Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Pembuatan hapusan darah untuk pemeriksaan parasitologi, ditujukan untuk


pemeriksaan parasit malaria (Sporozoa) dan pemeriksaan mikrofilaria (Nematoda
jaringan). Untuk pemeriksaan mikrofilaria digunakan darah tepi (perifer) karena
parasit ini hidup di dalam aliran darah dan berada pada aliran darah tepi pada
waktu tertentu (terutama malam hari).

Untuk memudahkan pemeriksaan hapusan darah, maka hapusan darah


harus diwarnai, sehingga memudahkan dalam identifikasi parasit yang akan dicari
dan membedakannya dengan sel – sel darah merah dan sel leukosit.

Untuk pemeriksaan mikrofilaria biasanya digunakan perbesaran lensa


objektif 40 x saja dan dapat diperjelas dengan perbesaran 100 x. untuk
pemeriksaan parasit malaria digunakan perbesaran lensa objektif 100 x, karena
ukuran parasit ini yang sangat kecil. Untuk menilai kualitas hapusan darah dan
pewarnaan yang dibuat dapat dilakukan dengan perbesaran lensa objektif 10 x dan
40 x.

Pemeriksaan mikroskopis hapusan darah dapat dibuat dengan 2 cara yaitu :

a. Preparat hapusan darah tebal, yaitu hapusan darah yang dibuat dari
tetesan darah dibuat melingkar di atas kaca benda dan sel – sel
darahnya dilysiskan/dihilangkan, sehingga kemungkinan menemukan
parasit lebih besar.
b. Preparat hapusan darah tipis, yaitu hapusan darah yang dibuat dari
tetesan darah yang disebarkan secara tipis di permukaan kaca benda,
sehingga sel eritrosit akan tersebar secara tipis dan merata pada kaca
benda, pada hapusan darah tipis ini bentuk/morfologi parasit akan
terlihat lebih jelas.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma yang dapat


dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri
atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk  plasma. Fungsi
utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuanmempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang
terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah jugamengangkut
bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5


liter dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma.
Sel darah terdiri dari eritrosit danleukosit, platelet yang merupakan trombosit atau
keping darah, sedangkan plasma darah padadasarnya adalah larutan air yang
mengandung :Air (90%)Zat terlarut (10%) yang terdiri dari : Protein plasma
(albumin, globulin, fibrinogen) 7%, Senyawa Organik (As. Amino, glukosa,
vitamin, lemak) 2.1%-, Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%.

Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan
trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat
bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit
terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni
bersifat elastis dan lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir
sel darah, lekosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.

2
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat
dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada
netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama
dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi
dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma
mengelilingi inti seperti cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan
Monosit (sel lekosit terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat
bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut
juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan
membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat khusus pada sel darah
mammalia.

Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada


umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya
digunakan untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung
perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini
menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear)
yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film)
dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang
bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan
gelas penutup (Handari, 2003).

Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan berbagai macam metode
termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa,
pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain.
Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini
banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel
sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal
Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan protozoa.

3
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Hari/tanggal : Jum’at, 16 Maret 2018
Waktu : .00-.00 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

B. METODE
Pembuatan hapusan darah dan pewarnaan dengan giemsa .

C. PRINSIP PEMERIKSAAN
Darah tepi yang dibuat hapusan darah (tebal/tipis) kemudian diwarnai
dengan pewarna giemsa. Pada sediaan darah tipis sel – sel darah direkatkan
dengan penambahan methyl alkohol sehingga sel –sel darah tetap terlihat,
sedangkan pada hapusan darah tebal sel – sel darah akan lysis/larut karena
tidak direkatkan pada hapusan darah.

D. ALAT DAN BAHAN


1) Kaca benda 1) Mikroskop
2) Kertas tissue 2) Zat warna giemsa
3) Rak pewarnaan (1 mL giemsa + 20 mL buffer pH 7,0)
3) Methyl alkohol

E. CARA KERJA
1) Membuat hapusan darah tebal
a. Siapkan kaca benda yang bersih dan bebas lemak, berilah tanda/kode
pada salah satu sudut kaca benda dengan spidol permanent.
b. Bersihkan kulit jari dimana darah akan diambil dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%, kemudian biarkan kering.
c. Tusukkan kulit jari dengan hemolit/jarum.
d. Tetesan darah pertama dihapus dengan darah kering.
e. Tetesan darah kedua diteteskan pada kaca benda, harus dijaga jangan
sampai kaca benda menyentuh kulit tempat darah diambil.
f. Dengan bagian sudut kaca benda yang lain darah disebarkan dengan
diameter ± 1 cm, biarkan hapusan darah mengering di udara.
g. Letakkan hapusan darah di atas rak pewarnaan.

4
h. Tuangkan larutan giemsa pada sediaan dan diamkan selama 15 – 20
menit.
i. Cuci sebentar dengan hati – hati menggunakan air kran, karena
hapusan darah mudah terlepas. Jangan sampai kotoran/endapan zat
warna merekat pada hapusan darah.
j. Keringkan dan periksa di bawah mikroskop.

2) Membuat hapusan darah tipis


a. Siapkan kaca benda yang bersih dan bebas lemak, berilah tanda/kode
pada salah satu sudut kaca benda dengan spidol permanent.
b. Bersihkan kulit jari dimana darah akan diambil dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%, kemudian biarkan kering.
c. Tusukkan kulit jari dengan hemolit/jarum.
d. Tetesan darah pertama dihapus dengan darah kering.
e. Tetesan darah kedua diteteskan pada kaca benda (kira – kira 2 cm dari
salah satu sisi kaca benda), harus dijaga jangan sampai kaca benda
menyentuh kulit tempat darah diambil.
f. Letakkan kaca benda di atas meja kerja dengan tetesan darah
disebelah kanan.
g. Dengan tangan kanan diletakkan kaca benda lain disebelah kiri tetesan
tadi dan digerakkan ke kanan hingga mengenai tetesan darah.
h. Tetesan darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser tadi, tunggulah
sampai darah mencapai titik kira – kira ½ cm dari sudut kaca
penggeser.
i. Segeralah geserkan kaca itu ke kiri sambil memegangnya miring
dengan sudut antara 30 – 45 derajat. Janganlah menekan kaca
penggeser itu ke bawah.
j. Biarkan sediaan kering di udara.
k. Letakkan hapusan darah di atas rak pewarnaan.
l. Tuangkan methyl alkohol pada hapusan darah hingga menutupi
seluruh permukaan hapusan darah, diamkan selama 30 detik.

5
m. Buanglah kelebihan methyl alkohol dari kaca benda.
n. Tuangkan larutan giemsa pada hapusan dan diamkan selama 15 – 20
menit.
o. Bilaslah dengan air kran. Jangan sampai kotoran/endapan zat warna
merekat pada hapusan darah.
p. Keringkan dan periksa di bawah mikroskop.

6
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Dwi Natanael. 2012. “Laporan Praktikum Pembuatan Preparat Apus


Darah Manusia”. Dalam
https://www.academia.edu/9207217/LAPORANPRAKTIKUMPEMBUATANPR
EPARATAPUSDARAHMANUSIA?auto=download. Diunduh 23 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai