Disampaikan pada Kegiatan Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh prodi PPKn UPGRIS pada hari Selasa, 14 Desember 2021 1 PENDAHULUAN
2 TANTANGAN KARAKTER BANGSA
STRUKTUR INDONESIA MATERI 3 PENDIKAR BANGSA INDONESIA
4 PENUTUP Indonesia sebagai negara kepulauan Cyberbullying
Korupsi
Narkoba
Intoleransi dan Provokasi dsb
Pendahuluan 1. Otto Bauer mendefinisikan Bangsa sebagai kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter, karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib 2. Bung Karno sering mengajukan pertanyaan retoris, apa sih sesungguhnya yang menentukan besar kecilnya suatu bangsa? Lalu beliau mengatakan. Yang menentukan besar kecilnya suatu bangsa bukanlah seberapa luas wilayah dan seberapa banyak penduduknya tapi ditentukan oleh the quality dan quantity dari TEKAD sebagai pancaran dari KARAKTER bangsa itu Mochtar Lubis (2001) mendeskripsikan manusia Indonesia seperti yang distereotipkan. Atau meminjam ungkapan Walter Lippmann seperti yg tergambar dalam benak ‘pictures in our head”. Ada enam sifat manusia Indonesia: 1. Munafik atau hipokrit, yang diantaranya menampilkan dan menyuburkan sikap ABS 2. Enggan dan segan bertanggung jawab 3. Bersikap dan berperilaku feodal 4. Percaya takhyul 5. Artistik, berbakat seni 6. Lemah watak atau KARAKTERnya Stereotip tidak seluruhnya benar, tetapi tidak pula seluruhnya salah. Sebenarnya stereotif bermanfaat sebagai pangkal tolak serta bahan pemikiran serta penilaian secara kritis. Ada dua gejala dalam perkembangan masyarakat. 1. Tumbuhnya sosok manusia Indonesia baru 2. Lapisan elit politk gambaran sifat negative manusia Indonesia
Penyebab dari sifat negative itu terdiri dari dua hal;
1. Pendidikan 2. Sistem sosial dan struktur politik Pendidikan sebagai akar dalam penguatan karakter 1. Ki Hadjar menjelaskan bahwa dalam sistem pendidikan merdeka, fungsi pendidikan tidak hanya sebagai wahana pewarisan nilai-nilai masyarakat yang positif, melainkan juga usaha mencerdaskan jiwa anak-anak menurut kodratnya masing-masing. 2. Maka orientasi pendidikan dapat dilakukan melalui pengembangan karakter secara holistik yang menghubungkan seluruh dimensi kecerdasan atau kompetensi kewarganegaraan. 3. Nilai Karakter yang dapat ditanamkan kepada generasi muda, seperti cinta tanah air, rela berkorban, jujur, dan senantiasa mengutamakan kepentingan orang banyak dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau golongan Karakter Bangsa Indonesia Lalu apa sebenarnya karakter bangsa Indonesia? Kalau para pendiri bangsa secara sosiokultural mengatakan bahwa karakter bangsa kita ini adalah GOTONG ROYONG. 1. Pada masyarakat Sunda ada pola relasi yang dikenal dengan silih asih, silih asah dan silih asuh lalu menjadikan siliwangi, 2. Di Maluku ada gotong royong dgn istilah basudara, asal kata seudara artinya orang boleh beda warna kulit dan lain-lain, sejauh masih menghirup udara yg sama, berarti masih bersaudara. 3. Dalam kearifan masyarakat Jawa disebut dengan semangat memayu hayuning bawana (Yudi Latif, 2020) Simpulan 1. Secara kurikuler penanaman nilai nilai wawasan kebangsaan dapat didukung melalui budidaya pendidikan formal salah satunya peran strategis pembelajaran PKn. Karena PKn mengemban misi membentuk kepribadian bangsa, sekaligus sebagai upaya nation and character building 2. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membudayakan nilai-nilai karakter melalui praktik keteladanan. Sebagaimana dalam kitab suci Al-Quran, banyak mengisahkan sejarah, agar kita bisa menghayati dan meneladani nilai-nilai kebajikan dalam setiap kisahnya dan merenungi konsekswensi dari aspek yang dianggap sebagai suatu kekeliruan. 3. Nilai-nilai karakter yang bersumber dari kearifan lokal harus senantiasa dirawat, dipupuk dan dipelihara guna memperkuat dari segala bentuk pengaruh modernisasi Renungan Kesadaran akan pentingnya penyempurnaan pendidikan khususnya penanaman nilai-nilai karakter harus dihidupkan dalam iklim pembelajaran, karena : 1. Kejatuhan politik cuma kehilangan penguasa; 2. Kejatuhan ekonomi, cuma kehilangan sesuatu. 3. Namun, kalau kejatuhan karakter, suatu bangsa kehilangan segalanya