PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam-basa dengan cara
filtrasi darah, reabsorsi selektif air, elektrolitnonelektrolit, serta mengeksresi kelebihannya
sebagai urin. Organ ini juga mengeluarkan produk sisa metabolisme, seperti urea,
kreatinin, dan asam urat, termasuk juga zat kimia asing.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih
tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh ?
2. Apa Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit ?
3. Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Normal Cairan dan Elektrolit ?
4. Apa Pengertian Ginjal ?
5. Apa itu Fungsi Ginjal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Keseimbangan Cairan dan elektrolit tubuh
2. Untuk mengetahui Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan
elektrolit
4. Untuk mengetahui Pengertian Ginjal
5. Untntuk mengetahui fungsi Ginjal
BAB II
PEMBAHASAN
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress,
tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah,
dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu,
stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi
produksi urine.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel
atau jaringan yang rusak (Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga
dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran
gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung
menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi
cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan
edema paru. Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup
untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila
asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH
sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan,
ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan,
kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi
gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine
kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar
kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan
tubuh. Selain itu, penggunan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar
kalium akan meningkat. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium
dan air dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan
cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan
beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih
melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat
obat-obat anastesia.
I. Pengertian Ginjal
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang dikedua sisitulang belakang. Warna
nya coklat kemerahan. Letaknya di dinding posterior abdomen, di depan dua kosta
terakhir dan tiga otot besar. Kosta posterior dan bantalan usus menjadi pelindung organ
vital ini dari trauma. Posisi ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri
karena keberadaan lobus kanan hati yang besar. Ginjal orang dewasa beratnya kurang
lebih 150 gram. Kira-kira sekepalan tangan. Sisi medial setiap ginjal merupakan lekukan
yang disebut hillum tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan limfatik, suplai saraf,
dan ureter.
Ureter membawa urine akhir dari ginjal ke kandung kemih, untuk
disimpan hingga dikosongkan.Peranan ginjal adalah mempertahankan kestabilan
lingkungan dalam tubuh.
Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam-basa dengan cara
filtrasi darah, reabsorsi selektif air, elektrolitnonelektrolit, serta mengeksresi kelebihannya
sebagai urin. Organ ini juga mengeluarkan produk sisa metabolisme, seperti urea,
kreatinin, dan asam urat, termasuk juga zat kimia asing.
Senyawa asing yang senyawa asing yang dieliminasi ginjal adalah toksin, metabolit
obat-obatan,zat tambahan pada makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogenon nutrisi
lainnya yang berhasil masuk dalam tubuh. Banyak fungsi ginjal lain yang penting,seperti
mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnyanamun yang terpentingadalah mempertahankan
volume dan komposisi cairan ekstraseluler dalam batas wajar
Penyakit ginjal kronis (PGK) ditemukan pada 29,1% masyarakat dengan berbagai
faktor risikonya, seperti hipertensi, diabetes, dan proteinuria. Prevalensi penyakit ini tahun
1998, mencapai lebih dari 320.000 penderita di Amerika. Diperkirakan pada 2030 akan
mencapai dua juta orang. Sampai saat ini, terapi penyakit ginjal didominasi
oleh dialisis karena sedikitnya donor ginjal.
Hemodialisis bermanfaat pada peningkatan kualitas hidup dan memperpanjang usia
penderita. PGK merupakan suatu proses patofisiologi dengan etiologi beragam. Proses
ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara progresif.
Ginjal tidak mampu melakukan penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium dalam darah.Penyakit
gagal ginjal memburuk secara perlahan sampai akhirnya tidak mampu bekerja sama sekali.
Tidak.mampu.menjalankan fungsi utamanya mempertahankan keseimbangan volume dan
komposisi cairan dalam tubuh. Pada derajat tertentu kondisi ini selain memerlukan tetapi
juga transplantasi. Ada dua jenis gagal ginjal dalam dunia medis. Gagal ginjal akut dan
gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible.
Tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
dan menyebabkan uremia. Retensi urea dan sampah nitrogen dalam darah.Seseorang
didiagnosis mengalami kerusakan ginjal kronis jika terjadi selama lebih dari tiga bulan.
Indikasi kerusakan didasarkan pada petanda kerusakan ginjal seperti kelainan pada urinalisis
dan komosisi darah. Selain kondisi waktu, diagnosis ginjal kronis juga memperhatikan
derajat fungsi ginjal atau laju filtrasi glomerulus (LFG).LFG menunjukkan keadaan kronis
jika kurang dari 60μl/menit/1,732 selama tiga bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
LFG membantu menentukan klasifikasi stadium penyakit. Stadium 1 kerusakan ginjal dengan
LFG normal ≥ 90. Stadium 2 kerusakan ginjal dengan LFG turun ringan 60-89.
Stadium 3 kerusakan ginjal dengan LFG turun sedang 30-59. Stadium 4 Kerusakan ginjal
dengan LFG turun berat 15-29. Terakhir stadium 5 disebut juga dengan gagal ginjal. Sebuah
keadaan yang membutuhkan transplantasi.
Laju filtrasi glomerulus stadium akhir ini <15. Tubuh yang mengalami kerusakan
ginjal kronis memperlihatkan sejumlah tanda. Seberapa parah tanda secara fisik
sangat ditentukan oleh seberapa parah penyakit yang diderita. Beberapa tanda itu adalah :
(1) Kardiovaskuler ditandai dengan hipertensi, pitting edema, edema
perioorbital serta pembesaranvena leher
(2) Integumen yang ditandai dengan warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering,
nersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, serta rambut tipis dan kasar.
(3) Pulmoner ditandai dengan krekeis, sputum kental dan liat, nafas
dangkal, serta pernafasan kusmaul.
(4) Gastrointestinal ditandai dengan nafas berbau ammonia, ulserasi, pendarahan
mulut, anoreksia, mual, muntah, kontisipase dan diare, serta pendarahan dari
saluran GI.
(5) Neurologi ditandai dengan kelemahan dan keletihan, konfusi,
disorientasi, kejang,tungkai lemah, panas telapak kaki, serta
perubahan perilaku.
(6) Maskuloskletal ditandai dengan kram otot, hilangnya kekuatan otot, fraktur
tulang, serta foot droop.
(7) Terakhir reproduktif yang ditandai dengan amenore dan atrofi testikuler.
Penyebab gagal ginjal kronis sangat beragam. Glomerulonefitris, diabetes dan
hipertensi seringkali dianggap sebagai penyebab utama. Data
menunjukkan diabetes memiliki kontribusi 32% terhadap kegagalan ginjal.
Sementara hipertensi menyumbang 28% dari kegagalan ginjal. Sementara
glomerulonefitris berpartisipasi sebesar 45 persen.
Pengobatan gagal ginjal dibagi menjadi dua tahapan. Pertama
merupakan tindakan konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau
memperlambat penurunan fungsi ginjal. Tindakan ini biasanya berupa diet,
pembatasan ciran, dan konsumsi obat-obatan. Kedua adalah tindakan untuk
mempertahankan kehidupan dengan dialisis dan transplantasi ginjal.
Penggantian fungsi ginjal bisa dilakukan dengan cara dialisis dan
transplantasi. Transplantasi dianggap sebagai tindakan yang lebih baik karena
memungkinkan penderita bertahan hidup lebih lama, tidak ada pantangan diet,
serta tidak membutuhkan banyak waktu untuk dialisis.
Sayangnya di Indonesia tindakan ini masih terbatas karena ada
beberapa kendala terutama langkanya pendonor dan biaya yang sangat mahal.
Selain itu transplantasi bisa juga mengalami kegagalan karena penolakan dari
tubuh, arus darah yang tidak lancar, kebocoran urin, dan infeksi luka operasi.
Fungsi ginjal :
1. Menyaring dan membersihkan darah
Fungsi ginjal yang pertama adalah untuk menyaring dan membersihkan darah dari zat dan
senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan dan minuman sehari-
hari. Sebelum diedarkan ke seluruh tubuh, darah terlebih dahulu melewati proses
penyaringan di ginjal, khususnya di bagian nefron. Sisa buangan dari proses ini sendiri akan
dibuang bersamaan dengan urin.
2. Membentuk urin
ginjal merupakan organ yang erat kaitannya dengan fungsi pembentukan urin. Urin yang
umumnya terdiri dari air, urea, dan amonia, berisi zat dan senyawa buangan yang sudah
tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Karenanya, demi lancarnya sekresi cairan.
3. Mengatur kadar asam dan basa tubuh
Fungsi ginjal lainnya yang jarang diketahui adalah mengatur keseimbangan jumlah asam dan
basa dalam tubuh. Jika jumlah salah satunya dianggap telah melebihi batas normal, maka
ginjal akan membuangnya bersamaan dengan urin.
4. Mengontrol tekanan darah
Dua hormon yang dihasilkan ginjal renin dan angiotensin ternyata berfungsi untuk mengatur
tingkat keregangan dan kontraksi pembuluh darah dalam tubuh. Inilah yang menyebabkan
fungsi keduanya sangat berkaitan dengan tekanan darah tubuh. Jika ginjal berfungsi baik,
tentu tekanan darah akan lebih terkontrol.
5. Merangsang pembentukan sel darah merah
Fungsi ginjal selanjutnya adalah memproduknya hormon eritropoietin. Cara kerja hormon ini
adalah merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah.
6. Menjaga kesehatan tulang
Fungsi ginjal lainnya adalah turut memproduksi calcitriol, zat yang dibutuhkan tubuh untuk
menjaga jumlah kalsium dan fosfat.
7. Menjaga jumlah air dalam tubuh
Karena jumlah air yang terlalu tinggi justru dapat memengaruhi konsentrasi darah. Fungsi
ginjal lainnya kemudian menjalankan fungsi osmoregulasi yaitu membuang kelebihan air dan
mengeluarkannya dalam bentuk urin.
8. Mengatur jumlah kalium dalam darah
jika jumlah kalium terlalu banyak, maka kamu akan mengalami kondisi bernama
hiperkalemia yang dapat menyebabkan kerja otot jantung melambat, bahkan bisa berujung
pada kematian.Sedangkan, jika kalium terlalu rendah, maka otot tubuh akan melemah
sehingga kamu akan lebih rentan mengalami kelelahan. Fungsi ginjal lainnya adalah untuk
menjaga jumlah kalium yang ideal agar tubuh dapat bekerja dengan normal.
9. Mengendalikan kadar gula darah
Fungsi ginjal sangat erat kaitannya dengan produksi hormon insulin dan adrenalin. insulin
bekerja untuk menyetabilkan kadar gula yang tinggi, maka adrenalinlah yang bertugas untuk
meningkatkan kadar gula darah jika jumlahnya terlalu rendah.
10. Mendaur ulang zat dalam tubuh
fungsi ginjal adalah untuk mendaur ulang zat yang ada di dalam tubuh. Glukosa, asam
amino, dan garam merupakan segelintir zat tubuh yang didaur ulang oleh ginjal. Jika sudah
tidak diperlukan lagi, maka zat tersebut akan dibuang bersamaan dengan urin. Namun, jika
masih dibutuhkan tubuh, maka akan langsung diedarkan bersamaan dengan darah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung
cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut
dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam
cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan
tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut).
Air menyusun ± 50 – 60% dari total berat badan. Hubungan antara berat badan total
dan total air dalam tubuh relatif konstan pada tiapindividu dan merupakan refleksi dari lemak
tubuh. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
diantaranya adalah :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
DAFTAR PUSTAKA