(PEWARNAAN GIEMSA)
NIM : P419130
Kelompok :D
Kelas : D-19
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk membuat makalah ini selain
juga karena makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Kimia
Klinik.
Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut
dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai
dengan konsentrasi urin; urin encer hampir tidak berwarna, urin pekat berwarna
kuning tua atau sawo matang.
Sediaan urin dapat diwarnai dengan berbagai macam metode termasuk larutan-
larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast,
pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain. Pewarnaan Giemsa disebut
juga pewarnaan Romanowski.
Giemsa adalah zat warna yang terdiri dari eosin dan metilen azur memberi
warna merah muda pada sitoplasma dan metilen biru pada inti leokosit.ketiga
jenis zat warna ini dilarutkan dengan metal alcohol dan gliserin.larutan Ini
dikemas dalam botol coklat (100-500-1000cc) dan dikenal sebagai giemsa stock
yang ph 7.
Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria
yaitu Gustav Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik
dan untuk diagnosis histopatologis parasit malaria dan juga parasit jenis lainnya.
Dasar dari pewarnaan Giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari
penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol.
Yaitu dua zat warna yang berbeda yaitu Azur B ( Trimetiltionin ) yang bersifat
basa dan eosin y ( tetrabromoflurescin ) yang bersifat asam. Sedangkan eosin y
akan mewarnai komponen sel yang bersifat basa. Ikatan eosin y pada azur B yang
beragregasi dapat menimbulkan warna ungu, dan keadaan ini dikenal sebagai efek
Romanowsky giemsa.
Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus dan sering
digunakan untuk mengidentifikasi parasit yang ada di dalam urin.
Pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna yang umum digunakan agar sediaan
terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan Romanowski.
Metode pewarnaan ini banyak dipakai untuk identifikasi parasit-parasit urin
misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk serbuk atau larutan
yang disimpan di dalam botol yang gelap.
Zat warna yang digunakan dalam metode Romanovsky adalah Giemsa yang
sebelumnya telah diencerkan dengan aquades. Semakin lama pewarnaan yang
dilakukan maka intensitasnya menjadi semakin tua. Preparat apus yang yang telah
selesai dibuat kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
B. Tujuan
“Untuk melakukan pewarnaan komponen dasar sel seperti sitoplasma dan
komponen asam,khususnya inti sel”.
C. Manfaat Praktikum
Untuk mengetahui tehnik pewarnaan giemsa yang dimana tehnik ini dapat
mempermudah dalam melakukan praktikum pewarnaan sel serta komponennya.
Giemsa adalah zat warna yang terdiri dari eosin dan metilen azur memberi
warna merah muda pada sitoplasma dan metilen biru memberi warna pada inti sel.
Ketiga jenis pewarna ini dilarutkan dengan metil alcohol dan gliserin. Larutan ini
dikemas dalam botol coklat ( 100 – 500 – 1000 cc ) dan dikenal sebagai giemsa
stock dengan pH 7 . ( Depkes RI, 1993 ).
Larutan giemsa adalah campuran dari eosin yang berwarna merah, metilen biru
yang berwarna biru dan metilen azur yang berwarna ungu. Dalam pewarnaan
giemsa eosin berfungsi untuk memberi warna. Perpaduan antara eosin dan metilen
azur berfungsi untuk memberi warna merah pada inti sel parasit dan metilen biru
berfungsi untuk memberi warna pada sitoplasma sel.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
1. Urin
2. Sputum
3. Methanol
4. Larutan Giemsa
5. Xylol
6. Entelan
B. Prosedur Kerja
1. Dicek kelengkapan administrasi berupa identitas pasien (nama
lengkap, jenis kelamin, usia, jumlah specimen) pada formulir
permintaan dan disesuaikan dengan specimen yang diterima.
2. Dibuat preparat apus dengan prosedur sbb :
a. Dibersihkan kaca objek. Diberi label nomor/kode sitology sesuai
dengan nomor yang ada di formulir permintaan pemeriksaan.
b. Sediaan dari sampel aspirat :
Ditetesi kaca objek yang sudah diberi nomor dengan 1-2
tetes aspirat.
Diapuskan aspirat dengan merata pada kaca objek dengan
menggunakan kaca objek lainnya.
Diapuskan
Diteteskan 1-2 Diteteskan 1-2
Dibersihkan Kaca Aspirat Merata
Aspirat Ke kaca Aspirat Ke kaca
Objek Dengan
Objek Objek
Menggunakan
Kaca Objek
Lain
Dipipet Ke
Disentrifugasi Kedua Dalam 2
Diapuskan Setelah Itu
Sampel Dengan Tabung
Sampel Merata Diteteskan
Kecepatan 2.800 Masing-
Dengan Metode Sampel Ke
rpm Selama 10 Masing
Tarik Dorong Preparat
Menit Untuk
Diberikan
Dikering Pewarna Giemsa Dilakukan
Dikering Anginkan
Anginkan Pada Preparat Pengamatan
Apusan
Apusan Hingga Merata Dibawah
Mikroskop
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Giemsa adalah zat warna yang terdiri dari eosin dan metilen azur memberi
warna merah muda pada sitoplasma dan metilen biru pada inti leokosit.ketiga
jenis zat warna ini dilarutkan dengan metal alcohol dan gliserin.larutan Ini
dikemas dalam botol coklat (100-500-1000cc) dan dikenal sebagai giemsa stock
yang ph 7.
Cara pembuatan Giemsa stok dari Giemsa bubuk 8 gram ditambah 500 ml
methanol absolut dan 500 ml gliserin murni. Giemsa stok harus berkualitas
dengan memiliki eosin, methylen blue dan metil azur yang aktif. Elemen-elemen
zat warna Giemsa akan larut 40-90 menit dengan aquadest atau buffer. Kemudian
elemen-elemen zat warna tersebut akan mengendap dan sebagian lagi kembali ke
permukaan membentuk lapisan tipis seperti minyak dengan demikian stok
Giemsa tidak boleh tercemar air. Giemsa yang mutunya kurang baik tidak akan
mengeluarkan warna ungu atau merah atau keduanya sehingga mutu Giemsa perlu
diuji.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi
mahasiswa yaitu:
Irna I., Optimalisasi teknik pewarnaan Giemsa pada apusan darah tipis
Plasmodium berghei pasca iradiasi gamma dalam pengembangan
vaksin malaria, Skripsi, Progam Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Insitut
Sains dan Teknologi Nasional Jakarta, 2014
Novia
( Novia Novriyani) (Mujahidah Basarang, S.Si., M.Kes.)