Anda di halaman 1dari 20

BAB VI

TITRASI IODOMETRI

6.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami proses serta tahapan-tahapan dana iodometri.
2. Menentukan konsentrasi tiosulfat.
3. Mengetahui perubahan warna yang terjadi penambahan larutan iodo.
4. Memahami konsep dasar reduksi dan oksidasi.
5. Menentukan kadar sampel dengan metode iodometri

6.2 Teori Dasar


Titrasi iodometri yaitu salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium,
titrasi iodium merupakan termasuk jenis titrasi tidak langsung. Titrasi ini dapat
menetapkan suatu senyawa yang memiliki potensial oksidasi yang lebih besar
daripada iodium-iodida atau senyawa yang bersifat oksidator.[16]

Gambar 6.1 Titrasi iodometri


(Sumber: https://www.kimia100.com/2020/02/titrasi-iodimetri.html)

Indikator yang digunakan dalam proses standarisasi ini adalah indikator


amilum 1%. Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi
dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan

96
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

amilum tidak dititrasi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus
dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan sifat I2 yang mudah menguap. Pada
titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna
biru mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Penggunaan indikator ini
untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi.
Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-
amilum memiliki kelarutan yang kecil dalam air, sehingga umumnya ditambahkan
pada titik akhir titrasi. [17]

Gambar 6.2 Penambahan Amylum


(Sumber: https://muthiaura.wordpress.com/2012/06/14/titrasi-reduksi-oksidasi/)

Perbedaan titrasi iodometri dan iodometri:


iodometri = titrasi dilakukan secara langsung
iodometri = titrasi dilakukan secara tidak langsung, yang mana menggunakan
larutan Va2S2O3 sebagai larutan titrasi keduanya, iodometri dan iodimetri
menggunakan larutan yang sama yaitu I2 (iodium).
titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya
reaksi redoks. Reaksi ini hanya dapat berlangsung jika terjadi interaksi dari
senyawa/unsur/ion yang bersifat oksidator dengan unsur/senyawa/ion yang bersifat
reduktor. [18]

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 97


BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Titrasi redoks banyak digunakan untuk penentuan kadar logam atau


senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor.[19]
Volumetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran volume selama
pelaksanaan analisis. Analisis volume biasanya disebut analisis titrasi atau titrasi.
Yang diukur adalah volume suatu larutan. Konsentrasi larutan pasti disebut titran
dan perlu bereaksi sempurna dengan banyak titran. Analisis suara adalah analisis
kuantitatif di mana kandungan dan komposisi sampel ditentukan berdasarkan
volume reaksi (volume yang diketahui) yang ditambahkan ke larutan zat uji sampai
komponen yang ditentukan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut.
Metode volumetrik atau biasa disebut metode titrasi merupakan metode
analisis yang biasanya dilakukan dalam analisis kuantitatif. Larutan dengan
konsentrasi yang diketahui disebut larutan standar atau titran, dan larutan yang
konsentrasinya akan ditentukan disebut juga larutan titrasi. Titrasi dengan memutar
keran buret, dan titran akan memasuki labu Erlenmeyer yang diguncang perlahan.
Titik akhir titrasi terjadi saat terjadi perubahan warna, yang dapat dilihat dari
substansi penunjuk yang disebut indikator Analisis volume merupakan suatu teknik
untuk menentukan jumlah sampel melalui perhitungan volume. Analisis volume
biasanya disebut titrasi dan memiliki dasar, yaitu menentukan Sampel mengacu
pada volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Mengingat
pengukuran volume tidak hanya terjadi pada reaksi yang berbentuk larutan, tetapi
juga pada reaksi yang belum dititrasi, maka istilah tersebut untuk menghindari
kerancuan.
Penentuan volume dilakukan dengan titrasi, yaitu larutan standar dalam
buret (dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui) secara bertahap
ditambahkan dari buret ke larutan yang ditentukan atau dititrasi hingga keduanya
benar-benar bereaksi dan mencapai jumlah yang setara. dari solusi standar Sama
dengan nol
ekuivalen larutan yang dititrasi dan titik titrasi dinamakan titik ekuivalenatau titik
akhir titrasi. Titik akhir titrasi disebut juga titik saat dimana suatuindikator
mengalami perubahan, perubahan indikator mungkin berupa:
a.Perubahan warna.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 98


BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

b.Pembentukan suatu prespitan.


