Anda di halaman 1dari 5

A.

JUDUL : PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN

B. DASAR TEORI :
Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan
dan mencegah perdarahan spontan. Selain itu, hemostasis dapat membantu
darah agar tetap mengalir di dalam pembuluh darah dan mencegah terjadinya
pembekuan darah atau trombus. Faktor yang berperan pada hemostasis yaitu
pembuluh darah, trombosit dan faktor-faktor pembekuan darah. Ketika
pembuluh darah pecah, trombosit berkumpul di daerah luka dan membantu
menutup kebocoran. Trombosit dan faktor pembekuan darah bekerjasama
untuk membentuk benjolan padat yang disebut bekuan darah untuk menutup
kebocoran, luka, atau goresan dan mencegah perdarahan di dalam maupun di
permukaan tubuh (Sridianti, 2018).
Retraksi bekuan mrupakan pemeriksaan untuk menguji fungsi trombosit.
Darah yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah darah vena. Setelah
terbentuk dalam beberapa menit, bekuan darah mulai menciut dan memeras
keluar hampir seluruh cairan dari bekuan dalam waktu 30-60 menit. Cairan
yang terperas keluar disebut serum, sebab seluruh fibrinogen dan sebagian
besar faktor-faktor pembekuan yang lain telah dikeluarkan.serum tidak dapat
membeku karena tidak mengandung faktor-faktor pembekuan, sedangkan
trombosit diperlukan untuk terjadinya retraksi bekuan. Apabila terjadi
kegagalan pada proses retraksi ertinyaj jumlah trombosit yang beredar dalam
darahsedikit (gandasoebrata, 2013).

C. METODE : Tabung

D. PRINSIP :
Setelah darah membeku, bekuan darah akan mengerut dan pada proses
pengerutan tersebut sejumlah serum diperas keluar dari bekuan.

E. ALAT DAN BAHAN :


1. Tourniquet
2. Syringe
3. Kapas steril (alcohol swab)

1
4. Kapas kering
5. Plester
6. Waterbath
7. Stopwatch
8. Tabung reaksi
9. Lidi
10. Gelas ukur

F. CARA KERJA :
1. Ambil darah vena sebanyak 5 mL, kemudian masukkan darah tersebut ke
dalam tabung reaksi yang sudah berisi lidi bersih yang dibengkokkan.
2. Aktifkan stopwatch sesaat setelah pengambilan darah atau setelah
pencabutan syringe.
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam waterbath 37C.
4. Tunggu selama 2 jam.
5. Setelah 2 jam, angkat bekuan darah dengan cara menarik atau
mengangkat lidi yang terdapat dalam tabung.
6. Ukur volume cairan (serum) yang terbentuk menggunakan gelas ukur.
7. Hitung kadar retraksi bekuan.

G. INTERPRETASI HASIL :

H. NILAI NORMAL :
40 – 60% dari volume darah

I. PUSTAKA :

Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.


Sridianti. 2018. Trombosit: Pengertian dan Fungsi.

2
A. JUDUL : PEMERIKSAAN AANTAL TROMBOSIT

B. DASAR TEORI :
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel
muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses
replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada
akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap
megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari
diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu
sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari.
Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan
diameter 1 - 4 mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3
daerah (zona), zona daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona
“sol gel” menunjang struktur dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel
berperan dalam pengeluaran isi trombosit. Fungsi utama trombosit adalah
pembentukan sumbatan mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap
luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas
prokoagulannya.
Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Jumlah
trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 / L. Bila dipakai
metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan
menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L. Dalam tulisan ini
akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan
trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin terjadi.

3
C. METODE : Hemositometri

D. PRINSIP :
Saat darah dicampurkan dengan larutan Rees Ecker, sel-sel darah selain
trombosit akan lisis kemudian trombosit dihitung dibawah mikroskop pada
kamar hitung.

E. ALAT DAN BAHAN :

1. Hemositometer 7. Pipet Hb (0.02 mL)


2. Deck glass 8. Pipet tetes
3. Larutan Rees Ecker 9. Mikropipet dan tip
4. Aspirator 10. Mikroskop
5. Pipet ukur 0,5 mL 11. Vortex
6. Tabung serologi 12. Darah Kapiler

F. CARA KERJA :
A. Cara Pipet
1. Hisap darah kapiler sampai tanda 0,5 dengan pipet thoma eritrosit.
2. Hapus darah yang melekat pada luar ujung pipet.
3. Kemudian hisap larutan Rees Ecker sampai tanda I0I.
4. Kocok pipet supaya homogen, buang 3-4 tetes.
5. Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan deck glass
diatasnya, lalu letakkan di atas mikroskop.
6. Teteskan satu tetes kedalam kamar hitung biarkan 2-3 menit.
7. Hitung jumlah eritrosit dalam 25 kotak sedang ditengah dengan
pembesaran 40x.
8. Kriteria :
 Sel-sel yang menyinggung garis kiri dan atas dihitung
 Sel-sel yang menyinggung garis kanan dan bawah tidak
dihitung
B. Cara Tabung
1. Masukkan larutan Rees Ecker sebanyak 4 mL ke dalam tabung
serologi dengan menggunakan pipet ukur 5 mL.

4
2. Hapus sisa larutan yang melekat di sebelah luar ujung pipet.
3. Hisap darah kapiler sebanyak 0,02 mL (20 cmm / 20 µl) dengan
menggunakan pipet Hb atau mikropipet.
4. Hapus darah yang melekat di sebelah luar ujung pipet.
5. Masukkan pipet yang telah berisi darah ke dalam tabung yang berisi
larutan Rees Ecker.
6. Keluarkan darah dari pipet ke larutan Rees Ecker, bilas 2-3 kali.
7. Tutup tabung dan homogenkan menggunakan vortex.
8. Siapkan kamar hitung dan deck glass pada meja mikroskop.
9. Isi kamar hitung dengan campuran tadi dengan menggunakan pipet
tetes.
10. Biarkan kamar hitung selama 2-5 menit supaya trombosit
mengendap.
11. Hitung jumlah trombosit dalam 25 kotak sedang dengan pembesaran
40x.
12. Kriteria :
 Sel-sel yang menyinggung garis kiri dan atas wsdihitung
 Sel-sel yang menyinggung garis kanan dan bawah tidak
dihitung

G. NILAI NORMAL : 200.000 – 500.000 sel/µL darah

H. PUSTAKA :
Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian
Rakyat.
Sotianingsih. 2001. Uji Diagnostik Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi
dalam Menilai Fungsi Agregasi Trombosit. Dipresentasikan pada
pertemuan PHTDI di Semarang, 2001.
Sastroasmoro S, Ismael S. 2002. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai