DISUSUN OLEH :
I. TUJUAN ............................................................................................................. 1
3.1.Alat ................................................................................................................ 3
3.2.Bahan ............................................................................................................. 3
4.3.Pembahasan ................................................................................................... 9
V.KESIMPULAN ................................................................................................ 15
5.1.Kesimpulan .................................................................................................. 15
5.2.Saran ............................................................................................................ 15
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17
ii
PENENTUAN KADAR KLOR AKTIF DALAM BAHAN PEMUTIH
DENGAN TITRASI IODIMETRI
I. TUJUAN
1.1.Mempelajari metode titrasi redoks iodo-iodimetri.
1.2.Menentukan kadar klor aktif (OCl- ) dalam bahan pemutih.
1
2
Titrasi iodometri adalah salah satu jenis titrasi redoks yang melibatkan
iodium. Titrasi ini merupakan jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan
salah satunya untuk senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O.
Titrasi iodimetri adalah titrasi redoks menggunakan I2 yang digunakan langsung
dalam wujud I2 dan disebut juga reaksi langsung. Larutan standar natrium tiosulfat
(Na2S2O3) sering digunakan dalam iodometri. Potensial oksidasi reaksinya adalah
0,535 volt (Padmaningrum, 2008).
Titrasi Iodium juga merupakan salah satu metode analisis yang dapat
digunakan dalam menghitung kadar Vitamin C. Titrasi ini memakai Iodium sebagai
oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai indikatornya.
Dimana, suatu larutan vitamin C (asam askorbat) sebagai reduktor dioksidasi oleh
Iodium, sesudah vitamin C dalam sampel habis teroksidasi, kelebihan Iodium akan
segera terdeteksi oleh kelebihan amilum yang dalam suasana basa berwarna biru
muda. Kadar vitamin C dapat diketahui dengan perhitungan 1ml 0,01 N larutan
Iodium = 0,88 mg asam askorbat. Kekurangan dari metode ini yaitu ketidak
akuratan nilai yang diperoleh karena vitamin C dapat dipengaruhi oleh zat lain
(Wijanarko, 2002).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.Alat
Alat yang digunakan pada percobaan penentuan kadar klor aktif dalam
bahan pemutih dengan titrasi iodimetri yaitu buret 50 mL, labu erlenmeyer 250 mL,
pipet seukuran 10 mL, gelas beker 100 mL, labu takar 100 mL, gelas takar 10 mL,
corong, penangas air, botol semprot, kertas saring, kaca arloji, kompor listrik,
blender, dan pipet tetes.
3.2.Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan penentuan kadar klor aktif dalam
bahan pemutih dengan titrasi iodimetri yaitu bahan pemutih, larutan I2, amilum,
asam asetat glasial, Na2S2O3, aquadest, K2Cr2O7, dan HCl 1M.
3.3.Skema Kerja
3.3.1.Pembuatan Reagen
Na2S2O3
Larutan Na2S2O3
0,1 M
3
4
K2Cr2O7
Larutan K2Cr2O7
0,01 N
KI
Larutan KI 10%
5
K2Cr2O7 dan
Na2S2O3
Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 10 mL KI 10%
ditambahkan
Perlakuan Pengamatan
4.2.Data Perhitungan
4.2.1.Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan Larutan K2Cr2O7 Secara
Iodo/Iodimetri
Diketahui: V1 = 0,9 mL
V2 = 1,2 mL
V3 = 1,2 mL
Vrataan = 1,1 mL
V = 20 mL, N = 0,01 N
Ditanya: M....?
Jawab: V1 . N1 = V2 . N2
20 . 0,01 = 1,1 . N2
0,2 = 1,1 N2
N2 = 0,18 N
M = 0,09 M
4.2.2.Penentuan Kadar Klor Aktif dalam Bahan Pemutih
Diketahui: V1 = 12 mL
V2 = 14 mL
V3 = 13 mL
Vrataan = 13 mL
Ditanya: % OCl-....?
Jawab: n S2O32- = 0,09 M x 13 mL
= 1,17 mmol
% OCl- = n x Mr x 100%
= 5,85x10-4 mol x 74,5 g/mol x 100%
= 0,0436 x 100%
= 4,36%
9
4.3.Pembahasan
Titrasi merupakan suatu proses analisis untuk mengetahui komponen yang
tidak dikenal dalam larutan dengan menambahkan suatu volume larutan standar
(Underwood, 1999). Titrasi redoks (reduksi-oksidasi) merupakan salah satu contoh
titrasi yang mengacu pada setiap perubahan kimia yang mengalami penurunan dan
kenaikan oksidasi dan reduksi dari penitran dan analit (yang dititrasi). Titrasi redoks
terdapat beberapa macam diantaranya yaitu titrasi permanganometri, kromatometri,
cenmetri, iodometri, iodimetri, bramometri, bromametri, dan nitrimetri. Titrasi
iodometri dan iodimetri merupakan titrasi reduksi-oksidasi. Titrasi iodometri
termasuk ke dalam titrasi tidak langsung, sedangkan titrasi iodimetri merupakan
titrasi langsung (Keenan, 1982).
