Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA DASAR

Kelompok 5

IODOMETRI

Disusun oleh :

1. Dinda Dhia Puspa (332198422059)

2. Maydyiah Rahmawati (332198422082)

STIKES IKIFA
2022

1
Daftar isi
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................
1. Rumus masalah .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
2. Definisi Iodometri....................................................................................
3. Prinsip Iodometri ...................................................................................
4. Titik Ekuivalen dan Titik Akhir Iodometri..........................................
5. Prosedur Kerja Iodometri ...................................................................
6. Indikator Iodometri................................................................................
7. Cara Pembuatan LBP, LBS, SAMPEL Iodometri...............................
8. Prosedur Pembakuan dan Penetapan Kadar Iodometri……….9
9. Contoh Perhitungan Iodometri………………..…………..…..10
BAB III PENUTUP...................................................................................
10. Daftar Pustaka…………………………………………………11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Rumus masalah
1. Definisi Iodometri
2. Prinsip Iodometri
3. Titik Ekuivalen dan Titik Akhir Iodometri
4. Prosedur Kerja Iodometri
5. Indikator Iodometri
6. Cara Pembuatan LBP, LBS, SAMPEL Iodometri
7. Prosedur Pembakuan dan Penetapan Kadar Iodometri
8. Contoh Perhitungan Iodometri

3
BAB II
PEMBAHASAN

2. Definisi Iodometri

Iodometri adalah analisis titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang
bersifat oksidator seperti besi (III), tembaga (II), di mana zat ini akan
mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang
terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat.
Titrasi Iodometri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi
oksidasi reduksi.

3. Prinsip Iodometri

titrasi redoks bekerja dengan berdasar pada proses pemindahan dari elektron
analit juga titran. Jika suatu senyawa mudah direduksi alias dapat dipakai
sebagai zat pengoksidasi yang kuat, biasanya nilai positifnya pun tinggi untuk
direduksi. Senyawa ini juga bisa menghilangkan elektron dari zat-zat yang
potensi direduksinya lebih rendah.
Perbedaan inilah yang akan mempengaruhi proses pemindahan elektron itu
tadi. Jadi, titrasi iodometri ini akan melihat saat zat dengan sifat reduksi tinggi
mengoksidasi zat dengan sifat reduksi lebih rendah. Selisihnya akan
menunjukkan kadar zat itu sendiri dalam proses titrasi yang memakai metode
ini.

4
Titrasi iodometri ( redoksimetri ) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak
langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium
yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3. Cara ini digunakan
untuk penentuan oksidator. Pada oksidator ditambahkan larutan Kl dan asam
sehingga akan terbentuk iodium yang akan dititrasi dengan Na2S2O3. Sebagai
indicator, diguanakan larutan kanji. Titik akhir titrasi pada iodometri apabila
warna biru telah hilang.

4. Titik Ekuivalen dan Titik Akhir Iodometri

a. Titik Ekuivalen

Titik ekivalen ditunjukkan dengan indikator amilum yang memberi warna


biru dengan iod. Dengan iodometri dapat ditentukan kadar zat-zat yang dapat
bereaksi dengan iod atau zat-zat yang bereaksi dengan iodide (KI)
membebaskan iod.

b. Titik Akhir

Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna biru menjadi larutan
bening (dari warna biru sampai warna biru hilang.Jadi penambahan amilum
yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum
tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi
untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera
mungkin, hal ini disebabkan sifat I2yang mudah menguap. Pada titik akhir
titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru

5
mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Penggunaan indikator ini
untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir
titrasi. Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan.
Kompleks iodium-amilum memiliki kelarutan yang kecil dalam air, sehingga
umumnya ditambahkan pada titik akhir titrasi.persamaan massa kayu masa
oksigen = masa abu + massa oksida + massa air + massa asap.

5. Prosedur Kerja Iodometri

Penetapan konsentrasi/pembakuan Na2S2O3 0.1 N dengan baku primer K2Cr2O7

• Di buat 100ml larutan baku primer K2Cr2O7 0.1 N

• Di buat 10ml larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer

• Di buat 5ml larutan tersebut HCL pekat dan Kl 10% 5ml

• Larutan di titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N didalam buret dari warna kuning
coklat tua mnejadi kuning muda

• Ditambahkan larutan amilum sebagai indicator

• Titrasi dilanjutkan sampai titik akhir ( hijau terang atau toska )

• Percobaan dilakukan minimal 3x

6
5. Indikator Iodometri

Pada proses titrasi untuk penentuan titik akhir umumnya digunakan suatu
indicator. Indicator yang digunakan pada titrasi iodometri untuk penentuan
kadar KIO3 adalah indicator amilum. Pemberian indicator amilum ini
bertujuan untuk memperjelas titik akhir dari titrasi. Pemakaian indicator
amilum dapat memberikan warna biru gelap dari komplek iodin-amilum
sehingga indicator ini bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk
iodin. Penambahan indicator amilum harus menunggu hingga titrasi
mendeteksi sempurna, hal ini disebabkan bila pemberian indicator terlalu awal
maka ikatan antara ion dan amilum sangat kuat, amilum akan membungkus iod
sehingga iod sukar lepas, akibatnya warna biru sukar hilang dan titik akhir
titrasi tidak kelihatan tajam lagi. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan
hilangnya warna biru dari larutan yang di titrasi.

Iodin sebenarnya dapat bertindak sebagai indicator bagi dirinya sendiri. Iodin
juga dapat memberikan warna ungu atau violet untuk zat-zat pelarut seperti
CCI4 dan kloroform sehingga kondisi ini dapat dipergunakan dalam
mendeteksi titik akhir dari titrasi.Nah, sekarang kita akan menghitung berapa
gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja
36 gram.

7. Cara Pembuatan LBS, LBP, SAMPEL Iodometri

1.Buat LBS Na2S2O3 X 7H2O 0,1 N 250ml dari sediaan Na2S2O3 X 7H2O 0,5 N

2. Buat LBP KIO3 0,1 N 100ml

3. Buat sample larutan NaCIO ~ 0,1 N 100ml

7
1. Cara kerja pembuatan LBS

Na2S2O3 X 7H2O 0.1 N 250ml

1. Tuang 50ml Na2S2O3 0,1 N Kedalam gelas ukur


2. kemudian dimasukkan Na2S2O3 0,1 N Kedalam labu ukur 250ml tambahkan
aquadest sedikit demi sedikit ( sambil dikocok) ad batas tanda
3. lalu dikocok ad homogen

2. Cara kerja pembuatan LBP

KIO3 0,1N 100ml

1. Pipet 25ml larutan KIO3 ( dari sediaan botol sesuai etiket 14, 2810 g/L )

2. Masukkan ke dalam labu ukur 100ml, tambahkan aquadest ad batas tanda

3. Larutan dikocok ad homogen

3. Pembuatan sample larutan bayclin


1. Pipet 10ml larutan NaClO (dari sediaan kadar yang diperkirakan 5,25% )
2. Masukkan ke dalam labu ukur 100ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit
demi sedikit ( sambil dikocok ) ad batas tanda
3. Lalu kocok ad homogen

8
8. Prosedur Pembakuan dan Penetapan Kadar Iodometri

 Pembakuan Na2S2O3
Timbang seksama 100 mg KIO3, tambahkan 300 mg KI dan 10 ml asam
sulfat encer. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna kuning muda.
Tambahkan indikator kanji titrasi kembali sampai timbul perubahan warna.
Lakukan duplo. Hitung normalitas Na2S2O3.

 Pembakuan larutan titer I2 dengan Na2S2O3


Pipet 15,0 ml larutan Na2S2O3 yang telah dibakukan, masukkan dalam
erlemeyer tambahkan indikator kanji, titrasi dengan larutan I2 sampai
berwarna biru. Lakukan duplo. Hitung normalitas I2.

 Penetapan kadar
Timbang seksama 150 mg sampel, masukkan dalam erlemeyer 100 ml
tambahkan 5 ml larutan asam sulfat encer, titrasi dengan I2 0,1 N dengan
indikator amilum hingga warna biru. Lakukan titrasi duplo, tetapkan kadar
sampel.

9
9. Contoh Perhitungan Iodometri

Pada pembuatan Na2SO3 : larutan iodin 15 ml 0,1 M dimasukkan ke


Erlenmeyer, tambahkan beberapa tetes indikator amilum, titrasilah dengan larutan
Na2SO3 sampai tidak berwarna (didapatkan V Na2S2O3 = 22 ml).

Diketahui :

Pembuatan Na2S2O3 :

V I2 = 15 ml

M I2 = 0,1 M

V Na2S2O3 = 22 ml

Jawab :

Standarisasi Na2S2O3 terhadap I2

V1.N1 = V2.N2

15 x 0,1 = 22 x N2

1,5
N2 = 22 = 0,07 N

10
BAB III

PENUTUP

10. Daftar Pustaka


1. https://hyprowira.com/blog/titrasi-iodometri
2. https://www.temukanpengertian.com/2016/02/pengertian-lodometri.html
3. https://www.slideshare.net/ridhafaturachmi/titrasi-iodometri
4. https://www.coursehero.com/file/20719097/IODOMETRI/
5. http://repository.unimus.ac.id/764/3/4.%20SKRIPSI%20-%20BAB%20II.pdf
6. https://www.slideshare.net/salmarubiani/iodometri
7. https://niszk-pharmacy.blogspot.com/2016/09/laporan-iodometri.html?m=1
8. https://onlinelearning.uhamka.ac.id/mod/resource/view.php?id=308942
9. https://id.scribd.com/presentation/381692074/Contoh-Soal-Iodometri-Dan-
Iodimetri

11

Anda mungkin juga menyukai