Anda di halaman 1dari 14

BUNDELAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

OLEH :
KELOMPOK/SHIFT : 3/1C
ANGGOTA KELOMPOK : 1. WAHYU TRIANDITA
(1904091)
2. ASHLAH HAFIZAH
(2220112430)
3. AULIA MAHARANI
(2220112432)
4. AZAHRA DEGOVA ADRIYADI
(2220112434)
5. DIAN HANIFAH
(2220112448)
6. FERRA OCTA DWI P
(2220112456)
7. MUHAMMAD FARID RAHMAN
(2220112583)
DOSEN : Dr.Apt.SUHATRI,MS
ASISTEN DOSEN : 1. HANIFAH LUTHFI
2. RIFA SYUHADA PUTRI

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2023
OBJEK 9
KESEIMBANGAN OSMOSIS
PERCOBAAN IX
KESEIMBANGAN OSMOSIS
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui perintiwa perpindahan molekul dalam sel
2. Memahami prinsip terjadinya keseimbangan osmosis
II. TEORI DASAR
Osmosis adalah peristiwa perpindahan massa dari lokasi dengan potensi
solvent tinggi, menuju lokasi berpotensi solvent rendah, melalui membran
semipermeable. Umumnya yang disebut sebagai solvent disini adalah air.
Prinsip osmosis: perpindahan molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi
rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Atau
dengan kata lain, pelarut berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik) sehingga terjadi
kesimbangan dinamis. Proses ini terjadi secara alami sehingga tidak
membutuhkan energi.
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari
daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.
Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas dari pada
volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat per
unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan
konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk
bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang
berpotensial kimia lebih kecil. Osmosis memainkan peranan yang sangat
penting pada tubuh makhluk hidup, misalnya, pada membrane sel darah
merah.
Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semipermeabel
(selektif permeabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar
tinggihingga kadarnya sama (Anthara, 2011). Membran dikatakan permeabel
apabilasemua jenis molekul dalam cairan dapat melewati membran,
sedangkan suatumembran dikatakan semi permeabel jika hanya dapat dilewati
oleh molekul-molekul tertentu saja (Annur, 2008).
Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu
larutan yangmempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan tersebut. Dalam
cara ini kitadapat mengambil patokan pada terjadinya peristiwa plasmolisis
sel.dalam keadaninsipien plasmolisis tekanan osmosis cairan sel adalah sama
dengan tekananosmosis larutan dalam massa jaringan sel tersebut direndam.
Plasmolisis dapatdilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan
(Lakitan, 2004). Suatu percobaan yang menunjukan proses osmosis adalah
suatu percobaan yangmengamati suatu lubang bawah dari tabung gelas ditutup
dengan selaput. Selaputitu berfungsi sebagai membran permeabel secara
differensiasi, yang meloloskanmelekul-molekul air secara cepat, tetapi
menghalangi molekul yang lebih besar (Dwidjoseputro, 1984).
Proses osmosis sangat berperan dalam proses pengangkutan tumbuhan.
Memungkinkan terjadinya penyerapan air dan ion-ion dari dalam tanah
yangnantiakan diedarkan keseluruh bagian tumbuhan. Terjadinya
pengangkutan ituakan menyababkan tekanan turgor sel sehingga mampu
membesar danmempunyai bentuk tertentu. Osmosis juga memungkinkan
terjadinya membukadan menutupnya stomata (Anthara,2011).
Plasmolisis merupakan suatu proses terlepasnnya membran plasma dari
dinding sel. Hal tersebut dapat terjadi bila sel tumbuhan dimasukkan
kedalamcairan hipertonik (larutan yang konsentrasinya lebih tinggi
daripadakonsentrasiisi sel) maka terjadilah eksosmosis yaitu keluarnya air dari
isi selkeluar membran Karena volume isi berkurang dan dinding plasma
bersifat permeabel, maka antarmembran plasma dan dinding sel terisi oleh
larutan dariluar (Morigan, 2011). Menurut Morigan 2011, bila sel tumbuhan
dimasukkan kedalam cairan hipotonik turgor sel akan meningkat. Bila berada
dalam keadaan isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi
isi sel,maka sebagian sel yangadamengalami plasmolisis, sebagian sel tidak.
Keadaan ini dapat dipakaiuntuk menentukan tekanan osmosis sel dengan
meletakkan pada larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan
osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis.
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat
terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain,
sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik dengan larutan pada sel
tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran
biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan
osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut
isotonik. Ini berbeda dengan larutan-larutan iso-osmotik yang tidak
melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran
semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang
sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda
dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat
di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh
selama aktifitas fisik.Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada
yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel Dengan menempatkan sel dalam
lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan
air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air
bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik
menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air. smosis merupakan
fenomena penting dalam sistem biologis, karena kebanyakan membran
biologis bersifat semi-permiabel. Membran semipermiabel adalah selaput
pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu .
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
1. Mikroskop
2. Pisau
3. Kaca objek
III.2 Bahan
1. Mencit
2. Heparin 50 UI/ml
3. NaCL fisiologis
4. NaCL hipotonis
5. NaCL hipertonis
6. Air suling
IV. CARA KERJA
1. Ambil seekor mencit, korbankan dengan memotong lehernya, tampang
darah mencit dalam bejana yang sudah dibasahi dengan larutan
heparin (50 UI/ml).
2. Ambil kaca objek, teteskan sedikit darah lalu tambahkan 1 tetes
larutan NaCl fisiologi, perhatikan dibawah mikroskop.
3. Lakukan percobaan yang sama, tetapi kali ini darah ditetes larutan
NaCl hipotonis.
4. Lakukan percobaan yang sama, kali ini gunakan larutan NaCl
hipertonis. d. Gunakan air suling untuk membasahi darah, perhatikan
apa yang terjadi di bawah mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Campell , Neil A. 2010. Biologi : Edisi 8, Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Guyton, Arthur C. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : ECG

Pearce, E., C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Setiadi .2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Syaifuddin. 2001. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : ECG


V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
V.1Hasil Pengamatan

No Hasil Keterangan
1. NaCL Hipertonis Sedikit darah + NaCL hipertonis
menghasilkan bentuk sel yang
nmengerut atau mengecut
setelah dilihat dibawah
mikroskop.

2. NaCL Hipotonis Sedikit darah + NaCL hipotonis


menghasilkan bentuk sel yang
pecah pecah setelah dilihat
dibawah mikroskop

3. NaCL Fisiologis Sedikit darah + NaCL fisiologis


menghasilakn bentuk sel yang
tetap setelah dilihat dibawah
mikroskop.

4. Air suling Sedikit darah + air suling atau


aquadest menghasilkan bentuk
sel sel yang pecah setelah dilihat
dibawah mikroskop
V.2Pembahasan
Setelah dilakukannya pengamatan terhadap darah dibawah mikroskop
didapatkan hasil pada larutan NaCl hipertonis ditambah sedikit darah
terlihat sel-sel darah mengerut hal tersebut terjadi karena hipertonis yang
tinggi akan menyebabkan cairan yang terdapat dalam sel akan keluar
untuk mempertahankan tekanan osmotik akibat cairan yang keluar dari sel
menyebabkan sel darah yang mengalami pengerutan atau krenasi
terjadinya hemodialisis mengakibatkan konsentrasi cairan plasma yang
lebih tinggi dibandingkan konsentrasi sel darah.
Sebaliknya apabila volume darah berlebih dibandingkan dengan
jumlah antikoagulan dalam tabung dapat menyebabkan darah mengalami
koagulasi atau membeku karena darah tidak seluruhnya dihambat dari
faktor pembekuan darah mencit yang kami gunakan lebih banyak
dibandingkan dengan larutan NaCl hipertonis sehingga dapat terlihat sel-
sel mengerut dan percobaan yang dilakukan telah berhasil karena sesuai
dengan hasil yang diinginkan.
Selanjutnya darah yang telah ditetesi larutan NaCl fisiologis
mendapatkan hasil sel-sel darah bentuknya tetap tidak terjadi perubahan
seperti tidak adanya gumpalan ataupun pemecahan sel-sel darah berbeda
dengan NaCL hipertonis tadi konsentrasi NaCl fisiologis sama dengan
konsentrasi pada sel darah sehingga tidak terjadi perubahan pada sel
darah hanya terlihat sel darah dan NaCl yang berdampingan. NaCl
fisiologis berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga darah
yang akan diperiksa terbebas dari kuman tekanan osmotik pada larutan
NaCl fisiologis sama dengan larutan dalam sel darah NaCl fisiologis
merupakan media terbaik untuk menjaga ketahanan tubuh isolat bakteri
asam laktat karena NaCl berfungsi untuk menjaga keseimbangan ion sel
mikroba jadi penggunaan NaCl fisiologis pada percobaan ini hanya
sebagai pembanding dari NaCl yang lain. Oleh karena itu NaCl fisiologis
tidak menunjukkan adanya perubahan osmosis pada darah.
pada darah yang diberi larutan NaCl hipotonis terlihat adanya sel-sel
yang pecah di bawah mikroskop. Larutan NaCl hipotonis adalah larutan
yang konsentrasi zat terlarut nya lebih rendah daripada cairan dalam sel
sehingga apabila darah dicampurkan dengan larutan NaCl hipotonis akan
ada terlihat sel-sel yang pecah menandakan terjadinya perpindahan
larutan NaCl hipotonis ke dalam sel dan sel pun pecah.
Meledaknya sel atau pecahnya sel disebut dengan hemolisis hemolisis
dapat terjadi secara in Vitro dan in Vivo. Hemolisis in Vitro dapat terjadi
akibat lisis sel darah merah pada berbagai tahap termasuk selama proses
mengeluarkan darah Penanganan dan pemrosesan sampel dan selama
penyimpanan info terjadi jika kerusakan eritrosit meningkat sehingga
mengurangi rentang hidup eritrosit hemolisis info dapat dibagi
berdasarkan tempat dimana kerusakan sel darah terjadi.Namun apabila
seseorang yang meminum minuman yang mengandung kadar elektrolit
Na dan juga rendah karbohidrat berfungsi mengganti cairan yang keluar
melalui keringat tanpa menambah karbohidrat. Jadi apabila kadar darah
yang normal mengkonsumsi larutan NaCl hipotonis, maka akan terjadi
hemolisis dan apabila kadar darah rendah dan mengkonsumsi larutan
NaCl hipotonis, maka kadar darah akan kembali normal.
Pengujian yang terakhir adalah dengan air suling atau akuades dan
terlihat adanya sel-sel yang pecah sama seperti pada larutan NaCl
hipotonis tadi. Jadi darah yang ditambah aquades akan menyebabkan
hemolisis karena akuades merupakan cairan hipotonis yang menyebabkan
perbedaan konsentrasi dimana konsentrasi darah lebih tinggi daripada
konsentrasi aquades. Sehingga beberapa cairan dari aquades masuk ke
dalam sel-sel darah merah tersebut sampai konsentrasinya seimbang akan
tetapi membran atau lapisan yang dimiliki darah tidak kuat untuk
menampung semua itu. Darah yang diberi aquades tadi terlihat memudar
warna merahnya karena hemoglobin keluar dari eritrositnya.
VI. PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
1. Osmosis adalah perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi
tinggi melalui membran semipermeabel menuju larutan yang
memiliki konsentrasi lebih rendah sehingga tercapai keseimbangan
konsentrasi.
2. Pada proses osmosis molekul-molekul larutan bermigrasi dari
larutan encer ke larutan yang lebih pekat sehingga dicapai keadaan
keseimbangan konsentrasi diantara kedua medium tersebut.
3. larutan yang diuji adalah darah mencit sehingga pada darah mencit
dapat dilihat tekanan osmosisnya.

6.2. Saran
1. Mempelajari tekanan osmosis itu penting karena tekanan osmosis
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Berhati-hati ketika memotong leher mencit dan saat mengeluarkan
darah mencit karena akan menguncup dan dapat mengotori jas lab.
3. Selalu menggunakan handphone dan masker serta jas lab ar4
bekerjasama dengan tim agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Scanlon, Valeria C. 2006. Buku Ajar Anatomi Fisiolog . Jakarta : ECG
Sheerwood, Laurale .2001. Fisiologi Manusia. Jakarta : ECG
Tambayong, Jan. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta
Watson, R. 2002. Anatomi dan Fisiologi Ed 10. Jakarta : ECG
Wibowo, Daniel, S. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
LAMPIRAN
1. Pengambilan darah pada mencit 2. Didapatkan sampel darah

3 pemberian heparin pada darah 4. Penetesan sampel darah pada


agar darah tidak membeku kaca objek lalu ditambahkan 1
tetes larutan (NaCL fisiologis,
NaCL hipotonis, NaCL
hipertonis, dan aquades)

5. Tutup dengan cover glass dan


amati dibawah mikroskop

Anda mungkin juga menyukai