HEMATOLOGI
( PEMERIKSAAN APUSAN DARAH)
DISUSUN OLEH:
3. Cover glass
4. Stop watch
5. Rak pewarnaan
6. Pinset
7. Mikroskop
Reagensia
- Giemsa
- Methanol
- Darah
- Buffer
CARA KERJA
A. Pembuatan sediaan hapusan darah
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel darah diteteskan pada objek glass dengan menggunakan mikro
pipet
3. Sampel darah diratakan dengan menggunakan cover glass
4. Sampel darah didorong dengan membentuk sudut 30˚-40˚
5. Dikeringkan dengan angin
B. Pewarnaan sediaan hapusan darah
1. Diletakkan sediaan darah pada rak pewarnaan
2. Methanol di teteskan pada sediaan agar menutupi semua sediaan
selama 2 menit.
3. Methanol pada preparat di bersihkan
4. Preparat ditambahkan dengan giemsa dan buffer (1:9)
5. Preparat didiamkan selama 20 menit
6. Preparat dibilas dengan menggunakan air dan dikeringkan dengan
angin
7. Preparat diamati dengan mikroskop
HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil pengamatan seperti
berikut
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan dan pewarnaan sediaan
hapusan darah yang bertujuan agar dapat mengetahui cara pembuatan dan
pewarnaan sediaan hapusan darah. Sediaan hapusan darah dilakukan dengan
menggunakan sampel darah. Darah yang sudah diambil diteteskan pada kaca
objek dan didorong dengan menggunakan cover glas membentuk sudut 30˚-40˚.
Darah didorong hingga membentuk seperti lidah agar merata, tidak terlalu tipis
dan tebal karena jika tebal maka saat pengamatan di bawah mikroskop akan
terlihat tidak jelas karena sel darah bertumpuk. Apusan darah yang membentuk
lidah naik karena ujung sediaan akan semakin tipis sebab pada bagian itulah yang
akan digunakan sebagai counting area.
Preparat yang sudah dibuat, diteteskan dengan methanol sampai menutupi
semua sisi dan didiamkan selama 2 menit. Pemberian methanol merupakan proses
fiksasi untuk menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah
kerusakan jaringan, mengawetkan komponen-komponen sitologis dan histologist,
mengawetkan keadaan sebenarnya dari hapusan agar darah tidak hilang saat
diamati tanpa mengubah susunan struktur hapusan. Selanjutnya dilakukan
pewarnaan agar mudah diamati. Sebelum dilakukan pewarnaan, methanol pada
preparat dipastikan kering. Jikalau preparat masih terdapat methanol atau basah,
maka akan mempengaruhi hasil pada saat pembilasan dengan mengggunakan air.
Pewarnaan akan menjadi tidak sempurna dan akan ikut larut yang menyebabkan
adanya lubang pada preparat.
Pewarna yang digunakan yaitu giemsa. Cat giemsa tersusun atas campuran
pewarna eosin, methylene blue, dan methylene azure. Fungsi giemsa adalah untuk
mewarnai darah sehingga mudah dibedakan dan dapat terligat jelas. Sedangkan
prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari
penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol.
Pewarnaan giemsa digunakna untuk membedakan inti sel dan
morfologisitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit
yang ada didalam darah. Pewarna giemsa yang akan digunakan adalah giemsa
yang telah diencerkan dengan perbandingan 1 : 9 yaitu 1 mL giemsa dengan 9 mL
buffer. Giemsa yang telah siap lalu diteteskan pada sediaan hingga menggenangi
seluruh permukaan hapusan darah. Pewarnaan dilakukan selama 20 menit dengan
tujuan agar cat mampu mewarnai sel-sel darah dengan baik. Sediaan yang telah
terwarnai lalu dibilas dengan air dan sediaan dibiarkan kering. Waktu perendaman
jangan terlalu lama karena darah bisa tidak terlihat akbiat pewarnaan yang terlalu
pekat. Buffer yang digunakan bisa dengan buffer asetat, air mineral dalalm botol
dan air keran. pH yang rendah atau kurang dari 6,8 mengakibatkan sel darah
merah lebih banyak mengambil pewarna asam atau eosin, sehingga sel darah
merah menjadi lebih merah muda. Lekosit juga akan memperlihatkan bagian-
bagian inti yang kurang jelas.
Pengencer giemsa idealnya mempunyai pH 6,8 agar tidak berpengaruh
pada pewarnaan morfologi sel darah. Terlalu asam atau berlebihan basanya maka
bisa menimbulkan masalah, untuk itu diperlukan larutan penyangga atau buffer
supaya asam dan basanya seimbang. Fungsi dari larutan buffer adalah menjadi zat
yang mempertahankan keadaan pH saat sejumlah kecil basa atau asam
dimasukkan kedalam larutan. Giemsa dapat diencerkan dengan buffer dan
aquadest yang dibuat dengan derajat keasaman 6,8. Pengenceran giemsa dapat
dilakukan dengan menggunakan air karena lebih cepat dalam proses
pembuatannya dan dalam segi ekonomi lebih murah menggunakan aquadest dari
pada buffer. Pengenceran giemsa pada praktikum ini digunakan perbandingan 1 :
9 karena terdapat 3 preparat.
KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan hapusan darah dengan
pewarna giemsia. Cat giemsa tersusun atas campuran pewarna eosin, methylene
blue, dan methylene azure. Fungsi giemsa adalah untuk mewarnai darah sehingga
mudah dibedakan dan dapat terligat jelas. Sedangkan prinsip dari pewarnaan
giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen
biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakna
untuk membedakan inti sel dan morfologisitoplasma dari sel darah merah, sel
darah putih, trombosit dan parasit yang ada didalam darah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Hapusan Darah Tepi
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC