Anda di halaman 1dari 8

Kepada Yth :

Rencana Baca : Selasa, 15 Mei 2018 / Jam 08.00 Wita


Tempat : Ruang pertemuan ilmiah Tutorial Kimia Klinik
RSP Ged. A Lt.4

PEMERIKSAAN OSMOLALITAS SERUM METODE


FREEZING POINT DEPRESSION OSMOMETER
Andi Ahmad Tarau, Ani Kartini, Fitriani Mangarengi
Program Studi IlmuPatologi Klinik FK-UNHAS/RSUP dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar

I. PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ tubuh yang mempunyai peranan penting dalam
mengatur keseimbangan air dan elektrolit, mengeluarkan sisa hasil metabolism
tubuh yang tidak dibutuhkan. Dengan demikian fungsi primer ginjal adalah
mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstraselular berada dalam
batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstraselular ini dikontrol oleh
filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus. Tiga kategori umum tes
fungsi ginjal adalah :
1. Tes fungsi glomerulus (fungsi filtrasi) : tes klirens
2. Tes kerusakan glomerulus, tubulus atau keduanya : BUN, rasio BUN –
kreatinin serum, kreatinin serum
3. Tes fungsi tubulus (fungsi reabsorbsi dan sekresi) : Tes Osmolalitas serum
dan urin.1,2
Osmolalitas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut)
dalam suatu larutan. Semakin tinggi osmolalitas, semakin tinggi konsentrasi
solut atau semakin rendah konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan
berpindah dengan cara osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih rendah
(konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi
(konsentrasi air lebih rendah). Osmosis hanya terjadi jika terdapat perbedaan
konsentrasi solut yang tidak dapat menembus membran plasma di intrasel dan
ekstrasel. Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan
ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas
osmotik cairan ekstrasel, sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium
bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.
Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan

Tutorial Kimia Klinik 1


perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas
osmotik di kedua kompartemen. 3,4

Gambar 1. Fungsi filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.


Sumber : Lillian, MA, Kristy Shanahan, Urinalysis and Body Fluids. 2th, ED. Lippincott
Williams and Wilkins, 2011, Philadelphia, PA 19106 USA

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter


penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolalitas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolalitas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai
kebutuhan.5
Osmolalitas serum diperiksa dengan mengukur konsentrasi partikel terlarut
dalam darah. Bila volume cairan tubuh bertambah atau partikel terlarut
berkurang maka osmolalitas akan menurun. Sebaliknya bila volume cairan
tubuh berkurang atau partikel terlarut bertambah maka osmolalitas akan

Tutorial Kimia Klinik 2


meningkat. Mekanisme homeostasis terjadi bila terdapat peningkatan
osmolalitas yang menstimulasi ADH sehingga terjadi reabsorbsi air di ginjal,
osmolalitas urin meningkat, dan osmolalitas serum menurun. Sebaliknya
osmolalitas serum yang rendah menekan ADH, sehingga reabsorbsi air di
tubulus ginjal dihambat, dan konsentrasi urin menurun.6
Penghitungan nilai osmolalitas serum dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan ginjal dalam memekatkan urin, untuk memonitor perjalanan
penyakit ginjal, memonitor terapi cairan dan elektrolit, menentukan diagnosis
hipernatremia/hiponatremia, serta menilai fungsi sekresi ginjal terhadap respon
ADH. 3

Gambar 2 . Mekanisme aliran balik


Sumber : Lillian, MA, Kristy Shanahan, Urinalysis and Body Fluids. 2th, ED. Lippincott
Williams and Wilkins, 2011, Philadelphia, PA 19106 USA

Pemeriksaan osmolalitas serum menggunakan alat dapat dilakukan dengan


4 metode, yaitu colloid osmotic pressure, boiling-point elevation, freezing-point
depression (paling sering digunakan), maupun vapor-pressure depression.
Freezing-point depression osmometer merupakan alat yang sering digunakan

Tutorial Kimia Klinik 3


dalam pemeriksaan osmolalitas serum karena memiliki kelebihan dalam hal
efisiensi waktu (60 detik), sampel yang dibutuhkan sedikit (20 µL). Makalah
ini akan membahas pemeriksaan kadar osmolalitas serum menggunakan metode
freezing-point depression. Setiap cairan mempunyai suhu beku tertentu. Jika
suatu cairan digunakan sebagai pelarut, dapat diamati bahwa titik beku larutan
tersebut ternyata selalu lebih rendah dibandingkan titik beku cairan murninya
(pelarut). Hal ini mengakibatkan penurunan titik beku larutan. Adanya zat
terlarut menyebabkan viskositas pelarut semakin tinggi, sehingga untuk
mengubah pelarut dari fase cair menjadi fase padat diperlukan usaha ekstra. 5-7

II. TUJUAN
Tujuan tutorial ini adalah sebagai tes fungsi tubulus ginjal dengan
menggunakan alat osmomter metode Freezing point depression.

