A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Standarisasi larutan Na2S2O3 0.1N dengan K2Cr2O7.
2. Penetapan Klor aktif dalam tepung pemutih.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a.Buret
b.Erlenmeyer
c. Corong kaca
d.Gelas kimia
e.Gelas ukur
f. Klem
g.Labu ukur
h.Neraca analitik
i. Pipet tetes
j. Spatula
k. Statif
2. Bahan
a.Alumunium foil
b.Aquades
c. Kertas Label
d.Larutan amilum
e.Larutan asam asetat glacial
f. Larutan HCl pekat
g.Larutan K2Cr2O7 0.1N
h.Larutan KI 0.5N
i. Larutan KI 5%
j. Larutan Na2S2O3 0.1N
k. Serbuk Kaporit
l. Tisu
C. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Distandarisasi larutan Na2S2O3 0.1N.
a.Dimasukkan 5ml K2Cr2O7 0.1N, lalu diencerkan jadi 25ml.
b.Diambil 10 ml larutan, ditambahkan 3ml HCl pekat, ditambahkan 10ml KI 0.5N,
dan ditambahkan 1 pipet amilum.
c. Dimasukkan Na2S2O3 0.1N kedalam buret, lalu dititrasi larutan hingga berubah
warna menjai warna hijau.
d.Dicatat volume Na2S2O3 0.1N yang digunakan.
3. Ditetapkan kadar klor aktif.
a.Ditimbang 0.25gram kaporit dan diencerkan kedalam labu ukur 25ml.
b.Dimasukkan 25ml larutan kaporit, ditambahkan 2ml aquades, ditambahkan
10ml KI 5%, ditambahkan 10ml asam asetat glacial, dan ditambahkan 1 pipet
amilum.
c. Dimasukkan Na2S2O3 0.1N kedalam buret, lalu dititrasi larutan hingga berubah
warna menjai warna kuning atau putih keruh.
d.Dicatat volume Na2S2O3 0.1N yang digunakan.
4. Dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula alat yang telah selesai digunakan.
2. Analisis Data
3. Pembahasan
Praktikum kali ini tentang titrasi redoks penetralan klor aktif. Adapun tujuan dari
praktikum kali ini melakukan standarisasi larutan Na2S2O3 0.1N dengan K2Cr2O7 dan
menetapkan Klor aktif dalam tepung pemutih. Titrasi redoks merupakan salah satu
metode volumetri yang didasarkan pada reaksi reduksi-oksidasi antara analit dan titrant.
Bila analit/sampel berupa reduktor, maka titran harus berupa oksidator, dan sebaliknya
apabila analit berupa oksidator maka titran harus berupa reduktor (Sulistyarti, 2021:
77). Larutan Natrium Tiosulfat merupakan larutan standar yang digunakan dalam
kebanyakan proses iodometri. Larutan ini biasanya dibuat dari garam pentahidratnya
(Na2S2O3.5H2O). Garam ini mempunyai berat ekivalen yang sama dengan berat
molekulnya (248,17) maka dari segi ketelitian penimbangan, hal ini menguntungkan.
Larutan ini perlu distandarisasi karena bersifat tidak stabil pada keadaan biasa (pada
saat penimbangan) (Silviana, 2019: 143).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Standarisasi larutan Na2S2O3 0.1N dengan K2Cr2O7 diproleh konsentrasi normalitas
sesungguhnya dari Na2S2O3 adalah 0.025N.
2. Penetapan klor aktif dalam tepung pemutih diproleh kadar klor aktif sebesar 22,88%.
Damayanti, P.V., Prasetia, I.G.N.J.A. (2021). Pengaruh Suhu terhadap Stabilitas Larutan Vitamin C
(Acidum ascorbicum) dengan Metode Titrasi Iodometri. Jurnal Ilmu Farmasi. 12(2): 17-20.
Herawati, D., Yuntarso, A.(2017). Penentuan Dosis Kaporit Sebagai Desinfektan Dalam Menyisihkan
Konsentrasi Ammonium Pada Air Kolam Renang. Jurnal SainHealth. 1(2): 66-74.
Samsuar., Mariana, F., Setyowati, M.(2017). Analisis Kadar Klorin (Cl2) Sebagai Pemutih Pada Rumput
Laut(Eucheuma Cottonii) Yang Beredar di Lampung. Jurnal Farmasi Lampung. 6(2): 13-22.
Silviana, E., Fauziah., Adriani, A.(2019). The Comparison Of Potassium Iodate Concentration In Jangka
Salt of Matang Glumpang Dua Production From The Cooking and Natural Drying Process By
Iodometri Method. Lantanida Journal. 7(2): 101-193.
Sulistyati, H., Mulyasuryani, A.(2021). Kimia Analisis Kuantitatif Dasar. Malang: UB Press.