Anda di halaman 1dari 16

Apusan darah

Sediaan apusan darah


• Definisi SAD (sedian apusan darah) merupakan teknik untuk mengamati
morfologi sel darah dan komponen sel lain dalam darah secara
mikroskopik. SAD adalah salah satu teknik pemaparan sel-sel pada
preparat gelas sehingga menghasilkan sel-sel terpisah untuk digunakan
dalam pengamatan mikroskop. Selaiin morfologi sel darah beberpa
infeksi parasit juga dapat diamati melalui teknik ini misal, infeksi
malaria, mikrofilaria, dll.
• Tujuan SAD untuk memudahkan pengamatan morfologi darah dan
komponen lain dalam darah dibawah mikroskop. Melalui teknik apusan
darah ini masing-masing sel darah dapat dibedakan secara jelas,
abnormalitas bentuk dan ukuran dapat teramati secara jelas
Perbedaan apus tetes tebal dan tipis
Apusan tetes tebal Apusan tetes tipis

• Dipakai untuk mengetahui ada atau • digunakan untuk mengetahui jenis


tidaknya parasit spesies parasit penyebab infeksi
• Dibuat hanya dengan meneteskan • Dibuat dengan meneteskan darah pada
darah pada kaca objek objek glass kemudian disebarkan
• sedian darah tebal di genangi sehingga berbentuk lidah api
air/aquadest terlebih dahulu sebelum • Tidak perlu digenangi air/aquadest
dilakukan pewarnaan, tujuannya untuk karena bertujuan untuk melihat parasit
melisiskan eritrosit sehingga hanya ada malaria di dalam eritrosit sehingga bisa
leukosit dan trombosit dan parasit yang dibedakan antara eritrosit yang
dapat ditemukan dalam sediaan terinfeksi dengan eritrosit yang normal
• Tidak difiksasi dengan metanol • Difiksasi dengan metanol
Kriteria apusan darah
1. Apusan darah tipis
• Apusan memiliki ketebalan yang cukup, tidak terlalu tipis dan tidak
terlalu tebal. Pada pengamatan mikroskopik , sel eritrosit tersebar
secara merata dan tidak bertumpuk-tumpuk
• Panjang apusan ½-1/3 panjang kaca objek
• Tidak melebar sampai tepi kaca objek
• Membentuk seperti lidah api dengan bagian ekor yang menipis
• Bagian apusan tidak berlubang-lubang, tidak bergerigi (terputus-putus)
• Terwarnai secara merata diseluruh bagian apusan
Kriteria kaca objek yang baik
• Bening dan jernih
• Permukaan licin tidak tergores-gores
• Bersih (bebas dari lemak, debu, asam, alkalis, dan jamur)
• Memiliki ketebalan antara 1,1 mm dan 1,3 mm
Kriteria apusan darah
2. Apusan tetes tebal
• Tetesan darah membentuk bulatan dengan ketebalan yang cukup
• Tidak ada zat warna yang mengendap pada sediaan sehingga
mengotori dan menutupi sel yang diamati
• Sediaan darah bulat utuh tidak terlepas sebagian karena proses
pencucian atau pelisisan
• Tidak ada gumpalan darah pada bagian apusan
• Terwarnai secara merata di seluruh bagian apusan
Prosedur pembuatan apusan tetes tipis
Alat dan bahan
1. Kaca objek
2. Kaca penghapus
3. Rak kaca objek
4. Rak pewarnaan
5. Pipet pasteur
6. Metanol absolut yang kadar airnya kurang dari 4 %
7. Cat giemsa
8. Cat wright
9. Zat warna may grunwald
10. Larutan dapar pH 6,4
(Sebagai pengganti larutan dapar, dapat dipakai air suling yang pHnya diatur dengan penambahan tetes demi
tetes larutan Kalium bikarbonat 1% atau larutan HCl 1% sampai indikator Brom Thymol Blue ( larutan 0,04 %
dalam air suling ) yang ditambahkan mencapai warna biru.)
Prosedur apus tetes tipis
•Dipilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai ‘kaca penghapus’ sudut kaca objek
yang dipatahkan, menurut garis diagonal untuk dapat menghasilkan sedian apus darah yang tidak
mencapai tepi kaca objek
•Satu tetes kecil darah diletakkan pada ± 2 –3 mm dari ujung kaca objek.
•Kaca penghapus diletakkan dengan sudut 30 – 45 derajat terhadap kaca objek didepan tetes
darah.
•Kaca pengapus ditarik ke belakang sehingga tetes darah, ditunggu sampai darah menyebar
pada sudut tersebut.
•Dengan gerak yang mantap, kaca penghapus didorong sehingga terbentuk apusan darah
sepanjang 3 – 4 cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai
ujung lain dari kaca objek. Apusan darah tidak bolah terlalu tipis atau terlalu tebal, ketebalan ini
dapat diatur dengan mengubah sudut antara kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin
besar sudut atau makin cepat menggeser, maka makin tipis apusan darah yang dihasilkan. 
•Apusan darah dibiarkan mengering di udara. Identitas pasien ditulis pada bagian tebal apusan 
dengan pensil kaca
Prosedur apus tetes tebal
• Pilih kaca objek yang kering dan bersih
• Lakukan pengambilan darah kapiler pada ujung jari, kemudian
teteskan satu tetes darah ke ujung kaca objek
• Satu tetes kecil darah diletakkan pada ujung kaca objek biarkan
sampai benar-benar kering
• Lisiskan tetesan darah dengan cara mencelupkan kaca objek berkali-
kali dalam aquadest sampai tetesan darah tebal lisis
• Setelah didapatkan film darah yang tipis, kemudian dikeringkan
Prinsip pewarnaan
Prinsip sediaan apus: dibuat apusan darah pada kaca objek.
Prinsip pewarnaan didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel. Zat warna yang bersifat asam akan
bereaksi dengan komponen sel yang bersifat alkalis, demikian pula sebaliknya. Pewarnaan sediaan
apus menggunakan prinsip Romanosky yaitu menggunakan dua zat warna yang berbeda yang
terdiri dari Azure B (trimethylthionin)yang bersifat basa dan eosin Y (tetrabromoflourescein) yang
bersifat asam seperti yang dianjurkan oleh The International Council for Standardization in
Hematology, dan pewarnaan yang dianjurkan adalah Wright-Giemsa dan May Grunwald-Giemsa
(MGG).
Prosedur
I. Pewarnaan Wright 
•letakkan sediaan apus pada dua batang gelas 
•Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut 2 – 3 menit.
•Genangi sediaan apus dengan zat warna Wright biarkan 3 – 5 menit.
•Tambahkan larutan dapar tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 5 – 10 menit.
•Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan menghilangkan
semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan hapus dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.

II. Pewarnaan Giemsa


• Letakkan sediaan apus pada dua batang gelas di atas bak tempat pewarnaan.
• Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut 2 – 3 menit.
• Genangi sediaan apus dengan zat warna Giemsa yang baru diencerkan. Larutan Giemsa yang dipakai adalah
5%, diencerkan dulu dengan larutan dapar. Biarkan selama 20 – 30 menit.
• Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan menghilangkan
semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan hapus dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
III. Pewarnaan May Grunwald – Giemsa (MGG)
• Letakkan sediaan apus yang telah difiksasi diatas rak pewarnaan
• Genangi sediaan apus dengan zat warna May Grunwald yang telah siap pakai, biarkan 2 menit
• Tambahkan larutan buffer pH 6.4 sama banyak dengan larutan MGG yang telah diberikan
sebelumnya. Tiup agar larutan dapat tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 2
menit
• Bilas dengan air (buang kelebihan zat warna)
• Genangi dengan larutan Giemsa 5% (larutan buffer pH 6.4 10 ml + Giemsa 0,5 ml) biarkan
selama 10-15 menit.
• Bilas dengan air ledeng , mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan
menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sedian dalam sikap vertikal dan biarkan
mengering sendiri.
Sumber kesalahan
• Kesalahan dalam persiapan penderita ,pengambilan dan penyimpanan bahan pemeriksaan. Hal ini dapat
menyebabkan perubahaan hasil dari nilai yang sebenarnya.
• Sediaan apus terlalu biru memungkinkan disebabkan oleh apusan yang terlampau tebal, pewarnaan terlalu
lama, kurang pencucian, zat warna atau larutan dapar yang alkalis
• Sediaan apus terlalu merah mungkin disebabkan oleh zat warna sediaan atau larutan dapar yang asam.
Larutan dapar yang terlalu asam dapat menyebabkan leukosit hancur
• bercak-bercak zat warna pada sediaan apus dapat disebabkan oleh zat warna yang tidak di saring sebelum
dipakai atau pewarnaan terlalu lama sehingga zat warna mengering pada sediaan
• Morfologi sel yang terbaik adalah bila menggunakan darah tepi langsung tanpa antikogulan. Bila menggunakan
antikogulan sediaan apus harus dibuat segera, tidak lebih dari 1 jam setelah pengambilan darah. Penggunaan
antikoagulan heparin akan menyebabklan latar belakang berwarna biru dan lekosit menggumpal.
Lanjutan sumber kesalahan

• Sediaan hapus yang tidak rata dapat disebabkan oleh kaca pengapus yang tidak bersih
atau pinggirannya tidak rata atau oleh kaca objek yang berdebu, berlemak atau bersidik
jari.
• Fiksasi yang tidak baik menyebabkan perubahan morfologi dan warna sediaan. Ini
mungkin terjadi apabila fiksasi dilakukan menggunakan methanol yang tidak absolut karena
telah menyerap uap air akibat penyimpanan yang tidak baik.
•Fiksasi yang tidak dilakukan segera setelah sediaan apus kering dapat mengakibatkan
perubahan morfologi lekosit. 

Anda mungkin juga menyukai