Pada umumnya perubahan indikator tidak terjadi tepat pada titik ekivalen,
tetapi beberapa saat setelah titik ekivalen tercapai. Indikator yang paling baik adalah
indikator dimana selisih antara titik ekivalen dan titik akhir titrasi adalah sekecil-
kecilnya sehingga kesalahan titrasi menjadisekecil-kecilnya pula. Kesalahan titrasi
sama dengan selisih titik ekivalendan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui
kesempurnaan berlangsungnyareaksi antara larutan baku dan larutan yang akan
dititrasi digunakan suatuzat kimia yang akan dikenal sebagai indikator, yang dapat
membantu dalammenentukan kapan penambahan titran harus dihentikan. Bila
reaksi antaralarutan yang dititrasi dengan larutan baku telah berlangsung
sempurna,maka indikator harus memberikan perubahan visual yang jelas pada
larutan.Titik pada saat indikator memberikan perubahan disebut titik akhir
titrasidan harus dihentikan.
Oksidasi adalah suatu proses pelepasan suatu elektron atau lebih atau
bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur. Reduksi adalah suatu proses
penangkapan suatu elektron atau lebih atau berkurangnya bilangan oksidasi dari
suatu unsur, Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung serentak. Dalam reaksi ini
oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadilah suatu
reaksi sempurna.
Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi
(iodometri) dan ion anoda digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri).
Beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara
langsung dengan iodium.
Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titan dan
ahait. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik
akhir, meskipun demikian penggunaan indikator yang dapat berubah warnanya
dengan adanya kelebihan titran juga sering digunakan. Titrasi yang dilakukan
melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu titrasi langsung dan tidak
langsung.[20]
Titrasi iodometri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat,
natrium tiosulfat,. Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama, warna

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 99


BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

larutan iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikator
sendiri. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan kanji,, karena warna tua
dari kompleks kanji dalam iodium dipakai untuk suatu uji peka terhadap iodium.[7]
Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator
berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat. Dimana zat-zat oksidator ini
direduksi terlebih dahulu dengan Kl ditentukan kembali dengan larutan natrium
tiosulfat. Metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung
oksidator misal (l2, Fo III), Cu (II) dan lain sebagainya. Sehingga mengetahui kadar
suatu zat bersatu mengetahui mutu dan kualitasnya.[21]

Gambar 6.3 Hasil Akhir Titrasi


(Sumber: https://muthiaura.wordpress.com/2012/06/14/titrasi-reduksi-oksidasi/)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 100
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

6.3 Metode Penelitian


6.3.1 Skema Proses
a. Standarisasi Larutan Na2SO3

Siapkan alat dan bahan

Ambil 10 ml K2C2O7 dan masukan ke dalam labu iod

Tambahkan 10 ml larutan HCl 4 N

Tambahkan 10 ml larutan KI 10%

Kocok larutan hingga homogen dan simpan di ruang gelap

Masukan larutan Na2S2O3 pada buret

Titrasi larutan Na2S2O3, hingga terjadi perubahan warna

Tambahkan 7 tetes amilum 1% hingga biru tua

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 101
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Kocok larutan

Lanjutkan titrasi hingga warna berubah

Volume yang digunakan pada titrasi

Hitung konsentrasi thiosulfat

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 6.4 Standarisasi Larutan Na2SO3

b. Penentuan Kadar Sampel

Siapkan alat dan bahan

Ambil 10 ml larutan CuSO4 masukan ke dalam labu iod

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 102
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Tambahkan 10 ml HCl 4 N

Tambahkan 10 ml KI 10%

Kocok larutan hingga homogen lalu simpan di ruang gelap

Masukan larutan Na2S2O3 ke dalam buret

Titrasi larutan Na2S2O3

Tambahkan 7 tetes amilum 1%

Kocok larutan

Lanjutakan titrasi hingga warna berubah

Catat volume yang di gunakan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 103
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Hitung kadar Cu pada sampel

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 6.5 Penentuan Kadar Sampel

6.3.2 Penjelasan Skema Proses


a. Standarisasi Larutan Na2SO3
1. 10 ml K2Cr2O7 0,1 N diambil dan dimasukan ke dalam labu iod dengan pipet
volume
2. Ditambahkan 10 ml larutan HCl 4 N
3. Ditambahkan 10 ml larutan KI 10%
4. Larutan dikocok hingga homogen dan diterapkan pada tempat yang gelap
selama 2 menit.
5. Larutan Na2S2O7 dimasukan kedalam buret
6. Na2S2O7 dititrasi sehingga terjadi perubahan warna dari coklat menjadi
kuning kehijauan.
7. 7 tetes amilum 1% ditambahkan hingga menjadi biru tua
8. Larutan dikocok
9. Titrasi dilanjutkan hingga warna larutan berubah menjadi warna biru muda
bening
10. Volume yang digunakan pada titrasi dicatat

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 104
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

11. Konsentrasi tiosulfat dihitung.


b. Penentuan kadar Sampel
1. Alat dan bahan disiapkan
2. 10 ml larutan CuSO4 diambil dan masukan kedalam labu iod dengan pipet
volume
3. 10 ml HCl 4N ditambahkan
4. 10 ml KI 10% ditambahkan
5. Larutan dikocok hingga homogen dan ditempatkan ditempat gelap selama 2
menit.
6. Na2S2O3 dimasukan kedalam buret
7. Larutan Na2S2O3 dititrasi hingga perubahan warna terjadi dari coklat
menjadi kuning kehijauan
8. Amilum 1% ditambahkan 7 tetes
9. Larutan dikocok
10. Titrasi dilanjutkan hingga terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan
menjadi putih susu.
11. Volume dicatat yang digunakan pada saat titrasi
12. Kadar Cu pada sampel dihitung
6.3.3 Gambar Proses
a. Standarisasi Larutan Na2S2O3
Tabel 6.1 Standarisasi Larutan Na2S2O3
Gambar Keterangan
Ambil larutan K2C2O7 0,1 N dengan
pipet volume ke labu iod

Tambahkan 10 ml HCl 4 N

HCl 4N

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 105
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Tambahkan 10 ml KI 10%

KI 10%

Kocok larutan hingga homogen lalu


simpan di tempat gelap selama 2 menit

Masukan Na2S2O3 pada buret

Titrasi larutan Na2S2O3 hingga terjadi


perubahan warna dari coklat ke kuning

Tambahkan 7 tetes amilum 1% hingga


Amilum 1%
menjadi biru

Kocok larutan hingga homogen

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 106
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Lanjutkan titrasi hingga warna berubah


menjadi warna biru muda bening

Volume yang di gunakan pada saat titrasi


di catat

6.3.3.2 Penentuan Kadar Sampel


Tabel 6.2 Penentuan Kadar sampel
Gambar Keterangan
Ambil CuSO4 10 ml dengan pipet
volume masukan ke dalam labu iod

CuSO4

Tambahkan 10 ml HCl 4 N

HCl 4N

Tambahkan 10 ml KI 10%

KI 10%

Kocok larutan hingga homogen dan di


tempatkan di tempat gelap selama 2
menit

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 107
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Masukan Na2S2O3 ke dalam buret

Titrasi larutan Na2S2O3 hingga terjadi


perubahan warna dari coklat tua
menjadi kuning kehijauan

Masukan 7 tetes amilum 1%

Amilum
1%

Kocok larutan

Lanjutkan titrasi hingga warna


berubah dari kuning kehijauan
menjadi putih susu

Catat volume yang digunakan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 108
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

6.4 Alat dan Bahan


6.4.1 Alat
1. Labu ukur : 4 buah
2. Labu Erlenmeyer Iod Corong : 2 buah
3. Buret : 1 buah
4. Pipet Volume : 1 buah
5. Ball Pipet : 1 buah
6. Gelas Kimia : 3 buah
7. Pipet tetes : 1 buah
8. Statif : 1 buah
9. Klem : 1 buah
10. Corong Kaca : 1 buah
6.4.2 Bahan
1. Aqua dm : Secukupnya
2. NaS2O3 : Secukupnya
3. K2Cr2O7 0,1 N : 20 ml
4. Amilum 1% : 14 tetes
5. CuSO45H2O : 20 ml
6. KI 10% : 40 ml
7. HCl 4N : 40 ml

6.5 Pengamatan Data


a. Zat Pada Iodometri
Tabel 6.3 Zat Pada Iodometri

No Nama Zat Bentuk Warna Bau Sifat

1 Na2S2O3 Cair Tidak Tidak berbau Oksidator


Berwarna

2 K2Cr2O7 Cair Orens Berbau Oksidator

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 109
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

