Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

PENETAPAN KADAR CUSO4.5H2O SECARA IODOMETRI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik yang dibina oleh
Ibu Nur Patria Tjahyani

Kelompok 4
Nama anggota :
Arzaq Nurhadi Fadhilah P1337434319013
Putri Wijayanti P1337434319023
Dwi Eristasari P1337434319021
Yunita Listianingsih P1337434319029
Frida Givan Insani P1337434319030

SARJANA TERAPAN TEKNIK LABORATORIUM MEDIK


TINGKAT 1
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2019
TITRASI IODOMETRI

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar (N) CUSO4.5H2O yang sebenarnya.

II. PRINSIP
Iodometri merupakan reaksi reduksi oksidasi yang melibatkan Iodium
ditambahkan dengan KI berlebih sehingga terbentuk I2. Kemudian dititrasi dengan
Na-tio sampai terbentuk warna biru kehijauan dengan bantuan indikator Amylum.

III. REAKSI

2 CuSO4 + 4KI → CuI + I2 + 2K2SO4

IV. DASAR TEORI


Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan
pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika
dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan
stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah dan
mudah. (Rivai, 1995: 98).
Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Salah satu
jenis titrasi redoks adalah titrasi iodometri. Iodometri adalah analisa titrimetri yang
secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti Fe3+, Cu2+, dimana zat
ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Metode titrasi
iodometri (tak langsung) menggunakan larutan Na2S2O3 sebagai titran untuk
menentukan kadar iodium yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks. Garam ini
biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3 5H2O larutan tidak boleh
distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi distandarisasi dengan
standart primer, larutan tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Tembaga murni
dapat digunakan sebagai standart primer untuk natrium tiosulfat.
Adapun indikator yang digunakan dalam titrasi iodimetri adalah indikator
Amylum, dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin
dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna
ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti carbon tetra clorida dan
cloroform. Namun demikian, larutan dari kanji lebih umum dipergunakan karena
warna biru gelap dari kompleks iodin ─ kanji bertindak dari suatu tes yang amat
sensitif untuk iodin.
Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-
garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan
kalium iodida dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan
natrium tiosulfat baku. (Basset, 1994: 82)
Pada larutan tembaga tiosulfat (CuSO4) endapan coklat yang terdiri dari campuran
tembaga iodidda, CuI dan iod. Iod ini bisa dihilangkan dengan menambahakan
Na2S2O3)
atau asam sulfit dan diperoleh endapan tembaga (I) iodida yang hampir putih (Vogel,
1985). Iodida mudah dioksidasi dalam larutan asam menjadi iod bebas dengan
sejumlah zat pengoksid. Iod bebas ini lalu bisa diidentifikasi dari pewarnaan biru tua
yang dihasilkan dari larutan kanji (Vogel, 1985).
Pada proses iodometri atau titrasi tidak langsung banyak zat pengoksid kuat yang
dapat dianalisis dengan menambahkan KI berlebihan dan mentitrasi iodium yang
dibebaskan. Karena banyak zat pengoksid yang menuntut larutan asam untuk bereaksi
dengan iodida, natrium tiosulfat lazim digunakan sebagai titran. Beberapa tindakan
pencegahan perlu diambil untuk menangani KI untuk menghindari galat.

V. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
1. Buret 1. Na2S2O3 0,1 N
2. Statif 2. CuSO4 10 ml
3. Erlenmeyer 3. KI 10%
4. Pipet tetes 4. Aquadest
5. Pipet gondok 10,0 ml 5. Amylum 1% 1 ml
6. Corong
7. Beker glass
8. Gelas ukur

VI. CARA KERJA


1. Memasukkan secara kuantitatif 10 ml CuSO4 . 5H2O ke dalam erlenmeyer.
2. Menambahkan 40 ml aquadest,dan kemudian 10 ml KI 10 %.
3. Menutup erlenmeyer dengan sumbat gelap kaca.
4. Menitrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga kuning pucat.
5. Menambahkan indikator amylum 1 ml digojog kuat.
6. Melakukan titrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga warna putih susu.

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


a. Hasil Pengamatan

Percobaan 1 4,9 mL
Percobaan 2 4,8 mL
Rata-rata 4,85 mL

b. Perhitungan
 Diketahui:

1. Volume titrasi 1 = 4,9 mL


2. Volume titrasi 2 = 4,8 mL
3. Rata-rata volume = 4,85 mL
4. N Na2S2O3 = 0,1129 N

 Jawab:
249,68
N CuSO 4 x V CuSO 4 x
Kadar CuSO4.5H2O = 1 x 100%
10 ml sampel x 1000
0,1129 x 4,85 x 249,68
= x 100%
10 x 1000

= 136,69

= 1,36 %
VIII. PEMBAHASAN
Percobaan Iodometri dilakukan untuk mengetahui kadar CuSO4 yang sebenarnya
dengan cara mentitrasikan CuSO4 pada larutan KI + Aquadest hingga TAT warna
kuning pucat. Kemudian larutan ditambahkan indikator Amylum dan dititrasikan lagi
dengan Na2S2O hingga TAT warna putih susu. Titrasi harus dilakukan dengan cepat.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya oksidasi iodida oleh udara bebas.
Dan untuk meminimalisasi terpaparnya larutan KI terhadap cahaya yang
menyebabkan larutan KI teroksidasi. Pengocokan saat menambahkan Amylum juga
berpengaruh pada saat melakukan titrasi.
Volume yang digunakan untuk titrasi sebesar 4,85 mL. Kemudian untuk
mengetahui N CuSO4 yang sebenarnya, kami melakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus:

Mr
N CuSO 4 x V CuSO 4 x
Kadar CuSO4.5H2O = 1 x 100%
ml sampel x 1000

Dan dari perhitungan diatas kami memperoleh hasil 1,36%.

IX. SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan yang kami lakukan maka didapat
kadar (N) CuSO4 yang sebenarnya yaitu 1,36%.
LAMPIRAN
Daftar Pustaka

Vogel. 1985. Analisa Anorganik Kalitatif makro dan semimikro.Jakarta: PT Kalman Media
Pusaka.
https://www.academia.edu/37491482/Penentuan_kadar_CuSO4_dengan_metode_iodometri
https://www.academia.edu/7025051/laporan_praktikum_titrasi_iodometrik
http://ineshapuspita.blogspot.com/2012/06/praktek-iodometri-penentuan-kadar-cuso4.html
Mengetahui, Semarang, 27 Oktober 2019
Dosen Pengampu Praktikan

Arzaq Nurhadi F ( )
Putri Wijayanti ( )
Dwi Eristasari ( )
Yunita L ( )
Nur Patria Tjahjani, S.Si.Apt., M.Si.Med Frida Givan I ( )

Anda mungkin juga menyukai