tujuan adanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan? Sudahkah tujuan tersebut tercapai?

c.

Bagaimana implementasi Mahasiswa terkait salah satu kompetensi dasar Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Hak dan Kewajiban Warga Negara?

d. e.

Apa penyebab implementasi Mahasiswa kurang sempurna? Bagaimana metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang memadai agar tercipta keseimbangan antara penguasaan teori dan implementasinya?

B. Kajian Teori a. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Mata kuliah pkn di Universitas memiliki posisi yang sentral dan strategis dalam rangka mengembangkan mahasiswa untuk menjadi ilmuwan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga profesional lainnya yang beriman, bertaqwa, profesional, berkompetensi tinggi, dan berwawasan kebangsaan; disamping mendukung

pembangunan masyarakat yang religius, demokratis, cinta damai, cinta ilmu, dan bermartabat. Hal ini tentu saja sesuai dengan Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab. Pada intinya, Tujuan Utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, Wawasan Nusantara, serta ketahanan Nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuan warga Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sedang mengkaji dan akan menguasai iptek dan seni. Rakyat Indonesia, melalui majelis perwakilan (MPR), menyatakan : Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakawa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Selanjutnya mereka menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produkstif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal ras cinta tanah air, menigkatkan semangat kebangsaan, dan berorientasi ke masa depan.

Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang: 1. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai 2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Rasional, Dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. 4. Bersifat professional, yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara. Mengimplementasikan Hak dan Kewajiban Warga Negara sebagai salah satu kompetensi dasar Pendidikan Kewarganaan Warga negara memiliki berbagai kewajiban yang harus dipenuhi kepada negaranya, namun di saat yang sama, warga negara juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh negara. Jika dilihat dari dua paradigma yang terpisah, maka warga negara memiliki hak dan kewajiban kepada negaranya, sementara di sisi lain negara memiliki tugas dan tanggung jawab kepada warganya. Negara dan warganya adalah dua hal yang selalu terkait dan tidak mungkin dipisahkan. Tanpa ada negara tidak mungkin ada warga, dan tanpa warga tidak mungkin juga suatu negara dapat berdiri. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus dapat benar-benar memahami masalah ini. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian

b.

hari. Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia. a. Contoh Hak Warga Negara Indonesia: 1. 2. 3. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan 4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai 5. 6. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh 7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undangundang yang berlaku b. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia: 1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh 2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) 3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaikbaiknya 4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia 5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Selain warga negara, perlu dipahami bahwa negara pun juga memiliki tugas dan tanggung jawab. Setiap negara memiliki kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam hukum nasional dan internasional. Suatu negara harus dapat menjamin hal-hal berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tegaknya hak atas kemerdekaan dan persamaan bagi setiap warga negara. Membuat dan melaksanakan berlakunya aturan-aturan hukum nasional. Melindungi seluruh warga negaranya dari berbagai bentuk ancaman dan bahaya. Membela warga negaranya dari berbagai bahaya. Memajukan kesejahteraan warganya. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut serta dalam segala upaya pemeliharaan ketertiban dunia yang berdasarkan pada perdamaian abadi dan keadilan sosial. . Berikut ini adalah beberapa hak yang bersifat umum dan berlaku hampir di semua negara: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. c. Hak untuk hidup. Hak untuk mendapatkan pekerjaan. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hak untuk mendapatkan pendidikan. Hak untuk hidup dalam rasa aman. Hak untuk hidup merdeka. Hak untuk memeluk suatu keyakinan/agama. Hak untuk berkumpul dan berpendapat. Metode pembelajaran guna mencapai kompetensi dasar pkn yang telah ada Metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan saat ini masih mengacu pada teacher center. Sehingga Mahasiswa kurang aktif didalam pembelajaran. Hal ini akan berimbas pada kurangnya penyerapan yang maksimal tentang teori maupun implemenasi pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari.

C.

