Anda di halaman 1dari 12

alkalimetri

A LV I C K Y A D H I M AT U R R I Z K Y
( 3 3 2 1 9 8 4 2 2 11 5 )
G I N A Y U L I TA ( 3 3 2 1 9 8 4 2 2 1 2 4 )
MOCHAMMAD MUMU NAJMUDIN
(332198422138)
alkalimetri
Alkalimetri merupakan cara penetralan jumlah
basa terlarut atau konsentrasi larutan basa
melalui titrimetric. Metode alkalimetri
merupakan reaksi penetralan asam dengan basa.
Titrasi asam-basa mentapkan beraneka ragam zat
yang bersifat asam dengan basa, baik organik
maupun anorganik.(Underwood, 2002)
01. TEORI TITRASI
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu,
dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang
sudah diketahui konsentrasinya secara tepat.

Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam


dan untuk digunakan penggunaan dengan indikator pH pada titik
ekivalen 4-10. Titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam basa
atau basa lemah jika penetralan adalah basa atau asam kuat
( Mulyono, 2006)
01. TEORI TITRASI
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warnanya
apabila pH lingkungannya berubah. Misalnya biru brom timol (bb)
dalam larutan asam ia berwarna kuning, tetapi dalam lingkungan
berwarna biru. Warna dalam keadaan asam dinamakan warna asam
dan indikator (kuning untuk bb) sedang warna yang ditunjukkan
dalam keadaan basa, setiap indikator asam-basa mempunyai
trayeknya sendiri. (vogel, 1994)
02.TITIK EKUIVALEN DAN TITIK AKHIR
TITRASI
TITIK TITIK AKHIR
EKUIVALEN
Titik Ekuivalen adalah titik sebenarnya di mana TITRASI
Titik akhir titrasi adalah titik dimana
reaksi kimia dalam campuran titrasi berakhir. terjadi perubahan warna. Biasanya, asam
Titrasi sering dilakukan untuk menentukan dan basa adalah larutan tidak berwarna.
konsentrasi suatu zat dalam cairan. Jika zat Oleh karena itu, untuk menentukan akhir
diketahui, kita dapat menggunakan titran reaksi netralisasi asam dengan basa
(larutan yang digunakan untuk menentukan digunakan indikator yang mampu
konsentrasi suatu komponen dalam campuran mengubah warna campuran reaksi dengan
cair) dengan konsentrasi yang diketahui yang perubahan pH.
dapat bereaksi dengan zat tersebut. Titran
disebut larutan standar karena molaritas
pastinya diketahui.
03. PROSEDUR KERJA
ALKALIMETRI 1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku
dimasukkan ke dalam buret
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah
(erlenmeyer). Ditempatkan tepat dibawah buret berisi
titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat,
misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri
tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan
tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah
wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan
sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam gelas kimia
menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir
titrasi. Hentikan titrasi!!
04. INDIKATOR ASAM BASA
Indikator asam basa adalah asam lemah atau
basa lemah (senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-molekulnya berbeda
dengan warna ion-ionnya.
Zat indikator dapat berupa asam atau basa
yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan
warna yang kuat. Indikator asam-basa terletak
pada titik ekivalen dan ukuran dari Ph.
05. PEMBUATAN LBS LBP SAMPEL
-Larutan Baku Sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menitrasi dengan larutan standar primer.
Contoh: Natrium Hidroksida, Asam Sulfat, dll

-Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.
Contoh: Kaliuim biftalat, Natrium klorida, Asam oksalat, dll.
• LBS • LBP • Sampel
Perhitungan LBS NaOH 0,1 N Perhitungan LBP Perhitungan Asetosal
Sediaan : 2N Berat = N x V x BE x BM Timbang 20tab = 3,88 g
V1 x N1 = V2 x N2 = 0,1 x 25 x 1/2 x 126 Berat rata-rata tab = 3,88g/20 = 0,1940 g
250 x 0,1 = V2 x 2N V2 = 12,5 ml = 157,5 mg = 0,1575 g
Pembuatan Sampel Asetosal
Pembuatan LBS NaOH 0,1 N Pembuatan LBP Asam Oksalat 1.Timbang seksama tab Asetosal
1.Diambil 12,5 ml NaOH 2N dengan gelas 1.Timbang seksama asam oksalat 2.Larutkan dengan 10ml etanol 95%
ukur sebanyak 0,1575 gram 3.Tambahkan aquadest secukupnya
2.Masukan ke dalam labu ukur 250ml 2.Masukan ke dalam erlenmeyer 4.Kocok ad homogen
3.Tambahkan aquadest ad 250ml 3.Larutkan menggunakan 25ml aquadest 5.Lakukan 3x
4.Kocok ad homogen ad larut
5.Masukan ke dalam buret 4.Lakukan 3x
Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar LBP :
• Memiliki kemurnian 100%
• Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan
(pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu
sebelum ditimbang.
• Mudah disapatkan (tersedia dimana-mana)
• Memiliki berat molekul yanga tinggi (MR), hal ini untuk menghindari
kesalahan relative pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yang
besar akan lebih mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan
dengan menimbang sejumlah kecil zat tertentu.

Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar LBS :


• Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku
• Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan
penimbangan Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan
06. PROSEDUR
PEMBAKUAN DAN
PENETAPAN
A. Pembakuan KADAR
Tujuan pembakuan untuk mengetahui konsentrasi larutan baku sekunder secara tepat.
Buat LBP dan LBS, kemudian larutan baku primer (LBP) akan di teteskan indikator yang
berfungsi untuk mengetahui kapan selesainya waktu titrasi. Kemudian larutan baku primer
(LBP) akan dititrasi dengan larutan baku sekunder (LBS) hingga larutan baku primer (LBP)
berubah warna (dilakukan sebanyak 3x). Kemudian tiap-tiap titrasi di catat volume larutan
baku sekunder yang terpakai.
B. Penetapan Kadar
Cara untuk menetapkan kadar yaitu sample pada erlenmeyer diteteskan dengan indikator,
kemudian titrasi dengan larutan baku sekunder (LBS) yang telah dibakukan sampai sample
berubah warna.
07. CONTOH PERHITUNGAN
• LBS • LBP N LBP = gram/Mr x 1000/ml x ekuivalen as.
Perhitungan LBS NaOH 0,1 N Perhitungan Asam Oksalat oksalat
Sediaan : 2N Berat = N x V x BE x BM = 0,1575/126 x 1000/100 x 2
V1 x N1 = V2 x N2 = 0,1 x 25 x 1/2 x 126 = 0,025 N
250 x 0,1 = V2 x 2N V2 = 12,5 ml = 157,5 mg = 0,1575 g

• Pembakuan LBS • Kadar Sampel


=V1 x N1 = V2 x N2 =V (ml) x N x BE sample/ Massa sampel (mg) x 100%
=10 x 0,025 = 10,2 x N2 = 10,6 ml x 0,0245 x 22,52 / 194 x 100%
= 10 x 0,025/10,2 =3,014%
= 0,0245 N
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai