Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN PARASIT MALARIA SECARA MIKROSKOPIK

I. KACA SEDIAAN

1. Syarat syarat kaca sediaan


Syarat syarat kaca sediaan yang baik ialah :
Bening
Permukaan licin, tidak tergores-gores, goresan dapat menahan zat
warna pada goresannya, sehingga dapat memberikan bermacam
gambaran yang menyesatkan diagnosa
Bersih (bebas lemak, debu, asam atau alkali), permukaan
berlemak menyebabkan sediaan mudah lepas, asam atau alkali
dapat merubah pH larutan zat warna.
Tebal antara 1.1 dan 1.3 mm
Ukuran semuanya sama .

2. Pencucian kaca sediaan

a. Kaca sediaan baru.


- rendam kaca sediaan dalam larutan detergen 0,5% (satu sendok
makan penuh bubuk detergen dilarutkan dalam satu liter air /air
panas)
- biarkan beberapa jam
- bilas dengan air bersih
- keringkan, sebelum dipakai bisa dibersihkan dengan kapas alcohol
70%
b. Kaca sediaan bekas
- cara pencucian sama dengan diatas ,tetapi direndam lebih lama
( 1- 2 hari)

II. PEMBUATAN ,PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN SEDIAAN DARAH

1. Pengambilan Darah

Page 1
Darah diambil dari ujung jari manis / tengah tangan kiri, sedangkan untuk
bayi yang berumur 6 12 bulan diambil dari ujung jempol kaki dan
yang berumur kurang dari 6 bulan sebaiknya diambil dari tumit kaki.

Tetes pertama harus dihapus dengan kapas kering, karena kemungkinan


masih bercampur dengan alcohol.

2. Pembuatan Sediaan Darah dan Etiket

Sediaan darah tebal membutuhkan waktu yang singkat untuk memeriksa


dan menemukan parasit yang pertama. Sediaan hapus darah tipis
membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menemukan parasit yang
pertama dan menyelesaikan pemeriksaannya. Jika kepadatan parasitnya
rendah, besar kemungkinan akan didiagnosa negative. Keuntungannya
hanya lebih mudah dalam mengenal dan membedakan plasmodium sampai
ke spesies karena morfologinya yang masih utuh, sedangkan pada sediaan
darah tebal sebagian morfologi tidak utuh karena ikut lisis.

Ketebalan memenuhi syarat bila disetiap lapangan pandang terdapat 10


20 sel darah putih (rata-rata 15/lp).

Bagi pemula bisa dengan cara meletakkan sediaan darah tersebut diatas
buku cetakan dengan huruf biasa , jika tulisan tersebut masih juga terbaca
melalui sediaan darah yang masih basah itu, maka sediaan darah tersebut
dianggap cukup baik tebalnya. Jadi jangan sampai terlalu mudah atau
terlalu sulit membacanya.

Untuk penulisan tanggal, tempat dan nomor penderita dipakai pensil hitam
biasa atau spidol permanent. Sediaan yang masih basah itu hendaknya
diletakkan ditempat yang rata dan dijaga jangan sampai terkena debu atau
dihinggapi lalat.

Cara membuat sediaan :

Page 2
- sediaan darah tebal dibuat dari 2 3 tetes darah , kemudian
dilebarkan dengan ujung dek glass sampai membentuk sebuah
bulatan dengan garis tengah 1 cm.
- setelah kering, sediaan diliskan dengan cara digenangi dengan air
sampai warna merah hilang.
- Tanpa difiksasi dengan methanol, kemudian dicat dengan Giemsa.
- Sediaan darah tipis dibuat dari 1 tetes darah yang kemudian dihapus
menggunakan dek glass atau sprider khusus, sehingga terbentuk
hapusan berbentuk seperti peluru atau lidah. Berangsur-angsur dari
tebal menjadi tipis, tidak memenuhi objek glass, tidak berlubang-
lubang, tidak seperti bendera robek.
- Setelah kering difiksasi dengan methanol kemudian dicat dengan
Giemsa.

III. PEWARNAAN SEDIAAN DARAH

1. Zat Warna Giemsa

Romanowsky adalah orang pertama yang berhasil mewarnai inti


(chromatin) parasit malaria hingga berwarna merah tua pada tahun 1891.
Pewarnaan Romanowsky ini terdiri dari tiga zat warna yaitu metilin biru
(biru ) ,mewarnai sitoplasma, metilin azur (ungu ) dan eosin (merah)
menyebabkan efek Romanowsky sehingga mewarnai inti parasit menjadi
merah.

Yang perlu diperhatikan :

a. Semua larutan Giema baru boleh diencerkan dengan aquadest/air


buffer sesaat sebelum dipergunakan, untuk mendapatkan efek
pewarna yang optimal.
b. Cairan Giemsa yang berada pada sediaan darah tidak boleh dibuang
dulu sebelum dicuci tetapi dengan jalan mengguyur dengan air
pencuci , supaya permukaan yang berminyak itu tidak mengotori
sediaan.

Page 3
c. Larutan Giemsa dalam botol tidak boleh terkontaminasi dengan air.
Botol penyimpan harus berwarna coklat dan dapat ditutup rapat.

2. Menguji Mutu Giemsa

Dalam zat warna Giemsa terdapat eosin, metilin blue dan metilin azur
yang masing masing berwarna merah, biru dan ungu. Giemsa yang baik
akan mengeluarkan 3 warna tesebut,caranya

1. Letakkan kertas saring diatas pring petri, bagian tengah dari


permukaan bawah kertas saring tidak boleh menyentuh sesuatu.
2. Teteskan 1 2 tetes Giemsa pekat pada kertas saring tersebut,
lalu biarkan sebentar sampai Giemsa meresap dan melebar.
3. Teteskan 3 5 tetes methyl alcohol dipertengahan bulatan
Giemsa tersebut satu persatu dengan jarak waktu beberapa detik ,
sampai garis tengah Giemsa menjadi 5 7 cm.

Merah

Ungu

Biru

- Pada pinggir luar sekali,terlihat lingkaran tipis warna merah (eosin)


- Setelah itu terdapat cincin lebar warna ungu (metilin azur)
- Ditengah terdapat bulatan warna biru (metilin biru)

3. Air Buffer

Faktor penting dalam proses pewarnaan adalah pH air untuk pengencer


Giemsa, sebaiknya pH antara 7 7,2. Pada pH tersebut inti yang berwarna
merah dan sitoplasma berwarna biru dari parasit malaria akan memperoleh
warna kontras yang optimum.

Page 4
Untuk memperoleh pewarnaan yang baik kita gunakan aguadest yang
dibuffer dengan dinatrium hydrogen fosfat (Na 2HPO4) dan kalium dihidrogin
fosfat (KH2PO4). Untuk membuat air buffer dengan pH 7,2 formulanya sbb :
- KH2PO4 0.7 gram
- Na2HPO4 ( anhydrous) 1.0 gram
- Aquadest 1000 cc
Jika tidak ada aquadest dapat mengganti dengan air lain ,asal bersih , jernih
dan tidak berbau, bersifat netral, sedikit alkalis atau sedikit asam. Jadi yang
penting dalam pewarnaan ini adalah hasilnya sedangkan cara dan proses
pewarnaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

4. Pewarnaan Lambat dan Cepat

4.1. Pewarnaan lambat

Sediaan yang akan diwarnai harus dalam keadaan sempurna kering.

Cara pewarnaan :
- Susun kaca sediaan secara mendatar diatas rak pewarnaan.
- Encerkan dulu larutan Giemsa dengan air buffer/ aquadest 1 : 1 ( 1
tetes Giemsa dengan 1 cc air buffer) perbandingan ini sama dengan
cairan Giemsa 5%
- Tuangkanlah larutan Giemsa encer ini keatas sediaan darah sampai
semua darah tertutup cairan.
- Tunggu 45 60 menit (sediaan yang lebih tebal diwarnai lebih lama).
- Cucilah dengan air bersih / kran sampai semua cairan Giemsa hanyut
/ terbuang (cairan Giemsa tidak boleh dibuang dulu sebelum di cuci)
- Keringkan sediaan darah tesebut

4. 2. Pewarnaan cepat

Sediaan darah harus segera dikeringkan , dipercepat dengan


menggunakan kipas angin atau pemanasan dengan bola lampu 40 60
watt (letakkan 2 3 cm diatas bola lampu yang diberi kotak selama 2 3
menit, kemudian kepekatan cairan Giemsa dinaikkan menjadi 3 kali lipat ,

Page 5
yaitu 3 tetes Giemsa dengan 1 cc air buffer (3 : 1), sehingga waktu
pewarnaan cukup 7 -10 menit.

Cairan Giemsa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menembus


sediaan yang lebih tebal dan lebih keras (lebih lama pengeringannya)

Mempercepat waktu pewarnaan dapat juga dilakukan dengan jalan


menaikkan kepekatan Giemsa , tetapi pengalaman menunjukkan bahwa
zat warna Giemsa lebih cocok untuk pewarnaan lambat.
Sebagai ringkasan, untuk memperoleh sediaan yang baik dapat dipakai
patokan sebagai berikut :
- tebal sediaan darah : 10 20 sel darah putih /lapang pandang
- umur sediaan : 24 jam / sehari
- kepekatan Giemsa : 1 tetes Giemsa + 1 cc air buffer ( 1 : 1 )
- lama pewarnaan : 45 60 menit
Sediaan yang berumur lebih dari sehari, perlu dihemolisa lebih dulu
dengan aquadest / air bersih. Setelah dihemolisa langsung diwarnai
tanpa menunggu sediaan kering.

5. Penilaian Mutu Pewarnaan

Beberapa kriteria pembuatan dan pewarnaan sediaan darah yang baik


adalah :
- Inti sel darah putih berwarna ungu tua ( tanda utama )
- Sel darah pembeku, berwarna ungu muda atau merah muda
- Sisa sisa sel darah merah muda berwarna biru atau biru muda
- Sitoplasma limfosit , kelihatan biru pucat
- Sitoplasma monosit , biru
- Granula eosinofil , orange
- Latar belakang sediaan bersih dan kelihatan berwarna pucat (biru
pucat)

IV. PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH

Page 6
1. Bentuk Umum Sediaan Darah Tebal pada Mikroskop

Sel darah putih mudah sekali dikenal dengan intinya yang berwarna
ungu tua. Yang sering dijumpai adalah netrofil, limfosit dan monosit (kira-
kira 6:3:1). Kadang- kadang sitolasma sel darah putih masih dapat
dilihat,tetapi sering sudah robek dan tak rata bentuknya. Granula dari
netrofil sering tak nyata atau tak kelihatan, sedangkan granula eosinofil
tampak jelas dengan warna orange.Limfosit kecil yang besarnya 8-10
mikron adalah sel darah putih yang paling seragam, baik besar maupun
bentuknya.
Sel ini sangat penting, karena dapat dijadikan petunjuk untuk
membandingkan besarnya parasit pada sediaan darah tebal, sebagaimana
dilakukan dengan sel darah merah pada sediaan darah tipis.
Dalam arti klinis , monosit adalah sel yang paling penting bagi
penderita. Jumlahnya meningkat pada permulaan infeksi malaria.
2. Bentuk Parasit pada Sediaan Darah Tebal
Adanya perubahan pada bentuk parasit dan tidak terlihatnya sel
darah merah karena proses pelisisan menyebabkan kesukaran diagnose.
Inti dan sitoplasma dari parasit selalu kelihatan agak terpisah, gerak
amuboid kurang nyata, titik shuffner (P.vivax) dan maurer
(P.falciparum) cenderung tak tampak, sizon, gametosit bentuk pisang
dengan pigmen sedikit berubah biasanya mudah dikenal .

2.1. Trofozoit muda (bentuk cincin)

Sitoplasma sebagai lingkaran cincin berwarna biru, inti sebagai


matanya berwarna merah atau merah keunguan.Sitoplasma ini sering
terlihat seperti burung layang-layang, tanda koma atau tanda seru.Untuk
menegakkan diagnose carilah parasit yang lebih tua tingkatannya/
umurnya.

Jika banyak sekali terdapat bentuk cincin sedangkan parasit-parasit


yang lebih tua tidak dijumpai, kita dapat menyatakan bahwa infeksi
tersebut disebabkan oleh Plasmodium falciparum.

Page 7
Bentuk cincin P.falciparum kecil dan halus (inti kecil dan sitoplasma
halus seperti benang).
Bentuk cincin P.vivax biasanya lebih besar , inti dan sitoplasmanya tebal.
2.2. Trofozoit tua
Plasmodium falciparum.
Trofozoit tua jarang dijumpai dalam darah tepi (perifir), kecuali pada
infeksi berat dan biasanya diikuti oleh adanya bentuk cincin yang sangat
banyak jumlahnya.
Plasmodium vivax
Trofozoit tua P.vivax sangat berbeda-beda dan tidak teratur
bentuknya (amuboid).
2.3. Sizon
Sizon tua dari 2 jenis parasit hampir menyerupai bentuk yang terlihat
pada sediaan tipis.Tiap-tiap inti mempunyai sitoplasma berwarna biru
muda dan masing-masing disebut merozoit.
Sizon tua P. vivax rata rata terdapat 16 merozoit. Spesies lain rata-rata
8 maksimum 12. Jika P.vivax maka dijumpai juga parasit-parasit dari
tingkat lainnya.
Pada P.falciparum maka akan dijumpai pula bentuk ring dalam jumlah
yang banyak sekali.Pada P. falciparum jarang sekali dijumpai sizon tua
kecuali pada infeksi berat. Bentuk merozoitnya lebih kecil jumlahnya
sering lebih banyak, pigmennya kecil padat dan berwarna gelap.
2.4. Gametosit
Selalu dijumpai pigmen yang banyak dan letaknya tersebar pada
sitoplasma.Makrogametosit () pigmen mengumpul, mikrogametosit ()
pigmen menyebar . Gametosit falciparum mudah menentukan karena
bentuknya khas seperti pisang dengan ujung tumpul maupun runcing.

3. Cara Memeriksa Sediaan Darah.

Untuk memeriksa darah dipilih sediaan yang cukup tebalnya dan baik
pewarnaannya.Bagian sediaan darah dimana warnanya biru, tak baik
untuk diperiksa. Pemeriksaan dilakukan zig-zag, yaitu dari sisi satu kesisi

Page 8
yang lain, kembali kesisi semula demikian seterusnya. Carilah bentuk
parasit malaria yang meyakinkan dimana inti dan sitoplasmanya
mempunyai warna yang jelas (merah dan biru).Jika plasmodium sudah
diketahui langkah selanjutnya adalah memperkirakan kemungkinan
adanya plasmodium lain (infeksi campuran / mixed infection).

Untuk menyatakan bahwa sediaan itu negative, maka diambil patokan


jumlah lapangan pandang mikroskop yang diperiksa. Untuk pemeriksaan
rutin, ditetapkan minimum 100 lapangan pandang . Jika paasit malaria tak
berhasil dijumpai dalam 100 lapangan pandang tidak berarti negative.Jika
diperlukan dilakukan pengambilan darah ulang dengan jarak beberapa
jam.

4. Pelaporan Hasil Pemerikasaan.

Untuk pelaporan hasil pemeriksaan cukup ditulis singkatan dari nama


plasmodium saja, sedangkan banyaknya parasit tidak perlu di laporkan.
Bagi P.falciparum perlu dilaporkan adanya bentuk cincin dan gametosit.
Penemuan parasit malaria dilaporkan menggunakan symbol sbb :

1. Plasmodium falciparum hanya bentuk cincin F


2. Plasmodium falciparum - bentuk cincin + gametosit F+g
3. Plasmodium falciparum gametosit saja Fg
4. Plasmodium vivax untuk semua stadium V
5. Plasmodium malariae untuk semua stadium M
6. Tak ada parasit Neg
7. Infeksi campuran Mix

Terimakasih, semoga bermanfaat


(dyahkusumawatiwinarno@yahoo.co.id)
MALARIA
PEMERIKSAAN PARASIT MALARIA SECARA MIKROSKOPIK
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN 1986

Page 9
Page 10

Anda mungkin juga menyukai