3 Amilum 1% Cair Putih Tidak berbau Indikator

4 CuSO45H2O Cair Biru Tidak berbau Oksidator

5 KI 10% Cair Tidak Tidak berbau Reduktor


Berwarna

6 HCl 4 N Cair Tidak Berbau Oksidator


Berwarna

b. Pengamatan Standarisasi Larutan Na2S2O3


Tabel 6.4 Pengamatan Standarisasi Larutan Na2S2O3
Titrasi Volume Volume Volume Rata- Warna saat di Warna titrasi
awal akhir titrasi rata tambah indikator akhir
amilum
sebelum Sesudah
1 0 ml 10,5 ml 10,5 ml 10,9 Kuning Biru tua Biru muda
kehijauan bening
2 10,5 ml 22,2 ml 11,3 ml 10,9 Kuning Biru tua Biru muda
kehijauan bening

c. Pengamatan Penentuan Kadar Cu dan CuSO45H2O


Tabel 6.5 Pengamatan Penentuan Kadar Cu dan CuSO45H2O
Titrasi Volume Volume Volume Rata- Warna saat Warna akhir
awal akhir titrasi rata ditambahkan
indikator amilum
Sebelum Sesudah
1 2,8 ml 8,5 ml 5,7 ml 5,85 Kuning Coklat Putih susu
ml kehijauan tua
2 8,5 ml 14,5 ml 6 ml 5,85 Kuning Coklat Putih susu
ml kehijauan tua

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 110
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

6.6 Pengolahan Data


6.6.1 Perhitungan
A. Standarisasi Tiosulfat (Na2S2O3)
Diketahui :
Ditanyakan : 1. Volume titrasi
2. Konsentrasi larutan Na2S2O3
Jawab :
1. Volume titrasi
Vt Standarisasi Na2S2O3
➔ Vt = Vt1 + Vt2 = 10,5 + 11,3 = 2,18 = 10,9ml
2 2 2
2. Konsentrasi Larutan Na2S2O3
N1V1 = Na2V2
N1.10,9 = 0,1.10
N, 10,9 = 1
10,9 = N1
1
N1 = 10,9 = 10,9 ml
1

B. Vt = Vt1 + Vt2 = 5,7 + 6 =


2 2
mol Cu(a) = mol Na2S2O3
mol Cu = N . Na2S2O3 x Vt (L)
= 10,9 N x 0,0199 l
= 0,11881 mol
mol Cu(b) = mol Cu(a) x V labu
V pipet
= 0,1181 x 0,05
0,01
= 0,11881 x 5

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 111
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

= 0,59405 mol
mol Cu = mol cu(b) x Ar Cu
= 0,59405 x 63,5
= 37,7221
% Cu = massa Cu x 100%
massa sampel
= 37, 7221 x 100%
62,375
= 0,6047 x 100%
= 60,47%
6.6.2 Reaksi
1. Reaksi standarisasi Na2S2O3
Reaksi sebelum titrasi :
Reduksi : Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + H2O (x1)
Oksidasi : 2 I- I2+2e- (x3)
Redoks : Cr2O72- + 14H+ + 6I- 2Cr3+ + I2 + H2O
Reaksi Setelah dititrasi :
Oksidasi : I2 + 2e- 2I
Reduksi : 2S2O32- S4O62- + 2e-
Redoks : I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Reaksi pembentukan:
KIO3 + 5 KI + 3H2SO4 3I2 + 3K2SO4 + 3H2O
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

2. Reaksi penentuan kadar Cu

Reaksi sebelum dititrasi :


Reduksi : Cu2+ + e- Cu+ (x1)
Oksidasi : 2 I- I2 + 2e- (x3)
Redoks : 2Cu2+ + 2I- 2Cu+ + I2
Reaksi Setelah dititrasi :
Oksidasi : I2 + 2e- 2I

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 112
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Reduksi : 2S2O32- S4O62- + 2e-


Redoks : I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Reaksi pembentukan :
2CuSO4.5H2O 2CuI + I2 + 2K2SO4 + 10H2O
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

6.7 Analisa dan Pembahasan


Proses titrasi Iodometri adalah suatu titrasi tidak langsung dimana titrasi
menggunakan larutan standar Na2S2O3 sebagai titran. Penambahan indikator kanji
di akhir di karenakan kanji akan mengadsorbsi I2 dalam larutan. Sehingga I2 tidak
dapat bereaksi dengan Na2SO3.
Penggunaan labu Erlenmeyer asah karena reaksi percobaan ini
menghasilkan iod bebas apabila tidak ditutup atau tidak menggunakan erlenmeyer
asah maka iod bebas ini akan bereaksi dengan oksigen diudara. Jika oksigen
masuk maka ia akan bereaksi dengan I2- pada larutan maka akan menyebabkan
terbentuknya I2. Jadi, penggunaan erlnmeyer asah berguna untuk mengurangi
jumlah oksigen yang masuk kedalam sampel.
Standarisasi larutan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan
secara teliti.
Pada saat pemindahan larutan K2Cr2O7 ke dalam labu iod tidak boleh
langsung ke dasar melainkan sedikit dimiringkan agar tidak terjadi bumping.
Larutan KI ditutup dengan aluminium foil karena mudah terkontaminasi dengan
udara dan terhindar dari kotoran.
Fungsi HCl ditambahkan terlebih dahulu untuk mentitrasi pada suasana
asam agar berikatan KI untuk menghasilkan iodium, pada penentuan kadar sampel
berubah warna karena adanya Cu. Jika Na 2S2O3 telah ditambahkan KI dan HCl
harus disimpan dalam ruang gelap agar tidak teroksidasi bila terkena sinar matahari.
Dan bila terlalu lama di ruang gelap maka akan membuat larutan pecah dan akan
ada endapan hitam (ion sulfur).