III. METODE KERJA


A. Pra Analitik
1. Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
2. Persiapan sampel :
Sampel yang digunakan pada pemeriksaan ini menggunakan serum
sebanyak 20 µL. Serum dapat disimpan selama 48 jam pada suhu ruang
20oC – 37oC. Namun, sampel tetap direkomendasikan untuk segera
dilakukan pemeriksaan segera (sekitar 60 menit dari waktu sampling)
sampai dengan 24 jam kemudian..8

3. Alat dan Bahan


a. Alat
Pemeriksaan osmolalitas serum ini menggunakan Advanced Osmo1
micro osmometer

Tutorial Kimia Klinik 4


Gambar 3. Advanced Osmo1 Micro Osmometer
Sumber : http://www.aicompanies.com/product/osmo1-single-sample-micro-
osmometer/#features

b. Reagen
Prosedur sederhana untuk persiapan reagen standar pemeriksaan
osmolalitas adalah sebagai berikut:
i. Reagent-grade NaCl dipanaskan pada suhu 200oC selama 1
malam untuk membuang air yang terdapat di dalam kristal.
ii. Setelah didinginkan, kemudian campurkan NaCl tersebut sesuai
jumlah osmolalitas yang diharapkan dengan 1 kg aquadest.
iii. Reagen standar disimpan didalam botol kaca ataupun polietilen
yang bersih.
iv. Reagen stabil selama 3-6 bulan pada suhu ruang. 8

B. Analitik
1. Prinsip
Freezing-point depression merupakan proses turunnya titik beku cairan
apabila ditambahkan suatu zat terlarut. Hal ini bergantung pada
besarnya jumlah partikel terlarut di dalam cairan tersebut, yang
dinamakan sebagai properti koligatif. Sebagai contoh, air membeku
pada 0oC. 9
2. Cara Kerja

Tutorial Kimia Klinik 5


a. Scan barcode sampel
b. Aspirasi sampel 20 cc, lalu tempatkan sampel pada tempat peletakan
sampel di alat.
c. Masukkan ke dalam sistem. Pemeriksaan berlangsung secara
otomatis dan hasil akan didapatkan setelah 60 detik.
Prinsip pemeriksaan freezing-point depression adalah sebagai berikut :
a. Sampel didinginkan dalam cairan antifreeze pada suhu -5oC di
dalam lemari pendingin atau dengan alat pendingin termolektrik.
b. Suhu sampel akan turun di bawah keseimbangan titik beku. Hal ini
disebabkan lambatnya pembentukan kristal es.
c. Proses kristalisasi dipicu oleh pengadukan dengan menggunakan
probe. Setelah kristal terbentuk, molekul air tambahan akan segera
menempel pada kristal tersebut.
d. Panas dilepaskan dalam proses pembekuan dan meningkatkan suhu
sampel hingga proses pembekuan berhenti dan tercapai
keseimbangan suhu.
e. Suhu diukur pada fase plato saat panas dihilangkan oleh cairan
pendingin. Suhu tersebut merupakan titik beku cairan dan terkait
dengan osmolalitas. Suhu plato diukur dengan termistor elektronik
dan dikonversikan sebagai miliosmol per kilogram (1 mOsm solut
menurunkan freezing point hingga 0,001858oC).9

Tutorial Kimia Klinik 6


Gambar 4. Prinsip freezing point depression
Sumber : http://www.aicompanies.com/product/osmo1-single-sample-micro-
osmometer/#features

C. Pasca Analitik
1. Nilai rujukan
Hasil pengukuran kadar osmolalitas dinyatakan dalam satuan mOsm/kg
H2O. Kadar normal berkisar antara 285-310 mOsm/kg H2O. 10
2. Linearitas
Alat ini dapat mengukur kadar osmolalitas pada rentang nilai 0-2000
mOsm/kg H2O. 10
.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fitriani Mangarengi, Tes laboratorium penyakit ginjal dan infeksi saluran


kemih, dalam Buku Ajar Urologi, Fakultas Kedokteran UNHAS. 2010.

2. Gowda S, Desai PB, Kulkarni SS, Hull W, Math AAK, Vemekar SN,
Markers of renal function test. N Am J Med Sci.2010

3. Lillian, MA, Kristy Shanahan, Urinalysis and Body Fluids. 2th, ED.
Lippincott Williams and Wilkins, 2011, Philadelphia, PA 19106 USA, p :
19-21

Tutorial Kimia Klinik 7


4. Strasinger S.K., Di Lorenzo M.S., 2008. Urinalysis and Body Fluids. 5th
Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia. pp: 22-24.

5. Kaplan L.A., Pesce A.J. 1989. Clinical Chemistry. Theory, analysis , and
correlation. Mosby Company. USA. pp: 879-881.

6. Baron, DN, Gangguan Keseimbangan Air dan Natrium serta Pemeriksaan


Osmolalitas, Edisi 4, EGC, 2013 . pp : 23 - 46.

7. Anonim, Refrigerated and Room Temperature Storage Stability of Serum


Osmolality Measurements. 2009, http://www.aicompanies.com/wp-
content/uploads/2015/12/OsmolalityStabilityAAACCPoster2009.pdf

8. Anonim, Advanced Osmo1 Micro-osmometer, 2013


http://www.aicompanies.com/product/osmo1-single-sample-micro-
osmometer/#features

9. Anonim, Experiment 12-Freezing Point of Solutions, 2012


http://www.lahc.edu/classes/chemistry/arias/Exp%2012%20-
%20Freezing%20Point.pdf

10. Garry E., Pesta M., Zampa N. Performance characteristics of a new


single-sample freezing point depression osmometer, 2007.
http://www.aicompanies.com/wp-content/uploads/2015/12/3320-
Brochure-1.pdf

Tutorial Kimia Klinik 8

Anda mungkin juga menyukai