Metode Penelitian i. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang sudah dibuat oleh kami sendiri secara acak. Kemudian angket-angket tersebut diisi oleh responden dengan jumlah responden 34. Responden pada penelitian kami adalah mahasiswamahasiswa Unnes. Masing-masing responden kami minta untuk mengisinya secara jujur berdasarkan pengetahuan mereka sendiri dan apa yang ada didalam benak mereka. Pengisian angket ini tidak akan mempengaruhi penilaian apapun. Pengisian angket ini semata-mata hanya untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mereka mengenai Hak dan Kewajiban. ii. Scoring Data dalam Tabulasi Scoring data dilakukan dengan cara mengoreksinya satu persatu secara manual. Kemudian masing-masing dari angket tersebut diberi nilai. Setiap jawaban mempunyai nilainya sendiri. Kemudian masing-masing skor tersebut dimasukkan kedalam tabel sehingga dapat diperoleh kesimpulan. iii. Teknik Analisis Teknik analisis dilakukan dengan cara membandngkan skor di pertanyaan mengenai implementasi yang terdapat pada nomor 1-8 dengan pengetahuan mereka mengenai Undang-undang Hak dan kewajiban yang terdapat pad nomor 9-19. Skor tersebut dibandingkan shingga didpata nilai perbandingan antara implementasi dan pengetahuan. Dalam penelitian kami perbandingan dengan selisih satu masih dihitung sama. D. Hasil Penelitian dan pembahasan i. Hasil Penelitian Skoring pada angket yang disebarkan a. Soal implementasi Skor benar = 3 Skor benar tetapi kurang tepat =2 Skor salah = 0 Jika semua soal dijawab benar, maka skornya = 24 b. Soal Teori Skor benar = 1 Skor slah =0

Jika semua soal dijawab benar maka skornya = 11 Jadi, antara pengetahuan teori dan implementasi dikatakan seimbang apabila memiliki perbandingan 11: 24 Data responding terhadap angket No soal A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 29 2 5 8 26 9 22 4 31 1 1 26 31 29 0 9 2 5 1 Opsi yang dipilih B 0 29 25 3 2 9 10 6 0 25 13 1 1 1 34 14 30 3 32 C 3 2 0 22 5 15 0 24 1 8 18 7 2 4 0 9 1 25 1 D(abstain) 2 1 4 1 1 1 2 0 2 0 2 0 0 0 0 2 1 1 0 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 Jumlah

Dari Observasi tersebut didapat data sebagai berikut: Kode Angket 1 2 3 4 20 16 20 17 8 7 8 7 9:8 7:7 9:8 8:7 Seimbang Seimbang Seimbang Seimbang Implementasi Teori Rasio Keterangan

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

18 19 3 23 22 16 20 23 16 24 16 21 16 21 18 19 22 22 18 20 9 21 14 20 20 22 22 22 18 17

4 8 6 9 8 7 6 9 7 8 6 7 6 8 6 7 7 8 7 8 4 3 5 9 8 8 8 7 6 7

8:4 9:8 1:6 10:9 10:8 7:7 9:6 10:9 7:7 11:8 7:6 10:7 7:6 10:8 8:6 9:7 10:7 10:8 8:7 9:8 4:4 10:3 6:5 9:9 9:8 10:8 10:8 10:7 8:6 8:7

Tidak seimbang Seimbang Tidak seimbang Seimbang Seimbang Seimbang Tidak seimbang Seimbang Seimbang Tidak seimbang Seimbang Tidak seimbang Seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Seimbang Seimbang Seimbang Tidak seimbang Seimbang Seimbang Seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Tidak seimbang Seimbang

Dari metode penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh beberapa kesimpulan berdasarkan data yang ada: 1. Sebagian besar Mahasiswa memiliki potensi untuk mengimplementasikan Hak dan Kewajiban Warga Negara sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. 2. Sejauh pengetahuan mereka sejauh itu pulalah penerapan mereka. Jadi dimana mereka tahu banyak mengenai bagaimana Hak dan Kewajiban itu dan bagaimana mereka diatur dalam undang-undang maka mereka pun akan mempunyai potensi yang besar untuk menerapkan pengetahuan mereka. 3. Namun dalam beberapa kasus tidak selamanya hal itu seimbang, terkadang mereka tahu tapi tidak mau menerapkannya, atau sebaliknya mereka tidak tahu banyak tapi mereka belajar dari kehidupan sehai-hari dalam hal ini norma yang tidak tertulis. Tapi tetap saja dari data kami diperoleh hasil yang seimbang. ii. Pembahasan Dari hasil observasi didapat hasil yang seimbang antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengimplementasiannya. Karena tes ini dilakukan tanpa pembeitahuan terlebih dahulu maka mereka mengerjakannya hanya dengan pengetahuan yang mereka tanamkan di otak. Berdasarkan hasil observasi kebanyakan hanya memiliki skor tidak lebih dari 9 padahal skor tertinggi adalah 11, dengan skor terendah 3. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pngetahuan mereka mengenai Hak dan Kewajiban tidaklah terlalu tinggi. Begitu pula dengan penerapannya, tidaka ada yang mencapai nilai maksimal. Dari hasil penelitian ini,dibuktikan bahwa perlu adanya metode pembelajaran yang memadai sehingga tercipta keseimbangan antara penguasaan teori dengan implementasinya. Untuk itu, berdasarkan penelitian, di bawah ini kami paparkan alternatif metode pembelajaran yang memadai. a. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Pemikiran yang mendasari penggunaan pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang efektif tidak