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 113
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

Peranan KI pada titrasi digunakan sebagai penyedia iodium dan iodida,


sebagai reduktor Na2S2O3, KI sendiri mengalami oksidasi dan hasilnya akan
membebaskan I2 (sebagai sumber I2).
Fungsi dari penambahan HCl yaitu hanya sebagai katalis atau mempercepat
suatu reaksi. Dan fungsi dari penambahan amilum yaitu untuk mempermudah dan
memperjelas melihat perubahan warna saat titik akhir titrasi.
Proses titrasi dilakukan dua kali, agar didapat data pengamatan yang dapat
dibandingkan, dimana data akhir adalah rata-rata yang didapat dari hasil percobaan
penetapan konsentrasi.
Penyimpanan di ruangan gelap terlebih dahulu karena sifat dari larutan
iodometri yang mengandung iodium yang sangat peka terhadap oksigen apabila
dibiarkan terkena sinar akan menyebabkan pH asamnya terus naik dan itu sangat
sulit untuk dilakukan titrasi dengan larutan thiosulfat karena untuk melakukan
titrasi keadaan pH larutan iodium harus dalam keadaan asam lemah atau netral
tetapi apabila terlalu basa juga tidak bagus karena akan terjadi endapan iodium.
Titrasi dilakukan dalam suasana asam karena dalam keadaan alkali akan
terbentuk iodat yang terbentuk dari ion hipoiodit yang merupakan reaksi mula-mula
anatara iodin dan ion hidroksida.
penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi
dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod yang akan menyebabkan amilum
sulit dititrasi untuk kembali ke senyawa semula.
Pada titrasi ini pH harus diawasi karena dalam pH asam akan sangat sulit
untuk dilakukan titrasi dengan larutan thiosulfat karena untuk melakukan titrasi
keadaan pH larutan iodium harus dalam keadaan sedikit basa kemudian apabila
terlalu basa juga tidak bagus karena akan terjadi endapan iodium. Maka dari itu, pH
haru tetap diawasi agar tetap dalam keadaan sedikit basa.
Pada saat titrasi berlangsung dengan tetes supaya tidak berlebihan, karena
jika lebih satu tetespun akan mengakibatkan perubahan warna yang tidak sesuai
seharusnya (melebihi titik akhir) dan menyebabkan endapan. Penambahan amilum
harus dilakukan di tengah-tengah agar tidak bereaksi dengan I2 dan tidak terjadi
senyawa kompleks.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 114
BAB VI TITRASI IODOMETRI KELOMPOK 2

6.8 Kesimpulan
1. Dapat menentukan konsentrasi tiosulfat dengan menggunakan rumus N1 x
V1 = N2 x V2. Pada praktikum telah mendapatkan tiosulfat 10,9 ml.
2. Perubahan warna yang terjadi pada setiap penambahan larutan ke larutan
Na2S2O3 dari perubahan warna coklat hingga ke biru bening ditambah 7
tetes amilum 1% untuk memperjelas warna akhir
3. Reduksi : Suatu penangkapan satu elektron atau lebih dan berkurangnya
bilangan oksidasi.
Oksidasi : Suatu pelepasan elektron atau lebih dan bertambahnya bilangan
oksidasi.
4. Reduksi : penurunan bilangan oksidasi dan bertambahnya elektron
Reaksi redoks dapat dijadikan sebagai dasar titrasi apabila memenuhi
persyaratan umum sebagai berikut:
1) Reaksi harus cepat dan sempurna.
2) Reaksi berlangsung harus berlangsung secara stoikiometri. Sehingga
terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor (dapat dihitung)
3) Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator
redoks
Oksidasi : peninngkatan bilangan oksidasi dan berkurangnya elektron
5. Penentuan kadar sampel dengan metode iodometri menggunakan rumus
% Cu = massa Cu x 100% dan kadar-kadar sampel didapatkan 60,47
massa sampel

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 115

Anda mungkin juga menyukai