Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Iilmu fisiologi Ternak.
Adapun isi dari laporan ini adalah laporan praktikum hemolisis dan fragelitas yang
menguji tentang osmotic eritrosit (test fragilltas) serta hemolis dan kriput. Kami tidak lupa
untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen serta staf pengajar mata kuliah Ilmu
Fisiologi Ternak yang selalu membimbing dan mengajari kami dalam melaksanakan
praktikum dan dalam menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu kami dalam
hal penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini. Sebagai manusia
biasa kami merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karena itu kami mohon maaf sebesar
besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan ini. Atas perhatian dari semua pihak yang
membantu penulisan kami ini, kami ucapkan terimakasih. Semoga Laporan ini dapat
dipergunakan seperlunya.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..1
DAFTAR ISI.....2
BAB I PENDAHULUAN.....3
2.3 Tujuan...3
2.4 Manfaat4
3.1 Hasil.7
BAB IV PENUTUP11
4.1 Kesimpulan.....11
DAFTAR PUSTAKA...12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Hemolisis adalah kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas
membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin.Bila medium di sekitar
eritrosit menjadi hipotonis (misalnya karena penambahan NaCl hipotonis), cairan akan masuk
kedalam eritrosit melalui membrane eritrosit yang bersifat semifermiabel, dan menyebabkan
sel eritosit menggembung. Selanjutnya dapat menyebabkan sel eritosit pecah, akibatnya
hemoglobin akan bebas dalam medium sekelilingnya. Saponin atau zat lainnya yang
menurunkan tegangan pemukaan eritosit dapat menyebabkan robeknya membrane sel, karena
tekanan didalam sel eritrosit lebih besar daripada di luar akibatnya hemoglobin bebas dalam
medium sekelilingnya. Tes fragilitas osmotik menilai kejadian lisis eritrosit akibat adanya
osmotic stress. Tingkat fragilitas osmotik eritrosit dipengaruhi oleh perbandingan luas
permukaan sel terhadap volume sel. Peningkatan fragilitas osmotik dapat ditemukan pada
sferositosis. Pada keadaan ini sel mengalami penurunan perbandingan luas permukaan
terhadap volume sel. Hal ini menyebabkan sel sferosit tidak dapat mengembang seefektif
eritrosit diskoid normal dan menjadi lebih rentan terhadap tekanan osmotik. Peningkatan
fragilitas osmotik juga dapat ditemukan pada anemia hemolitik autoimun pasca transfusi
(inkompatibilitas ABO 2dan Rhesus), toksisitas obat atau zat kimia, leukemia limfositik
kronis, dan luka bakar.
Bagaimana kecepatan hemolisis dan keriput eritorsit bagai beberapa konsentrasi larutan ??
Bagaimana pengaruh eritrosit setelah penambahan larutan NaCl 3%, aquades, ureum dalam
aquadest dan ureum 1,8 dalam NaCl 0,9% ?
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari proses-proses yang terjadi dalam darah yang diberi larutan hipotonis dan
larutan yang menurunkan tegangan permukaan membrane sel darah merah. Mengukur
3
ketahan eritrositterhadap penurunan tekanan oemotik dalam darah (erythrocyte fragility test =
tes fragilitas sel darah meah)
1.4 Manfaat
Dengan melakukan praktikum hemolisis dan tekannan osmotic ada eritosit darah sapi dengan
berbagai larutan seperti NaCl, aquades, uranium, dalam aquadest, dan uranium 1,8% dalam
NaCl0,9% kita bisa kmempengaruhi perubahan yang terjadi pada eritrosit darah sapi tesebut
dengan pengamatan melalui miskroskop dan gelas arloji
4
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Mikroskop
Sabun
Darah sapi + antikoaggilans
Gelas objek
Gelas arloji
Tabung-tabung reaksi dan raknya
Pipet tetes
Larutan NaCl 5%, 3%, dan 0,9%
Larutan ureum 1,8% dalam NaCl 0,9%
Larutan ureum 1,8% dalam aquades
1. Berilah nomor pada satu seri tabung reaksi yang bersih dari 1-6
2. kedalam tabung-tabung tersebut berturut-turut dimasukan larutan NaCl 5% sebanyak
0,8; 0,7; 0,6; 0,5; 0,4; 0,3; cc
3. kemudian dalam tiap-tiap tabung ditambahkan aquades sehingga jumlah di semua
tabung dari seluruh larutan menjadi masing-masing 5cc dan campur dengan baik (
jangan di kocok, cukup di bolak-balik saja)
4. hitunglah kadar NaCl dalm setiap tabung.
5. Teteskan darah sebanyak satu tetes kedlam setiap tabung dan campur dengan baik
tetapi dengan hati-hati
6. Setelah satu jam, tentukan nomer tebung berapakah yang mulai terjadi hemolisis (
ditandai dengan adanya warna di atas endapan eritrosit)
2.2.2 Hemolisis dan Keriput
5
1. Ambil 3 tabung reaksi A, B, dan C, tuangkan kedalmnya masing-masing 1cc darah
sapi yang di bebaskan dari fibrin di tambahi antikoagulans kemudian ditambahkan
pada tabung A:3CC NaCl % B: 3cc aquades, dan C di biarkan seperti semula
2. Tuangkan dari tiap-tiap tabung sejumlah darah yang sama banyaknya ke dalam tiga
buah gelas arloji. Perhatikan sekarang masing-masing gelas arloji itu diatas dasar
yang hitam ( di atas meja ) dan diatas dasar yang putih ( kertas putih yang ada
hurufnya)
3. Kemudian ambil masing-masing setetes contoh darah dari gelas-gelas arloji tadi dan
taruh di atas gelas objek, serta kemudian perhatikan di bawah mikroskop.
4. Ulangi percobaan satu di atas, kecuali tabung C tidak di kerjakan. Kemudian pada A
ditambahkan aquades sebanyak 2cc, sedang pada B 2cc NaCl 3%, sehingga di kedua
tabung sekarang terdapat 2 zat itudalam jumlah yang sama. Dan perhatikan tabung-
tabungnya
5. Kerjakan kembali pemeriksaan no 2 dan no 3 diatas
6. Ambilah tabung reaksi D, dan dimasukan kedalamnya 1cc darah sapi tadi.
Tambahkan kemudian 3cc larutan ureum 1,8% dalam aquades.
7. Amati apa yang terjadi
8. Kerjakan seperti no 2 dan no 3 seperti yang di atas
9. Ambil tabung reaksi E, isi darah sapi 2cc dan tambahkan kemudian 2cc ureum 1,8%
dalam NaCl 0,9%
10. Kerjakan seperti no 2 dan no 3 seperti yang di atas
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 Tekanan Osmotic Eritrosit (Test Fragillitas)
No Pengamatan
Percobaan
tabung Selama 1 jam
Tabung 1
Tabung 2
Kadar NaCl = 0,7cc NaCl 5% + 4,3CC aquades + 2 tetes darah
7
N1V1=N2V2
5 x 0,7 = N2 x 5
5 x 0,7
N2 =
5
Kadar NaCl = 0,7%
Tabung 3
Kadar NaCl = 0,6cc NaCl 5% + 4,4CC aquades + 2 tetes darah
N1V1=N2V2
5 x 0,6 = N2 x 5
5 x 0,6
N2 =
5
Kadar NaCl = 0,6%
Tabung 4
Kadar NaCl 0,5cc NaCl 5% + 4,5CC aquades + 2 tetes darah
N1V1=N2V2
5 x 0,5 = N2 x 5
5 x 0,5
N2 =
5
Kadar NaCl = 0,5%
Tabung 5
Kadar NaCl = 0,4cc NaCl 5% + 4,6CC aquades + 2 tetes darah
N1V1=N2V2
5 x 0,4 = N2 x 5
5 x 0,4
N2 =
5
Kadar NaCl = 0,4%
Tabung 6
Kadar NaCl = 0,3cc NaCl 5% + 4,7CC aquades + 2 tetes darah
N1V1=N2V2
5 x 0,4 = N2 x 5
5 x 0,3
N2 =
5
8
Kadar NaCl = 0,3%
Gelas arloji di
Tabung Percobaan atas kertas putih mikroskop Gambar sel di Mikroskop
berisi tulisan
(1 cc darah + 3 cc
Selnya
aquades) + 2 cc NaCl Tulisan Tampak
mengkriput
3%
1 cc darah + 3 cc
D ureum 1.8% dalam Tulisan Tampak Sel mengkriput
Aquades
9
1 cc darah + 2 cc
Sel kelihatan
E ureum 1.8% dalam Tulisan Tampak
mengkriput
NaCl 0,9%
3.2 PEMBAHASAN
Peristiwa hemolisa atau hemolisis terjadi pada larutan NaCl berkosentrasi diatas 0,9% yaitu
pada NaCl 3 %. Hal ini menyebabkan warna atau keadaan campuran larutan NaCl dan tetesan
darah ikan nila homogen, disebabkan bercampurnya larutan NaCl dan hemoglobin.
Sedangkan krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir
sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis.
(sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar
luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan
sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil. Hal ini terjadi pada
tabung reaksi dengan penambahan larutan NaCl berkosentrasi tinggi dibawah 0,9% yaitu
NaCl 0,3%, 0,65%, dan 0,8% yang keadaan campuran larutan dan darah adalah semakin
tinggi konsentrasi NaCl, semakin mendekati homogen (jernih). Krenasi sel darah merah
terjadi karena lingkungan hipertonik, Adapun karekteristik dari larutaan hipertonik
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit,
sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran
eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam
darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan
dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah Membran Eritrosit akan
mengkerut jika diberi larutan hipertonis yaitu aquadest dan Membran Eritrosit menggembung
jika diberi larutan Hipotonis yaitu NaCl
11
DAFTAR PUSTAKA
12