TINJAUAN PUSTAKA
oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi. Titrasi oksidimetri adalah titrasi
terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan standar zat pengoksidasi
dengan larutan standar zat pereduksi. Titrasi iodometri tidak langsung, pada titrasi ini
natrium tiosulfat digunakan sebagai titran dengan indikator larutan amilum. Natrium
tiosulfat akan bereaksi dengan larutan iodin yang dihasilkan oleh reaksi antara analit
titrasi mendekati titik ekivalen karena amilum dapat membentuk kompleks yang
setelah sampel dititrasi. Analisis ini sangat sulit dilakukan secara langsung
untuk sampel yang berwarna seperti bumbu dapur. Salah satu kelemahan iodometri
1. hilangnya iodat sebagai iodium (I2) pada saat ditambahkan KI, sebagaimana
mereduksi iodat menjadi iodium. Pada saat inilah kemungkinan iodium yang
2. bereaksinya iodium yang dihasilkan dengan air (hidrolisis) dan hasil reaksinya
Sehingga iodium dalam bentuk senyawa lain belum tentu bisa diukur oleh
metode ini.
4. kepekaan dari indikator amilum yang berkurang pada sampel yang berwarna
dikarenakan Br2 yang terbentuk dari BrO3- dapat merusak dari indikator organic
yang bersifat reversible. Warna dari indikator dapat terlihat pada saat titrasi sehingga
sebagai senyawa anorganik dapat stabil terhadap reaksi dari Br2 dan dapat berfungsi
sebagai indikator yang reversible untuk titrasi bromatometri. Tidak hanya itu,
senyawa ini dapat berfungsi tanpa mengurangi reaktan dikarenakan akhir dari titrasi
Titrasi bromatometri, pada titrasi ini zat yang digunakan larutan standar
kalium bromat (KBrO3) karena hasil titrasinya berupa bromin dengan jumlah
kuantitas yang bisa diketahui. Bromin yang terbentuk kemudian dengan mudah dapat
organik. Bromida berlebih yang relatif terhadap bromat terdapat pada kasus-kasus
semacam ini, sehingga jumlah bromin yang dihasilkan dapat dihitung dari jumlah
KBrO3 yang diambil. Biasanya, bromin dihasilkan apabila terdapat kelebihan pada
berbeda seperti padat, cair, atau gas atau dalam bentuk lain sebagai unsur, senyawa
berat seperti besi, kobal dan kromium yang sangat lazim di alam karena penggunaan
industri yang tinggi. Kelarutan dari unsur-unsur logam dan logam berat dalam badan
perairan dikontrol oleh derajat keasaman air, jenis, konsentrasi logam dan kelat serta
membran cair telah banyak dipublikasikan. Sebagian besar laporan studi literatur
ke dalam membran cair sebagai mediator untuk memacu proses transpor ion logam
tersebut dalam pemisahan telah banyak diuji keakuratannya. Zat pembawa berfungsi
sebagai ligan yang mampu menarik dan menseleksi ion-ion logam yang diinginkan
di fasa tertentu dan menghantarkannya ke fasa lain berdasarkan kelarutan ion pada
antar muka dan kompetisinya dalam pembentukan kompleks (Putri dkk, 2014).
Zat yang digunakan sebagai penitrasi disebut zat baku atau zat standar. Zat
baku dapat dikelompokkan menjadi zat baku primer dan zat baku sekunder. Suatu zat
dimasukkan ke dalam kategori zat baku primer bila memenuhi syarat antara lain
memiliki kemurnian tinggi , mudah dimurnikan, stabil dalam waktu lama, stabil
(6 bulan), dan memiliki massa molekul relatif yang pasti. Zat baku primer tidak
konsentrasinya dalam larutan yang dibuat secara kuantitatif pula akan dapat
de Hahn, Hannover, federal Republik Jerman. Memiliki berat molekul 145,16 g/mol,
titik leleh 76oC, titik didih 266,6oC, dan kelarutan air sekitar 4 mmol/liter.
dibuat dalam larutan yang sudah diatur pada pH 12,5 dengan menggunakan
Suatu kompleks akan terbentuk antara suatu kation atau logam dengan
beberapa molekul netral atau ion donor elektron. Kation atau logam tersebut
berfungsi sebagai ion pusat sedangkan molekul netral atau ion donor
PENDAHULUAN
sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar
primer. Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya
sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi
sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk
banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies
(atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan konsentrasinya
metode titrasi. Metode titrasi yang digunakan adalah metode titrasi iodometri dan
metode titrasi tidak langsung. Metode titrasi iodometri merupakan metode titrasi
yang murah, akurat dan dapat diterapkan dan dianalisis secara rutin. Metode titrasi
pada bumbu dapur, analisis vitamin C pada berbagai macam buah-buahan, dan
logam dengan 8-hidroksikuinolin, dimana pada percobaan ini akan diukur kadar
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami reaksi
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar logam tembaga (Cu)
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan kadar logam Cu dengan senyawa
penyaringan dibersihkan dari zat pengotornya dan dilarutkan dengan HCl panas,
METODE PERCOBAAN
larutan oksin 2 % dalam pelarut etanol, KBr 0,5 gram, larutan KBrO3 0,1 N, larutan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu ukur 50 mL, gelas
kimia 400 mL, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 100 mL, pipet volume 25 mL, pipet
volume 10 mL, labu erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 10 mL, bulb, pipet tetes,
buret 50 mL, kertas saring Whatman nomor 42, statif, klem, corong, batang
pengaduk, sendok tanduk, sikat tabung, termometer 100 ºC, tissue roll, alat pemanas
2-3 tetes, kemudian dititrasi kembali hingga larutan menjadi tidak berkeruh. Setelah
kimia 400 mL. Lalu, ditambahkan larutan buffer asetat sebanyak 3 tetes. Selanjutnya,
tetes demi tetes larutan oksin 2 % dalam alkohol sambil diaduk hingga terbentuk
endapan warna kekuningan. Dipanaskan beberapa menit pada suhu 60-70 oC,
kemudian disaring menggunakan kertas saring nomor 42. Endapan dicuci dengan air
25 mL HCl 4 N panas. Lalu, ditambahkan 0,5 gram KBr dan 3 tetes indikator
metil orange. Kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku KBrO3 0,1 N hingga
terbentuk warna kuning muda dan dicatat volume titran yang digunakan. Setelah
segera ditutup dengan aluminium foil dan disimpan di tempat tertutup kurang lebih
baku Na2S2O3 0,05 N. Saat mendekati titik akhir titrasi, indikator amilum
Na2S2O3 0,05 N sampai titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan