INDIKATOR
REDOKS
DEFINISI
• Sebagai contoh, larutan kalium permanganate memiliki warna yang begitu gelap sehingga
sedikit saja kelebihan dari reagen ini dalam sebuah titrasi dapat secara mudah terdeteksi.
• suatu substansi yang bereaksi dengan cara yang spesifik dengan salah satu dari reagen-reagennya dalam suatu
titrasi yang menghasilkan warna. Contoh-contohnya adala kanji, yang menghasilkan warna biru gelap dengan
iodine dan ion tiosianat, yang mengasilkan warna merah dengan ion besi (III).
Indicator-indikator luar atau spot test
• dipergunakan ketika indicator internal belum tersedia. Ion ferrisianida dipergunakan untuk mendeteksi ion
besi (II) melalui pembentukan besi (II) ferrisianida (biru Turnbull) pada sebuah piringan di luar bejana titrasi.
Iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksi lebih tinggi dari sistem
larutan iodin. Iodin merupakan oksidator yang lemah dengan nilai potensial
oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodin akan direduksi
menjadi iodida (Rohman, 2007).
Metode ini cukup akurat karena titik akhirnya cukup jelas sehingga
memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang encer, yaitu 0,001N. Namun
jarang dilakukan karena iodin merupakan oksidator lemah (Bassett,1994).
SENYAWA IODINE
Senyawa- senyawa iodine yang penting yaitu :
a. Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan pada
garam dapur agar tubuh kita memeperoleh iodine
b. Iodoform (CHI3) suatu zat organic yang penting
c. Perak Iodida (AgI) yang juga di gunakan dalam
film fotografi.
LARUTAN PENTITER
Pada titrasi iodimetri, digunakan larutan iodin sebagai larutan titer. Iodin adalah oksidator
lemah sedangkan iodida merupakan reduktor lemah. Iodin hanya larut sedikit dalam air,
namun larut dalam larutan yang mengandung ion iodida.
Larutan iodin standar dapat dibuat dengan melarutkan iodin dengan larutan KI pekat. Karena
iodin mudah menguap, maka larutan ini harus dibakukan dengan Natrium tiosulfat
(Na2S2O3) segera sebelum akan digunakan (Day, 2002).
Kelemahan pelarut beriodida adalah ion ini dapat teroksidasi oleh O2 dari udara yang
dipercepat reaksinya dalam suasana asam atau oleh adanya cahaya, tetapi bersifat lambat
dalam suasana netral.
Selain itu, senyawa iodida (biasanya KI) yang digunakan dipersyaratkan agar bebas iodat
(karena iodat bereaksi dengan I- dalam suasana asam dengan membentuk I2). Persyaratan
harus dipenuhi bila larutan I2 dalam KI akan digunakan sebagai larutan baku (Mulyono,
2006).
LARUTAN BAKU
Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah
natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat
Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara
langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium
thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (Day & Underwood, 1981)
Penggunaan air yang masih mengandung CO2 sebagai pelarut, akan menyebabkan
peruraian S2O32- membentuk belerang bebas. Belerang ini menyebabkan
kekeruhan. Terjadinya peruraian dan kekeruhan itu juga dapat dipicu bakteri
Thiobacillus thioparus, yaitu bakteri yang memakan belerang dan jika masuk ke
larutan akan menghasilkan hasil metabolit berupa belerang koloidal. Belerang ini
yang akan menyebabkan kekeruhan, dan bila timbul kekeruhan larutan harus
dibuang.
REAKSI IODIMETRI
Dalam metode ini, suatu zat reduksi dititrasi secara langsung oleh
larutan iodium baku, misalnya pada titrasi Na2S2O3 oleh I2, dengan
reaksi :
Asam askorbat
Natrium askorbat
Natrium tiosulfat
CONTOH
PERHITUNGAN
Asam askorbat pada tablet vitamin C ditentukan kadarnya
secara iodimetri dengan larutan I2 0,1 M dan indikator amilum.
Sebanyak 500 mg vitamin C dilarutkan hingga 100 ml dengan
aquades. Kemudian larutan vit C diambil 25 ml dan
ditambahkan dengan 5 ml H2SO4 1%. Jika larutan air jeruk
berubah menjadi coklat kehitaman ketika penambahan larutan
I2 sebanyak 0,65 ml, Hitunglah kadar asam askorbat pada air
jeruk.