hanya menekankan pada penguasaan materi secara hapalan. Siswa harus terlibat secara psikologis dalam mencerna secara bermakna apa yang dipelajari. Untuk merangsang siswa berfikir, mereka perlu diorientasikan pada situasi bermasalah yang nyata, termasuk bagaimana belajar dengan menggunakan fenomena di dunia nyata sekitar. Pembelajaran berbasis masalah dapat ditempuh melalui lima tahap sebagai berikut: Tahap 1: orientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan bahan-bahan yang dibutuhkan, serta memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. Tahap 2: mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3: membimbing penyelidikan, baik yang dilakukan secara individual maupun yang dilakukan secara kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya. Tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka membagi tugas dan bekerjasama dengan temannya. Tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dari proses yang mereka gunakan. b. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam PKn untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka nation and character building: A. PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psokoliogi dan

disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajiankajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara. B. PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi. C. PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience). D. Kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui mengajar demokrasi (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga dapat lebih berhasil di masa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas. Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, diperlukan model pembelajaran interaktif, menarik, di mana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, dan lebih mengutamakan proses daripada hasil. Selain itu, diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif, baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran ini berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah bersama temannya serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Lebih jauh lagi, melalui model

pembelajaran tersebut, siswa mengerti makna belajar, manfaatnya, dan bagaimana mencapainya. Muncul kesadaran bahwa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidup mereka nantinya.

E. Kesimpulan dan Saran i. Kesimpulan: Setiap warga negara berhak dan berkewajiban untuk memperoleh Pendidikan Kewarganegaraan. Hal itu diharapkan agar para generasi penerus bangsa ini dapat lebih mengenal bangsa ini untukdipersiapkan dalam memimpin bangsa ini dengan tepat. Namun pada kenyataannya, sebagian besar hasil dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terbatas pada penguasaan teori belaka, sedangkan

implementasinya kurang. Hal ini yang menjadi PR bagi kita semua, untuk mengatasi masalah tersebut. ii. Saran:

Sebenarnya efektivitas pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dapat diperoleh dengan cara sederhana. Hal ini dapat dimulai dari kesadaran diri sendir. Bila kita telah ada minat dari hati untuk mempelajari tersebut, maka dengan lebih mudah kita akan bisa memahami materi yang ada. Alhasil, implementasi pun lebih mudah dilaksanakan bahkan tanpa kita sadari. Disamping itu juga terdapat faktor eksternal yaitu dari Dosen. Dengan inovasi dan penjelasan yang lebih sederhana maka ilmu tersebut akan mudah terserap yang selanjutnya akan diimplementasikan.

Daftar pustaka http://dandiyudhaaditya.blogspot.com/2012/03/pendidikan-kewarganegaraan.html http://joe-proudly-present.blogspot.com/2011/04/hak-dan-kewajiban-warga-negaraserta.html Budimansyah, Dasim, 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: PT. Genesindo. Kaelan, MS, 2004. Pendidikan Pancasila, Edisi Reformasi. Jogyakarta: Paradigma. Lemhanas, 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman, 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Jogjakarta: UII Press. Mulyana, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KESEIMBANGAN TEORI DAN IMPLEMENTASI SEBAGAITUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh 1. Sri Wiji 2. Nimah Rizqiyati 3. Tri Wahyu Setyaningrum 4. M. Ridwan 5. M. Kamal Wahyudi 4401411142 4401411143 4401411148 5301411022 5301411023

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Anda mungkin juga menyukai