Titrasi iodometri adalah salah satu jenis titrasi redoks yang melibatkan
iodium. Titrasi ini merupakan jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan
salah satunya untuk senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O
(Padmaningrum, 2008). Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks yang
menggunakan larutan standar I2 sebagai titran dalam suasana netral atau sedikit
asam. Titrasi tersebut juga dapat dikatakan dengan titrasi langsung karena dalam
proses titrasi ini I2 berfungsi sebagai pereaksi. Titrasi iodimetri dilakukan dalam
keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah sampai basa lemah (Danang, 2019).
Gambar 4.3.1
Larutan K2CrO7 dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer
I2 + 2e- → 2I-
Hasil dari percobaan tidak sesuai dengan referensi (Irfan, 2000) yang
menyatakan bahwa nilai normalitas yang benar sebesar 0,1 N. Hal tersebut
berbeda dikarenakan penentuan pemberhentian titrasi perubahan warna yang
kurang tepat.
4.3.2.Penentuan Kadar Klor Aktif dalam Bahan Pemutih
Percobaan kedua yaitu penentuan kadar klor aktif dalam bahan pemutih
dilakukan dengan cara diambil 10 mL bahan pemutih dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 250 mL. Kemudian diencerkan sampai tanda batas dan diambil 10 mL
larutan bahan pemutih yang telah dibuat. Setelah itu, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, ditambahkan HCl pekat 5 mL untuk memberikan suasana asam, 4
mL larutan KI 10% sebagai oksidator yang akan mengubah iodium menjadi
iodida, 8 mL aquades untuk memperkecil konsentrasi, dan ditambahkan
indikator amilum 2 mL sebagai indikator warna untuk memperjelas perubahan
warna serta untuk mengikat I2 untuk membentuk senyawa kompleks.
Selanjutnya dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M sebagai titran hingga warna
biru kehitaman menghilang. Lalu, dicatat volume Na2S2O3 0,1 M yang
diperlukan, diulangi langkah titrasi hingga diperoleh 3 set data pengulangan, dan
ditentukan kadar klor aktif dalam bahan pemutih tersebut.
13
HOCl → H+ + (OCl)-
Hasil dari percobaan tidak sesuai dengan referensi (Rivai, 2006) yang
menyatakan bahwa cairan pemutih pakaian mengandung bahan aktif NaClO
yang umumnya mempunyai kadar 5,25%. Ketidaksesuaian ini dapat diakibatkan
karena titrasi yang dilakukan kurang cepat sehingga banyak iodium yang
menguap teroksidasi ke udara.
V. KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan, perhitungan, dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
5.2.Saran
Percobaan penentuan kadar klor aktif dalam bahan pemutih dengan titrasi
iodimetri harus dilakukan dengan hati-hati pada saat kita menambahkan larutan dan
juga harus dilakukan dengan teliti pada saat kita melihat volume larutan ataupun
menghitung kadar dari klor aktif dalam bahan pemutih agar hasilnya tepat dan
akurat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Pembuatan Reagen
1. Larutan Na2S2O3
Diketahui :
M = 0,1 M
V = 100 mL
Mr Na2S2O3 = 158
Jawab:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀 = 𝑥
𝑀𝑟 𝑉
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
0,1 𝑥 158 𝑥 100
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
1580
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,58 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Larutan K2Cr2O7
Diketahui :
M = 0,01 N
V = 100 mL
Mr K2Cr2O7 = 294
Jawab:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀 = 𝑥
𝑀𝑟 𝑉
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
0,01 𝑥 294 𝑥 100
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
294
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,294 𝑔𝑟𝑎𝑚
17
3. Larutan KI
Diketahui:
% zat terlarut = 10%
V = 100 mL
Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 𝑥 100%
𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
% 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 =
100%
10% 𝑥 100
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 =
100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
18
Jawaban Pertanyaan:
1. Fungsi penambahan tiap reaktan:
- HCl: untuk memberikan suasana asam.
- Amilum: sebagai indikator untuk memperjelas titik akhir titrasi.
- KI: sebagai agen pereduksi I2 menjadi 2I-.
- Aquades: untuk menurunkan konsentrasi kepekatan larutan dengan
pengenceran.
- Bahan pemutih : sebagai klor aktif.
- K2Cr2O7: sebagai larutan standar primer.
19