CON’T
Langkah Pengamatan
Air jeruk + aquades Larutan berwarna kuning
Air jeruk + aquades + H2SO4 1% Larutan berwarna kuning
Air jeruk + aquades + H2SO4 1% + Larutan berwarna kuning
indikator amilum
Air jeruk + aquades + H2SO4 1% + Larutan berwarna kuning
indikator amilum + I2
Air jeruk + aquades + H2SO4 1% + Larutan berwarna coklat kehitaman
indikator amilum + I2 (berlebih)
CON’T
N(I2) = 0,1 N
V(I2) = 5 ml
BE vit C = 8,806 mg/ekuivalen
TITRASI
IODOMETRI
PRINSIP
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung
dan digunakan untuk menetapkan senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi
lebih besar dari sistem iodium-iodida atau
senyawa-senyawa yang bersifat oksidator
seperti CuSO4.5H2O.
Timbang 0,781 gram cupri sulfat (CuSO4) menggunakan gelas arloji dan
neraca analitik
Larutkan dengan aquades dalam gelas bekker hingga menjadi larutan
homogen
Masukkan kedalam labu ukur 50 ml dan encerkan dengan aquades hingga
tanda garis
Kocok hingga menjadi larutan homogen
Ambil sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet gondok 10 ml
Masukkan dalam erlenmeyer 250 ml tambahkan larutan KI 10% sebanyak
5 ml dan H2SO4 4N sebanyak 10 ml. Larutkan sampai menjadi homogen
CON’T
Tutup dengan plastik dan simpan ditempat yang gelap selama 3 menit
Siapkan larutan thiosulfat sebagai larutan titran dalam buret
Lakukan titrasi hingga terjadi perubahan warna dari warna coklat tua
menjadi warna kuning kehijauan.
Tambahkan amilum 3-5 tetes sampai terjadi perubahan warna dari kuning
kehijauan menjadi biru tua
Lakukan titrasi kembali sampai warnanya berubah menjadi putih susu
Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
Catat volume thiosulfat yang dipakai dan jumlahkan jumlah rata-rata dari
ketiga titrasi tadi
HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Menghindari pH rendah.
Thiosulphate (-) stabil pada
kondisi asam
S2O32- + 2H+ H2SO3 + S
I- pada pH rendah : teroksidasi
oleh O2 I2 (fenomena Oxygen
Error)
O2 + 4I- + 4H+ ↔2I2 + 2H2O
Pencegahan :
Suasana atm inert
Penambahan CO2 padat atau NaHCO3
I2 dalam suasana basa (pH >8)
I2 + 2OH- IO-(ion hipoiodit) + I- + H2O
3IO- 2I- + IO3- (ion iodat)
Akibat : V titran turun kesalahan hingga 4% terjadi pada pH
sekitar 11,5
Amilum ditambah menjelang akhir reaksi
titrasi
Indikator : Warna kuning muda ( jingga
coklat, (+) I2 dalam jumlah banyak)
Alasan :
Disosiasi kompleks I2- amilum lambat
I2 banyak diikat
Menghindari hidrolisis amilum dalam
media asam.
Dilakukan cepat untuk menghindari oksidasi
I- oleh udara bebas
Dikocok
Tujuan : Menghindari penumpukan tiosulfat pada
area tertentu
Jika (+) dekomposisi tiosulfat menghasilkan
belerang.
Indikator : (+) belerang dan
larutan menjadi bersifat koloid
(tampak keruh oleh kehadiran
S).
S2O32- + 2H+ -> H2SO3 + S
I- ditambah berlebih
Tujuan : Semua analit tereduksi
Akurat
Kelebihan I- : Kelarutan
n.b : Titrasi lebih lanjut karena I- dapat
teroksidasi oleh udara menjadi I2
BAHAN BAKU
OBAT YANG
DITITRASI
IODOMETRI
VITAMIN C
Berdasarkan NP VI th 1956
IODATOMETRI
Iodatometri merupakan titrasi yang dilakukan secara langsung
dengan menggunakan larutan KIO3 sebagai titran & senyawa
pereduksi sebagai titran dlm suasana asam (0.1-2.0 M atau >
3M).
Iodat adalah oksidator yang lebih kuat daripada iodium.
Reaksi oksidasinya berlangsung dalam suasana asam dan iod
yang terbentuk ditunjukkan dengan indikator.
Reaksi antara KIO3 dan agen pereduksi seperti ion iodida atau arsen
(III) oksida di larutan asam berhenti saat iodat direduksi menjadi iodin:
Dengan reduktan yang lebih kuat, seperti titanium (III) klorida, iodat
direduksi menjadi iodida:
Dalam larutan asam yang lebih kuat (5-6 M HCl) reduksi terjadi
menjadi iodin monoklorida.
Pembuatan KIO3